Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TAKDIR YANG TIDAK BISA KULAWAN (Part 10)


Puzzle-puzzle yang masih belum dapat ku pecahkan seolah berukumpul di fikiranku dan membuatku cukup kebingungan dengan itu. Apa yang membuat patih menyukaiku, dan apa maksud dari perkataan kakek barusan, namun sepertinya walaupun aku terus befikir sekarang, aku tidak akan mendapatkan jawabannya, dan akupun memutuskan untuk membiarkan waktu menjawab rasa penarasanku ini.

Esok harinya seperti biasa akupun bangun dan langsung pergi menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu dan melaksanakan shalat subuh. setelah itu aku pergi ke kamar ka dina dan bermain dengan nya. karna hari ini adalah hari terakhir aku tinggal di rumah, karna besok aku akan mulai tinggal di kos bersama dengan tomas.

"eh de, kakak pasti kangen sama ade" ucap kakak ku yg sedang memeluk leher ku dari belakang.

"kangen sama ade atau sama cememew nya". ledek ku.

"idih.. jelas ade lah, kan kaka lebih sayang sama ade". ucap nya kembali.

"yaudah nnti di kos kevin siksa ya? " ledek ku kembali.

"ya jangan juga lah". jawab nya kembali.

Lalu ia memberikan kecipan ke pipi ku dan masih memeluk ku dari belakang.

"kalo ada apa-apa kabarin kaka ya de" ucap dengan nada sedikit sesak, dan baru kusadari dia mulai menangis.

"kaka tenang aja, kevin udah gede juga kan". ucap ku.

Mungkin perlakukan kakak ku terlihat sangat berlebihan, namun aku sangat bersyukur memiliki kaka seperti nya yang begitu menyayangi ku, dan wajar saja dengan respon nya seperti ini, karna ini pertama kali nya aku tidak akan tinggal satu atap dengan nya. dan aku berjanji dengan diri ku sendiri, ketika aku kembali ke rumah ini, aku akan menjadi seseorang yang lebih dan lebih baik bahkan jauh lebih baik dari sebelum nya.

Setelah lama berbincang dengan Ka Dina di kamar nya, aku pun turun ke lantai bawah untuk berbincang dengan ayah ku, dan ayah memberikan ku beberapa nasihat untuk bagaimana hidup sendiri nanti, karna ayah sudah pernah merasakan bagaimana hidup sendiri dari saat SMP karna kakek dan nenek ku bekerja mengabdikan diri kepada negara sebagai angkatan udara, karna itu ayah sering di tinggal pergi oleh orang tua nya. setelah berbincang cukup lama dengan ayah aku pun kembali ke kamar untuk merapihkan sekaligus memisahkan barang atau pun pakaian yang sekira nya akan ku gunakan ketika di kos nanti, cukup lama memilih akhir nya semua nya selesai dan seyelah nya aku memutuskan untuk tidur siang.

Setelah melaksanakan shalat isya aku pun dengan di sambung zikir panjang, aku pun membuka laptop untuk sekedar chatting dengan Hani, dan di lanjutkan dengan bermain game. sekitar 3 jam aku duduk di depan laptop ku, aku pun menyudahi nya dan memutuskan untuk kembali memeriksa barang bawaan ku untuk besok, karna aku takut jika ada yang tertinggal nanti nya. aku pun kembali membongkar isi lemari ku sambil memilih-milih pakaian.

Namun aku merasakan energi ghaib yang sangat tidak asing bagiku, namun aku sangat jarang dapat merasakan nya, sebuah energi yang begitu lemah, aku pun mencoba mencari sumber energi itu, namun aku tidak dapat menemukan nya, sampai akhir nya...

"Kevin... " Terdengar suara wanita dari belakang ku, saat ku mendengar suara nya, rasa nya jantung ku hamoir berhenti berdetak, akhirnya.. aku dapat menemui nya lagi...

"Yuni....." ucap ku yang begitu kaget melihat nya.
"Kamu makin tampan ya". Ucap nya dengan senyum tipis di wajah nya.

"Bi..bicara apa kau ini, tentu aku memang tampan". Gurauanku dengan bibir gemetar, aku tidak bisa menahan rasa sedih yg ia tularkan.

"Jika saja aku masih hidup, aku pasti akan menyukai mu". Ucap nya yang langsung membuat air mata ku makin tak tertahan.
Dan kedua tangan ku pun seperri bergerak dengan sendiri nya, aku mengusap air mata yg juga keluar dari mata nya.

"Hei.. apakah kau tau? Tuhan sudah menyiapkan yang terbaik untuk hamba nya yang terbaik di sisi nya nanti, dan apakah kau tau, demi t*han.. aku akan menolong mu untuk mewujudkan itu". Ucap yang masih memegangi pipi nya.

"Terimakasih kevin, sekarang sudah waktu ku untuk kembali". Ucap ya yang perlahan mulai melayang ke belakang dan menghilang sampai aku tidak dapat melihat nya.

"Tunggu, masih banyak yang ingin ku katakan". Tanpa menghiraukan panggilan ku, ia tetap pergi.
Lalu aku pun menampar pipi kiri dan kanan ku dengan kedua tangan ku begitu kencang, aku tidak boleh seperti ini, aku tidak boleh terbawa suasana. Lalu aku pun duduk di pinggir kasur sambil menghisap sebatang rokok.

"Betapa bodoh nya aku, hanya demi Jin, aku sampai melakukan hal seperri ini". Ucap ku dengan senyum di wajah.

