Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NEGERI GAIB


Kali ini aku akan menceritakan 2 pemuda yang tersesat disebuah Hutan dikalimantan barat.

"NEGERI GAIB"

2 pemuda ini, sebut saja Slamet dan Eko.

Mereka ini memang suka dengan hal-hal yang berbau mistis, si Slamet pemuda yang gemar mengoleksi barang-barang Pusaka dan Gemar belajar Ilmu Hitam, karena ayahnya seorang dukun.

Kalo Eko ini anak yang penakut dan omongannya ceplas-ceplos.

Mereka berdua ini suka menjelajahi Alam, apalagi tempat-tempat yang mengandung unsur mistisnya, pasti mereka akan melangkahkan kakinya ketempat tersebut.

Disini aku akan menjadi Eko sipenakut.

Oke kita mulai cerita..

Tahun 1986.
Sebelumnya saya hanya menggunakan Bahasa Indonesia agar memudahkan para pembaca.

*Siang hari,
Aku yang sedang bersantai di ruang tamu menikmati berita harian di TV.

Tiba-tiba suara ketukkan pintu membuatku beranjak dari tempat nyamanku.

Tokk..tokk..tokk..

Aku (Eko) : "Siapa?" Sambil menuju pintu..

"Slamettt" teriaknya.

Ya dia teman baikku, yang suka mengajakku ketempat-tempat yang menurutku menakutkan.

Aku : "Tumben kemari ada apa?"

Slamet : "Ekspedisi ke Kalimantan yokk!!" ajaknya

Aku : "Ke mana ? Pantai ? Gunung?"

Slamet : "Hutan Paloh"
Aku : "Ah gila kamu itu tempat angker"
Slamet : "Tenang saja, jam terbangku kan sudah tak terhitung, jadi mana mungkin kita tersesat"

Aku dan Slamet ini sudah puluhan kali berjelejah tempat-tempat angker, dan dia ini selalu bisa menghandle masalah saat berada ditempat itu,
Karena dia juga punya kelebihan untuk melihat hal yang tak kasat mata.

Aku : "Okelah, kau atur saja tanggalnya"

Slamet : "Okee siap Boss"

Slamet pun pergi meninggalkan rumahku.

Setelah semua siap akhirnya kami pun berangkat.


*Jakarta-Kalimantan.
Matahari hampir terbenam, kamipun sudah sampai didepan Hutan tersebut.

Aku pun berhenti sejenak..
Aku : "Perasaanku gaenak met, kita tunda aja dulu yuk sampe matahari terbit"

Slamet : "Sudah tenang saja, tidak akan terjadi apa-apa kok"

Aku : "Aku ini belum nikah lho met, masih perjaka pula, sayang sekali jika harus hilang disini"

Slamet tertawa terbahak-bahak.

Slamet : "Udah ayo masuk keburu malam"

Kamipun melangkahkan kaki memasuki Hutan ini.

Tak ada yang aneh memang saat perjalanan ini,
Kamipun akhirnya mendirikan tenda dan masak untuk makan malam.

Tiba-tiba si slamet berkata.
Slamet : "Disini ramai sekali, kamu mau lihat?"

Aku : "Kamu ini kalo bercanda tau tempat dong"

Slamet pun tertawa, akupun jengkel dengannya.

Karena memang aku merasa seperti diawasi.
Kamipun akhirnya mendirikan tenda di setengah perjalanan.

Slamet : "Sudah kita bangun tenda disini saja, aku sudah lapar sekali"

Setelah makan dan kami hendak tidur, karena lelah dalam perjalanan.

*Jam 24:00
Suara berisik seperti dipasar, dan tendaku seperti digoyang-goyangkan membuatku terbangun.

"Ada apa ini?" batinku.

Aku pun mau memeriksa keadaan diluar.
...betapa terkejutnya aku dengan keadaan diluar tenda, banyak orang lalu lalang seperti di kota.

Aku pun langsung membangunkan slamet.

