Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TAKDIR YANG TIDAK BISA KULAWAN (Part 9)


IBLIS MERAPI

Dalam perjalanan menuju rumah, aku masih terus memikirkan Hani, di fikiranku saat itu hanyalah Hani, namun aku sadar akan sesuatu yang teramat penting, bahwa cinta pertama dan cinta sejatiku haruslah kepada Allah SWT, akupun beristghfar sepanjang perjalanan, karna aku tidak ingin seperti ini, di butakan oleh seorang wanita sampai-sampai aku melupakan cinta sejatiku. Walaupun Hani memanglah seorang wanita yang baik, dan menurutku ialah pilihan terbaik untuk ku, mungkin ia pantas menjadi pendampingku, namun ia tidak pantas menjadi yang nomer satu di hati dan fikiranku, karna sesungguhnya golongan iblis sangat menyukai manusia yang memuja-muja wanita dan harta. 

Ketika aku sedang serius menyetir, tiba-tiba aku mendapatkan pangggilan dari Tomas.

"vin dimana?". Tanyanya

"Lagi otw pulang dari rumah hani, kenapa emang tom?". Tanyaku.

"ada yang mau aku omongin nih, ketemuan yuk sebentar" Ucapnya.

"oh boleh, yaudah di sevel menteng aja ya, lagi di deket sana nih". Jawabku

Tomas pun menyetujuinya, dan kami membuat janji untuk bertemu disana, terbesit rasa penasaran tentang apa yang ingin di sampaikan oleh tomas nanti. Sekitar 10 menit aku pun sampai, karna waktu tomas menelfonku, aku sedang tidak jauh dari tempat ini. Lalu aku pun masuk dan membeli kopi hangat dan menuju lantai 2. Sekitar 20 menit lebih aku menunggu, akhirnya tomas pun datang dan langsung menghampiriku.

" vin, udah lama?". Tanyanya.

"mayan lah, mau ngomong apa tom, tumben dadakan banget kayanya". tanyaku yang penasaran.

"gini vin, kamu kan katanya mau ngekos ya nanti, aku pengen dong ikut". Ucapnya

"hah? lagi gak ngigo kan?". Jawabku keheranan.

"enggalah, aku cuma sedikit kefikiran aja, aku pengen nyobain hidup mandiri bareng kamu vin". Ucapnya

"terus kuliah? bokap? nyokap? setuju?". Tanyaku.

"Kuliah mah tetep jalan vin, ya kalo bokap nyokap mah gampang, kalo aku bilang nge kosnya bareng kamu juga setuju". Ucapnya

"tapi kamu yakin ni sekali lagi? karna selama 3 bulan aku bakal ninggal kamu loh di kosan sendirian? emang bisa nyuci, nyetrika, masak dan lain-lain sendiri?" Tanyaku.

"ia aku udah tau kalo masalah kamu pergi 3 bulan itu, dan masalah nyuci dan lain-lainnya, ya tinggal laundry dan beli makan". Jawabnya.

"ahh ga asik tom kalo gitu, belajar dong". Jawabku.

"emang kamu bisa? nyuci? masak? dll?" Tanyanya.

"engga". Jawabku singkat.

"lah terus, kamu aja gak bisa". Ucapnya

"yaelah tinggal belajar sih, udah tua juga.. oiya nanti setelah 4 bulan aku tinggal sendiri, ayah nyuruh aku untuk kerja sama dia di bengkel, dan aku pengen mulai pergi selama 3 bulan itu, pada bulan ke 2, dan aku pengen di bulan pertama ini, aku pengen kerja dulu nyari duit". Ucapku kepadanya.

"boleh-boleh tuh, ikut dong". Jawabnya yang semangat.

Sekitar hampir 2 jam kami berbincang, kami pun membuat keputusan akhir, yaitu tomas akan ikut denganku selama 1 tahun nanti di kos. Kami pun langsung pergi ke parkiran dan pergi ke rumah masing-masing, karna tomas membawa mobil sendiri. Sesampainya aku di rumah, aku pun langsung pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka, dan pergi menujur kamar. Sesampainya di kamar, aku pun merebahkan badanku di kasur.

"Minggu depan aku akan pergi". gumamku pelan sambil menatap atap kamarku.

Karna aku sudah sangat mengantuk ketika sampai di rumah, aku pun tanpa sadar sudah tertidur sangat lelap. Ke'esokan harinya aku pun bangun seperti biasa langsung mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh, lalu sekitar jam 7 pagi aku pun turun ke bawah untuk sarapan. Namun kali ini ada yang berbeda, karna sekarang keluargaku akan kembali lengkap dengan kehadiran ayahku. Kami pun sarapan bersama, sudah lama sekali kami tidak sarapan berlima seperti ini, setelah sarapan kami membersihkan piring masing-masing, terkecuali milik ayah, karna ibu yang akan selalu mencucinya.