"Tapi.... Hidup ku akan membosankan jika tidak melakukan nya". Ucap ku kembali yang masih dengan senyuman menempel di bibir ku.
Aku pun memutuskan untuk tidak mau memikirkan nya untuk sementara, dan seperti biasa, aku serahkan ke pada waktu, biarkan waktu yang menjawab nya.

Keesokan pagi nya setelah menyelesaikan shalat subuh aku pun membawa barang bawaan ku ke bawah, untuk berpamitan kepada keluarga ku, sesampai nya di bawah terlihat mereka sedang berkumpul di ruang makan.
"Sudah mau pergi de?" Tanha ibu ku.
"Ia mah". Jawab ku singkat.

lalu aku pun dengan segera berpamitan dengan mereka, termasuk dengan ka dina, terlihat wajah nya di penuhi dengan rasa tidak ikhlas untuk melepas ku pergi, namun aku tidak ingin menatap wajah itu untuk waktu yang lama, karna aku tidak ingin melunturkan semangat ku ini. Aku segera menuju ke depan komplek dengan berjalan kaki, karna aku tidak ingin membawa mobil, aku memutuskan untuk menaiki ojek untuk sampai ke tempat kos, dan keluarga ku pun sudah ku beritau dimana letak kos ku berada, agar sedikit mengurangi rasa khawatir mereka.

Sekitar 30 menit di perjalanan menggunakan jasa ojek, aku pun sampai di tempat kos ku, tempat di mana aku akan tinggal ini sebenarnya kos campuran, yang berarti tidak di khususkan untuk wanita dan pria, dan kamar ku berada di lantai ke 2, dan di kamar paling pojok, ketika aku sampai di depan kamar ku, aku pun langsung mengeluarkan kunci dari kantung ku, namun ketika aku ingin memutar kunci, ternyata pintu sudah tidak terkunci lagi, aku pun lekas membuka nya dan ternyata...

"Lama banget pangeran". Ledek tomas yang sedang merapihkan pakaian dan barang-barang nya.

"Lahh udah dateng aja". Ucap ku yang kaget.

"Haha tadi tumben bangun ke pagian". Jawab tomas.

Lalu aku pun juga ikut menata barang-barang bawaan ku, seperti laptop,baju dan barang-barang lain nya, oia aku tinggal satu kamar kos dengan tomas, sebanarnya aku tidak mau kalau harus 1 kamar, namun karna tomas memaksa, aku jadi tidak enak dan akhirnya menerima permintaan nya.

"Vin, dina gimana?" Tanya tomas sambil menyalakan sebatang rokok.

"Ga kenapa-kenapa, emang nya kenapa?" Tanya ku kembali yang masih sibuk merapihkan pakaian ku.

"Yakin? Orang dia semalem telfonan sama aku, sampe nangis-nangis gitu". Ucap nya.

"Nangis? Emang kamu apain?". Tanya ku yang sejenak menghentikan aktifitas.

"Enak aja, dia semaleman ngomongin kamu mulu, sampe denger nya bosen, dan ujung nya nangis, aku nya jadi ikut sedih haha". Ucap nya

"Oh haha, gpp biarin aja.. kaya gtw dina aja tom, dan percaya ga? Kalau besok pasti dia pasti dateng kesini, dan berani taruhan? Minimal 2-3 haris sekali dia main kesini". Ucap ku.

"Haha udah pasti itu vin". Jawab tomas.

lalu kami pun berbincang-bincang dengan tawa untuk melepas lelah setelah cukup lama menata barang-barang bawaan kami yang cukup banyak. Sampai tidak terasa sudah waktu nya shalat zuhur, aku pun segera mengambil air wudhu di kamar mandi, dan untung nya kamar mandi di tempat ku berada di dalam kamar, jadi aku tidak perlu repot-repot mengantri hanya untuk ke kamar mandi. Setelah mengambil wudhu aku pun segera melaksanakan shalat zuhur dengan di lanjutkan dengan berzikir. Bagaimana dengan tomas? Aku masih terus mengirimkan sugesti kepada nya dengan cara melakukan ibadah di depan diri nya, aku tidak ingin mengajak nya secara langsung atau pun secara intens, karna tomad tipe orang yang tidak suka melakukan hal yang tidak ia suka, dan lebih tidak suka jika terus menerus di ajak melakukan hal yang tidak ia sukai, aku sangat ingin mengajak nya shalat bersama ku, namun aku juga tidak ingin ia menjauhi ku, karna itu aku rasa ini lah cara terbaik untuk mengajari nya betapa penting shalat atau puj beribadah untuk sekarang.

Setelah selesai shalat aku pun pergi ke warung untuk membeli rokok, ketika aku ingij menuruni tangga, ada seorsng pria melihat ku dengan sinis nya, mungkin umur pria itu sekitar 23-25 tahun dan aku tidak mau terlalu memfikirkan nya mungkin saja wajah pria itu memang bentukan dari awal seperti itu.

Sesampai nya di warung aku pun membeli sebungkus rokok filter, dan memutuskan untuk duduk sejenak di warung sambil menghisap sebatang rokok yang baru saja ku beli.

"Lagi nyati mas". tanya penjaga warung.

"Ah ia pak, lagi nyari angin aja hehe". Jawab ku.

"Mas yang baru saja pindah ke kos ini ya?". Tanya nya

"Ia pak baru hari ini pindahan". Jawab ku

"Mas, bukan nya mau menakut-nakuti atau apa ya mas, anak kos di sini tuh sering kehilangan uang". Ucap nya.

"Loh ko bisa? Memang banyak maling pak?". Tanya ku kembali.

