Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 10) - Sukma Korban Pesugihan

Leburkan jiwamu dan hatimu ke dalam bara Cinta.
Kau akan melihat bara itu melebur cintamu  bersama jiwamu.
Jiwamu akan melalui celah-celah Dan mecari arah air untuk menyejukkan jiwamu yang panas beserta cintamu.
Dimensi tiada batas yang sebelumnya tak terbayangkan olehmu terpaksa kau jamah.


JEJAKMISTERI - Suatu waktu, aku sedang soan ke Jakarta menemui temanku karena ada undangan pengobatan non medis, sebut saja namanya Sam.

Sam adalah teman kerjaku dulu, di sebuah perusahaan swasta di jakarta timur, sam juga anak seorang kyai di banten dan dia tahu kalau aku adalah seorang spiritual.

Sam membawaku ketempat kakak sepupunya di Jakarta Barat atas permintaan kakaknya itu untuk di mintai bantuan mengecek rumah sekaligus tempat usahanya, yaitu usaha konveksi.

"Bro... antum ikut ana yak ke rumah kakak sepupu ana di jakarta barat" maklum lah sam ngomongnya rada-rada arab soalnya di lingkungan keluarganya memakai gaya bahasa seperti itu karena anak kyai dan dia juga keluaran pondokan.

"Memang ada hajat apa nih bro"

"Kakak ana ngundang antum kerumahnya untuk minta bantuan masalah ghaib bro"

"Lah.. sepupu lu tau dari mana bro, gue bisa ngurusin yang kayak gituan"

"Ana yang cerita bro, sebelumnya dia cerita ke ana kalau di rumahnya sering ada penampakan perempuan cina, perempuan itu selalu duduk di tangga katanya gitu bro"

"Dan sekarang usahanya merosot bener, sudah hampir bangkrut motor udah terjual untuk bayar gaji karyawan, orderan sepi"

"Terus mau di apain bro"

"Yah intinya antum datang dulu aja, nanti baru tahu kakak ana mintanya mau diapain, gimana bro.. antum bisa kan ikut ana"

"Ya bisalah bro, emang kapan maunya"

"Ya sekarang bro, ini kan lagi macet nanti kita nyampe rumahnya paling udah magrib"

Singkat cerita sore itu aku langsung ikut Sam ke jakarta barat kerumah kakak sepupunya.

Seperti prediksi sam, jalanan memang macet parah, karena waktunya berbarengan dengan orang-orang pulang kerja, ternyata. Kami sampai sesudah isya bukan sesudah maghrib.

"Ini kakak ana yang tadi di ceritain bro" akupun bersalaman dengan kakaknya Sam, saat bersentuhan aku sudah merasakan aura negatif yang luar biasa dari tangan orang ini, di sekelilingnya di naungi oleh aura kabut  hitam, pertanda kalau dia sedang di naungi ghaib yang jelek.

Kami pun duduk di ruang atas yang kebetulan rumahnya itu dua lantai, saat menaiki tangga kurasakan lagi aura negatif yang berada di tangga itu, bulu kudukku merinding hebat.

"Hmmmm... rupanya di tangga ini penampakan itu sering muncul"

Kamipun duduk di sebuah ruangan yang cukup luas dan hanya beralaskan ambal tiada kursi di sana.

"Sepertinya ngobrol sambil ngopi enak nih bang"

"Sam... antum suruh si kekem bikin kopi deh, abang ngopi kan?"

"Kalo dia pasti ngopilah, kak kopi hitam kental"
"Bisa aja lu bro..."

"Hh iya bro... sekalian ini gue punya hiyo tolong hidupin terus lu taruh tu di tangga ya..."

"Oke siap laksanakan bro"

aghh... aku sudah lama sekali tidak berbicara menggunakan bahasa jakarta, rasanya lidahku jadi keriting dan air liur jadi beluberan.

"Sambil nunggu si Sam coba kak ceritain masalahnya gimana?"

"Iya bang, mungkin si Sam sudah cerita masalah kami sekarang, semua berawal semenjak kami pindah dan membuka usaha dirumah ini"

"Sebelumnya di tempat kontrakan yang lama semua baik-baik saja, kami terpaksa pindah ke sini karena kontrakan yang lama sudah habis masa kontrak dan mau di renovasi dulu oleh pemiliknya"

"Nah semenjak di rumah ini, semua berbalik sembilan puluh derajat, usaha hampir bangkrut, saya sudah tidak mampu bayar karyawan, yang dulunya karyawan ada sepuluh orang sekarang tinggal tiga, dan mungkin juga bulan ini ada yang mundur lagi"

"Karena itu saya minta tolong bang, liatin dulu ini rumah ada apa, atau ada orang yang mungkin ngerjain saya, maklumlah namanya persaingan bisnis orang bisa melakukan apa saja untuk menumbangka saingannya"

"Iya kak kita coba lihat dulu, tapi jangan dulu su'udzon atau prasangka takutnya nanti malah jadi fitnah"

"Iya bang" jawabnya.