"eh sini-sini deh sebentar jangan ke atas dulu vin sama dina". Ucapnya yang memanggil kami.

"kenapa pah?". Tanya ka dina.

"kita jalan-jalan yuk, kemana gitu.. mumpung kalian pada libur sekolah kan". Ucap ayahku.

"boleh-boleh tuh pah, mau kemana?". tanyaku kembali.

"terserah, mau rekreasi, berenang atau lain-nya kalian nentuin, papah sama mamah ikut aja". Ucap ayahku.

Dan kami pun setuju untuk pergi ke tempat renang yang berada di daerah bogor, setelah perundingan yang cukup panjang itu, aku pun kembali ke kamar untuk bermain laptop sekedar mengisi waktu. Baru aku membuka laptop aku mendapatkan sebuah panggilan telfon dari Ibrahim.

"Assalamuallikum vin". Ucap ibrahim.

"wallaikumsalam 'im, kenapa? tumben nelfon". Jawabku.

"bantu saya ya, nanti malam saya mau adakan penjemputan sukma". Ucap ibrahim.

"ada pasien ya? hmm aku sih sebenarnya ada acara keluarga, tapi kondisi gimana?". Tanyaku.

"oh kalau ada acara gapapa ko' santai aja, udah lumayan parah, orangnya sih koma udah hampir 5 bulanan, dan aku pun baru tau kemarin malam, pihak keluarganya juga katanya gak sangka kalau ternyata sukmanya tersesat, dan bukan karna penyakit, untuk lebih detailnya nanti deh ya kalau ketemu". Ucapnya.

"Udah parah juga, yaudah nanti jam 7 aku kerumah ya, kita kesana bareng". ucapku tanpa fikir panjang setelah mengetahui keadaan pasien-nya.

"kamu yakin? katanya ada acara keluarga, aku sendiri gapapa sebenarnya, maksudnya aku ngajak biar cepet aja". Ucapnya.

"udah santai gapapa, nnti aku ke rumah". Ucapku.

Dengan berat hati aku pun turun ke bawah dan berbicara kepada ayahku, bahwa aku tidak bisa ikut pergi bersama mereka nanti, ayahku pun bertanya apa alasanku, namun setelah ku jelaskan beliau pun menerima alasanku, dan malah mendukungku, karna joka di depan ayabku, aku tidak mungkin dapat berbohong hal sekecil apapun kepadanya, mungkin karna rasa hormatku kepadanya yang membuatku seperti ini. Lalu aku pun kembali ke dalam kamar untuk bermain game.

Suara adzan isya berkumandang, tanda aku harus segera untuk menunaikan shalat, aku pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat, selesainya shalat. aku segera bersiap-siap untuk pergi ke rumah ibrahim. Sekiranya barang bawa'anku sudah siap aku pun menuju garasi dan mengambil sepeda untuk pergi ke rumah ibrahim. Sekitar 15 menit aku bersepeda akupun sampai di rumah ibrahim, kamipun berbincang-bincang sebentar di rumah sekaligus ibrahim menceritakan awal mula kejadian sampai membuat sukma pasien itu hilang.

"begini vin, sebelum dia koma, dia tuh pergi bersama teman-temangnya ke puncak merapi, setelah pulang dari sana tiba-tiba badan-nya terus mengigil dan panas, yang mana di teruskan dengan jatuh pingsan.. lalu setelah pingsan-nya itu sampai sekarang dia tidak sadar-sadar lagi, awalnya keluarga nya gak curiga kalau anaknya ini terkena gangguan mahkluk ghaib, sampai pada akhirnya ayahnya mencoba membawa orang pintar untuk menanyakan kepastian kondisi anaknya itu, dan orang pintar itu pun mengatakan bahwa anaknya sedang di ganggu oleh mahkluk ghaib dan sukmanya sekarang berada di puncak merapi, namun orang pintar itu tidak sanggup membantunya, katanya mahkluk yang mendiami tubuh orang itu teramat kuat, nah lalu tiba-tiba ayahnya ini kontak saya, katanya sih dapet kontak saya dari salah satu pasien saya yang pernah saya tolong, akupun sudah memeriksa keadaan-nya, memang sungguh parah, badan-nya seperti mayat hidup kurus kering.". ucapnya.

"duh puncak merapi, pasti bakal repot nih malem" Ucapku.

"takut? pulang aja". Ucapnya yang menantangku.

"lahh lah.. yang begini nih, belom tau siapa aku". Jawabku.

"siapa emang?". Tanyanya.

"au siapa, yaudah yuk.. hari ini tugas kita yaitu nyiksa jin". Ucapku yang berdiri.

"haha nah gini dong, biar semangat juga". Ucap ibrahim.