"Menurut saya sih bukan maling berwujud manusia mas, tapi tuyul". Ucap nya kembali.

"Tuyul? Bapak ko bisa yakin kalau itu ulah tuyul?" Tanya ku kembali.

"Ia mas, karna semua yang kehilangan uang di sini, gak pernah ninggalin jejak sedikit pun, bahkan ya mas yang hilang itu hanua lembaran 100 ribu dan 50 ribu, sedangkan lembaran 20 ribu dan lain nya tidak di ambil". Ucap nya.

"Ohh ia ia pak bisa jadi juga, duh saya harus gimana dong ya". Ucap ku berpura-pura panik.

"Ia mas hati-hati aja, saya cuma bisa memperingatkan mas". Ucap nya

"Asik, ada mainan baru". Gumam ku dalam hati dengan senyum tipis.

Sekitar setengah jam di warung tersebut, aku pun berpamitan dengan pemilik warung dan kembali ke kamar kos, sesampai nya di kamar aku pun langsung tidur siang karna sedikit merasa mengantuk. Sampai aku terbangun saat mendengar suara adzan berkumandang, aku pun langsung segera mengambil wudhu dan segera melaksanakan shalat mahgrib dengan di lanjutkan berzikir, saat aku berzikir aku merasakan sesuatu memasuki kamar kami, namun aku yakin ini bukan lah manusia, aku pun tetap melanjutkan zikir ku dengan tenang, lalu ya.. aku melihat bocah kerdil berkulit hitam pekat dengan mata berwarna merah lewat di depanku, dan aku yakin dia tidak sadar bahwa aku dapat melihat nya, ternyata benar apa yang di katakan oleh penjaga warung tentang tuyul itu, aku pun segera menyudahi zikir ku lalu berdiri dan merapihkan sajadah, aku masih berpura-pura tidak melihatnya dan membiarkan nya mendekat ke arah tas ku, karna memang aku menyimpan uang ku di dalam tas. Dan sekitar semeter lagi ia mencapai tas ku..

"Bukkkkk!!!". Suara jin itu terlempar.

wajar saja ia terpental seperti itu, karna aku membawa banyak mustika dan beberapa pusaka di tas itu, dengan maksud agar tidak ada keluarga ku yang menyentuh mustika miliku saat aku tidak di rumah. aku pun hanya tersenyum tipis melihat kejadian itu, setelah terpental cukup jauh ia pun segera berlari meninggalkan kamar ku dengan ketakutan, aku pun menyuruh salah satu khadam ku untuk mengikuti nya karna aku ingin mengetahui siapa pemilik tuyul itu.

Aku pun menyalakan laptop untuk bermain game online seperti biasa, baru aku membuka game yang ingin ku mainkan..

"Vin.. main Fifa aja lah yuk". Ucap tomas yg langsung merangkul ku.

"Duh.. nanti kalah lagi ngadu bapak". Ledek ku.

"Wahaha songong dia baru menang beberapa kali, taruhan mau?". Tantang nya.

"Boleh, asal bukan duit". Jawab ku.

"Ga lah, kalah 1 pertandingan push up 15 kali". Ucap nya.

"Lahh jadi". Jawab ku.

Sekitar 1 jam lebih kami main, terlihat keringat terkucur deras dari wajah tomas, karna dari 4/5 kali pertandingan kami mainkan, tomas hanya dapat mengalahkan ku sekali, dan karna dia sudah tidak kiat untuk push up lagi, dia pun menyerah dan menyudahi nya. 

Dan saat aku ingin merapihkan laptop ku, aku mendapatkan laporan dari khadam yang tadi ku utus untuk mengikuti jin tadi, dan sekarang aku pun mengetahui siapa pemilik dari jin tersebut, dan aku pun memutuskan untuk sedikit bermain nya, aku akan membuat nya menyesal telah melakukan pesugihan dengan jin untuk tujuan memperkaya diri sendiri.

"Eh tom, kamu tau ga? Kamar sebelah itu ternyata ga waras loh". Ucap ku kepada tomas, yang masih kelelahan.

"Hah? Maksud nya gila?". Jawab tomas.

"Ia gila". Jawab ku.

"Tau dari mana vin?". Tanya nya.

"Baru aja". Ucap ku.

Beberapa detik setelah aku mengatakan seperti itu terdengar suara "AAAAAAAAAAA !!!!!!!" Teriakan seorang pria yang begitu kencang yang berasal dari kamar sebelah kami.

"Tuh kan". Ucap ku.

"Kaget hadehh.. aku kira gila beneran, ternyata gila di buat sama kamu". Ucap nya.

Akulah yang membuat nya sampai berteriak sekencang itu, dan pasti kalian tidak ingin tau apa yang telah ku perbuat kepada nya. Dan bagaimana dengan tomas? Mengapa dia tidak kaget dengan apa yang ku lakukan? Karna dia sudah tau semua tentang kehidupan yang selama ini kulalui, aku sudah menceritakan seluruh nya kepada nya, dan ia mempercayai sebuah hal yang bagi orang awam ialah (TABU) atau karangan belaka, namun ia dengan mudah nya mempercayai ku, karna apa? Karna ia pernah berkata.

"Landasan persahabatan berasal dari kepercayaan" ucap tomas.

