Cerita Horor Pendaki Gunung Semeru
Kisah ini terjadi pada tahun 2015.
Awal cerita waktu itu di kampus. Usman, Darwis, Ilyas dan Hakam, mereka ini kuliah di salah satu Universitas yang berada di kota Malang kecuali Usman dia adalah seorang pedagang kopi yang berjualan di sekitar kampus tersebut.
Darwis, Ilyas dan Hakam ini adalah pelanggan tetap di tempat Usman berjualan. Nah pada suatu hari mereka ini sedang ngopi di tempat Usman dan pada sa’at ngopi itu tidak sengaja Usman ini mendengar obrolan dari mereka bertiga yang membahas soal film yang menceritatakan tentang pendakian.
Mendengar itu spontan Usman ikut nimbrung pembicara’an mereka,
“Kalian pada mau mendaki gunung ta?’”
Ilyas menjawab,
“Iya nih Us, kayaknya seru deh kalau mendaki habis ngeliat film tentang pendakian tadi”
“Kalian salah, mendaki gunung itu gak segampang yang kalian lihat di film”, jawab Usman.
Karena sebelumnya Usman ini sudah lumayan sering melakukan pendakian dia memberitahu banyak tentang pendakian kepada mereka bertiga dan yang diceritakan Usman kepada mereka itu adalah hal yang tidak enaknya doang. Ada sih enaknya yaitu ketika sudah sampai di puncak dan bisa melihat keindahan alam dari ketinggian.
Dia juga menceritakan tentang dirinya selama dia menjajaki beberapa gunung yang berada di sekitar kota Malang.
Singkat cerita, tiga hari setelah obrolan mereka di warung itu mereka bertiga datang lagi ke tempat Usman untuk mengajaknya pergi mendaki ke gunung Semeru. Karena kebetulan letak gunung Semeru itu tidak begitu jauh dari kota Malang.
Mendengar ajakan itu awalnya Usman menolak karena dia tidak bisa meninggalkan pekerjaannya tapi karena pada dasarnya Usman ini suka dengan kegiatan pendakian akhirnya dia menerima ajakan dari mereka, disisi lain Usman juga tidak tega kalau mereka harus mendaki ke gunung Semeru sendirian karena mengingat mereka ini masih dibilang pemula.
Usman menyarankan pada mereka untuk menyewa peralatan mendaki ke tempat penyewa’an alat outdoor, mulai dari sleeping bag, matras, dll. Untuk tenda dan peralatan masak kebetulan Usman sudah punya sendiri jadi tidak perlu menyewa.
Usman juga menyarankan pada mereka agar melakukan lari kecil 1 minggu sebelum hari keberangkatan.
Sebelum hari keberangkatan sering kali Usman bertanya pada mereka ketika ngopi,
“Gimana persiapan? Udah pada lari-lari kecil kan?”
“Tenang aja, setiap pagi udah joging kok”. Jawab mereka sambil bergurau.
Singkat cerita satu minggu kemudian mereka akan berangkat, mereka berkumpul di rumah Usman yang kebetulan tidak jauh dari tempat dia berjualan kopi.
Setelah semua sudah berkumpul mereka berangkat dengan menggunakan motor menuju ke bascamp pendakian gunung Semeru yang berada di desa Ranu pani pada siang hari.
Mereka berangkat menggunakan 2 motor, setelah menempuh kurang lebih 1,5 jam perjalanan sampailah mereka di desa tersebut, sesampainya disitu Usman meminta mereka untuk pergi ke sebuah warung kopi, sementara Usman, dia pergi ke pos untuk melakukan registrasi.
Setelah selesai dengan itu Usman pergi ke warung tempat Darwis, Ilyas dan Hakam yang sedang ngopi, setelah selesai ngopi mereka melakukan breefing singkat dengan petugas dari TNBTS (Taman Nasional Bromo Tengger Semeru).
Petugas dari TNBTS memberikan beberapa informasi tentang medan yang akan mereka tempuh mulai dari bascamp hingga mereka sampai di puncak Mahameru.