Aku : "Mett!!! mettt!! woy bangunnn!!!
dia pun yang belum sepenuhnya sadar hanya berkata.

Slamet : "Apaa sii? ganggu orang tidur aja"

Aku : "Kok kita sudah dijakarta? bukannya kita di Hutan kalimantan?"

Slamet : "lho kita ini memang diHutan kalimantan"
Aku : "Lalu itu apa? ko banyak orang disini seperti diKota"

Slamet yang mengerti maksudku langsung bangun dan berbisik.

Slamet : "Coba kau teliti lagi orang yang berlalu lalang itu manusia atau bukan"
Akupun langsung memperhatikan orang-orang itu, dan sontak membuatku kaget karena orang-orang itu tidak memiliki garis hidung dan alis matanya menyatu.

Aku : "Ah gila tempat ini menyeramkan sekali"
Slamet : "ltu sudah biasa disini, mereka disebut Kaum Bunian, sudah ayo lanjut tidur"

Hari itu aku hanya terdiam seribu bahasa, ingin ngompol rasanya bila berada ditengah-tengah hantu ini.

Pagi datang, matahari kembali menampilkan eksisnya, sebenarnya ini Hutan indah sekali kalo pagi, namun berbeda sekali kalo malam hari.

Slamet sudah bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan, dan membangunkanku.

Slamet : "Woyy!! Bangunn!! Ntar gua tinggal kalo ga bangun!!

Slamet ini tau sekali kalo aku penakut, dan takut sekali jika ditinggal sendirian.

Mau tak mau aku harus bangun meski kurang tidur semalam.

Aku : "Berisik monyet gara-gara lu gua semalem kurang tidur ngeh*"

Slamet hanya tertawa.
Dan berkata..
Slamet : "Lo tau kenapa tenda kita digoyang-goyangkan? L"

Aku : "Kenapa? L"

Slamet : "Mereka nyari ini"

Slamet mengeluarkan 2 keris, dan batu akik.

Akupun hanya menggeleng-geleng kepala, karena menurutnya anak sekolah perlu bekal untuk berangkat sekolah,
Dan slamet ini selalu membawa bekal bila ketempat seperti ini, katanya sih buat jaga-jaga.

Memang kadang si Slamet ini gila menurutku,

Akupun tidak menghiraukan bekal yang dibawa, dan bersiap melanjutkan perjalanan.

Setelah siap membereskan barang-barang kita pun melanjutkan perjalanan,

Hutan ini sangat luas, pohon-pohon yang menjulang tinggi, dan suara hewan menemani perjalananku dan slamet.

Aku berhenti sejenak karena melihat sebuah gubuk tua, dan seorang wanita cantik.
Aku langsung menepuk pundak slamet.

Aku : "Mett!!! Mett!!!"

Slamet : "Apaan?"

Aku : "Coba kau tengok itu didekat batu besar ada gubuk dan wanita sedang duduk"

"Gua mau lepaskan keperjakaan gua kalo melihat wanita itu Met!!" lanjutku.

Slamet menjitak kepalaku.
Slamet : "Setan masih mau lo hantam juga? Gila lo !!!"

Sontak aku kaget mendengar pernyataan itu, dan tak percaya dengan slamet.

Aku : "Masa sih dia setan met?"

Slamet : "Lo mau gua buktiin?"
Aku : "Coba buktiin, tapi kalo dia manusia gua duluan ya mett"

Slamet hanya menggeleng-geleng kepala tak percaya temannya punya pemikiran segila ini.

Slamet : "Ayo kita kesana"

Kamipun menuju gubuk itu, saat sudah hampir sampai gubuk itu.
Slamet menghentikan langkahnya,

Slamet : "Udah dari sini aja liatnya, kalo deket-deket tar pingsan lo"

Aku yang belum mengerti maksud slamet hanya terdiam disampingnya.