Terlihat banyak orang yang mencoba mencari tau apa yang terjadi di kamar sebelah, mereka berkumpul di depan pintu, aku pun hanya melihat kerumunan mereka, bahkan terlihat penjaga kos kami juga mengetuk-ngetuk pintu kamar nya, karna suara teriakan nya tidak jua berhenti, dan penjaga kos tersebut memutuskan untuk mendobrak pintu dan langsung masuk, tak lama terlihat seorang pria mengenakan kaus hitam dan celana kain hitam di gotong keluar dengan teriakan yang masih terus ia kumandangkan tanpa henti, dan ia di bawa menuju lantai 1, mungkin mereka ingin mengobati nya.

"Percuma". Gumamku pelan.

"Ga di lepasin vin? Kasian". Ucap tomas, yg berada di samping ku.

"Dia aja gak kasian sama orang yang ia rampas harta nya, buat apa aku kasian? Coba kamu fikir, jika saja uang yang ia rampas itu untuk membayar kuliah, atau uang yang sudah di kumpul kan dari lama dan menghilang begitu saja, aku hanya memberikan ia sedikit pelajaran". Ucap ku yang langsung masuk kembali ke dalam kamar.

"Brrti bisa ajarin aku ya?". Ucap tomas yang mrngikuti ku masuk ke kamar ya.

"Ga" jawab ku singkat.

Beberapa hari setelah kejadian itu, aku sudah tidak lagi mendengar kehilangan uang tanpa sebab di kos ini, dan pria yang berada di sebelah kamar ku sudah pindah kos dari kemarin. Ngomong-ngomong mengenai uang, keuangan ku sudah mulai menipis dan aku harus segera mencari pekerjaan sampai akhir bulan ini".

"assalamuallaikum". suara perempuan mengetuk pintu kamar kos ku.

"siapa vin?". tanya tomas yang sedang sibuk membuat makala di laptop nya.

"paling kaka aku". jawab ku yang langsung berdiri dan membukakan pintu.

"hei vin". ucap Hani.

"loh han? ko ga bilang-bilang mau dateng?". ucap ku kaget.

"ialah ga bilang-bilang, kalau pun bilang pasti ga akan di bolehin ke sini". ucap hani yang langsung masuk ke kamar kos ku tanpa meminta izin.

"hei han, udah lama ga ketemu". ucap tomas yang langsung mematikan rokok nya, mungkin karna merasa asap akan menggangu hani.

"hei tom, ia nih hhe.. ngeroko aja gpp lanjutin, si kevin juga kalo lagi di deket aku tetep aja ngeroko, jadi biasa hhe". ucap hani sambil menaruh barang bawaan nya.

"hadehh buka-buka aib". ucap ku.

"eh ini aku bawain makanan, pada belom makan kan?". tanya hani

"wah cocok ini". ucap ku yang memang belum makan.

Kami bertiga pun langsung menyantap makanan yang di bawakan oleh hani, dan di lanjutkan dengan perbincangan cukup panjang, sampai tidak terasa sudah sampai pukul 5 sore. aku pun menyuruh hani untuk pulang, karna tidak pantas seorang perempuan berlama-lama bermain di kamar kos pria, ia pun mengerti dan langsung pulang, aku pun mengantar nya sampai ke depan kosan tempat dia memarkirkan mobil nya. setelah hani pergi aku pun duduk di warung depan kosan ku sekedar untuk mencari angin.

"eh nak kevin, lagi santai?". ucap pemilik warung.

"ia mang, lagi nyantai aja nih.. eh mang mau tanya, punya info kerjaan ga yang di bayar harian? apaan aja deh selama halal". tanya ku.

"memang ya udah gak dapet kiriman dari orang tua lagi nak? mamang ada sih tapi nak kevin yakin mau" tanya nya yang duduk di sebelah ku.

"bukan nya udah ga dapet, emang ga pernah dapet hehe... wah boleh tuh mang, kerja apa ya?" tanya ku.

"jadi tukang sapu taman vin? di gedung BUMN tuh yang di TB.simatupang, di bayar nya sih ga gede-gede banget tapi lumayan buat sehari". ucap nya

"wahh boleh-boleh tuh mang". jawab ku.

"tapi nak kevin yakin? muka ganteng begitu mau jadi tukang sapu?". tanya nya kembali yang menegaskan.

"ah mang, berarti kalau orang jelek ga bisa jadi bos ya?" tanya ku.

"haha ga juga sih, yaudah nanti ponakan mamang kalau pulang kerja, mamang bilangin ya". ucap nya

"oh ia mang makasih banyak ya, nnti malem kevin kesini lagi boleh? sekalian tanyain". ucap ku yang begitu bersemangat.

"oh boleh nnti dateng lagi aja ya". ucap nya.

Setelah itu aku pun kembali ke kamar kos untuk segera melaksanakan shalat mahgrib karna adzan mahgrib sudah berkumandang, dan di lanjutkan zikir sampai datang nya adzan isya.

Setelah melaksanakan shalat isya aku pun segera pergi kembali ke warung, untuk menanyakan tentang lowongan itu. Sesampai nya di warung aku duduk sambil menyalakan sebatang rokok, dan tak lama seorang pria menghampiri ku dan duduk di samping ku.

"ini mas kevin ya?". tanya pria itu.

"oh ia mas saya kevin" jawab ku.

"saya ponakan dari yang punya warung ini, mas kata nya mau nyoba kerja du tempat saya". ucap nya.

"ia mas saya mau nyoba" jawab ku.

"yaudah besok jam 6 pagi kamu kesini lagi ya, nanti ikut sama saya". ucap nya.

