Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DENDAM Jin Penghuni Hutan Pentas Hulu-Riau


Pentas hulu kecamatan gaung, Inhil Riau, daerah kosong tidak ada pemukiman penduduk namun banyak menyimpan cerita mistis yang sangat kental di masyarakat sekitarnya, area hutan belantara yang dilintasi aliran sungai yang lumayan luas berairkan warna hitam ciri khas perairan tanah gambut, sungai itu menjadi satu akses masyarakat menuju satu perusahaan yang tak jauh dari wilayah hutan pentas hulu.

Banyak juga masyarakat yang datang atau melintas hutan tersebut hanya sekedar mencari ikan, karena memang didaerah tersebut diketahui banyak ikan-ikan besar di sungainya, walau yaaaah para pencari ikan sering mendapat gangguan mistis dari penghuni hutan dan sungai pentas hulu.

Dikisahkan pada suatu hari ada beberapa orang warga desa Simpang gaung pergi memasuki wilayah hutan pentas hulu untuk mencari ikan, mereka dengan menggunakan speedboat berangkat menuju daerah tersebut.

Setibanya ditujuan kira-kira jam 5 sore, memang mereka berniat untuk membuat cam (tempat tinggal darurat sementara) di tempat itu untuk beberapa hari, Yadi, dogel, codet dan Kep, mereka berempat segera mencari beberapa kayu untuk mendirikan cam, cam yang di didirikan tentunya berbentuk panggung karena didaerah tersebut daerah gambut dan perairan.
Bahkan tepat di depan cam mereka terdapat anak sungai yang bermuarakan ke sungai pentas hulu.

Kira-kira satu jam lebih, cam pun selesai dibangun, setelah bebersih diri merekapun mulai istirahat dan memasak untuk makan malam. 
Dimalam yang terasa dingin serta gelapnya malam, mereka berempat duduk di cam darurat yang mereka bangun, di kiri kanan dan depan serta belakang cam dihidupkan pelita sehingga lumayan dapat menerangi sekeliling cam atau gubuk mereka.

Setelah makan malam sembari mengobrol mereka mulai merakit tali pancing, sesekali mereka selingi dengan candaan, sehingga mengurangi kesunyian serta gelapnya didalam hutan malam itu.

Setelah mengikat tali pancing Yadi mulai melemparkan mata pancingnya ke sungai, tak menunggu lama seekor ikan berukuran besarpun berhasil ditangkap Yadi, sebenarnya rencana mereka menangkap ikan besok pagi, namun saat itu malampun belum larut, mencoba memancing hanya untuk hiburan saja, namun dengan banyaknya ikan disekitar cam tanpa sadar mereka terus asyik memancing hingga tak terasa malam semakin larut, ikan-ikanpun berhasil banyak didapat.

Ditengah keseruannya memancing tiba-tiba saja, terdengar suara kepakan suara air beriak dari pinggiran sungai dari sebelah kanan cam yang gelap, seketika Yadi dan teman-temannya sedikit terkejut, sejenak mereka terdiam dan hanya saling pandang saja, fikiran mereka mengira-ngira mungkin saja itu suara kepakan buaya atau binatang air lainnya. lalu Yadi berkata,

''Det Mane senter kite? Bawa kemari, demikian ucap Yadi ke codet dengan berbisik, codetpun dengan perlahan beranjak kedalam mengambil senter yang diminta oleh Yadi. Tak lama berselang codetpun kembali dan menyerahkan senter ke Yadi.

Dengan tanpa bicara sepatah katapun Yadi menerima senter, lalu ia menyorotkan cahaya senter itu kearah sumber suara tadi. Ke empat pasang matapun tertuju mengarah ke cahaya senter, dengan sedikit menyipitkan mata untuk lebih memperjelas penglihatan mereka fokus ke satu titik, dimana terlihat ada pergerakan dari pingir sungai tak jauh dari cam.

Terlihat ada sesuatu yang bergerak secara perlahan tapi pasti terus keluar dari permukaan lumpur yang hitam, bahkan saat itu bukan hanya penampakannya saja yang terus bergerak keluar dari lumpur itu, melainkan diiringi dengan suara Geraman yang sungguh membuat meremang bulu Roma yang mendengarnya.

''ape tu yad?"
Bisik togel dengan suara terdengar bergetar karena rasa takut mulai merasuki jiwanya,
''Tak tahu aku gel, kalau buaye tak mungkin pulak suarenye macam tu'' jawab Yadi dengan suara pelan pula.

Saat itu Yadi, togel, codet dan Kep, hanya bisa diam dengan tatapan mata terus kearah benda bergerak yang terus berusaha keluar dari dalam lumpur tak jauh dari hadapan mereka.
Secara perlahan sesuatu yang bergerak itu mulai terlihat dengan jelas penampakannya.

