Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENARIKAN PUSAKA DI MALAM SATU SURO


JEJAKMISTERI - Sepenggal lirik lagu jawa, membuat aku terbuai dan hanyut dalam kegelapan malam. Hening terbawa embusan angin, menambah aura mistis makin mencekam.

Beberapa sosok nampak jelas di hadapanku.

Namun, dari sekian banyak makhluk gaib, ada 3 wujud goib beserta pusakanya yang berhasil kami dapatkan.

Kisah yang aku dan kerabatku alami beberapa waktu yang lalu tepatnya di malam Satu Suro.

Hari itu tepatnya rabu siang. Aku pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan ritual suroan malam nanti. (Tak perlu aku sebutkan apa saja perlengkapan itu, yah).

Sepulang dari pasar aku langsung menyiapkan segala sesuatunya.

Dan setelah selesai semua, aku beristirahat sejenak, mengumpulkan tenaga untuk malam nanti.

Sejak kepulanganku dari pasar, aku merasakan aura aneh dirumah.

Terasa sesak dan penuh dengan embusan embusan nafas yang entah darimana asalnya.

Semakin kurasa dan semakin pula suasana mistis ada di dalam rumahku.

Niatan hati ingin tidur, tetapi mata enggan terpejam.

Aku pun memilih duduk bersantai di belakang rumahku.

Aku tidak sendiri, adik dan anakku ikut serta.

Suasana malam menjelang satu suro itu, alam bersahabat dan menimbulkan aura mistis yang luar biasa.

Langit bewarna merah merona, angin berembus semilir yang membuat bulu kuduk merinding.

Pukul 17.00 sore. Hadi, adik iparku tiba dan langsung menyusul kami yang saat itu berada di belakang rumah.

"Kita lakukan sekarang ya!" ucap hadi singkat.

"Hah, sekarang? Balasku sedikit kaget.

Aku pun masuk kedalam dan mengambil perlengkapan ritual. Sempet gak yakin, gak percaya.

Emang bisa ya, masih siang gini narik benda pusaka.

Hadi pun memulai ritual.

Aku, adikku dan anak-anak ikut serta dalam penarikan benda itu.

Suamiku tak ikut, karena sore itu ia belum pulang bekerja.

Kami berada di belakang Hadi.

Duduk dengan posisi bersila dan menghadap ke sebuah pohon besar di belakang rumah yang sebelumnya sudah ditebang.

Kini hanya meninggalkan sisa tunggul dan akarnya saja.

Dan di tempat itulah mahluk gaib yang sebelumnya meminta Hadi untuk menarik pusakanya disitu.

"Sini! Ecy...duduk disamping Om Hadi." Perintah Hadi.

Sambil menepuk tanah di sebelahnya.

Ecy pun mendekat walau sedikit takut.

Namun Hadi terus saja menyemangati agar ecy tak merasa takut.

Sebab sosok MG nya, berupa anak kecil dari masa lampau. Usianya sudah 300 tahun lebih. Mungkin seumuran dengan kisah Sun Go Kong. Ia keturunan dari Cina Melayu. Dan masih bersisilah keturunan Raja. Anak itu bernama Chang Sutri. Ia meninggal pada usia 5/6 tahun.

Oh, ya. Ecy adalah putriku.

Menurut penglihatan Hadi.

Anak kecil itu ditinggal oleh orang tuanya pada masa perang dulu.

Dan hingga saat ini Ia terpisah dari Ayah Ibunya.

Ketika Chang Sutri masuk kedalam meditasi Hadi.

Anak itu sedang menangis dan duduk bersedekap seperti orang ketakutan.

Pakaian yang dikenakannya pun seperti anak2 raja pada masa itu.

Memakai sendal sepatu yang berlilitkan tali seperti pendekar. Chang Sutri beragama Hindu. Berbicara bahasa Melayu dan terbata bataTubuhnya kecil, polos dan bersih. Tak ada luka ataupun darah yang biasanya ditemukan di penampakan mahluk lain.

Wajahnya tak begitu pucat karena memang Chang Sutri berkulit putih bersih. Matanya sipit, menandakan bahwa ia memang keturunan Cina. Tetapi ia menggunakan bahasa melayu saat berkomunikasi lewat mediator Mira, adikku.

Kenapa Ecy mesti berada di depan saat penarikan pusaka Chang Sutri? Karena diam2 beberapa hari ini Chang Sutri mengawasi putriku. Ia ingin berteman dan bermain dengn Ecy.

Lewat mediator, Ecy dan Chang Sutri pun berjabat tangan dan bermain congklak ( bahasa di daerah saya).

