Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Gara-Gara Terjerat Hutang Anak Sendiri Di Tumbalkan


Karena himpitan ekonomi di tambah dengan hutang yang menumpuk dan telah jatuh tempo harus segera di lunasi, membuat Janik berpikiran pendek.
Dalam keadaan bingung dan tertekan dia lari kepada dukun sakti yang konon bisa membantu kesulitannya. 

Di depan nyi seketi, janik mengutarakan maksudnya. Nyi Seketi mengangguk-angguk, dia lalu memberikan syarat kepada Janik untuk membawakan bayi yang masih merah hidup atau mati untuk di jadikan tumbal. Sebenarnya sangat berat bagi Janik memenuhi permintaan itu tapi karena tidak ada pilihan lain dia menyanggupi. 

Untuk memudahkan usahanya janik hilir mudik di sekitar klinik bersalin. Secara kebetulan di sebuah klinik ada ibu yang melahirkan bayinya dan mati. Janik berfikir kalau membawa bayi yang sudah mati mungkin sang ibu tidak akan terlalu merasa kehilangan. 

Dengan berpura-pura sebagai kerabat Janik mengambil bayi itu lalu membungkus dengan kain dan membawanya. Tiba di gubuk nyi Seketi janik menyerahkan bayi tersebut, tanpa banyak kata nyi Seketi memotong bayi itu dan memakan tiap potongnya seperti memakan ayam goreng. Janik yang melihat jadi mual dan enek tapi dia diam saja. 

Karena kekenyangan nyi Seketi tidak memakan semuanya hanya memakan tangan, kaki dan jantungnya. sisanya dia meminta Janik untuk menguburnya. Lalu janik membungkusnya dengan kain dan menguburkannya di belakang gubuk nyi Seketi. 

"Lalu bagaimana dengan permintaan saya Nyi? tanya Janik.

"Pulanglah apa yang kau inginkan sudah terpenuhi utang-utangmu bakal lunas !" Jawab nyi Seketi. 

Akhirnya Janik pulang ke rumah. sesampainya di rumah istrinya memberi kabar gembira. 

"Mas aku dapat hadiah seratus juta dari undian sabun, utang-utang kita bakal lunas, kita takkan jadi gembel jalanan," seru istrinya girang bukan main. 
Janik teringat nyi Seketi. Dalam pikirannya, tak salah aku datang kesana. Janik tersenyum kepada istrinya, tapi dia tidak menceritakan kepergiannya ke tempat dukun pesugihan.

Selanjutnya hidup Janik seperti ketiban pulung dan kehidupannya berubah 180 derajat. Kini dia menjadi orang yang kaya raya, dan apa yang dia ingin mampu dia beli. Kebahagiaan Janik makin bertambah saat istrinya hamil anak yang ketiga. Dengan penuh kasih sayang Janik menjaga istrinya hingga tiba waktunya melahirkan. 

Betapa terkejut dan terpukulnya Janik saat anaknya telah lahir, wujudnya sungguh memprihatinkan dan mengerikan. Selain tidak memiliki kedua tangan dan kaki, jantung bayi juga mengalami kelainan. Tak terbayangkan betapa shock, sedih dan terpukul Janik mendapati anaknya yang terlahir cacat itu. 

Tiba-tiba Janik teringat dengan nyi Seketi, jangan-jangan apa yang terjadi ini buah dari perbuatan nyi Seketi dulu yang pernah memakan mayat bayi. Sesungguhnya tumbal yang di maksud nyi Seketi tak lain adalah anaknya sendiri. Penyesalan memang selalu datang terlambat.

Tetapi setelah anaknya berumur dua tahun, Tuhan memanggilnya. Tentu saja Janik dan istrinya merasa sangat kehilangan. Mungkin inilah yang terbaik buat anaknya dalam batin Janik.

Dalam benak Janik masih tersimpan penyesalan yang dalam. Akibat dari nafsu ingin cepat kaya tetapi dengan cara jalan yang sesat, dia mengorbankan keluarganya.

Dalam hati, Janik ingin kembali seperti dulu. Terasa percuma memiliki kekayaan tapi tak mendapatkan kebahagiaan dari kekayaannya. Bersekutu dengan jin atau setan tentu selalu ada konsekuensinya.Mereka tidak akan memberi tanpa ada jaminan dari pengikut-pengikutnya. Dalam kasus Janik merekapun meminta jaminannya yaitu salah satu anggota keluarga Janik.

~SELESAI~
close