RUMAH NENEK
Cerita ini dimulai ketika kevin lulus SMA pada tahun 2010. Sebagaimana remaja tanggung saat itu ia pun berniat melanjutkan pendidikan ke jenjang perkuliahan.
Singkat cerita, nasib baik pun menghampiri. Kevin diterima di salah satu universitas di sumatera. Kevin girang bukan main.
Walaupun ia harus merantau ke kota orang dan meninggalkan keluarga di kampung, ia tak perlu khawatir. Karena di kota barunya itu ia tak perlu bingung akan tinggal dimana , ia akan tinggal bersama neneknya disana.
Perjalanan menggunakan pesawat memakan waktu sekitar 2 jam. Setibanya di bandara ia pun dijemput oleh om dan tante nya untuk segera diantar ke tempat tinggal baru nya, rumah nenek.
bukan kali pertama kevin datang ke kota M****. setidaknya beberapa tahun sekali ia mengunjungi nenek nya di kota ini bersama orangtua nya.
Tetapi kali ini berbeda, ia akan tinggal dirumah neneknya itu untuk beberapa tahun kedepan. selama perjalanan kevin sudah tidak sabar untuk bertemu nenek dari keluarga ibu nya itu, sudah 2 tahun tidak bertemu.
Setelah singgah sebentar untuk makan siang di restoran, kevin pun sampai di alamat tujuan nya. Rumah yang tidak asing lagi untuknya, entah kenapa ia begitu senang bisa kembali kerumah ini. Ia pun setengah bergegas turun dari mobil.
Sambil berdiri dipandangi nya rumah itu dari depan pagar. Rumah yang tidak terlalu besar, namun terlihat sejuk dengan pohon rindang di halaman.
Rumah tua yang desain dan struktur bangunan nya terasa jadul untuk siapa pun yang melihatnya, maklum rumah ini dibangun sudah cukup lama. Bahkan ibu kevin pernah tinggal dirumah ini sewaktu kecil hingga SMA pada tahun 80an.
Kevin membuka bagasi mobil bermaksud menurunkan tas dan kopernya, sebelum om anton menyela. "Sudah biar om saja, sana kamu masuk bareng tante dewi" ujar om anton. Kevin melirik pada tante dewi dan disahut dengan anggukan. Tante dewi adalah adik kandung ibu nya dan om anton suaminya
Sesampai nya di depan pintu tante dewi menekan bell yang ada didepan nya. Setelah beberapa saat sosok wanita paruh baya membuka pintu dan tersenyum. Ia adalah nek ida, nenek kevin sekaligus ibu kandung tante dewi.
"Tak kira siapa, rupanya kevin sudah sampai" ujarnya. "Assalamualaikum nek iya baru aja sampai" ujar kevin sembari mencium tangan neneknya itu.
"Sudah lama ya gak ketemu kevin, sudah 2 tahun ya wi ?". "Iya terakhir 2 tahun lalu kevin kesini waktu nikahan dika abang sepupunya" jawab tante dewi setelah mencium tangan ibu nya itu.
"Yasudah ayo masuk, nah anton koper kevin langsung saja ke kamarnya" ujar nek ida ketika melihat om anton datang sambil menenteng dua buah koper. "Iya bu kamar kevin diatas kan ?" Tanya om anton.
"Iya diatas, sudah disiapkan dari kemarin, sudah bagus deh pokoknya" ujar nek ida sembari tersenyum pada kevin. "Baik bu" jawab om anton singkat.
"Sudah pada makan ?" Tanya nek ida, "sudah nek tadi singgah di restoran" kevin menimpali. "Oh bagus deh nenek belum sempat masak tadi". balas nek ida. Seketika terlihat om anton turun dari lantai 2 dengan sedikit tergesa gesa. Mukanya pucat dan keringat membahasi wajahnya.
"Kenapa mas ? Berat kopernya kevin ya ?". tanya tante dewi heran melihat suaminya seperti orang kecapekan. "Enggak kok, yaudah yuk kita pulang". jawab om anton sambil menyeka keringat di dahi nya.
Mereka berdua pun pamit pada nek ida dan kevin, tak lupa kevin mengucapkan terima kasih kerena sudah menjemput nya di bandara. Setelah om anton dan tante dewi meninggalkan rumah itu, kevin merasa lelah dan izin pada nek ida untuk kekamarnya.
"Yaudah kamu naik sendiri ya, nenek capek kalau naik lagi keatas, maklum sudah tua. Kamar kevin yang kiri ya, tau kan ?" tanya nek ida. "Tau nek, yaudah kevin istirahat dulu ya nek".
"Iya, jangan lupa telfon ibumu kabarin kalo sudah sampe". "Iya nek" ujar kevin.
Kevin menapaki beberapa anak tangga untuk sampai ke lantai 2. Di lantai 2 rumah tersebut ada 3 kamar, satu kamar kevin di kiri, kamar tamu diujung, dan ada satu kamar kosong di sebelah kanan, tepat di depan kamar kevin.
Tanpa pikir panjang kevin langsung ke kamarnya. Bau cat yang masih basah langsung menyeruak, nampak kamar ini sudah disiapkan utk kevin, cukup luas dan nyaman pula. Hanya saja lemari, meja, dan kasur nya dari kayu jati. Mengisyaratkan perabotan-perabotan ini sudah cukup berumur.