Astaghfirulloh, seketika mereka berempat beristighfar begitu melihat dengan jelas apa yang tengah mereka perhatikan itu, terlihat sosok hitam mengkilat layaknya kulit ikan tapah muncul dan membalikan tubuhnya, sosok itu mirip dengan perawakan manusia, namun terlihat jauh lebih besar dengan rambut panjang basah penuh dengan lumpur, serta kedua matanya yang berwarna merah menyala terkena pantulan cahaya senter, menatap tajam kearah mereka.

Keempat pencari ikan itu tubuhnya gemetaran, bagaimana tidak disaat tengah berada dihutan mendapati sosok yang begitu menyeramkan, sosok itu dengan perlahan mulai bergerak melangkah mendekati cam, secara perlahan pula keempat pencari ikan itu berinsut mundur, lalu 
bruaaak ......,
Secara bersamaan keempat pencari ikan itu masuk kedalam cam, serta menutup pintu cam itu dengan kuat.

Didalam ruang cam yang sempit mereka berempat duduk berdekatan, tak ada seorangpun yang berbicara, selain hanya saling beradu pandang serta jantung berdebar, dikeremangan cahaya lampu minyak.
Tiba-tiba saja,

kruuut ... kruuuut ....
Terdengar suara sesuatu di dinding cam, seperti suara cakaran tangan dengan kuku yang tajam, tentu saja hal itu membuat yang berada didalam cam itu semakin ketakutan, apalagi suara garukan atau cakaran itu seakan terus mengelilingi cam tersebut dari luar.

''dogel, codet, Kep'' ......
Pegang parang kalian masing-masing, apepun bende tu kite harus siap melawan kalau die menyerang kite''.....
Bisik Yadi ditengah rasa takutnya.
Codet, Kep dan dogelpun mengikuti arahan Yadi, dengan segera mereka meraih golok atau parang masing-masing.

Tiba-tiba saja suasana hening, tak terdengar lagi suara cakaran pada dinding cam, dengusan kasarpun tak terdengar, yadipun berbisik kepada teman-temannya,

''Cube kite intip sebelah dinding masing, kire-kire masih Ade tak mahluk tu'', demikian ucapnya berbisik, lalu merekapun secara bersamaan mulai mengintip ke arah luar dari celah-celah dinding papan cam, walau gelap diluar sana namun masih sedikit terlihat suasana diluar dari remang cahanya pelita yang memang mereka hidupkan di empat sisi.

Tak memakan waktu lama, Yadi, codet dan Kep melihat situasi diluar, mereka langsung duduk kembali dengan raut wajah terlihat sedikit tenang, namun saat itu dogel masih dalam posisi tengah mengintip keluar tak bergerak.
"Gel, cam Mane aman tak disebelah sane?' tanya Kep kepada dogel.
Dogel tidak menjawab, meresponpun tidak ketika di tanya codet.

Kembali codet bertanya,
''gel macam Mane aman tak?
Tanya codek lagi. Dogel tetap tak merespon dengan posisi tengah mengintip keluar.

Tiba-tiba saja, didalam ruang cam yang sempit itu tercium aroma tak sedap menyeruak seakan memenuhi ruang itu, Kep yang sedari tadi hanya diam dengan raut wajah pucat pasi berinsut mundur dari posisinya yang saat itu berada paling dekat dengan dogel, ia merasakan sesuatu yang aneh dari lantai dimana ia duduk sembari meraba lantai, lalu ia berkata.

''adoooh ... Dogel kenceng agaknye ni"
Ucapnya dengan masih berbisik.
Sontak Yadi dan codet terkejut dan memandang kearah lantai dimana saat itu dogel berada, benar saja lantai cam itu terlihat basah dengan cairan berwarna kuning hangat dan bau Pesing.

Yadi penasaran apa sebenarnya yang tengah dilihat dogel diluar saat itu hingga membuatnya terkesima bahkan buang air kecil tanpa sadar, lalu ia perlahan merangkak mendekati dinding dimana saat itu dogel masih dengan posisi mengintip,

Astaghfirulloh, Yadi beristighfar, ia sangat terkejut setelah mengintip dan melihat apa yang ada dibalik dinding itu, dikeremangan cahaya lampu pelita, diluar terlihat sosok mahluk menyeramkan itu tengah berdiri tepat dimana dogel saat itu tengah mengintip, kedua matanya yang merah menatap tajam ke arah dimana saat itu dogel tengah mengintipnya.
''cepat tarik badan dogel kep''
Ucap Yadi ke Kep agar segera menarik tubuh dogel yang terpaku tak sadar bagai patung manakin.