Lalu kami pun melanjutkan perbincangan kecil, untuk saling mengakrabkan diri, selang 1 jam aku berbincang dengan, aku izin mengundurkan diri untuk kembali ke kamar. Sesampai nya di kamar aku pun merapihkan baju yang akan ku pakai besok, aku ingin terlihat rapih saat hari pertama bekerja, apa pun pekerjaan nya cobalah untuk melakukan nya semaksimal mungkin, maka hasil yang akan kita petik pun akan maksimal. Itulah salah satu prinsip hidup yang masih ku pegang sampai sekarang, Dan malam ini aku pun memutuskan untuk tidak begadang dan langsung tidur, karna besok aku harus bangun pagi, karna semenjak libur panjang aku biasa tidur sampai pukul 3 atau 4 pagi hanya sekedar untuk bermain game dengan tomas.

Ke esokan hari nya setelah shalat dan mandi, aku pun segera bersiap-siap untuk pergi bekerja, ada sedikit rasa deg-degan saat sedang berkaca, mungkin karna ini hari pertama dan sekaligus pertama kali nya aku bekerja. Setelah semua persiapan selesai aku pun membangunkan tomas yang masih tertidur, karna hari ini dia ada kuliah pagi, tidak tau mengapa semenjak aku tinggal dengan nya, aku menjadi hapal jadwal ia kuliah. setelah ia bangun aku pun segera meninggalkan nya dan menuju ke warung depan, untuk bertemu dengan pak anto, pria yang ku ajak bicara semalam.

Setelah bertemu dengannya, akupun langsung di ajak oleh nya untuk ikut bersama dengan nya menggunakan sepeda motor. Sekitar 30 menit lebih di perjalanan, aku pun sampai di sebuah gedung BUMN, lalu pak anto pun mengajak ku untuk ikut bersama nya naik ke lantai 3, karna aku harus bertmu dengan pihak HRD.

"vin saya anterin sampai sini aja ya, nanti kamu ketemu bu sisi, bilang aja kamu kenalan saya, saya mau langsung ke divsi saya ya". ucap pak anto setelah keluar lift lantai 3.

"ah ia pak, makasih banyak sebelum nya". ucap ku.

Lalu aku pun pergi sendiri ke ruangan HRD, dengan jantung yang masih berdegup tidak karuan aku mengetuk pintu HRD, lalu seorang pria berseragam OB membukakan pintu.

"Mau ketemu siapa ya mas?". tanya nya.

"saya mau ketemu bu sisi mas". jawab ku.

Lalu ia pun mengantarkan ku ke meja bu sisi, perempuan dengan rambut pendek yang mengenakan kaca mata dengan frame tipis melihat ke arah ku, aku pun langsung menyalami nya dan ia pun langsung mempersilahkan ku untuk duduk.

"Maaf dengan bapak siapa?". tanya nya

"Kevin anggoro bu, saya di suruh oleh pak anto untuk bertemu ibu". ucap nya.

"ohh anto orang akunting ya? kamu mau melamar jadi staff apa? kebetulan kita lagi butuh di bagian accounting audit dan marketing officer" tanya nya.

"maaf bu sebelum nya, saya kesini untuk melamar menjadi tukang kebun". ucap ku.

"lohh? duh maaf saya kira kamu mau melamar sebagai staff, penampilan kamu rapih begini ko mau jadi tukang kebun?" tanya nya.

"hhe ia bu, saya masih belum kuliah dan baru lulus SMA". ucap ku.

"hmmm.. yaudah mau bagaimana lagi, sekarang tunjukin surat lamaran kamu ya". ucap bu sisi dengan suara halus nya.

Setelah interview cukup lama dengan nya, aku pun di persilahkan keluar untuk bertemu dengan pak sito, yang mana beliau adalah pengurus taman.

"haha bisa aja kamu vin, trus kenapa kamu ga kuliah dulu?". tanya wanita muda itu.

"mau ada yang saya lakuin dulu bu di tahun ini, tahun depan insyallah saya sudah kuliah, yaudah bu terimaksih banyak ya". ucap ku.

Aku pun pergi ke lantai 1 untuk bertemu dengan pak sito, sesampai ku di ruangan nya, aku pun di suruh berganti seragam, dan setelah berganti seragam, aku pun di arahkan oleh nya dan di ajak berkelling gedung, aku pun di kenalkan dengan pegawai lain nya dan di beritau tugas apa yang harus ku kerjakan. Setelah lama berkeliling aku pun di tinggalkan oleh pak sito di lapangan basket yang berada di taman belakang. Aku pun mulai bekerja di awali dengan menyapu dan memunguti daun-daun yang berserakan dimana-dimana, matahari begitu terik menerjang kepala ku, sampai membuat ku sedikit pusing, mungkin karna aku baru pertama kali. 

Setelah berjam-jam aku membersihkan taman belakang akhir nya tiba waktu istirahat, aku pun duduk di pinggir taman dan meminum sebotol air putih yang ku beli di kantin, sambil memandangi beberap karyawan keluar dan menyantap makanan, ada juga yang mengisi waktu istirahat mereka dengan bermain basket.

"Mas misi dong, jangan ngalangin jalan gini, kalau mau duduk sana tuh". ucap seorang karyawati yang ingin menuju ke parkiran mobil nya.

"ah ia bu maaf" ucap ku yang langsung berdiri.

Akupun sedikit tersenyum dan menatakan dalam hati, "ohh begini toh".
aku pun kembali mengambil sapu dan melanjutkan pekerjaan ku, walaupun rasa sakit di punggung ku belum menghilang, aku tetap melanjutkan pekerjaan. Karna aku menikmati apa yang sedang aku lakukan ini, keringat, rasa sakit, dan pusing yang sedang kurasakan, semua itu ku anggap sebagai nikmat yang sedang beliau berikan kepada ku karna aku tau, beliau sudah menyiapkan hal yang luar biasa jika aku ikhlas menjalani nya.