Lalu ibrahim pun mengeluarkan sepeda motornya dan memboncengku untuk pergi menuju tempat sang pasien yang sekarang sudah di bawa ke rumah, karna di rumah sakit pun tidak ada perkembangan sama sekali dan hanya membuang-buang uang. Sekitar 1 jam lebih kami di perjalanan, kamipun sampai di rumah sang pasien, rumahnya cukup besar dengan beberapa tanaman hijau menghiasi halaman depan rumahnya. Ibrahim pun langsung memarkirkan motornya dan setelah itu kami langsung mengetuk pintu rumah.

"assalamuallaikum" ucapku sambil mengetuk-ngetuk pintu rumah.

"wallaikumsalam". Seorang pria muda membukakan pintu.

Lalu pria itu mempersilahkan kami masuk dan menyuruh kami menunggu di ruang tamu, seolah ia sudah tau akan kedatangan kami. Tak lama kami menunggu ada seorang pria yang jauh lebih tua menghampiri kami.

"duh maaf mas jadi menunggu". Ucapnya sambil bersalaman dengan kami.

" engga pak, kami baru saja datang". Jawab ibrahim.

"Mas kevin sepertinya sudah mendengar cerita dari mas ibrahim ya? jadi saya tidak perlu menjelaskan dari awal". Ucap pria itu, kita sebut saja pak sugeng.

"Ia pak, kalau begitu boleh saya melihat keadaan anak bapak?". Ucapku.

Lalu beliau pun mengizinkan kami untuk pergi ke kamar anaknya, ketika aku sampai di kamarnya, sangat terasa energi negatif yang begitu besar, sampai-sampai aku sedikit kaget ketika pertama merasakan-nya. Aku langsung memfokuskan pengelihatanku ke arah atas pojok kamar, aku melihat sesosok ular dengan berkepala kakek-kakek yang menjelitkan lidahnya seperti ular yang sedang mendesis, dan aku dapat mendengar dengan sangat jelas suara desisan itu. Lalu aku memalingkan tatapanku darinya, bukan karna aku takut kepadanya, namun aku tidak ingin suasana menjadi panik dan mencekam. Ibrahim pun menyuruh ibu dan pak sugeng untuk keluar dari kamar karna kami akan segera memulainya. Akupun mematikan lampu kamar, dan menyiapkan segala hal yang di perlukan. Lalu seperti biasa aku membakar rokok menyan dan begitu juga ibrahim. Tiba-tiba suasana menjadi begitu hening, aku hanya dapat melihat bara rokok yang sedang ku hisap, Suara desisan itu mulai bergerak secara perlahan dari pojok atas kamar, dan sekarang suara itu seperti berputar-putar di atas kepalaku, kali ini aku tidak boleh gegabah, karna lawanku kali ini memiliki ilmu yang cukup besar, mungkin jika aku melawannya sendiri aku tidak akan menang, namun beda halnya jika aku di bantu oleh Ibrahim. Aku pun memejamkan mata lalu membaca amalan dan mencoba untuk fokus, namun semakin dalam aku membaca, mahluk itu kian mendekat ke arahku, ia tepat berada di belakangku, karna aku dapat mendengar suara desisan-nya. Ketika aku sedang fokus membaca amalan, aku menyadari satu hal, bahwa sekarang di kamar ini... bukan hanya satu, dua atau tiga mahkluk sepertinya, melainkan lebih dari 5. Rasa takut pun perlahan menghinggapiku, namun aku tidak ingin menyerah sampai disini, suara desis mulai terdengar dari setiap sudut ruangan. Lalu mendengar sebuah bisikan dari arah belakangku.

"pergi kalian, sebelum aku murka, aku tidak memiliki urusan denganmu". Ucap iblis itu.

Mendengarnya pun membuat rasa takut makin menghinggapiku, fokusku mulai menghilang, namun aku tetap meneguhkan hati dan melawan semua rasa takutku, sampai dimana aku menyelesaikan membaca amalan. Akupun langsung berdiri tegak, melihat-lihat ke arah sekitar dan mulai menghitung berapa jumlah pasti dari seluruh mahkluk itu, dan benar saja jumlahnya tidak main-main, dalam 1 kamar aku melihat ada 9 jin yang bersarang di tubuh anak SMA ini.

"Kalian para penghuni merapi, dengan tujuan apa kalian menggangu keturunan adam ini?". Tanyaku.

"Anak ini telah menghina kami, mengusik kami, mengganggu rumah kami.. tidak seperti lainnya, selalu sopan ketika berada di rumah kami". ucapnya dengan suara bergemah.

"Dia melakukan itu karna sesungguhnya dia tidak mengetahui keberadaan kalian, dia tidak bisa melihat kalian.. maka maafkanlah dia". Ucapku kembali.

"TIDAK AKANNNNN !!!!!". Ucapnya dengan berteriak, yang cukup membuat kuping ku sakit.