Codet menarik dogel dan mendudukkannya, baru saja dogel duduk dengan raut wajah terlihat pucat pasi tiba-tiba saja,
Bruaaak .....
Terdengar suara dari dinding papan cam seperti ada yang mendobrak dari luar, Yadi, Kep dan codet saat itu benar-benar panik, namun mereka saat itu sudah berusaha untuk berani dan nekat, dihunusnya dengan erat golok masing-masing digenggamnya, dengan posisi menghadap dinding, jaga-jaga jika ada serangan dari luar.

''ayo cepat buat obor lagi, gunakan tangkai pancing, balut dengan kain yang ada dan siram pakai minyak tanah'', ujar Kep memberi ide. Lalu mereka dengan sigap membuat obor menggunakan kain baju mereka yang dikorbankan untuk dijadikan sumbu obor.

''Setelah kita hidupkan obor serentak kita keluar dari cam, dan kita serang balek mahluk jahannam itu'', ujar codek ke yang lainnya.
''Iye betul, kita harus nekat apapun yang terjadi'', sambung Yadi.

Singkat cerita, obor sudah jadi dan dihidupkan, sementara dari luar cam masih terdengar suara Geraman serta dengusan kasar dari mahluk menakutkan itu.

''bismilahirrohmanirrohim''
Bruaaak, mereka membuka pintu dan keluar dengan obor menyala di tangan kiri serta golok tajam di tangan kanan, tak putus mereka berempat terus bertakbir memohon perlindungan dari Alloh,

Setibanya diluar dengan posisi mereka berdekatan serta waspada, mengelilingi cam mulai dari sebelah kanan cam, ketika bergerak menuju kebagian belakan cam, tiba-tiba saja berhembus angin kencang melabrak dari belakang cam itu, tubuh mereka tersurut mundur diterpa angin itu, bahkan angin kencang itu nyaris memadamkan api obor mereka.

Allohuakbar....
Teriak mereka bertakbir sembari terus melangkah, saat itu Yadi yang berjalan diposisi paling depan berusaha menguasai diri, demikian pula dengan yang lainnya, dengan pasti kembali melangkah hingga berada tepat dibelakang cam, langkah mereka terhenti disaat penglihatan mereka tertuju pada satu sosok hitam berdiri kira-kira enam meter dihadapan mereka.

Sosok itu seakan menghadang langkah mereka, matanya yang merah berkilau terkena pantulan cahaya obor, rambut yang acak-acakan basah serta penuh dengan lumpur serta muka yang tidak terlihat dengan jelas karena tubuh serta mukanya terbalut dengan lumpur pula, dari tubuhnya mengeluarkan aroma busuk layaknya bangkai, sosok itu berdiri tak bergeming, hanya suara Geraman yang jujur membuat mental keempat pencari ikan itu terobrak Abrik, namun mereka sudah nekat hidup atau mati akan melakukan perlawanan jika memang mahluk itu menyerang.

''heeeey siapepun engkau adenye, aku tak takot ye, cume asal engkau tahu, kami disini bukan mengganggu engkau, kami disini cari ikan buat hidup keluarga kami”, jangan ganggu kami, kalau kau ganggu kami, make engkau kami hancurkan'', demikian ucap Yadi memberanikan diri.

Setelah berkata demikian Yadi bersama tiga temannya pun dengan perlahan kembali melangkah mendekati mahluk menyeramkan itu, sembari menyorongkan obor kedepan, tak disangka mahluk itu bergerak mundur dengan Geraman terdengar semakin keras, sementara keempat pencari ikan itu terus melangkah sambil terus melantunkan doa yang tentunya ayat-ayat suci Alqur an yang mereka bisa.

Tiba-tiba saja, mahluk itu melesat ke sebelah kanan cam dan.....
Byuuur, 
Terdengar seperti suara sesuatu yang besar terhempas masuk kedalam air, keempat pencari ikan itu terus mengejar sosok itu hingga kebagian depan cam dimana terbentang sungai, terlihat riak air sungai tanda baru saja sesuatu yang besar masuk kedalamnya, lalu hening...tak ada suara atau pergerakan apapun di sungai itu.

Keempat pencari ikan itu menghela nafas lega setelah sosok mahluk menyeramkan itu hilang, namun tetap waspada, dikhawatirkan tiba-tiba saja mahluk itu kembali dan menyerang.

Setelah dirasa aman mereka berempat kembali masuk kedalam cam, terlebih dahulu memadamkan obor, setibanya didalam cam, mereka terasa mulai diserang kantuk namun mereka berusaha agar tidak tidur, karena suatu hal yang wajar jika fikiran serta hati mereka masih was-was, Yadi melihat jam ditangannya yang saat itu waktu sudah menunjukkan jam empat subuh, lalu Yadi berkata kepada teman-temannya.