Hari ini adalah hari minggu, aku memutuskan untuk mengambil lembur kerja agar mendapat penghasilan lebih, di gedung tempat ku bekerja setiap hari sabtu dan minggu di sewakan untuk acara pernikahan, hari ini matahari begitu terik, aku sedang bersantai di sebuah pos security yang berada di samping gedung pernikahan, sambil menghirup segelas kopi hangat dan di temani beberapa rekan security aku menghabiskan waktu istirahat ku. Sekitar 1 jam lebih aku beristirahat aku memutuskan untuk kembali menyapu di sekitar gedung, karna hari ini aku di tugaskan untuk membersihkan area di sekitar sini, aku pun memulai nya dengan memunguti beberapa botol yang berserakan dan di lanjutkan dengan menyapu, dan tak lama setelah aku memulai pekerjaan ku, terlihat rombongan mempelai pria dan wanita sudah mulai memasuki gedung, aku melihat ke arah ke dua mempelai tersebut, dengan pakaian adat jawa yang sungguh anggun mereka perlahan memasuki pintu utama, namun yang ada di dalam benak ku hanyalah satu.

"habis berapa itu ya". gumam ku pelan.

Aku adalah tipe orang yang tidak suka merayakan suatu hal atau pun monent besar apa pun itu dengan berlebihan, aku lebih memilih untuk melakukan nya dengan sesederhana mungkin, karna seseorang pernah mengatakan kepada ku.

"Kamu tau apa itu cerdas vin? dia tidak akan terlihat sedih ketika ia sedih, dan ia tidak akan terlihat bahagia walaupun dia sedang bahagia, karna orang yang cerdas ialah orang yang tau bagaimana menyikapi seberapa besar hal apapun yang ia hadapi dengan seminimalis mungkin". kutipan kata dari salah seorang teman ku

"orang berotot kalah dengan orang pintar, namun orang pintar kalah dengan orang bejo (beruntung), dan orang bejo kalah dengan orang cerdas.. mengapa? karna orang cerdas sanggup membuat keberuntungan nya sendiri". Suatu kutipan dari ku.

Ketika aku sedang menyapu daerah parkiran yang berada persis di samping gedung, aku melihat sebuah mobil J*zz berwarna emas yang tidak asing bagi ku, dan tak lama aku melihat seorang wanita dengan pakaian yang cukup terbuka berwarna merah keluar dari mobil itu, dan benar saja.. wanita itu ialah anggi, seorang teman semasa sekolah ku dulu, namun aku menghiraukannya dan tetap melanjutkan pekerjaan ku, bukan nya aku malu dengan pekerjaan ku ini, aku hanya tidak ingin menganggu pekerjaan ku, dan tak lama..

"kevin..? ini kevin kan...." mendengar suara perempuan di belakang ku yang tidak asing di telinga ku.

"eh anggi, hehe ia ini kevin". ucap ku kepada nya.

"loh kok kamu kerja kaya gini sekarang?". ucap anggi yang terlihat semakin cantik dengan rambut panjang nya.

"ah gpp ko nggi, buat uang jajan tambahan aja". jawab ku.

"yeee kalo buat cari uang tambahan kamu kan bisa Chat aku, nanti aku bilang ke bokap aku". ucap nya.

"haha makasih nggi sebelum nya, tapi ya.. aku udah bersyukurlah di kasih kesempatan kerja gini, yaudah kamu masuk gih, temen kamu kan yang nikahan?". jawab ku.

"bukan temen sih, saudara jauh aku yang nikah.. tapi... eh kamu pulang kerja jam berapa? maen dulu yuk, kan udah lama.. ya mau ya.. plisss" ucap anggi sambil memegangi tangan kiri ku.

"jam 4 sih, kan masih lama nggi, sekarang aja jam 1". ucap ku yang merasa tidak enak bila menolak ajakan nya.

"ah gpp, yaudah nnti aku tunggu di mobil aja ya, sekarang aku masuk dulu". ucap anggi sambil melambaikan tangan nya ke arah ku.

Lalu aku pun menghelakan nafas sejenak, dan berfikir jika hani mengetahui ini dia pasti akan marah kepadaku 7 hari 7 malam, namun aku berfikir ini hanya pertemuan seorang teman yang sudah lama tidak bertemu. 

Setelah shalat ashar di masjid aku pun menutuskan untuk mandi di kamar mandi yang berada di area masjid, karna sudah tidak tahan dengan keringat yang menempel di tubuh, setelah itu mengeluatkan handphone dan menelfon Hani, sekedar untuk memberitau bahwa aku ingin pergi dengan anggi, terjadi beberapa perdebatan kecil di antara kami, namun pada akhirnya Hani pun mencoba mengerti dan mengizinkan ku pergi, ya walaupun terdengar tidak ikhlas.

"Anggi lama ya nunggu ya?". tanya ku yang membuka pintu mobil nya.

"ah engga ko, aku juga lagi gak ada urusan jadi nyantai aja kali". ucap anggi.

"trus kita mau kemana?". tanya ku sambil mengenakan shield belt.

"hmm kemana ya, eh eh kalo engga kita ke sekolah yuk, nostalgia sekalian". ucap nya.

"kesekolah? bukan nya ga boleh ya hari minggu gini". ucap ku.

"ah tenang, kan kalo minggu ada kegiatan klub basket". ucap nya.