"Percuma kevin, mereka tidak akan mendengarkan apapun alasanmu, lebih baik kita mulai saja". Ucap ibrahim yang masih duduk sila.

Akupun menyetujuinya, dan kamipun memulai upacara pengusiran, aku melantunkan amalan-amalan saktiku, begitu juga dengan ibrahim. Dan terlihat para iblis itu mulai terbakar kesakitan, namun mereka tidak mau mengalah begitu saja, mereka melawan balik dan mencoba menyerangku, dan benar saja.. Darah segar dan kental keluar dari mulutku, akupun terbatuk-batuk seperti sesuatu yang sangat keras menghajarku dari dbelakang dan depan secara bersamaan. Ketika aku melihat ibrahim, dia juga merasakan hal yang sama. Memang pengusiran kali ini sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya, karna kali ini aku berhadapan dengan iblis gunung yang memiliki ilmu yang begitu tinggi.

Namun aku tidak mau mengalah, aku terus dan terus membaca amalan terkuatku untuk menyiksa mereka lebih parah, dan teriakan mereka pun jauh lebih keras dari sebelumnya, satu per satu dari mereka pun terlihat mulai menginggalkan kami, namun dua mahkluk yang tersisa tetap tidak mau pergi, aku terus dan terus membaca amalanku, namun percuma saja, berapa kalipun aku membakar mereka, mereka berdua tidak mau pergi. Sampai ibrahim mengeluarkan sebuah pusaka berbentuk pedang yang berwarna hitam pekat, lalu perlahan dia angkat dan di hentakan-nya begitu keras ke tanah, aku meraskaan energi yang begitu besar saat pedang itu menghentak ke tanah, sontak mahkluk itupun terpental dan akhirnya mereka pergi meninggalkan kami dan anak ini.

"susahnya hehe". Ucapnya yang mencoba bercanda sambil menahan sakit.

"baru gini aja susah, sekarang kita akan masuk ke bagian yang tersulit". Jawabku.

"tentu saja". Ucapnya kembali.

Sekarang kami akan menghadapi bagian yang paling tersulit, yaitu melakukan penjemputan sukma, namun yang membuatnya sulit adalah sukma anak ini berada tepat di lereng gunung merapi. Mungkin kami disana akan menghadapi yang jauh lebih kuat dari ini, sempat terlintas di fikiranku untuk pergi dan meminta bantuan Abi, namun setelah kufikir-fikir kembali, kalau seperti ini aku sudah menyerah bagaimana aku ingin menyematkan wanita itu dan menepati janjiku.

Kamipun segera memulai ritual menjemputan sukma, aku pun kembali duduk bersila bersama ibrahim, aku menutup mata dan membaca beberapa amalan dan tak lupa memagar badan selama sukmaku akan meninggalkannya. Dan ketika aku membuka mata, aku sudah berada di sebuah hutan belantara yang begitu gelap dan hanya mendapatkan sinar dari bulan, dan ibrahim pun berada di sampingku. Suara gesekan ranting yang menambah ke angkeran hutan ini, karna kami sudah berada di Merapi.

Akupun menyusuri gelapnya hutan di merapi bersama Ibrahim, aku hanya mengikuti kemana langkah kakiku berjalan, terlihat ibrahimpun mulai ke bingungan, sulit mencari sukma di belantara hutan seperti ini, namun di tengah perjalanan aku menemukan sebuah Jin sedang berzikir di bawah pohon besar, aku pun menduga ia adalah jin muslim, akupun berinisiatif menanyakan-nya, ketika aku sampai tepat di depan-nya dia pun tiba-tiba menghentikan zikirnya, seolah dia sudah tau apa yang ingin aku tanyakan ia langsung menunjuk ke arah barat dengan kepala tertunduk, aku pun ragu ingin mengitu arahan-nya atau tidak, namun aku mendapatkan sebuah bisikan dari Nyai untuk mengikuti arahan-nya, dan ibrahimpun terlihat setuju untuk mengikutinya, kamipun pergi ke arah barat, cukup jauh kami berjalan, aku pun di buat kaget dengan apa yang kami lihat, kami menemukan sebuah perkampungan warga, namun tidak ada sedikit pun rasa takut di dalam hatiku, begitu juga dengan ibrahim.

"sepertinya kita tiba di lereng merapi vin". Ucapnya

"ya aku kira begitu, apa disini ada penghuninya". Ucapku

"aku rasa ada" kembali ucapnya.

Kami berdua pun berjalan ke tengah-tengah perkampungan, suasananya begitu sepi, hening dan sunyi. Aku hanya mendengar suara angin yang menyisir debu-debu di jalanan. Tak lama kami mengitari desa ini, ada sebuah jin dengan wujud seperti wanita berumur 40 tahunan menggunakan hijab keluar dari salah sauatu rumah, dan terlihat ia sedang memandangi kami, akupun membalas memandanginya lalu seolah ia berbicara di dalam kelapaku.