Sebenarnya untuk menuju ke puncak Mahameru ini tidak disarankan oleh petugas tapi kalau kita tetep pengen ke puncak masih diperbolehkan dengan catatan pihak yang bersangkutan tidak bertanggung jawab ketika para pendaki berada diatas Kalimati.
Kalimati adalah sebuah area camp terakhir yang terdapat di jalur pendakian gunung Semeru.
Setelah breefing singkat dan memahami peraturan itu mereka segera bersiap-siap akan melakukan pendakian sore ini juga.
Perjalanan dimulai pada jam 4 sore dan sekitar jam 8 malam mereka sampai di danau Ranu kumbolo.
Di perjalanan menuju ke Ranu kumbolo itu mereka tidak ada kendala apapun, bahkan mereka ini masih dalam keada’an fit. Jadi kita skip aja ya.
Malam itu mereka camp di Ranu kumbolo, karena waktu itu mereka hanya membawa 1 tenda milik Usman jadi 1 tenda itu mereka tempati berempat. Setelah tenda sudah didirikan mereka makan-makan tuh di depan tenda dan tidak lupa ngopi.
Malam semakin larut, karena malam itu suhu di Ranu kumbolo sangat dingin mereka memutuskan untuk masuk kedalam tenda dan istirahat. Sebelum masuk kedalam tenda Usman memasang penerangan dan di letakan dekat tendanya, dia selalu begitu kalau melakukan pendakian dengan tujuan kalau ada hewan buas atau yang lainnya mendekat agar bayangannya bisa terlihat dari dalam tenda.
Malam itu ketika semuanya sedang tidur salah satu dari mereka ini ada yang terbangun pada tengah malam yaitu Ilyas, Ilyas bangun karena dia merasa kedinginan.
Nah ketika bangun itu dari dalam tenda Ilyas melihat ada bayangan hitam yang berjalan di dekat tendanya.
(Waktu itu kan Usman memasang penerangan tuh di luar tenda jadi kalau ada orang yang lewat penerangan itu pastilah terlihat bayangannya)
Bayangan itu terlihat seperti bayangan orang yang berjalan di sebelah kanan tenda mereka, melihat itu Ilyas mengabaikannya dan menganggap mungkin itu adalah pendaki lain yang sengaja lewat.
Pertama bayangan itu berjalan dari depan tenda kebelakang, tidak lama kemudian dia balik lagi dari belakang kedepan dan begitu seterusnya. Jadi bayang itu mondar-mandir sampai sekitar 10 kali.
Lama kelama’an Ilyas ini merasa penasaran dengan siapa yang mondar-mandir itu, dia terus memperhatikan bayangan orang yang mondar-mandir itu, setelah diperhatikan kok ada yang aneh dengan bayangan orang ini... Jadi orang itu terlihat sedang mondar-mandir tapi Ilyas tidak mendengar suara langkah kakinya.
(Harusnya nih ya kalau orang jalan kan pasti terdengar tuh suara jejak kakinya tapi ini enggak, nggak kedengaran sama sekali)
Sebenarnya Ilyas pengen keluar untuk melihat siapa yang sedang mondar-mandir itu, ya siapa tau orang ini butuh bantuan, tapi karena Ilyas ini sudah dalam posisi nyaman dan mengingat suhunya juga dingin banget dia membatalkan niatnya dan memutuskan untuk kembali tidur aja.
Sebelum dia tidur lagi, sesekali Ilyas ini masih melihat bayangan itu lewat di dekat tendanya tapi gak sesering yang tadi dia lihat.
Pagi harinya mereka semua bangun, setelah bangun mereka pada keluar tenda untuk melihat sunrise Ranu kumbolo, dan pagi itu terlihat mereka ini seneng banget dengan pemandangan yang ada di Ranu kumbolo itu.
Pagi itu mereka foto-foto karena mereka tidak ingin melewatkan momen keren ini, ya walaupun pagi itu masih terasa dingin banget.
Ketika hari sudah semakin siang mereka masak-masak untuk sarapan, sambil sarapan Usman bertanya pada mereka bertiga,
“Gimana? Masih kuat untuk lanjut jalan?”