Kevin merebahkan dirinya di kasur dan merogoh hp nya untuk menelfon ibunya. "Ass bu, kevin sudah
dirumah nenek". "wass, wah kok baru nelfon sih nak" jawab ibunya.
"Hehe iya lupa tadi bu".
"Yaudah kamu istirahat ya, ingat dirumah orang jaga sikap ya nak, jangan bandel-bandel" sang ibu mengingatkan kevin. "Siap bos, yaudah kevin tidur dulu ya bu ass". "Waalaikumsalam" jawab ibu kevin. Rasa lelah sedari perjalanan tadi kemudian membuat kevin tertidur pulas.
Tanpa kevin sadari maghrib sudah tiba saat dia terbangun. Dia lantas turun ke lantai bawah. Sesampai nya di lantai dasar rumah itu, dilihatnya sekeliling sepi dan gelap. Hanya ruangan tengah yang dinyalakan lampunya. Maklum sebelum ada kevin neneknya tinggal sendirian.
Kakek kevin sudah beberapa tahun lalu meninggal, nek ida hanya ditemani seorang pembantu yang bekerja harian dari pagi hingga siang saja.
Sayup-ssyup kevin mendengar suara orang mengaji dari arah dapur, diikutinya arah suara tsb, dia ragu itu suara neneknya atau bukan. Yang jelas bukan suara laki laki. Beberapa langkah lagi kevin sampai dapur
"Kevin ??" Kevin kaget setengah mati saat nek ida memanggil nya dari arah belakang. "Nenek ?? Kevin kirain tadi di dapur". Ujar kevin yang masih heran suara siapa tadi yang mengaji.
"Nenek baru selesai shalat di kamar, kamu mau makan ?? Shalat maghrib dulu sana biar nenek siapin" ujar nek ida santai. " i-iya nek kevin wudhu dulu". Ya mungkin tetangga mengaji pikir kevin dalam hati.
Malam itu berlalu biasa saja untuk kevin, dan akhirnya beberapa hari kemudian dia sudah masuk kuliah. Jadilah kevin menjadi seorang mahasiswa, hari-hari nya mulai dilalui dengan kuliah dan tugas kampus yang seakan tak ada habisnya.
Tak terasa sudah hampir 1,5 bulan kevin tinggal dirumah neneknya itu. Suatu siang di hari minggu terdengar suara bell berbunyi menandakan seseorang datang bertamu, kevin yang sedari tadi menonton tv di lantai bawah bergegas melihat siapa gerangan yang datang.
"Assalamualaikum, loh kevin mana nenek ?". Rupanya tante dewi dan om anton yang datang. "Lagi tidur siang tan dari tadi, ayo masuk om tante". "Yaudah gausah dibangunin, tante cuma mau nganter ini ada soto kesukaan nenek" ujar tante dewi sembari melangkah masuk diikuti om anton.
"wah terimakasih tan, kevin taruh di dapur dulu ya". Tante dewi dan om anton menunggu diruang tv. Tante dewi sedikit heran dengan om anton, dia terlihat gelisah dan tidak tenang. Tapi dihiraukan oleh tante dewi setelah kevin datang bergabung di ruang tv.
"Gimana kuliahnya vin ?" tanya tante dewi. "ya gitu deh tan udah mulai banyak tugas" jawab kevin lesu. "Hehe semangat dong ya gitulah jadi anak kuliahan, gak gampang vin".
"Kamu kerasan tinggal disini vin ?" Tiba-tiba om anton bertanya di sela sela percakapan. "Sejauh ini sih alhamdulillah kerasan om, ya awalnya agak sepi sih karena cuma berdua sama nenek, tapi lama-lama biasa kok" jawab kevin.
"Bagus deh, semoga begitu terus ya vin" ujar om anton sambil matanya menerawang jauh ke lantai 2 "Emang kenapa om ?" Tanya kevin bingung melihat gelagat aneh om nya tersebut.
"Loh anton, dewi kapan datang?" belum sempat om anton menjawab, ternyata nek ida datang dari arah kamarnya. "Belum lama bu, maaf baru sempat mampir, banyak kerjaan". Jawab tante dewi sembari mencium tangan nek ida, om anton tanpa disuruh mengikuti mencium tangan mertuanya itu.
Setelah mengobrol cukup lama akhirnya om anton dan tante dewi berpamitan pulang. tak disangka bagi kevin, suara laju mobil om anton yang meninggalkan kediaman nya sore itu menandakan dimulai nya terror yang sampai sekarang akan diingatnya. Akan terus diingat olehnya.
Malam itu kevin terduduk kaku didepan meja belajarnya. Tugas kuliah memaksa nya terjaga hingga larut malam saat itu. Kevin serius mengerjakan tugasnya, sampai sampai ia tak sadar ruangan kamarnya sedikit panas, hawanya berbeda dari biasa.
"Kok panas ya ?" Tanya kevin dalam hati sembari menekan remote ac nya agar lebih dingin lagi. Tepat saat ac nya berbunyi kevin terkejut oleh suara yang cukup keras dari luar kamarnya. Seperti suara benda tumpul dibanting. "brakk" kevin terperanjat dari kursi.