"assalamuallikum ya anak adam, ada perlu apa kalian datang kesini". Ucapnya di kepalaku, dan terlihat sangat jelas bahwa mulutnya tidak bergerak sedikitpun.

"wallaikumsalam sepertinya kau adalah jin muslim, maaf jika kami mengganggu, kami hanya sedang mencari sukma seorang anak kecil yang di bawa oleh para penghuni gunung ini". Ucapku.

"Jadi kalian sedang mencarinya, dia berada di ujung desa ini, ada sebuah pohon besar yang saling menempel, kalian akan menemukan-nya disana, tapi ingat.. jangan lupa mengucapkan salam". Ucapnya yang memberitau kami keberadaan anak itu.

"Terimakasih atas bantuan-nya, saya izin pergi.. assalamuallikum". Ucapku yang di balas salam juga olehnya.

Terlihat wajah kebingungan ibrahim memandangku, aku memang berbincang dengan jin muslim tadi tanpa mengucapkan satu kata pun, tapi aku berbicara dengan-nya melalu fikiran.

"mau kemana vin?". Tanya ibrahim.

"dah ikut aja, nanti juga tau.. oiya nanti kalau ada pohon besar yang saling menempel, jangan lupa berisalam 'im". ucapku kepadanya.

"pohon nempel? yaudah lah yuk". Ucap nya.

Kamipun melanjutkan perjalanan sesuai dengan arah jin muslim tadi, semakin kedalam desa aku mulai melihat jin-jin yang mulai bermunculan dari dalam rumah, Aku merasakan energi positif dari mereka, tebakanku mereka juga adalah jin muslim seperti wanita yang ku temui tadi, beberapa dari mereka menatap ke arah kami dan beberapa yang melihat kami memberikan kami sebuah senyum tipis, akupun membalas senyuman tipis mereka sambil mengucapkan "assalamulaikum" kepada mereka. Dan akhirnya kamipun tiba di ujung desa dan belum menemukan pohon menempel yang di beritau oleh jin wanita tadi, namun aku tetap berjalan lurus sampai kami melihat dua kuntilanak sedang tertawa begitu kencang, aku pun hanya menghiraukannya dan tetap melanjutkan perjalanan, sampai salah satu dari mereka tiba-tiba memelototi kami.

"PERLU APA KALIAN DISINI HAI ANAK ADAM". Ucapnya dengan nada tinggi, seolah sedang membentak kami.

"aku tidak ada urusan denganmu, pergilah jika tidak ingin ku bakar". ancamku kepada mereka.

Mereka pun tak menghiraukan ancamanku dan malah terbang berputar-putar di kepala kami, aku pun sedikit kesal melihat tingkah laku konyol mereka.

"APA KALIAN INGIN BERTEMU DENGAN PATIH *******". Tanyanya.

"patih *****? tidak, aku hanya ingin menjemput sukma seorang anak kecil yang di bawa ke tempat ini". Ucapku.

"HIHIHIHIHI...." lengkingan tawa mereka sekaligus mengakhiri perjumpa'anku dengan mereka.

Aku bertanya kepada ibrahim, siapa patih yang tadi ia sebutkan, namun ibrahim pun tidak mengetahuinya, apa ada sangkut pautnya dengan sukma anak itu, aku pun tetap melanjutkan perjalanan dengan rasa penasaran siapakah sebenarnya patih yang mereka maksud. dan tak lama kami berjalan, benar saja aku melihat 2 pohon yang sangat besar, dan beberapa batang besar antara 2 pohon itu memang menyatu seperti menempel satu sama lain. Akupun teringat pesan jin wanita itu untuk memberikan salam ketika aku sampai di pohon ini.

"Assalamuallikum". Salamku yang berada sekitar 20 meter dari pohon itu.

Beberapa saat setelah aku memberikan salam, aku masih belum mendapatkan reapon apapun, dan akhirnya kami pun perlahan mendekati pohon itu dan tiba-tiba sesosok pria tampan muncul dari atas pohon dan menjumpai kami.

(SEGALA PERBINCANGAN SEBENARNYA MENGGUNAKAN BAHASA JAWA, NAMUN UNTUK KENYAMANAN PARA READER SAYA AKAN MERUBAH NYA MENGGUNAKAN BAHASA INDONESIA)

"Wallaikumsalam, ada perlu apa kalian mencariku hai anak adam". Ucapnya dengan sopan kepada kami.

"Mohon maaf jika kami menggangu rumahmu, kami hanya sedang mencari sukma seorang anak kecil yang dibawa oleh beberapa jin yang berasal dari merapi, lalu ketika kami mencarinya kami menemui sesosok jin di desa belakang sana, dan ia menunjukan bahwa sukma anak kecil tersebut berada disini". Ucap ibrahim.