Dengan penuh semangat mereka menjawab siap, dan pagi itu Ilyas tidak menceritakan hal yang semalam dia lihat pada teman-teman lainnya karena dia sudah lupa dengan bayangan hitam yang semalam terlihat mondar-mandir di dekat tendanya.
Pagi itu sekitar jam 9 pagi mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Kalimati.
Mereka berjalan dengan posisi Usman paling depan dan Darwis paling belakang. Sambil berjalan mereka bergurau, sesampainya mereka di area Cemoro kandang ada sedikit hal ganjil yang dilihat oleh Usman.
Disitu dia melihat ada sebuah pohon yang cukup besar dan dibalik pohon itu terlihat seperti ada orang yang sedang duduk sambil nunduk.
Orang itu tidak terlihat terlalu jelas karena penglihatan Usman juga tertutup oleh semak.
Usman tidak terlalu memikirkannya, dia terus melangkahkan kakinya hingga akhirnya mereka berempat sampai di Kalimati sekitar jam 2 siang. Di Kalimati terlihat tidak begitu banyak pendaki, hanya ada beberapa tenda yang terlihat berdiri.
Sesampai di Kalimati mereka mendirikan tenda dan istirahat, ketika sedang istirahat itu Ilyas menceritakan kejadian yang semalam dia lihat di Ranu kumbolo yaitu tentang bayangan hitam yang terlihat mondar-mandir mengelilingi tendanya.
Mendengar cerita dari Ilyas, Usman memberi saran,
“Kalau ngeliat lagi hal-hal yang seperti itu jangan diceritakan, biarin aja, ceritanya nanti aja kalau udah turun”
(Yaa namanya juga gunung, gunung itu tidak terlepas dari hutan dan hutan itu dominan tempat tinggal makhluk lain)
Siang itu mereka menikmati pemandangan yang ada di Kalimati, sore harinya mereka masak untuk mengisi perut yang sudah mulai lapar, setelah makan Usman memberi sedikit informasi pada teman-temannya tentang kelanjutan perjalanan menuju ke Mahameru nanti malam.
Setelah dirasa mereka sudah paham dengan informasi yang diberikan Usman mereka tidur dengan tujuan untuk mengumpulkan tenaga buat nanti malam perjalanan summit ke Mahameru.
Sebelum tidur tidak lupa Usman mengulang kebiasa’annya ketika ngecamp yaitu memasang penerangan di sekitar tendanya. Setelah memasang itu Usman masuk kedalam tenda membaringkan badannya diantara teman-temannya.
Terlihat teman-temannya ini sudah tertidur pulas tapi tidak dengan Usman, dia miring ke kanan, miring ke kiri dan tidak bisa tidur. Pas Usman ini masih belum bisa tidur tiba-tiba dia melihat ada sebuah bayangan hitam yang melintas di dekat tendanya. (seeeet kemudian hialang)
Disini tidak ada pemikiran negatif dulu dari Usman, dia menganggap mungkin itu adalah pendaki lain yang sengaja lewat.
Tidak lama kemudian bayangan itu melintas lagi (Seeettt kemudian hilang lagi) dan bayangan itu melintas terdengar ada suaranya.
Dan yang kedua kalinya Usman melihat bayangan itu dia ingat dengan cerita Ilyas barusan tentang bayangan hitam yang katanya dia lihat di Ranu kumbolo dan ini persis banget dengan apa yang sudah diceritakan Ilyas tadi.
Karena penasaran Usman membuka pintu tendanya untuk melihat siapa yang melintas di samping tendanya itu, di luar tenda dia celingukan tapi tidak terlihat ada siapa-siapa, yang terlihat hanya beberapa tenda pendaki lain yang juga penghuninya sedang istirahat.
Disini Usman berfikir, “Itu tadi bayangan siapa ya, padahal disini gak ada tanda2 orang lo”.
Kemudian dari dalam Ilyas berteriak,
“Us, tutup pintunya dingin banget nih”.
Usman kembali masuk kedalam tenda dan menutupnya. Sebenarnya waktu itu Usman pengen tanya sama Ilyas tapi gak jadi, ceritanya nanti aja setelah turun dari sini.