Lalu aku menyetejui nya, dan kami pun pergi ke sekolah lama kami, yang tidak terlalu jauh dari tempat ku bekerja, hanya membutuhkan waktu sekitar 30 menit menggunakan mobil untuk sampai kesana, dan sesampai nya di sana kami pun memarkirkan mobil dan lekas turun, terlihat banyak murid melihat ke arah anggi.

"pake nih, pake baju sexy banget, ga bagus buat contoh". ucap ku yang memberikan jaket.

"ah ia makasih ya, ya kan aku gtw vin kalau mau kesini, kan tadi niat nya mau kondangan doang hehe". ucap anggi.

Lalu kami pun berjalan masuk memasuki lapangan, tempat dimana begitu banyak kenangan ku tertinggal di tempat ini, bahkan aku sampai menyapa beberapa mahkluk ghaib yang sudah banyak membantu ku saat aku berada di sini dengan memberikan salam dalam hati, dan mereka pun merespon ku.

"eh vin, inget gak pas waktu kamu lagi lari-lari sambil buka baju di sini". ucap nya.

"ah kalo yang kaya gitu ga usah di inget-inget apa". ucap ku.

"haha ia ya, tapi ga mau aku lupain juga vin, waktu itu kalian kalah taruhan kan pas mau minta nomer aku hahaha". ledek nya dengan tawa yang sedikit menjengkelkan.

"Yahh yang penting, aku ga nelen ludah sendiri". ejek ku yang menyentil ku ping nya.

"ugh.. tapi ada satu hal yang sebener nya ga bisa aku lupain ataupun aku ilangin dari masa SMA dan berlanjut sampai sekarang". ucap anggi.

"apa tuh?". tanya ku.

"ah engga ko". ucap nya yang tiba-tiba meneteskan air mata dan mencoba mengelap nya dengan tangan.

"kamu kenapa nggi?". tanya ku yang khawatir.

"engga ko beneran gpp, yaudah yuk kita nyantai dulu di bangku situ". ucap anggi yang seolah ingin mengalihkan pembicaraan.

"hmm yaudah yuk". ucap ku yang sebenarnya masih penasaran tentang apa yang di fikirkan oleh anggi sampai-sampai membuat nya meneteskan air mata.

Lalu aku pun mencoba menghiburkan dengan beberapa koleksi candaan yang aku punya, walau pun terdengar cukup garing, namun aku bersyukur, aku kembali dapat melihat senyum itu terlukis di wajah nya. Setelah cukup lama mengitari sekolah kami pun memutuskan untuk segera pulang, dan anggi memaksa untuk mengantarkan aku sampai ke tempat kos.
Sekitar 30 menit lebih perjalanan kami pun sampai di depan kosan ku, ketika aku ingin membuka pintu mobil untuk keluar...

"vin.. makasih banyak ya, aku seneng banget bisa ngobrol sama kamu lagi, kapan-kapan lagi ya". ucap nya dengan senyum.

"oh ia nggi aku juga seneng ko, aku jadi bisa sedikit nostalgia masa-masa SMA kita hehe". ucap ku.

Lalu setelah perbincangan singkat anggi pun pergi untuk pulang, aku pun segera masuk kamar untuk melaksanakan shalat isya, karna suara adzan baru saja terdengar.

"Wallaikumsalam a kevin". jawab salam salah satu murid ku.

"abi kemana? lagi keluar". tanya ku.

"hari ini di cabang kata bunda (istri abi) A'a kevin yang suruh ngajar" ucap salah seorang murid.

"oh gitu, yaudah saya masuk dulu". ucap ku.

Hari ini adalah jumat malam, jadwal pengajian di cabang, dan seperti nya Abi tidak akan mengajar hari ini. Terlihat puluhan murid sudah menunggu di depan rumah, aku pun segera memanggil beberapa senior untuk merapihkan ruang tamu sekaligus mempersiapkan nya untuk pengajian, setelah selesai aku menyuruh salah satu dari mereka untuk memanggil murid lain nya yang berada di luar menunggu. Setelah seluruh murid memenuhi aula, aku pun memulai kegiatan pengajian dengan membaca surat alfatihah dengan di lanjutkan ayat kursi. Lalu tibahlah di sesi tanya jawab.

"Punten A, A'a ibrahim ko ga keliatan?". tanya salah satu murid senior.

"si A'im lagi di pusat, ada urusan.. sama guru lain nya, jadi selama 2 minggu saya yang akan bertanggung jawab di cabang sampai Abi dan guru lain nya kembali". jawab ku.

"Punten A' kevin saya mau tanya, saya kan masih baru di pengajian ini, dan mohon maaf jika pertanyaan saya kurang sopan, saya mau tanya dosa ga sih A, jika kita memiliki khadam". tanya nya.

"tergantung jenis khadam apa dan tujuan apa yang tuan nya inginkan dari khadam milik nya, contoh seseorang mengisi khadam hanya untuk memperdalam ilmu hitam mereka, seperti kebal saat berkelahi atau dari senjata tajam dan melakukan pesugihan". jawab ku.

"bukannya khadam di pengajian kita juga bisa membuat kita kebal terhadap hal yang A'a sebutkan tadi". tanyanya kembali.