Kevin kaget dan seketika ia keluar kamar untuk mencari sumber suara tersebut. Ia yakin suara tersebut berasal dari kamar kosong alias gudang di depan kamarnya. Ia lantas membuka kamar tsb. Tidak ada apa apa.
Lantas ia kembali ke kamar nya, dan betapa terkejutnya kevin lampu dikamarnya mati. Gelap gulita. Padahal hanya ia tinggal sebentar sekiranya 5 menit.
Ia bertanya tanya dalam hati sembari menghidupkan kembali lampu kamarnya, apa iya dia mematikan lampu kamarnya sebelum keluar. "Ah mungkin emang aku matiin tadi" kevin mencoba meyakinkan dirinya sendiri saat itu. Ia pun bergegas tidur. Kuliah pagi akan menyambutnya esok hari.
Tak ada pilihan bagi kevin kecuali melupakan kejadian itu dan pergi tidur. dan alangkah terkejutnya kevin saat bangun, begitu sadar ia sudah berada di depan kamar kosong, dibawah lantai bukan diatas kasurnya.
"Sleep walking ? Aku ??" Tanya nya dalam hati, masih terheran heran bagaimana ia bisa tidur diluar kamar, di lantai pula. Kevin berusaha positive thinking dan bersiap pergi ke kampus karena dia sudah hampir telat pagi itu.
Selepas kuliah ia pergi nongkrong dengan teman-temannya, ya biasalah anak muda cari kopi dulu. Ia pulang kerumah sekitar pukul 10 malam, nenek nya mungkin sudah tidur batin nya dalam hati. Ia pun bergegas naik ke kamarnya di lantai 2.
Sesampai nya diujung tangga kevin berhenti, dilihat nya pintu kamar gudang yang kosong itu sedikit terbuka. Kevin bisa melihat dari celah pintu itu barang-barang terjatuh dam berserakan.
Kamar tersebut memangg gudang berisikan barang-barang lama, deperti kursi dan meja yang tak terpakai, alat-alat jahit neneknya yang sudah rusak, dan rongsokan lain nya.
Dan malam itu kevin melihat dengan kedua bola matanya barang tersebut berserakan di lantai. Padahal beberapa hari lalu kevin sudah sengaja merapikan nya sedemikian rupa. Bahkan kevin membersihkan dan mengepel ruangan itu.
Hitung-hitung balas budi sudah tinggal disini sekalian saja dibersihkan kamarnya pikir kevin. Namun kerja kerasnya sia-sia karena barang-barang tersebut kembali berserakan, entah siapa pelakunya.
Dibukanya pintu kamar tersebut, jelas sudah kamar tersebut kembali berantakan. Kevin mengumpat dalam hati sembari kesal. "Ah mungkin tikus nih, nanti kapan-kapan aku bersihkan lagi". Kevin tidak bisa menemukan nama lain untuk dituduh. Karena dia hanya berdua dirumah ini dengan neneknya.
dengan masih sedikit kesal ia pergi mandi. tapi pada saat mandi perasaan nya sungguh tidak enak. Seakan dada nya sesak entah karena apa. Dia pun buru-buru membasuh tubuhnya.
Tak lama ia pun bersiap tidur, tapi perasaan tidak enak itu masih terus menghantui. Seakan ada yang terus mengawasi nya dari setiap sudut ruangan. Baru ini dia merasa seperti ini di kamarnya sendiri.
Setelah berusaha tenang dia pun terlelap, tapi belum lama ia terlelap kevin kembali terjaga karena ada sesuatu yang menusuk punggung nya. Dengan malas ia pun mencari apakah gerangan yang menusuk punggungnya.
kemudian apa yang didapati kevin membuatnya tidak dapat tidur malam itu, sesuatu yang menusuk punggung nya ada segumpal rambut yang agak keriting dan kasar . Kevin terperanjat kaget dan ketakutan setengah mati.
Sontak ia keluar dari kamarnya berpindah ke kamar tamu disebelahnya. Tubuhnya merinding dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tak mungkin itu rambut neneknya, rambut nek ida sudah beruban semua. dan tak mungkin juga itu rambutnya sendiri. Rambutnya lurus dan tidakk keriting
Lantas rambut siapa itu ?? Kevin berpikir keras. ia pun membuka jendela kamar dan menyalakan rokok yang untungnya sedari tadi ia kantongi. Kevin berusaha menenangkan diri walau ia tau itu sia-sia saja.
Baru beberapa tarikan rokok, kevin samar-samar mendengar suara tertawa. Suara tawa perempuan cekikikan itu terdengar lirih, dan kesan nya jauh sekali. Kevin bergidik ngeri. Belum lama suara tawa itu hilang, ia mendengar suara langkah dari luar kamar.
Satu, dua, tiga. suara langkah itu banyak tidak seperti satu orang. Kevin spontan mengecek takutnya maling atau rampok pikirnya. Begitu ia buka pintu, tidak ada siapa-siapa diluar. Hening.
Kevin semakin ketakutan, malam gila ini membuatnya meringkuk di balik selimut. Ia bergetar hebat. Ia bahkan terlalu takut untuk membuka mata saat itu. Rasa takut, lelah dan ngantuk bercampur menjadi satu rasanya malam itu.