Sampai jam 11 malam Usman ini tidak bisa tidur, dan bayangan hitam yang tadi terlihat mondar-mandir itu sudah tidak ada setelah usman dari luar tadi.
Melihat waktu yang sudah menunjukan jam 11 malam dia membangunkan ketiga teman-temannya agar bersiap-siap karena mereka akan melanjutkan perjalanan summit ke Mahameru.
Setelah ketiga temannya bangun Usman bertanya,
“Gimana masih kuat kalau harus jalan ke puncak?”
Mereka menjawab “Masih” dan akhirnya sekitar jam setengah 12 malam mereka mulai berjalan summit ke puncak.
Beruntungnya perjalanan mereka summit ini tidak ada kendala sama sekali hingga akhirnya mereka sampai di puncak tepat ketika matahari baru terbit. Ya walaupun beberapa kali mereka break di tengah-tengah perjalanan.
Di puncak mereka berdokumentasi dan setelah puas berdokumentasi itu mereka kembali turun dan tidak ada kendala apapun hingga sampai kembali di Kalimati.
Di kalimati mereka makan kemudian lanjut berjalan turun.
Mereka berjalan turun sekitar jam 11 siang.
Di perjalanan turun Usman merasa ngantuk banget, ya wajar sih karena semalam dia ini gak tidur tapi dia berusaha untuk tetap berjalan walaupun pelan-pelan.
Hal yang sama juga dirasakan oleh Ilyas.
Sesampainya mereka di area Jambangan Usman yang tadinya berjalan paling depan meminta Darwis untuk bertukar posisi, karena dia benar-benar merasa ngantuk banget. Jadi dia jalan di paling belakang sedangkan Darwis berjalan di paling depan.
Pelan-pelan berjalan dan sampailah mereka di area Cemoro kandang.
Usman benar-benar tidak bisa menahan rasa ngantuknya ini hingga jalannya Usman ini tertinggal lumayan jauh dari teman-temannya.
Karena waktu itu Ilyas juga merasakan hal yang sama dengan Usman dia berhenti untuk menunggu Usman, setelah Usman sampai di tempat Ilyas, Usman bertanya,
“Mana yang lain?”
“Udah duluan di depan”, jawab si Ilyas.
“Ooh yaudah aku istirahat dulu sebentar ya”.
Lalu Usman duduk di dekat pohon yang cukup besar.
Merasa kalau dirinya juga ngantuk Ilyas ikut duduk dibelakang Usman, dia duduk bersandar di pohon besar tersebut hingga akhirnya mereka berdua tertidur.
(Jadi posisi jalannya kan agak menurun tuh, Ilyas duduk bersandar pohon sedangkan Usman berada dibawahnya sedikit sambil dia nyender kariernya)
Tidak lama tidur, Usman ini tiba-tiba terbangun karena merasa kalau posisinya ini kurang nyaman, dia melek tuh. Nah pas Usman ini melek terasa kalau matanya ini panas banget dan dia tidak bisa melihat jelas, jadi kayak remang-remang gitu.
Karena masih dalam keadaan ngantuk Usman cuek aja, ya mungkin karena efek dia masih ngantuk.
Dia kembali memejamkan matanya tapi sebelum matanya Usman ini terpejam, dalam keadaan remang-remang itu dia melihat ada sekitar 7 orang yang sedang berdiri didepannya dan melihat kerahnya.
Usman kaget dan heran dengan orang-orang yang sedang berdiri menatap kearahnya itu, dia menatap balik satu persatu orang itu dan.... ketika diperhatikan orang-orang itu perlahan mendekat, setelah sudah dekat Usman dibuat syok karena orang-orang itu mempunyai wajah yang aneh.
Ada yang matanya lebar dan melotot, ada yang mempunyai tanduk dan ada juga yang mempunyai taring.
Melihat orang-orang itu Usman tercengang dan gemeteran, dia terus menatap satu-persatu orang itu dan mereka semakin mendekat.