Sementara bau harum hiyo atau dupa gunung kawi yang di bakar Sam tadi sudah mulai tercium di seluruh ruangan.

Aku sengaja membakar hiyo untuk mengundang kehadiran makhluk ghaib yang sudah di ceritakan sam dan kakak sepupunya tadi.

Tak lama kemudian.. tiba-tiba.. munculah Sam.. sambil membawa nampan berisi tiga gelas kopi dan sedikit gorengan di dalam piring.

"Weys... ude nyampe mana ceritanya ana ketinggalan nih, sory bro ana agak lamaan tadi nyari gorengan dulu buat teman kopinya"

"Bro... tadi pas ana lewat tangga jadi serem banget pas udah di bakarin dupa"

"Iyalah bro dupanya kan untuk ngundang tu cewe alias amoy..."

"Terus gimana bro menurut antum, apa yang mesti di kerjain malam ini"

"Bagusnya kita mediasi aja bro, gue pinjem badan lu yak"

"Maksudnya gimana bro"

"Iya gue pinjem badan lu untuk dimasukin tu amoy, biar kakak lu bisa langsung nanya maunya tu amoy apa"

"Nanti kalo gue yang nanya ke amoy nya tanpa mediasi di kira bisa-bisa gue aje alias ngarang bebas"

"Terus ntar ana kesurupan bro"

"Ya dikit sih bro"

"Mana ada orang kesurupan dikit sih bro"

"Iya sih tapi kan enak ntar kalo badan lu di pake sama cewek cantik lagi"

"Aaghh... bisa aja lu"

"Lu kan pernah ngomong ke gue mau ngerasain kesurupan tuh gimana, ini nih saatnya rasa penasaran lu di wujudkan"

"Itu kan basa-basi gue aje bro, kagak serius gue"

"Hahaha... ketauan anak banten penakut, setau gue anak banten itu spiritualnya kenceng, tau ga di sumatera kampung gue banten itu identik dengan keghaiban lu jangan bikin malulah..."

"Agghhh... lu bisa bener ngerjain ana"

"Gimana nih mau ga, demi kakak lu nih"

"Ya udah kalo lu maksa ana siap"

"Benar ya.. lu harus ikhlas ya"

"Iya... ana harus gimana nih"

"Bentaran.. bro, kita ngopi dulu"

Sambil menikmati kopi aku membathin untuk memanggil cewe amoy itu, yang sedari tadi duduk di tangga sambil nungguin dupa yang tadi di bakar si Sam.

"Salam cece... mohon bantuannya supaya cece nanti masuk ke dalam raganya ini, sambil kutunjuk ke arah Sam"

"Baiklah Ksatria nanti saya akan masuk"

"Terima kasih cece..."

"Gimana bro lu udah siapkah"

"Siap kapan, sekarang nih waktunya"

"Iya bro, kak nanti kalo khodamnya udah masuk tanyain apa saja yang menjadi unek-unek dan penasaran kakak, dan tanyain juga solusi keluar dari masalah kebangkrutan usahanya"

"Baik bang"

"Bro lu duduk di depan gue, pejamkan mata, sekarang tarik nafas dalam-dalam, kosongkan pikiran"

Aku menarik khodam atau sukma si cece, dan blas... si amoy berada di dalam raga si Sam.

Sam langsung tertunduk dan menangis, suara tangisnya mengeluarkan tangis perempuan, dan gerak geriknya pun seperti perempuan.

"Salam cece... mohon maaf telah mengganggu ketenangan cece, kami terpaksa melakukan ini karena ada beberapa hal yang tuan rumah ini ingin tanyakan, apa cece bersedia membantu mecarikan jawaban untuk kami"

Sam atau cece menganggukkan kepala tapi masih tetap menangis.

"Kak... silakan tanya apa yang menjadi unek-unek, jangan terlalu lama nanti raga si sam ga bakal kuat nahannya"

"Cece.. dari mana, kenapa ada dirumah ini"

"Saya adalah anak yang menghuni rumah ini sebelum kamu" jawab si cece.

"Apa cece mati di rumah ini"

"Iya... saya mati di rumah ini, jatuh dari tangga itu"

"Saya adalah korban tumbal dari persugihan papa saya, demi untuk mendapatkan kekayaan papa mengorbankan saya"

"Terus kenapa cece tidak ikut pergi dengan papanya pindah dari rumah ini"

"Tidak... saya lebih suka di rumah ini, siapun tidak boleh menghuni rumah ini, yang menghuni rumah ini tidak akan pernah bertahan lama"

"Kenapa bisa begitu ce..?"

"Karena rumah ini sudah di penuhi dengan aura-aura bangsa halus, setiap malam-malam tertentu banyak bangsa ghaib yang datang kerumah ini untuk meminta makan"

"Tapi sekarang semenjak papa pergi dari rumah ini bangsa ghaib yang datang tidak mendapatkan jamuan makan lagi"

"Mereka marah dan membuat siapapun yang menghuni rumah ini akan mendapat celaka"

Ternyata benar rumah ini dulunya di huni orang yang mengadakan persugihan, dan pada malam-malam tertentu iya mengadakan sesajen untuk menjamu para ghaib yang membantu pesugihannya.