Slamet : "Sini mata lo"

Slamet pun mengusap mataku.
Slamet : "Nah sekarang coba liat ke arah wanita itu"

Akupun mengarahkan pandanganku ke wanita itu, sontak membuatku kaget bukan kepalang.

Wajahnya berubah menyeramkan, tubuhnya penuh darah, senyummya lebar sampai kuping, matanya copot satu, kakinya pincang sebelah.

Lanjut ga nih?

Sosok itu berhasil membuat jantungku berdebar-debar, dan lagi-lagi aku ditertawakan slamet.

Slamet : "Gimana ? Masih mau mengawini tuh setan?"

Aku : "Bacott"

Slamet : "Haha, sudah ayo kita lanjutkan perjalanan"

Kamipun melanjutkan perjalanan.

Sore hari matahari hampir terbenam.

Slamet menghentikan langkahnya,

Slamet : "Kita buat tenda disini aja"
Akupun mengiyakannya.

Setelah tenda sudah siap, dan selesai makan kamipun menikmati rokok dan kopi untuk sekedar menghangatkan tubuh.

Dan slamet membuka percakapan.
Slamet : "Lo tau hilangnya pesawat TNI AU tahun 1970an itu?"

Aku : "Ya, gua tau dimana emang pesawat itu berada?"

Slamet : "Ya disini tepat tenda kita berdiri"

Lagi-lagi aku dibuat diam oleh sikampret itu.

Ingin merengek pulang rasanya tak tahan bersama si Gila ini,
Namun aku malu harus mengatakannya.

Aku : "Lo ini sebenarnya punya tujuan apa sih kesini?" Aku tahu si Gila ini punya maksud tertentu.

Slamet : "Ya, lo ini masa gak ngerti tujuan gua kesini"
Aku : "Jangan-jangan lo mau cari benda pusaka disini?"
Slamet pun mengangguk.

Lagi-lagi si Gila ini membuatku tak mengerti apa yang ada dipikirannya.

Aku : "Mett!! Udah gila lo ya, Hutan ini di sebut Negeri Gaib karena keangkerannya Met!! Lo malah cari celaka disini!"
Aku sudah geram sekali melihat tingkah laku si Gila ini.

Slamet : "Udah tenang aja, ga akan terjadi apa-apa kok"

Aku : "Pokoknya gua gaakan maapin lo kalo sampe terjadi apa-apa sama gua !!"

Slamet lagi-lagi meyakinkanku bahwa tidak akan terjadi apa-apa.
Slamet : "Udah yok tidur, nanti malam kita berpetualang yang sebenarnya"

Akupun hanya pasrah dan tidak bisa berkata-kata lagi. Kami pun berdua tidur, untuk menyiapkan petualangan yang mengerikan ditengah malam nanti.

Aku akan tuntaskan "Negeri Gaib" malam ini.

Rokok dan kopi sudah siap menemani alur cerita ini.

Suara langkah kaki, seperti langkah tentara terdengar hingga membuatku harus bangun dari tidurku.

Kulihat si Slamet sedang duduk bersila dan memejamkan mata.

Aku tak peduli apa yang sedang dilakukannya.

Tiba-tiba dia berbicara dengan mata tertutup,
Slamet : "Disana rupanya!!"

Aku yang masih tak mengerti apa maksudnya mencoba tak menghiraukannya.

"Bodoamat lah dengan si Gila itu" umpatku.

Slamet mulai membuka matanya dan berkata.
Slamet : "Ayo kita lakukan petualangan kita"

Dan dia mulai membuka tenda dengan perlahan.

Betapa terkejutnya aku melihat Kaum Bunian yang sedang berkerja, berbelanja, dan berlalu lalang layaknya manusia di Kota.

Dan ini bukan lagi seperti di Hutan melainkan seperti di Pusat pemerintahan.
Aku yang bingung sekaligus ngeri, karena banyak setan seperti Pocong, Kuntilanak bahkan Kuyang pun ada disini.