Tidak lama kemudian pandangan Usman teralihkan oleh 1 sosok hitam yang juga sedang mendekat kearahnya dengan cepat, tapi sosok hitam itu masih jauh dibelakang orang-orang yang berwajah aneh itu.
Kali ini mata Usman hanya tertuju pada sosok hitam itu, sosok itu semakin mendekat dan akan menabrak Usman. Karena merasa akan ditabrak spontan Usman menghindar tuh sambil merem dan sosok hitam itu akhirnya menabrak Ilyas yang waktu itu tidur di belakangnya.
Setelah ditabrak spontan Ilyas sambil dia batuk-batuk dan memegangi bagian dadanya.
Orang-rang aneh yang tadinya terlihat ada di sekeliling Usman itu tiba-tiba sudah tidak terlihat, alias menghilang dan pandangan Usma yang tadinya remang-remang itu juga sudah kembali normal.
Melihat Ilyas yang merasa kesakitan Usman segera memberinya pertolongan dan bertanya,
“Yas, kenapa??”
Sambil memegangi dadanya dia menjawab,
“Kayak ada yang mukul dadaku barusan”
Usman yang tau dengan kejadian itu memilih untuk tidak menceritakannya dulu pada Ilyas, dia membantu Ilyas agar untuk berdiri dan meninggalkan tempat itu.
“Yaudah Yas, ayok lanjut jalan lagi biar cepet sampai bawah”
Pelan-pelan mereka berjalan dan beranjak pergi dari tempat itu.
Sambil berjalan itu Ilyas bertanya pada Usman,
“Us, kamu tadi yang mukul dadaku?”
“Bukan, nanti aja aku ceritain kalau udah sampai dibawah”, jawab Usman.
Perlahan rasa sakit yang dirasakan Ilyas ini pulih dan mereka bertemu dengan Darwis dan hakam tepat ketika mereka akan keluar dari hutan Cemoro kandang ini, mereka sudah menunggu kedatangan Usman dan Ilyas disitu.
Tanpa menceritakan apapun Usman mengajak mereka untuk lanjut berjalan, sesampai di Ranu kumbolo Darwis mengajak mereka untuk break dulu karena capek.
Sambil istirahat di Ranu kumbolo Usman memikirkan kejadian yang tadi dilihatnya di Cemoro kandang,
“Mereka tadi itu siapa ya? Apa itu yang dinakaman makhluk lain?”.
(Kalau yang Fidi tau nih, yang dilihat Usman tadi itu memang makhluk gaib, mereka sengaja mendekat kearah Usman karena waktu itu Usman menatap balik makhluk lain itu. Mereka mendekati Usman karena menurut mereka Usman ini sedang kertakutan. Definisinya, kalau kita takut melihat makhlukw kayak gitu maka makhluk2 itu akan dengan mudah mendekat ke kita, karena bagi mereka aura yang ada dalam diri kita ini meredup ketika kita dalam keadaan takut dan mereka makhluk lain itu merasa kalau aura yang dimilikinya ini lebih terang dari kita.
Harusnya nih ya Usman tidak menatap balik makhluk2 itu karena saat kita menyadari keberadaan makhluk seperti itu dan kita menatapnya terus2an maka makhluk itu menganggap kalau kita ini menantangnya)
Kembali ke cerita...
Setelah memikirkan hal itu akhirnya yaudahlah kalaupun mereka ini adalah makhluk gaib semoga mereka tidak ada niat untuk mencelakakan Usman dan teman-temannya.
Setelah cukup beristirahat di Ranu kumbolo mereka kembali turun dan syukurlah, selama perjalanan turun ke Ranu pani itu mereka tidak ada kedala apapun sampai mereka di Ranu pani dengan selamat.
Sesampai di Ranu panu mereka pulang, beberapa hari setelah pendakian itu Ilyas, Darwis dan Hakam kembali ngopi di tempat Usman dan pada saat itu Usman baru menceritakan tentang apa yang dilihatnya waktu pendakian itu termasuk sosok hitam yang menabrak Ilyas hingga dia merasa kesakitan di bagian dadanya.
SEKIAN