Tanpa sadar ia pun terlelap. Sampai akhirnya ia terbangun dan ia dapati nek ida sudah duduk bersimpuh di ranjang tidurnya. "Kevin gak kuliah nak ?"Nenek sampai naik keatas karena tumben kamu belum bangun sudah siang begini". Tanya nek ida
Kevin bangun dari tidurnya berusaha duduk, tp ia lemas sekali sampai-sampai tak kuasa menahan beban tubuhnya. Sontak nek ida menaruh telapak tangan nya di dahi kevin. Ternyata cucu nya tersebut demam tinggi.
" ya ampun panas sekali badanmu vin, yaudah gausah kuliah dulu, istirahat dirumah ya. Sebentar nenek ambilkan obat" ujar nek ida. Kevin hanya mengangguk pasrah. masih terngiang kejadian tadi malam. Nek ida kembali dengan beberapa obat demam dari kotak p3k yang diambilnya dibawah.
"Ini minum vin habis ini makan ya" ujar nek ida. Belum lagi kevin menelan obat itu nek ida bertanya. "Kamu kok tidur di kamar tamu sih bukan dikamarmu vin?". Kevin diam sebentar, kemudian ia bercerita panjang lebara kepada neneknya itu.
bagaimana gumpalan rambut, suara tawa, dan langkah kaki yang membuatnya meringkuk tak berdaya dalam ketakutan tadi malam. Nek ida tampak tak percaya dengan apa yang didengarnya. "Makanya kamu jangan tinggal shalat vin, sebelum tidur berdoa". Nek ida mengingatkan.
"Yasudah kamu tidur lagi ya istirahat, nanti nenek bawakan makanan. Klo sudah enakan dimakan ya nanti nenek taruh di meja" ujar nek ida. " iya nek makasih" balas kevin seadanya.
Demam tinggi membuat kepala nya pusing dan terasa berat. Kevin pun memutuskan kembali tidur. Kali ini tidurnya nyenyak sekali jauh berbeda dengan tadi malam.
Sampai kemudian malam pun tiba, setelah membawa makanan dan obat nek ida kembali turun ke bawah, meninggalkan kevin sendiri di kamar tamu dilantai atas. ingin rasanya untuk meminta neneknya itu tetap menemani diatas, tapi kevin sadar ia bukan anak kecil lagi. Dia mahasiswa sekarang.
Kevin beranjak dari tempat tidurnya, menuju kamar nya untuk mengganti baju, sesampai nya dikamar ia buru-buru mengganti baju, masih ada perasaan takut berada di kamar itu. Anehnya, gumpalan rambut yang kevin temukan semalam tidak ada. Bahkan kevin mengecek ke kolong tempat tidur, tidak ada.
Kevin heran tidak mungkin apa yang dialami nya itu mimpi, karena terasa sangat nyata dirasakan nya. Berusaha acuh kevin kembali ke kamar tamu, ia merasa lebih aman disana. Sambil makan ia menonton tv. Tak ada yang aneh malam itu rasanya.
Tapi kevin salah, salah besar.
Setelah makan ia pergi ke toilet untuk buang air. Sekembalinya dari toilet, ia terkejut. Tv yang sedari tadi menyala tiba-tiba sudah mati. "Ah mungkin aku lupa tadi udah matiin tv" kevin berbicara sendiri dalam hati.
Ia pun kemudian membuka jendela kamar dan menyalakan rokok. Ketika asyik menghisap rokok tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu, "tok tok tok" persis 3 kali ketukan. Kevin terdiam. "Nenek ??" Tanya kevin. Namun tidak ada balasan dari arah suara ketukan tersebut.
Kevin mulai ketakutan, tengkuk nya terasa dingin dan suasana dalam kamar itu menjadi semakin mencekam. Dimatikan nya rokok nya dan mulai melangkah untuk membuka pintu. "Krieek" suara pintu terbuka oleh kevin, tidak ada siapa-siapa didepan pintu, kosong melompong.
Kevin pun menutup pintu dan membalikkan badan, dan bak petir yang menyambar kevin terkejut, tubuhnya terdiam kaku tidak dapat bergerak, matanya terbelalak tidak dapat mempercayai apa yang dilihatnya di jendela yang terbuka tempat dia merokok tadi, Pemandangan yang tidak dapat ia lupakan seumur hidup
Diluar jendela dilihatnya sesosok wanita dengan rambut panjang hampir menutupi seluruh wajahnya, bajunya kusam dan kotor. Dan bagian paling mengerikan adalah satu matanya yang tidak tertutupi rambut. Bola matanya seakan menyeruak keluar tidak berada pada kelopak matanya
Wanita tersebut tersenyum simpul namun sangat mengerikan. Sontak kevin berteriak histeris dan lari tunggang langgang ke lantai bawah. Baru pertama kali dalam hidupnya dia melihat sosok seperti itu, yang jelas bukan manusia. Bagaimana mungkin manusia bisa melayang diluar jendela lantai 2.
Dia pun berlari ke kamar neneknya yang ternyata tidak dikunci. Dilihat nya nek ida sudah tertidur pulas. Tak tega membangun kan nya, kevin memilih tidur di lantai beralaskan sarung dan sajadah. Tubuhnya masih bergetar mengingat kejadian yang barusan dialami nya.
Apa salahnya sampai didatangi makhluk seperti itu batin nya dalam hati. Dengan perasaan kalut dan gemetar ia pun tertidur. Esok pagi nya ia terbangun oleh suara yang tak asing lagi baginya, "kevin ? Kenapa tidur disini ? Pake sajadah lagi ?" Tanya nek ida sembari membangunkan kevin.