"Akulah yang melakukan itu semua.. anak ini telah berbuat tidak sopan, dia membuang hajat di tempat yang tidak seharusnya dan mulutnya mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas di rumahku". Kembali ucap jin pria itu.

"Kami mewakilinya untuk meminta maaf atas kesalahan-nya patih ********* , biarkanlah kami membawanya kembali ke tubuhnya, sungguh kasian kedua orang tua yang di tinggalkan-nya". Ucapku.

"Kalian harus melawanku jika ingin menolong anak ini, karna sungguh aku begitu kesal dengan semua yang ia perbuat". Ucapnya.

"mohon ampun, kesaktian kami berdua tidak mungkin dapat mengalahkan patih, kami hanya meminta untuk patih memaafkan kesalahan-nya". Ucapku kembali.

Perbincangan kami seperti menumkan sebuah jalan buntu, aku sudah tidak tau apa yang harus ku lakukan lagi, dan ketika aku melihat ke arah ibrahim, nampak wajah bingung, jika kami melawanpun hasilnya akan sia-sia, bahkan rijalul ghaibku tidak akan mampu melawan-nya, karna sungguh hanya melihatnya saja sudah membuat kaki dan tanganku sedikit gemetaran. Kesaktiannya tidak perlu di ragukan lagi, mungkin kesaktian-nya setara dengan Abi iwan. Ketika rasa takut mulai menggrogoti hatiku, aku merasakan hawa yang begitu panas dari punggungku, sangat amat panas sampai aku tejatuh tengkurap di tanah, ibrahim pun begitu kaget melihatku seperti ini, namun aku yakin ini bukanlah ulah dari patih, karna energi yang kurasakan berbeda dari miliknya.

"kau takut?" ucap seorang pria berbadan besar dengan tinggi 2 meter lebih di belakangku.

"siapa kau?". Ucapku yang mencoba untuk berdiri.

"Aku adalah salah satu khadam milikmu, maaf sudah membuatmu sedikit tersiksa, karna jika tidak begitu aku tidak bisa keluar, dan biarkan aku yang melawan-nya". Ucapnya sambil berjalan menghampiri patih.

Aku pun kaget melihat jin itu, baru pertama kali aku melihatnya, padahal ia mengatakan dia adalah salah satu khadamku, langsung terbesit di fikiran ku, bahwa dia adalah khadam dari mustika yang ku dapat di pusat, pria besar dengan jenggot yang cukup panjang, dan rambut tergerai panjang, dia bertelanjang badan dan hanya memakai celana kain putih pendek, dan juga tidak memakai alas di kakinya.

"apa dia khadam dari mustika yang kita dapat waktu di bogor?". Tanyaku kepada ibrahim.

"kemungkinan besar ia". Jawabnya.

"Kalu kenapa khadam milikmu tidak muncul?". Tanyaku kembali.

"kevin.. apakah kau melihat batu yang bersinar ketika kita menyelam waktu itu?". Tanyanya

"Ia tentu, aku mengambilnya". Jawabnya.

"sebenarnya mustikanya hanyalah 1 buah, dan kaulah yang mendapatkannya, karna waktu aku ingin mengambilnya mustika itu seperti bergeser-geser dan menjauhi raihanku, akupun langsung berfikir bahwa mustika itu bukanlah jodohku". Ucap ibrahim.

Akupun berdiri dengan di bantu oleh ibrahim, Jin itu perlahan mendekati patih dan terlihat kakek mendampinginya di belakang, lalu patih pun berbicara.

"aku sudah lama tidak melihatmu ****** **********" ucap patih.

Ucap patih yang membuat kaget, ternyata patih dengan salah satu khadam milikku sudah saling mengenal.

"Aku telah mengabdikan diriku kepada Gusti allah SWT". Ucap khadamku, yang kita sebut saja dengan nama Caraka yang berarti Pengembara dalam bahasa sansekerta.

"Sekarang kau juga ingin membawa sukma anak ini dariku, cakara?". Ucap patih.

"Karna tuanku yang menginginkan-nya, karna itu aku akan membawanya". Ucap cakara

"hahaha... Jin sakti sepertimu tunduk oleh anak adam? betapa bodohnya dirimu". Ucap patih kembali.

"dia adalah anak yang di utus oleh Allah SWT untuk menuntuku ke jalan-nya, dan tidak ada rasa menyesal sedikitpun dalam diriku". Ucap cakara.