Senyumnya menandakan ia sangat bahagia bisa berteman dengan Ecy.

Namun tiba - tiba ia menangis tersedu sedu.

Sampai aku pun ikut hanyut dan menangis terharu melihatnya.

"Icy..icy...icy.."

Chang Sutri terus saja memanggil nama putriku.

"Aku tak ada emak, aku tak ada bapak, aku tak ada teman cy".

Kata-kata itu lah yang terus menerus ia katakan sambil beruraian air mata.

Ia menangis, dan terus menagis. Ia tak tahu keberadaan orang tuanya. Aku pun memeluknya sambil mengusap kepalanya.

Chang Sutri jangan menagis. Anggaplah aku Ibumu. Anggaplah Ecy sahabatmu.

Jangan Kau merasa sendirian ya. Kau boleh tinggal disini asal kau jangan menggangu dan mengusik orang - orang disekitar rumahku.

Setelah aku berkata itu. Chang Sutri pun diam dan kembali tersenyum dengan ciri khas keceriaanya.

Sejak saat itu. Chang Sutri selalu aktif. Ia memang tak sering menampakkan wajahnya di hadapan kami.

Namun ciri khas wangi Dupa, menandakan bahwa ia ada disekitar kami.

Lalu Hadi menyuruh kami membaca Alfateha.

Seketika tangan Hadi meraup tanah yang ada dihadapan kami, ia mendapati benda pusaka milik Chang Sutri.

Akan aku sertakan di kolom berbalas yah, bentuk benda pusaka milik Chang Sutri.

Selesai penarikan, kami langsung membereskan semua dan bergegas masuk karena saat sudah menjelang magrib. Hadi pun belum merasa puas kerena telah mendapatkan pusaka Chang Sutri.

Lalu, ia berencana akan menarik beberapa benda lagi.

Hadi dan Mira pun sholat magrib dan wiritan.

Saat itu aku sedang halangan dan tak bisa ikut dalam proses meditasi wiritan tersebut.

Merekaa juga melihat dan menerawang dengan mata batin. Pusaka apa saja yang akan mereka dapatkan di malam satu suro ini.

Tepat pukul.12 malam. Kami berempat Aku, Mira, Hadi dan Suamiku. Berkumpul di belakang rumah.

Kami melakukan meditasi dan mulai utuk ritual penarikan pusaka.

Kata Hadi sih dari penerawangan batinya. Ada 2 benda goib beserta isinya menginginkan untuk ditarik.

Kami pun duduk bersila saling membelakangi.

Sudah jelas pasti bukan lagi 1,2 atau 3.

Tetapi begitu banyak penampakan mahluk gaib.

Ada kuntilanak yang terbang2.

Ada yang berjejer menghadap dan memandangi kami.

Ada yang rambutnya gimbal kusut tak beraturan.

Ada yang rambutnya lurus panjang.

Ada yang bergaun putih bersih.

Ada yang gaunya kotor, kusut dan lusuh.

Ada juga pocong dan mahluk hitam berbulu.

huft...

Nafasku terasa sesak melihat semua itu. Ada yang tertawa cekikikan. Ada yang menjerit. Entahlah, mahluk darimana saja itu.

Yang jelas malam ini rasa takutku hilang sudah, tinggalah rasa penasaran.

Aku pun terus memandangi dan menikmati malam itu. Angin pun bertiup sepoi, membuat gaun kunti tersebut bergerak terhempas angin.

Oh Ya Allah....

Sungguh tak terbayangkan betapa mistisnya malam itu.

Sosok kunti pemilik Paku itu pun bediri menghadapku tak jauh dari tempat kami melakukan meditasi.

Kulihat matanya merah tajam menatapku.

Hadehh...

Sungguh menyebalkan pemandangan itu.

Ada juga Surati, perempuan penunggu pohon nangka di depan rumahku.

Yah..mahluk itu sekarang terlihat lebih cantik dan bersih. Penampakan wajahnya tak membuat aku takut. Wajahnya yang imut, dan tutur sapanya yang lembut. Tak seperti mis kunti yang gosong itu.

Surati pun ikut serta bersama kami dalam ritual malam penarikan pusaka itu.

Hadi pun menyuruh kami fokus dan membaca Alfateha 7x dan setiap 1x Alfateha dengan nafas ditahan.

Setelah kami semua selesai membaca Alfateha.

Hadi menyuruh kami memutar badan yang tadinya membelakangi Hadi kini disuruh merapat ke tubuh Hadi dan berjaga jaga jikalau Hadi berontak ketika menarik benda itu.