Aku pun memberanikan diri dan berkata.
Aku : "Inimah kacau Mett !! Gua mau pulang aja"

Slamet lagi-lagi mentertawakanku,
Slamet : "Haha kita gaakan diganggu, kan gua bawa bekel, jadi lo tenang aja"

Aku : "Bodoamat ah met!! Mau lu bawa 1000 bekel kek, gua bukan takut diganggunya mett!! Gua takut liat penampakannya!!"

*Bekel itu benda pusaka ya.

Slamet: "Iyaudah lo tunggu sini aja kalo takut"

"Ah gila banget kalo gue tinggal sendirian ditenda" batinku.

Aku : "Ah yaudahlah met daripada gue mati ketakutan didalem tenda, mending gue ikut lo aja!" jawabku kesal.

Slamet : "Nah gitu dong jangan cemen jadi cowo haha"

Aku : "Bacott lu mett!!!"

Si Slamet ini selain Gila dia pun sangat sombong karena punya Ilmu Hitam tersebut.

Slamet : "Yaudah ayo, kita ke istana negara nya"

Aku : "Emang setan punya istana negara juga ya met?"

Slamet : "Makanya ayo kalo mau lihat!"
Akupun memberanikan diri, sebenarnya aku sudah pipis dikit dicelana akibat penampakan yang menyeramkan tersebut.

Kami pun berdua melangkahkan kaki, menuju Istana negara yang slamet katakan.

Tenda sengaja kutinggalkan, agar bila tersesat ada orang yang mencariku karena ada jejak dari tenda tersebut.

Didalam perjalanan aku bertanya pada Slamet.

Aku : "Emang kalo lo dapet benda pusaka itu fungsinya apa Met?"

Slamet : "Banyak sekali kegunaannya, seperti menahan serangan dari santet, membuat kaya si pemilik benda tersebut bahkan disegani semua orang, setan pun takut bila melihat benda pusaka itu"

Aku : "Emang bentuknya seperti apa Met?"
Slamet : "Mahkota"

Aku langsung tau apa yang dia inginkan,

Ya, dia menginginkan Mahkota dari Raja Negeri Gaib tersebut.

Aku : "Lo mau ambil tuh Mahkota Raja Negeri Gaib ini?"

Slamet : "Ya benar sekali"

Aku berhenti sejenak, yang ada dalam kepalaku hanya KEMATIAN yang menunggu didepan,

Si Gila ini rasanya ingin kutusuk dari belakang.

Aku tak tahu lagi pemikiran si Gila ini,

Aku : "Mending lo urungkan Niat gila lo mett!!"

Aku benar-benar tak tahan dengan dia.
Slamet : "Tanggung dikit lagi sampai kok"

Dia pun berjalan meneruskan pencarian benda pusaka itu.

Aku yang ingin kabur dari tempat ini harus tertahan oleh ketakutanku.

Karena aku melihat sekelilingku banyak setan yang sedang mengamati namun tak berani mendekat.

Sorot mata dari setan tersebut mengharuskanku mengejar si Gila itu.

"Ah bodoamat ah hilang hilang sekalian" batinku.

Slamet pun berhenti sejenak, dan menoleh kearahku.

Slamet : "Sudah sampai, coba lo lihat didepan itu"

Akupun langsung melihat kedepan.
Pertama kali ku lihat istana negara semegah ini, ditambah prajurit yang tak punya kepala,

Munculah Raja Negeri Gaib itu, dengan tubuhnya yang kekar serta menjulang ke Langit, tangannya yang kekar dilapisi baja serta Mahkota emas dikepalanya, membuat badanku Gemetar Hebat.

"Ibu aku ingin pulang" batinku.

Tiba-tiba sang Raja itu berkata.
Raja : "Untuk apa kalian ke istanaku?"

Akupun yang tak tahan dengan semua ini lalu menjawab pertanyaan sang Raja.