''hari dah jam 4 subuh, kite tak usah tidur lagi ye, lebih baik kite masak mie dan buat kopi saja, setelah itu jam enam kita pulang, tak usah cari ikan disini lagi ya'', demikian Yadi berkata. Ketiga temannya pun setuju dengan idenya Yadi.

Singkat cerita, jam enam pagi keempat sahabat pencari ikan itupun pulang dan meninggalkan tempat yang sungguh menakutkan itu, mereka menyusuri anak sungai menuju induk sungai, yaitu sungai pentas hulu, di muara sungai itu tanpa sengaja mereka bertemu dengan dua orang teman sekampungnya, yang kebetulan saat itu dua teman mereka tersebut tengah memancing ikan, lalu salah satu temannya itu menyapa mereka.

"Heeey, dari mane Mike semue pagi bute ni?"Demikian tanyanya.
''aku dari hutan sane cari ikan dari kemarin''
Jawab Yadi, singkat cerita setelah pompong mereka berdempetan yang memang dua teman sekampung ya itu memancing dari atas pompongnya yang ia tambatkan di sebatang pohon kayu kecil ditepi sungai itu.

Yadi dengan panjang lebar menceritakan kejadian yang mereka alami tadi malam kepada dua teman sekampungnya itu.
Mendengar cerita dari Yadi sontak membuat kedua teman sekampung ya itu terkejut dan berkata dengan raut wajah terlihat pucat.

"Ngape pulak Mike semue cari ikan ketempat itu?, Untung Mike semue selamat, masa iya kalian tak tau kalau tempat itu angker, makanya warga kampung kita tidak ada yang berani cari ikan kesana''.
Ucap salah satu teman sekampungnya itu.

''memangnya ada apa ditempat itu sampai tak ada yang berani cari ikan disana?" Tanya dogel penasaran.
''menurut cerita warga, konon pada tahun 80an ditempat itu pernah terjadi pembunuhan, ketika orang dari daerah lain Mandah mencari kayu disana.

Menurut cerita yang beredar, korban pembunuhan itu tengah sakit dan tak berdaya langsung di kubur hidup-hidup kedalam lumpur dipinggiran sungai, kasus itu terungkap dan jenazahnya diangkat dari lumpur itu, namun semenjak kejadian itulah ditempat itu sering terlihat penampakkan dari korban pembunuhan itu selalu mengganggu, menurut cerita orang-orang juga yang pernah melihatnya dia muncul selalu dari dalam lumpur dimana tempat ia sewaktu dibunuh dulu. Demikian tutup ceritanya panjang lebar.

Mendengar penuturan dua temannya itu. Seketika Yadi, codet, dogel dan Kep bergidik ngeri dan merekapun pulang kembali ke kampungnya, serta tak pernah terpikir lagi untuk kembali memancing diarea hutan itu.

Flashback pada tahun delapan puluhan.
Pada tahun depan puluhan di area hutan pentas hulu diketahui banyak para pencari kayu disana, atau biasa disebut ilegal loging, para pencari kayu itu bukan hanya dari para warga kampung sekitar area hutan itu saja, melainkan banyak orang luar daerah datang berbondong-bondong ke daerah itu, mereka Mandah hingga berbulan-bulan dihutan tersebut.

Suatu hari dua orang para pencari kayu yang ngecam di hutan itu berselisih faham, hingga menumbuhkan rasa dendam, dari dendam itulah hingga terjadi pembunuhan, dengan cara mengubur korbannya kedalam lumpur tanah gambut diarea hutan dan sungai itu dalam keadaan hidup, disaat korbannya tengah tak berdaya karena sakit.

Diketahui tersangka pembunuhan itu bernama Amir dan korbannya bernama ridho (samaran), mereka teman sekampung didaerahnya. 
Namun setelah kejadian kasus pembunuhan tersebut tersangka pembunuhan itu atau Amir selalu dihantui oleh jin qorin ridho, sehingga Amir ketakutan dan tidak tahan lagi, yang akhirnya Amir menyerahkan diri kepada yang berwajib.

Dan menurut cerita warga desa, walau kasusnya telah diproses penampakan ridho masih saja selalu menampakan diri diarea hutan tersebut, seakan ia masih memendam rasa dendam atas kematiannya dengan cara yang sadis itu, namun hal itu sebenarnya bukan arwah ridho yang gentayangan melainkan sebangsa jin yang berdiam di wilayah hutan pentas hulu menyerupai ridho dengan tujuan menyesatkan keimanan manusia.

~~~SEKIAN~~~

Demikian akhir dari kisah ini semoga berkenan serta dapat memetik pelajaran dari kisah ini.



close