Kevin pun bangun sambil mengucek matanya dia pun menceritakan apa yang dilihatnya tadi malam.
"Mungkin kamu salah lihat, tubuh kamu kan masih lemah karena sakit jadi menghayal yang enggak-enggak" kata nek ida sembari menghela nafas.
Kevin yakin 1000 % dia tidak menghayal, sosok mengerikan tadi malam sangat jelas untuk sebuah lamunan. "Yaudah kamu sarapan duluya sudah nenek siapin" nek ida berusaha menenangkan kevin. Kevin pun beranjak pergi ke dapur dan melahap sepiring nasi goreng buatan neneknya itu.
Sialnya bagi kevin, hari itu neneknya harus pergi keluar kota untuk mengikuti arisan keluarga. Seperti acara tahunan. Dan akan menginap sehari disana. Yang berarti kevin akan sendirian dirumah itu.
"Kevin gak mau sendiri dirumah nek, takut". Ujar kevin memprotes.
"Ah kamu kayak anak kecil saja, yaudah nanti nenek suruh om anton menemani kamu ya". Balas nek ida
Kevin sedikit lega dengan jawaban neneknya itu. "Ting tong" bunyi bel berbunyi. Ternyata itu adalah om fariz, om fariz adalah abang kandung dari ibu kevin.
"Loh kevin tidak kuliah ?" Tanya om fariz setelah duduk diruang tv. "Enggak kevin demam dari semalam, oiya riz nanti telfonkan anton ya suruh dia menginap temani kevin malam ini" nek ida menanggapi. "Oh baik bu" om fariz menjawab.
Setelah mengingatkan kevin untuk tidak lupa mengunci semua pintu, nek ida dan om fariz pun pergi. Sedangkan kevin menghabiskan waktu dengan menonton tv dibawah sembari menunggu om anton yang berjanji akan datang setelah maghrib.
Kevin melamun ditengah ruang tv, pikiran nya masih teringat kejadian tadi malam. Bukan hanya tadi malam tepatnya beberapa hari ini gangguan yang ia alami di rumahnya ini membuatnya lelah bahkan sampai jatuh sakit. Namun lamunan nya sirna oleh bunyi bell kedatangan seseorang.
"Kevin, nenek sudah pergi ya ?" Rupanya om anton sudah datang. "Sudah om tadi sama om fariz, kok cepet datangnya om, katanya habis maghrib ?". Balas kevin.
"Iya kerjaan om udah beres makanya langsung kesini". Ujar om antun sambil menuntun kevin masuk kedalam.
Mereka berdua duduk di ruang tv, saling memandang dan hanya diam. Sampai om anton memecah keheningan. "Gimana demam kamu sudah baikan vin ?". "Sudah lumayan om". Balas kevin. Raut muka kevin yang lelah dan kurang tidur membuat om anton tahu keponakan nya itu tidak baik-baik saja.
"Kamu kenapa kok sampai nenek minta om temenin kamu dirumah ?". Tanya om anton penasaran.
Kevin terdiam lama, "tidak usah dibahas om". Jawab kevin singkat.
Seakan mengerti om anton menganggukkan kepala.
"Kamu digangguin ya diatas vin?"
Kevin sedikit terkejut. "Kok om tau ?". Om anton menghela nafas dalam-dalam yang ia lanjutkan dengan bercerita bahwa ia melihat sosok wanita yang juga dilihat kevin malam kemarin.
"Om lihat waktu pertama kali kamu datang, saat om naik keatas nganter koper kamu" timpalnya.
"Dia siapa sih om, kenapa menampakkan diri pada saya ?" ketus kevin yang mulai penasaran.
"Om juga gatau mungkin penunggu kamar kosong itu. Yasudah selama dia gak mencelakakan kamu jangan takut ya coba biasa aja" om anton mencoba menenangkan kevin.
waktu menunjukkan pukul 9 malam. Om anton dan kevin baru selesai makan dan mereka lanjutkan dengan shalat isya berjamaah.
Setelah selesai mereka memutuskan naik ke lantai 2 untuk pergi tidur.
Tak ada pilihan bagi mereka, karena di lantai 1 hanya ada 2 kamar. Kamar nek ida yang terkunci, dan 1 lagi kamar pembantu berisi pakaian yang belum digosok. Mereka lantas mau tidak mau tidur di lantai atas di kamar kevin.
Om anton sibuk dengan laptopnya sementara kevin terlihat mengutak ngutik HP nya. ingin rasanya kevin menelpon ibunya untuk menceritakan kejadian ganjil ini. Namun ia urungkan niatnya karena tak mau ibunda nya khawatir.
Malam semakin larut, kevin tanpa sadar sudah terbawa ke alam mimpi. Om anton yang sedikit mengantuk berniat turun kebawah untuk membuat kopi sebagai teman kerja nya malam itu.
Ada perasaan ngeri ketika melewati kamar kosong sewaktu menuju tangga, tapi ia hiraukan dan menuju ke dapur.
Segelas kopi hitam sudah ditangan nya, dan ia letakkan disamping laptop. Belum sempat menyeruput kopi itu ia memutuskan ke toilet untuk buang air kecil. Setelah selesai, om anton dibuat terperangah heran setengah mati.