Kesal dengan ucapan yang di lontarkan oleh cakara, patih pun bersiap-siap seperti sedang bersiaga, dan benar saja ia langsung terbang dengan cepatnya menuju cakara dan kakek berada, lalu ia mengeluarkan sebuah kris kecil mungkin panjangnya sekitar 15-20cm dari punggungnya, lalu ia pukulkan ke cakara, namun cakara menanggkisnya dengan tangan kiri, cakara pun menghajar patih dengan kanuragannya sampai patih terpental cukup jauh, tidak selesai sampai disana, cakara pun terbang dengan cepat menuju patih dan kembali menghajarnya sampai terpental ke pohon, patih pun tidak tinggal diam, ia seperti sedang membaca amalan sambil menahan nafas panjang, belum sempat ia meyelesaikan amalan-nya, cakara langsung terbang ke arahnya dan menutup mulut patih dengan tangan kirinya dan kembali mengahajarnya hingga patih kembali terpental jauh.

"jangan sampai ia menyelesaikan amalannya, atau kita tidak akan bisa mengalahkan-nya". ucap cakara ke pada kakek.

Lalu kakek pun langsung duduk bersila dan melafalkan amalan panjang miliknya, dengan maksud untuk memagari aku dan ibrahim, karna aku dan ibrahim hanya bisa melihatnya tanpa melakukan apapun. Karna sungguh merasakan energi yang mereka lepaskan saja sudah membuat buluk kuduk ku merinding hebat, mungkin jika aku yang terkena kanuragan cakara, aku tidak tau apa yang akan terjadi pada sukmaku ini.

"SIAL KAU CAKARAAA !!". teriak patih sampai membuat degaduan dan ranting-ranting pohon bergoyang.

Patih pun lansung kembali terbang menuju cakara tanpa menyelesaikan amalan-nya.

"kita menang". Ucap cakara.

Cakarapun membaca sebuah amalan singkat, dan kembali mengajar patih dan kali ini patih terpental mungkin sampai 50 metet lebih, terlihat setelah terpental sangat jauh patihpun mulai kesakitan.

"AKU AKAN MEMBALAS DENDAM KEPADAMU CAKARA". Teriak patih yang menghilang seketika.

Melihat patih pergi aku pung langsung berinisiatif untuk mencari sukma anak itu yang berada di belakang pohon besar, terlihat wajah dari sukma anak itu, tatapan-nya begitu kosong dan air mata terus mengalir dari matanya, kulitnya begitu putih pucat, dia duduk sambil memgangi kedua dengkulnya. Setelah menemukan-nya akupun langsung membawanya untuk ikut bersamaku, lalu kami bertiga pun duduk sila bertiga dan memjamkan mata, akupun mulai membaca amalan untuk dapat kembali ke dalam ragaku yang masih berada di rumah anak ini.

"im.. im...". Ucapku sambil menggoyang-goyangkan tubuh ibrahim.

"allahu akbar... baru kali ini aku selama itu di alam ghaib, nafas sesak banget vin demi allah". Ucap ibrahim yang setelah sadar langsung memegangi dadanya karna begitu sesak.

Akupun berinisiatif untuk keluar kamar dan meminta segelas air putih untuk ku berikan kepada ibrahim, terlihat wajah keluarga dari anak tadi panik dan langsung memberikanku sebotol air putih, aku pun langsung memberikannya kepada ibrahim.

"terimakasih ya allah, sudah mengizinkan hamba untuk ikut bersamanya kali ini, karna sungguh hamba tidak bisa membayangkan apa yang terjadi kepada sahabat hamba ini jika ia pergi sendiri kesana". Ucapku dalam hati yang tidak tega melihat keadaan ibrahim.

Pihak keluagapun begitu penasaran dengan apa yang terjadi, namun melihat keadaan ibrahim merekapun seperti mengerti dan menahan rasa penarasan mereka untuk sesaat, dan sekitar 10 menit dan setelah ibrahim meminum air putih, kondisi ibrahim pun mulai membaik, rasa sesak di dadanya mulai menghilang. Dan aku pun membantunya berdiri dan mengajaknya untuk pergi ke ruang tengah agar bisa bersantai. Lalu sang ayah menghampiriku dan menayakan apa yang terjadi.

"Mas gimana? kenapa ko sampai begitu?". Tanya ayahnya.

"tenang pak, kita ke ruang tamu dulu nanti saya jelaskan". Ajak ku.

Lalu kamipun berpindah ke ruang tamu, sesampainya di ruang tamu aku langsung di suguhkan segelas kopi hitam hangat, lalu aku pun menceritakan apa yang terjadi kepada anaknya, dan ia pun sangat terkejut dengan apa yang di alami oleh anaknya tersebut.

"Lalu bagaimana mas anak saya?". tanyanya dengan rasa khawatir

"anak bapak sekarang sudah baik-baik saja, dia sekarang hanya tertidur, insyallah besok pagi sudah sadar". Ucapku.

"alhamdulilah ya allah". Ucapnya sambil mengahampiriku dan memeluk ku.