"Terus apa yang harus kami lakukan ce, kami tidak mungkin pindah dari rumah ini karena usaha dan tinggal kami sekarang di sini, kami tidak mempunyai tempat lain untuk di tinggali"

"Maka bersiaplah untuk celaka"

Lantas aku pun berusaha untuk nimbrung ke dalam obrolan mereka, karena kulihat kakak sepupu sam ini sudah terpancing untuk menuruti kehendak si cece amoy ini.

"Adakah cara untuk menghilangkan pengaruh negatif dari rumah ini ce"

"Tidak karena sudah sangat kuat, tidak ada cara lain selain kalian tinggalkan rumah ini"

Aku mulai gerah dengan dialog ini, sedangkan kulihat raga si Sam sudah tidak bisa menahan keberadaan sosok ghaib cece di dalam raganya, dari hidungnya sudah keluar cairan seperti ingus pertanda kalau raganya sudah tidak kuat lagi.

"Cece... namaku Dinar aku adalah sang ksatria laduni dari tanah sumatera, aku tau kamu berbohong, sekarang cepat katakan keinginanmu, karena raga yang kau pakai itu sudah tidak bisa menahan sosokmu di dialamnya, atau nanti saya akan melebur ghaibmu"

Di satu sisi aku sudah meminta kepada seruni untuk mengaktifkan ajian segara geninya agar sukma cece ini kepanasan.

"cepat katakan" bentakku.

Terlihat kalau si cece sudah mulai kepanasan dia sudah mulai gelisah dan suara tangisnya berubah menjadi erangan menahan panas.

Tak lama si cece amoy itu langsung bersujud di depanku.
"Ampuuunnn ksatria, hentikaaaan, panaaaaasss.. panaaaass...."

"Sekaran kau katakan bagaimana cara menetralkan rumah ini atau kau akan hangus"

"Baiklah... aku turuti hentikan panaaaaasss..."

Lalu aku meminta seruni untuk mengurangi durasi ajian segara geninya.

"Di bawah tangga itu ada sebuah patung yang berbungkus kain putih, kembalikan patung itu kelaut, setelah itu ksatria bisa menetralkan rumah ini"

"Baiklah dan mulai dari sekarang cece tidak boleh menampakkan diri lagi dengan penghuni rumah ini, dan aku minta cece sebagai penjaga dan bantu penghuninya untuk kembali bangun dari kebangkrutan usahanya.

"Karena aku tau yang selama ini membuat kabut penghalang disini adalah cece, buanglah kabut itu dan buka aura kerejekian dari penghuni rumah ini"

"Baiklah ksatria, akan aku lakukan perintahmu, tapi ada sebuah permintaanku kepada penghuni rumah ini"

"Apa itu cepat katakan"

"Aku akan membantunya mengembangkan kembali usahanya dan memanggil para pembeli untuknya, tapi pada setiap malam jumat kliwon dia harus membakarkan dupa untuk di bawah tangga itu"

Kukira ini bukan hal yan memberatkan, "Bagaimana kak, kakak sanggup memenuhi keinginannya"

"Kalau hanya itu saya siap bang"

"Baiklah cece... kami menyanggupi permintaanmu, ingat jangan sekali-kali kau berusaha mengingkari janji atau aku akan kembali kesini lagi"

"Baiklah ksatria"

"Sekarang aku akan membantumu untuk keluar dari raga ini"

Aku pun menarik keluar sukma cece amoy dari raga si Sam.

Setelah sukma cece amoy di keluarkan raga sam langsung ambruk karena kelelahan energi habis terkuras, aku pun terpaksa me-transferkan sedikit cakra tirta maya kedalam raganya supaya cepat pulih.

"Gimana bro sudah enakan lu..."

"Alhamdulillah bro, antum tega amat hampir satu jam ana di surupin"

"Biar lu puas ngerasain gimana kesurupan bro, nah gimana rasanya enak ga?"

"Enak apaan, ana seperti di timpa batu satu ton, kagak bisa bergerak mau teriak juga kagak bisa, mau gerak juga semua rasanya terkunci"

"Iyalah kan raga lu di ambil alih bro"

"Terus gimana tadi ceritanya"

"Ya... mudah-mudahanlah lancar, tadi si amoynya siap bantu balikin usaha kakak seperti sediakala, dan sekalian jadi khodam penglarisnya, yang penting kebutuhan si amoynya di cukupin"

"Emang dia minta apa bro"

"Hanya minta di bakarin dupa doang sebulan sekali"

"Itu sih gampang, ana juga mau kalo cuman itu syaratnya hehehe..."

Malam itu kami habiskan dengan mengobrol dan besoknya aku berpamitan pulang. 

Terakhir kudengar kabar usaha kakak sepupunya si Sam sudah mulai bangkit dan 10 karyawannya sudah kembali berkerja, mudah-mudahan si cece amoy bisa terus membantunya.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close