Kopi yang belum sempat ia minum, sudah habis hanya sisa sedikit.
Dilihat nya kevin masih tertidur pulas, spontan ia menggoyangkan badan kevin "vin, kamu yang minum kopi oom ya ?".
"Ha ? Kopi apaan om ?" Jwb kevin yang baru bangun tak mengerti.
Om anton bergidik ngeri, kalo bukan kevin siapa yang meminum kopinya ?? Ia ingat betul belum meminumnya.
"Gak, gakpapa vin yaudah lanjut tidur lagi sana". Kata om anton. Ia ragu menceritakan pada kevin malah membuat keponakan nya itu semakin takut.
Om anton kembali mengerjakan pekerjaan nya di laptop sembari terus membaca doa dalam hati. Sejujurnya juga ia sangat takut malam itu.
Kevin yang sudah terlanjur terbangun kembali terjaga, ia memandangi wajah om anton yang ntah kenapa sangat ketakutan.
"Om baik-baik saja ? Tanya kevin heran.
Om anton hanya membalas dengan anggukan kecil.
Kevin tau ada yang tidak beres baru saja terjadi.
Mereka terjaga hingga lewat larut malam. Jam menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Entah mengapa hawa di kamar itu menjadi gerah dan tidak nyaman.
kevin menjadi gelisah, teringat kejadian-kejadian yang menimpanya belakangan ini.
Sampai suatu suara membuat mereka membatu terdiam. Suara menggeram, seperti suara binatang buas. Kevin refleks melihat wajah om anton, dan sebaliknya. Mereka sama sama mendengar suara itu.
"Om dengar kan om ?" Tanya kevin ketakutan.
"Sudah jangan dihiraukan, bukan apa-apa". Om anton berlagak tenang padahal lututnya sudah gemetaran sedari tadi.
Mereka terdiam.
Lama sekali..
PRAKKK !!
suara benda jatuh membuat mereka terpanjat dari keheningan. Suara itu dari dalam toilet. Om anton yang kaget langsung membuka pintu toilet itu.
Ternyata vas bunga kecil di toilet terjatuh dengan sendiri nya.
Bukan pertanda baik pikir om anton dalam hati.
"Apa itu om ?" Tanya kevin gemetaran.
"Ini vas bunga nya jatuh" jawab om anton sambil memegang pecahan vas keramik tsb.
Dan apa yang om anton saksikan setelahnya, membuat benda yang dipegangnya terjatuh ke lantai. Dia langsung lemas tak berdaya.
Sesuatu di samping kevin.
Tak butuh waktu lama bagi om anton menyadari siapa sosok disamping kevin itu.
Rambutnya yang panjang selutut berantakan, dan matanya yang hampir copot itu terbelalak mengerikan. Ia persis duduk disamping kevin.
"La..lari vin, ayo t..turun". Ujar om anton terbata.
Kevin yang masih belum tau apa yang terjadi keheranan melihat tingkah om nya itu.
Sampai ia paham maksud isyarat mata dari om anton menyuruhnya menengok ke samping belakang kanan nya.
Dengan jelas kevin melihat wanita itu tersenyum mengerikan.
"HUAAAAAA"
Kevin yang terkejut melihat wanita mengerikan itu sontak beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kearah pintu keluar kamar.
Om anton tidak kalah panik membuka pintu kamar hendak lari secepat kilat.
Tapi apa yang mereka temui didepan kamar membuat langkah mereka terhenti.
Di depan kamar kosong itu sudah menunggu berdiri satu sosok. Sosok ini tidak asing bagi mereka berdua.
Rambut putih disanggul dengan perawakan yang sedikit bungkuk.
ITU NEK IDA
"Nenek ??" kevin terperangah.
Sosok itu melihat mereka berdua, kemudian tersenyum menyeringai dan berkata.
"Mau kemana kok belum tidur ?"
"ASTAGHFIRULLAHALADZIM" bentak om anton sembari menarik kevin untuk meninggalkan tempat itu.
Ia tau, sosok itu bukanlah ibu mertuanya.
Bagaimana mungkin itu nek ida, nenek kevin.
Nek ida sedang berada diluar kota untuk arisan keluarga. Itulah alasan nya menginap disini malam ini menemani kevin.
Om anton yang sadar itu makhluk lain yang menyerupai ibu mertuanya menarik tangan kevin
"Ayo vin, dia bukan nenek !"
Tapi entah kenapa kevin diam, tidak bergerak. Bukan nya tidak mau, serasa ada yang menahan pergelangan kakinya dari bawah.
Dan seketika ia melihat apa yang membuatnya tak bisa bergerak.
Bulu kuduknya bergidik hebat melihatnya, ingin rasanya dia pingsan saja.
Tepat dibawah kevin, wanita yang tadi berada di kamarnya tengah memegangi pergelangan kakinya. Badan nya setengah merangkak dengan kuku-kuku panjang pada kedua tangan nya.
Kevin ketakutan namun tak berdaya, dia berupaya bergerak, tapi tetap saja hasilnya nihil.
Tiba-tiba sosok jin yang menyerupai nek ida tertawa cekikikan, begitu kerasnya terbahak bahak.
Om anton dan kevin yang menyaksikan nya merinding setengah mati.
Kevin mulai menangis.
Dia tidak tau harus berbuat apa.