Akupun senang jika apa yang telah ku lakukan dapat menolongnya, melihat ekspresi ayahnya seolah rasa lelahku terbayar sudah. Tak lama aku berbincang, ibrahim pun datang ke menghampiri kami, terlihat dia sudah baik-baik saja, lalu ibrahim pun memberikan beberapa nasihat agar anaknya tidak jatuh ke lubang yang sama.

Setelah kejadian hebat yang terjadi kepada kami, kami pun hanya dapat mengambil hikma positif di balik itu semua, yang mana bahwa mahkluk di seberang sana juga ingin di hargai oleh kita manusia, karna apa? karna disana lah rumah mereka, coba kalian bayangkan jika kalian memiliki sebuah rumah, dan ada seseorang yang masuk begitu saja ke rumah kalian tanpa mengucapkan salam dan langsung ke dapur mengambil makanan dan minuman tanpa seizin anda, apa kalian kesal? itu juga yang di rasakan mereka. walaupun mungkin cara mereka terdengar sangat ekstrim menanggapi nya.

Setelah perbincangan cukup panjang dengan sang ayah, akhirnya kamipun meminta izin untuk pulang, dan kami segera mengambil motor ibrahim untuk segera pulang, di sepanjang perjalanan kamipun berbincang.

"lemesnya luar biasa vin tadi, apa lagi sempat sesak nafas ya allah rasanya sudah sedikit tau tentang rasanya nyawa yang akan di cabut aja". Ucap ibrahim.

"Tapi ko aku gak ya im? tadi sih emang lemes, tapi 5 menitan badanku normal lagi". Ucapku.

"Karna kamu punya khadam sekuat itu yang dapat memback up". Ucap ibrahim.

Disitu aku baru memahami kenapa ibrahim sampai seperti itu namun sedangkan aku sama sekali tidak merasakan sesak nafas, dan cakara... aku sangat penasaran salah satu khadamku yang bernama cakara, mungkin nanti aku akan lebih mencari tau tentang dirinya, dan mengapa patih bisa mengenal cakara. Sekitar 1 jam lebih perjalanan akupun sampai di rumah ibrahim dan langsung izin untuk pulang kepadanya karna sudah larut malam, aku pun pergi menggunakan sepedaku yang ku taruh di rumahnya. Sekitar 15 menit perjalanan akupun sampai di rumah dan memutuskan untuk segera mencuci muka dan langsung tidur karna aku sudah merasa sangat lelah. Baruku ingin menutup mataku, aku merasakan hawa kehadiran mahkluk ghaib yang tidak asing, aku pun bangun dari posisi tidur dan mencoba untuk menengok ke arah kanan.

"jangan menengok ke arah kanan". ucapnya

Betapa kagetnya aku, aku mengetahui dengan jelas suara ini, ini adalah suara patih, tidak salah lagi ini adalah suara patih yang ku temui saat di merapi.

"M...mau apa kau kesini? dan mengapa kau tidak mengizinkanku melihatmu". Tanyaku.

"Karna ragamu belum sanggup untuk melihat wujudku, sama seperti dengan cakara, kau belum pernah melihatnya dengan ragamu bukan?". Jawab patih.

Akupun baru menyadarinya, memang benar aku belum pernah melihat cakara dengan ragaku, aku hanya pernah melihatnya saat sukmaku pergi dari ragaku.

"Jangan takut, aku menemuimu bukan untuk menantangmu kembali, aku hanya ingin menanyakan mengapa kau dapat menaklukan cakara? salah satu jin terkuat yang ku ketahui, padahal kau hanyalah manusia lemah, aku selalu memfikirkan itu saat terkahir pertemuan kita dan aku sengaja mengikutimu dan sepertinya seluruh jin milikmu sedang memelototiku seperti ingin menantangku". Ucapnya.

"aku tidak menaklukan-nya, namun ialah yang memilihku, dan aku tidak tau alasan-nya memilihku". Ucapku.

Lalu tiba-tiba aku merasakan hawa kehadiran cakara di sekitarku, aku merasakan energi kemurkaan yang begitu besar darinya.

"mau apa kau patih? kau masih belum puas?". Tanya cakara yang tidak dapat ku ketahui sumber suaranya.

"bukankah aku sudah bilang aku akan membalas dendam terhadapmu, namun aku kesini bukan untuk itu, aku hanya ingin melihat anak ini dari dekat.. setelah aku melihatnya, aneh... aku menyukainya". Ucapnya yang tiba-tiba langsung menghilang.

Akupun tidak lagi dapat merasakan energi dari patih setelah mendengar ucapannya tadi.

"Sepertinya setelah ini akan terjadi hal yang menarik" ucap kakek yang tiba-tiba muncul di sampingku.

"maksud kakek?" tanyaku.

"nanti kaupun akan tau kevin". Ucapnya yang enggan memberitau apa maksud perkataan-nya..

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

close