Aku : "Temanku yang bodoh ini mau mengambil Mahkotamu raja"
Slamet pun terdiam,

Lalu Raja menjawab,
Raja : "Ambillah kalo kau mampu dan kau harus siap dengan konsukuensinya"

Slamet pun tertawa dan berkata.
Slamet : "Baiklah Raja"

Kemudian mulut slamet komat-kamit.
Muncullah sesosok Hitam Legam dari belakang slamet,

Ia bertubuh besar menjulang kelangit, Giginya bertaring menyentuh tanah, lidahnya menjulur hingga perut, tangan dan Kakinya penuh dengan duri.

Ya dia adalah khodam (penjaga) milik Slamet.

Terjadilah pertarungan hebat antara Raja dan Khodam milik slamet.

Akhirnya slamet mendapatkan Mahkota tersebut.

Slamet : "Akhirnya aku dapat"

Namun tiba-tiba menjadi gelap gulita.

Slamet menghilang bersama istana tersebut.
Aku yang bingung setengah mati, tak tau harus bagaimana.

Aku : "Slametttt!!!!! Slamettt!!!" teriakku.

Namun tak ada sahutan dari slamet.

Tiba-tiba muncul cahaya putih yang membuatku pingsan.

*Keesokan harinya.
Aku sudah berada dirumah warga desa dekat hutan tersebut.

Warga desa menjelaskan bahwa aku ditemukan ditengah hutan.

Aku langsung mengingat kejadian semalam,
Dan menanyakan keberadaan slamet temanku.

Namun tak ada yang mengetahui slamet berada dimana,

Akhirnya kuputuskan pulang ke Jakarta untuk mengabarkan keluarga slamet,
Bahwa slamet hilang di Hutan Kalimantan tersebut.

*Jakarta-Kalimantan.
Sesampainya dijakarta aku tak langsung pulang kerumah, melainkan menuju rumahnya Slamet.

Tokkk.. tokkk... tokkk...
Seseorang membuka pintu sambil tersenyum.

Yang membuatku bingung setengah mati.
Ya, itu Slamet.

Aku : "Lho kok lo ada dirumah? Bukannya lo hilang di Hutan itu?

Slamet : "Kan sudah ku bilang jam terbangku sudah tak tehitung bila berada ditempat Angker seperti itu"

Akupun tak mengerti maksudnya, dan kusuruh ia menjelaskan.

Slamet : "Jadi gini pas pertarungan melawan Raja itu,
Kukira aku yang memenangkan pertarungan itu karena aku berhasil mendapatkan Mahkota tersebut.
Namun setelah aku mendapatkan Mahkota itu, aku malah dibawa ke dalam istana Raja saat itu jiwaku dikunci, ragaku diikat oleh rantai
Sang Raja sebenarnya marah besar padaku, beruntung ayahku sigap menolongku.
Ia melepaskanku dengan cara negoisasi dengan ayahku,
Khodam milikku sekarang berada disana sebagai pertukaran jiwa dan ragaku"

Aku : "Jadi cahaya putih itu ayahmu?"

Slamet : "Ya, benar"
Aku : "Kenapa lo tinggalin gue diHutan sendirian?"

Slamet : "Gue udah cari lo kemana-mana selama 3 hari, tapi ga ketemu-temu, akhirnya gue putusin buat balik kerumah menanyakan keberadaan lo sama ayah gue, karena kan khodam milik gue udah diambil sama sang Raja, jadi gua gaada mediasi buat cari lo saat itu"

Slamet : "Lo balik gih, ibu lo nanyain katanya udah seminggu ga balik"

Aku : "Hah seminggu? Perasaan kita dihutan cuma 3hari"

Slamet : "Karena lo disesatin, jadi lo ngerasa sebentar padahal lama"

Akupun yang mengerti maksud tersebut dan segera pamit untuk pulang.

Itulah kisah dari 2 pemuda yang tersesat.

Ambil sisi baiknya dan buang sisi negatifnya. Terimakasih untuk para pembaca.
close