Om anton yang tidak tahan lagi memaksa menarik kevin dengan satu hentakan kencang sambil berteriak "ALLAHUAKBAR"
kevin pun memaksa kakinya lepas dari cengkraman si wanita buruk rupa itu. Setengah menendang akhirnya kevin berhasil lepas
Mereka berdua berlari menuruni tangga. Akhirnya..
Mereka akhirnya sampai dibawah, di lantai 1.
Keringat mengucur deras dari wajah keduanya. Mereka masih tidak percaya apa yang baru saja mereka alami.
Bak adegan di film horror, kejadian barusan seperti mimpi saja rasanya.
Tidak, mereka tau itu bukan mimpi.
Suara tawa cekikikan dari sosok yang menyerupai nek ida masih menggelegar dari lantai atas.
Seakan sengaja memastikan mereka berdua sedang tidak berkhayal.
Kevin menangis, dia sangat ketakutan.
Om anton memeluknya berusaha menenangkan.
"Istighfar vin, baca doa banyak-banyak" seru om anton.
Om anton kemudian menyalakan semua lampu yang ada di lantai bawah, berharap hal itu dapat meredakan suasana.
Benar saja, suara itu menghilang dan tak lagi terdengar.
Dituntun nya kevin rebahan di sofa ruang tv, keponakan nya itu masih gemetar, begitu hebatnya.
Setelah minum beberapa gelas air akhirnya kevin bisa tenang, kemudian ia tertidur. Pulas.
Om anton berjaga di sampingnya memastikan makhluk-makhluk tadi tidak lagi mengganggu mereka.
Tanpa terasa om anton juga ikut tertidur. Terror luar biasa malam itu menguras habis tenaga nya.
Sudah siang keesokan harinya om anton terbangun, ibu mertuanya sudah kembali dari luar kota bersama abang iparnya, fariz
Dibukakan nya pintu untuk mereka, kemudian mengajak masuk.
Nek ida terkejut melihat kevin tertidur di sofa ruang tv.
"Kenapa kevin tidur di situ ton ?"
"Panjang ceritanya bu" jawab om anton lemas.
"Kamu gakpapa ton, kok lemes banget gitu ?" Tanya om fariz seketika melihat wajah lesu lunglai om anton.
"Saya gakpapa mas, tp kevin sepertinya shock sekali" timpal om anton.
"Kamu ngomong apa sih ton, terus kenapa kevin tidur di sofa begitu ?" Tanya nek ida lagi setengah marah.
Om anton diam sejenak.
Setelah menegak air segelas, kemudian ia bercerita panjang lebar.
Betapa terror tadi malam sangat mengerikan, begitu jelas dan begitu nyata dirasakan nya.
Setelah mendengar cerita itu, nek ida tercekat. Di dekati nya kevin yang masih tergeletak di sofa. Ia duduk bersimpuh disamping nya dan membelai rambut kevin.
Dan kemudian nek ida terkejut melihat kaki kevin, kaki yang menjadi saksi bisu dari makhluk-makhluk jahanam di lantai 2 rumahnya itu.
Di kaki kevin, dari mulai mata kaki hingga betisnya terdapat 3 bekas guratan panjang, dengan darah mengering di bekasnya.
Persis bekas cakaran binatang berkuku panjang.
"Kurang ajar, beraninya mengganggu cucuku seperti ini !!" geram nek ida sambil mengepalkan tangan nya.
Nek ida berjalan ke arah telepon rumah, ditekan nya beberapa angka dan sekejap kemudian ia terlibat percakapan serius dengan orang dibalik telepon tsb.
Om anton dan om fariz hanya diam sembari menunggu nek ida selesai menelpon.
"Sudah kamu mandi dulu lah ton, sebentar lagi pak said datang, ibu uda minta tolong" ujar nek ida setelah menutup gagang telepon
Rupanya yang ia telfon tadi adalah pak said, ustad sekaligus guru ngaji di masjid dekat rumahnya.
"Baik bu" jawab om anton singkat.
Seketika om anton bergegas mandi, kevin terbangun, ia menangis melihat neneknya sudah pulang dan lantas memeluknya erat.
Ia pun menceritakan apa yang dialami nya tadi malam sambil menangis tersedu sedu
Nek ida yang iba melihatnya membelai lembut rambut cucu nya itu.
"Sudah-sudah, nenek sudah tau ceritanya. Sekarang kamu mandi duluya, nenek sudah minta tolong ustad said untuk datang" kata nek ida sembari terus memeluk kevin.
Kevin mengangguk pelan, sambil menyeka air matanya yang mulai membanjir. Ia pun perlahan beranjak mandi.
Selang sejam mereka semua sudah duduk diruang tv, menunggu pak said yang tak kunjung datang.
"Assalamualaikum" tiba-tiba penantian mereka berakhir, pak said datang dengan 2 anak remaja masjid asuhan nya.
"Waalaikumsalam" om fariz menjawab sembari melangkah membuka pintu.
Mereka pun masuk dan menuju ruang tv dimana nek ida dan yang lain berada.
Setelah saling membalas salam pak said duduk diantara mereka.
"Terima kasih sudah datang pak, begini cucu saya mengalami kejadian tidak mengenakkan tadi malam" kata nek ida memulai perbincangan.