Suamiku berada disisi kanan Hadi dan Mira berada disisi kiri Hadi sedangkan aku berada di belakang tubuh Hadi.

Dengan terus berzikir kami membantu Hadi dalam proses penarikan itu.

Ketika Hadi mencengkeram tanah yang telah ditutupi daun pisang itu. Hadi berontak dan mengamuk, itu tandanya ada pertengkaran batin antara Hadi dan pemilik benda itu. Namun bisa langsung diatasi oleh suamiku dan Mira.

"Ambil itu mas.."ucap Hadi sambil menunjuk kearah daun pisang itu.

Suamiku pun langsung mengambilnya.

Dan ketika dibuka...

Nampak 2 buah benda gaib di daun pisang itu.

Lalu...

Kami pun menutup ritual itu dengan doa.

Hadi pun memintaku untuk membacakan doa Nurbuat sebanyak 3x dengan suara keras.

Kata Hadi sih Doa Nurbuat itu ampuh untuk membersihkan diri dari sisa-sisa dan pengaruh negatif dari benda-benda itu.

Dan doa Nurbuat pun bisa menjadi pagar agar nantinya kami semua tidak sakit atau lelah setelah proses penarikan benda goib itu.

Setelah selesai membaca doa- doa, kami pun bergegas meninggalkan tempat ritual itu dan masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, kami pun beristirahat dan sambil menikmati kopi hangat.

Namun, tugas kami belum selesai sampai di sini.

Kami harus menetralisir benda itu dari negatif ke positif agar tak menggangu orang sekitar kami.

Kedua benda itu berbentuk Payung Naga dan Tombak Naga.

Akan aku selipkan gambarnya yah.

tombak dan payung naga.

Yang berbentuk Tombak Naga itu adalah Pusaka milik Raden Karang agung dari Majapahit.

Ia beserta 3 pengawalnya berada di dalam tombak naga itu.

Ia berguna untuk kekuatan dan kekuasaan serta penjagaan.

Pangeran Raden Karang agung itu amatlah gagah perkasa. Tegas dan bijaksana terlihat dari cara bicara nya. Ia menunjukan betapa gagah beraninya bak seperti pangeran kerajaan pada masa itu.

Dan benda pusaka yang satu nya yaitu berbentuk Payung Naga.

Di dalam benda pusaka itu terdapat 2 kepala namun satu badan atau satu kaki.

Pusaka yang siempunya ini berjenis siluman Ular Naga.

Konon ceritanya dahulu 2 jenis ular besar yang berupa wanita dan laki2 itu telah dikutuk sang Raja Ular.

Karena suatu kesalahan makanya mereka dikutuk menjadi Ular Naga berkepala 2.

Mungkin kita sering dengar yah di kehidupan sehari hari...tentang pengertian Ular Kepala 2.

Rupanya memang ada dan nyata.

Dan kita tak boleh mempercayai perkataan atau bicara dari Ular berkepala dua.

Kami pun tak menggubris ucapan kedua ular gencet itu. Kami hanya tertarik dengan bentuknya saja.

Namun setelah di bersihkan. Semua baik- baik saja.

Dan tak terjadi hal hal aneh di rumahku.

Setelah semua selesai.

Kami pun menutup gerbang gaib yang sudah dibuka tadi. Dan proses penarikan benda gaib telah selesai.

Tanpa ada halangan dan rintangan.

Hal ini membuat Aku, Hadi, Mira dan suamiku ketagihan. Dan berniat akan melakukan penarikan benda goib lagi bulan depan.

Ini semua bukan karena kami pemuja benda gaib itu.

Tetapi, khususnya suamiku sangat hobi mengoleksi benda-benda itu. Ia pun mengikuti grup para pecinta benda pusaka kuno.

Maka dari itu kami semua antusias dengan benda-benda pusaka macam itu.

Malam itu pun berlalu. Dan di malam satu Suro tahun ini. Kami mendapatkan oleh-oleh tiga buah benda pusaka. Setelah itu pun kami tak tidur sampai pagi dan melanjutkan dengan wiritan dan berdoa.

Sekian yah cerita dari ku.

Maaf jika kurang berkenan dan ada kata-kata yang tidak sopan atau menyinggung pihak lain.

Mohon jangan salah artikan ceritaku ini.

Aku harap sesama penulis yang budiman bisa saling mengerti dan tidak mengagangu satu sama lain.

Terimakasih

BACA JUGA : KISAH NYATA MISTERIUS: Di Makam Kemangi Kendal, Jawa Tengah

close