Setelah itu nek ida dan om anton menjelaskan rincian kejadian nya. Kevin juga menambahi cerita versi nya.
Pak said manggut-manggut seakan sudah tahu titik permasalahan nya dimana.
Lantas ia mengajukan satu pertanyaan pada kevin.
"Kamu pernah masuk ke kamar kosong itu vin ?" Tanya pak said serius.
"Pernah ustad".
kevin menjelaskan bahwa ia pernah masuk untuk membersihkan kamar tsb, bahkan ia merapikan dan menaruh wewangian untuk menutupi bau apek yang memenuhi kamar itu.
Setelah diam beberapa saat ustad tersebut berkata pada nek ida
"Boleh saya lihat kamarnya keatas bu ?".
"Silahkan pak" jawab nek ida cepat.
"Saya saja yang naik, yang lain silahkan tunggu disini". pak said menambahkan.
Ia pun naik sendirian, ke lantai 2.
Tak kurang dari 10 menit pak said berada di lantai atas, ia pun turun dan kembali duduk didepan nek ida dan yang lain.
"Sepertinya saya sudah mengerti kenapa kevin diganggu seperti ini" ujarnya tanpa basa basi.
Pak said menjelaskan bahwa para penghuni kamar tersebut merasa tidak senang dan terusik kerena kevin membersihkan kamar tsb.
"Jumlah mereka banyak bu, sudah seperti sarang mereka di kamar itu" pak said menjelaskan di sela-sela percakapan.
"Mereka tidak senang karena kevin membersihkan kamar itu, mereka suka tempat yang kotor dan lembab dan jarang ditempati"
"Itu sebabnya mereka tidak suka kevin mengusik kamar itu" jelas pak said.
"Sudah berapa lama kamar itu kosong bu ?"tanya pak said kemudian pada nek ida.
"Sudah bertahun tahun kosong pak, tidak ada yang menempati semenjak anak-anak saya berkeluarga. Sudah jadi gudang" nek ida menjelaskan.
Pak said memegang jenggotnya sembari menjelaskan.
"Wajar kalau jadi rame begitu bu" kata pak said.
"Jadi saya harus gimana pak ? Apa minta maaf sama mereka ?" Tiba-tiba kevin memotong pembicaraan.
"Tidak, tindakan kamu sudah benar vin, tidak perlu minta maaf sama makhluk jahat seperti mereka".
"Biar saya yang tangani" kata pak said sembari bangkit dari duduknya.
Pak said kemudian minta disediakan sebuah baskom berisi air, dan garam sepiring penuh.
Tanpa bertanya om anton segera mengambil apa yang diminta pak said.
Setelah mendapat apa yang diperlu, pak said naik ditemani 2 santrinya.
"Jangan ada yang naik ya, disini saja bantu dengan doa" ujarnya
Lama sekali pak said dan santrinya berada di kamar kosong itu, hampir 2 jam lamanya nek ida dan yang lain menunggu di bawah.
Kevin semakin cemas, dia menjadi gelisah bila mengingat rentetan kejadian ganjil yang dialami nya belakangan ini.
Betapa gila nya semua ini pikirnya.
Setelah menunggu lama, akhirnya pak said dan santrinya kembali turun kebawah.
Terlihat wajah capek bersimpuh piluh keringat di wajah mereka bertiga.
Nek ida yang cemas langsung bertanya
"Bagaimana pak ?"
Pak said tersenyum sembari duduk disamping kevin.
"Alhamdulillah atas izin allah sudah saya usir semua bu "jelas pak said.
"Rumah ini juga sudah saya pagari, mulai sekarang akan baik-baik saja insyaallah" pak said menambahkan.
"Alhamdulillah" semua orang diruangan itu berbarengan mengucap syukur.
Tak terasa sudah waktunya ba'da ashar. Mereka pun semua shalat berjamaah.
Sebelum berpamitan pulang pak said berpesan kepada semua
Pesan yang akan diingat terus oleh nek ida beserta anak cucunya itu.
Pesan yang secara langsung mengingatkan bahwa setiap rumah pasti ada makhluk-makhluk lain yang menunggui, karena kita memang hidup berdampingan dengan mereka
Tergantung bagaimana kita bersikap dan menjaga rumah kita sendiri.
Hendaknya rumah kita senantiasa diiringi lantunan ayat suci dan ibadah shalat yang menjadi tiang agama.
Jangan biarkan rumah kita gelap dan kosong, karena makhluk sejenis jin dan kawanan nya senang sekali dengan tempat gelap, kotor dan sepi.
Jikalau kosong pun, hendaknya ruangan dibersihkan, dan diberi penerangan yang cukup.
Sebagaimana orang yang beriman kita harus percaya "mereka" ada di sekeliling kita.
Akhir cerita, rumah tersebut sudah kembali nyaman dan damai.
Kevin sekarang sudah lulus kuliah dan bekerja di salah satu bank swasta di ibukota.
Sedangkan rumah nek ida ? Bukan kevin lagi yang menempati.
Sekarang giliran adik sepupu nya yang tinggal disana untuk merantau kuliah.
Betapa beruntung adik sepupu nya itu, tidak harus mengalami kejadian mengerikan seperti kevin.
Tapi itulah hidup, ada pelajaran yang bisa diambil dari semua itu.
BACA JUGA : RUMAH BEKAS TUMBAL