"ya benar, dan sesuai yang saya katakan tadi, semua tergantung apa tujuan dari sang pemilik, saya punya cerita tentang salah satu murid dari Abi, kita sebut saja nama nya danang.. Danang sudah masuk ke pengajian ini saat ia SMP, dan ketika ia SMA, ia di ajak oleh teman-teman nya untuk ikut tawuran, namun si danang sudah mencoba menolak namun karna tidak enak dengan teman lain nya ia pun memutuslan untuk ikut, namun danang memutuskan untuk berdiri paling belakang, alih-alih untuk menghindari bentrokan di garis depan, namun alhasil saat teman-teman berlari kabur karna terdesak, danang pun tertangkap dan langsung di sabet oleh celurit dan parang yang di arahkan di leher nya, tapi alhamdulilah ia baik-baik saja tanpa meninggalkan bekas luka sedikit pun di leher nya, dan danang pun langsung berlari dan menyusul teman-teman nya. dan ke esokan hari nya, kembali si danang di ajak oleh teman-teman nya untuk kembali tawuran, dan kali ini danang menyetujui nya dengan begitu percaya diri karna kejadian kemarin, bahwa ia berfikir diri nya kebal terhadap benda tajam, dan danang bersama teman-temang nya pun pergi untuk tawuran di tempat kemarin, dan kali ini danang berdiri paling depan.. dan benar saja musuh mereka tiba-tiba menyabetkan sebuah Parang ke tubuh danang, dan sayang nya tubuh danang tidak lah kebal seperti sebelum nya, organ-organ tubuh nya tumpah ruah keluar dan tak lama danang pun meninggal saat perjalanan ke rumah sakit..
setelah mendengar cerita singkat dari saya apa kalian mengerti maksud ya?". tanya ku.

"Iya A, saya mengerti berarti jika kekuatan kita ini kita gunakan saat terdesak maka akan aktif, namun jika kita gunakan untuk kesombingan diri maka tidak akan aktif". ucap nya.

"benar sekali, karna kita mempelajari ilmu putih, bukanlah ilmu hitam, kiblat kita tetap Allah swt, dan khadam hanyalah sebagai perantara, dan jangan pernah mendewa-dewakan khadam kalian, karna sesungguh nya ketika kalian shalat dan bersujud, khadam kalian ikut bersujud". ucap ku.

Setelah tanya jawab yang cukup panjang, pengajian pun kami akhiri karna sudah menunjukan pukul 11 malam, setelah pengajian aku memutuskan untuk langsung pulang ke kos, dengan di antar salah satu murid ku yang mana dia menawarkan ku tumpangan.
.
Sesampai nya di kosan akupun mencuci kaki dan mengosok gigi, lalu di lanjutkan dengan tidur.

"Vin.. jangan tidur dulun ngapa, bantuin nih raja nya susah banget sumpah". ucap tomas yang terlihat stress memainkan game di laptop nya, kalau tidak salah ingat game yang ia mainkan waktu itu ialah Devil may Cry 3/4.

"Ya allah nih anak ya, gampang itu". ucap ku.

"udah ngulang 10 kali ada kali, tetep aja ga menang-menang". ucap tomas.

"gampang itu, matiin laptop nya dulu sekarang tidur, sambil tidur fikirin cara ngalahin nya, kalo udah stress gitu malah makin susah". ucap ku yang tetap melanjutkan tidur.

Dan aneh nya tomas pun menuruti perkataan ku dan langsung mematikan laptop nya, dan memutuskan untuk tidur.

Aku pun juga langsung terlelap karna merasa sangat lelah, setelah bekeeja seharian dan langsung menuju ke pengajian tadi, namun baru ku memejamkan mata aku seperti di bawa sebuah pohon besar yang sungguh tidak asing bagi ku.

"kevin, apa kau sudah lupa dengan ku". ucap seorang pria yang tidak asing di telinga ku.

"patih? ada apa memanggil ku?". tanya ku.

"Kau tidak usah takut kevin, aku hanya ingin berbincang dengan mu" ucap patih.

"hati-hati kevin, jika kita melawan nya sekali lagi, kita tidak akan menang seperti saat kita mengalahkan nya kemarin". bisik cakara yang tiba-tiba muncul di belakang ku.

"ikut lah denganku kevin, aku akan memperlihatkan sesuatu". ucap patih yang berjalan ke belakang pohon.

Akupun mengikuti nya dari belakang, karna aku tidak sedikitnpun merasakan hawa amarah dari patih. lalu sesampai nya di belakang pohon besar, ia seperti menggali sesuatu dengan tangan nya, dan mengambil sebuah kota biru tua.

"apakah kau tau mustika apa ini kevin?". tanya patih

"aku seperti pernah melihatnya di suatu tempat, AHHH... ini adalah mustika ********* bukan? kenapa bisa ada di sini?". tanya ku.

"Seperti yang kuduga kau mengetahuinya, aku menyimpan ini jauh sebelum nenek moyangmu terlahir di dunia ini, dan mustika seperti ini hanya ada 3 di dunia, dan yang satu berada pada gurumu bukan?" tanya patih.

"ia benar, aku pernah melihat nya batu mustika ini di kenakan oleh guru besar ku, dan 1 lagi dimana?" tanya ku.

"aku pernah berniat ingin mengumpulkan ketiga nya, namun aku pernah menantang sekali guru besae mu, namun sayang nya aku bahkan tidak berani menatap nya, dan yang 1 lagi berada di tangan Ifrit". ucap patih yang membuat ku sulit percaya.

"Ifrit? maksud mu jin ifrit yang telah membangkang kepada Nabi Sulaiman?" tanya ku.

"ya benar, sayangnya ia bersembunyi di suatu tempat di dunia ini, dan aku tidak dapat menemukannya, lagi pula dia akan muncul ketika dajjal sudah muncul". ucapnya yang makin membuat ku sulit percaya.

"bagaimana kau tau semua itu". ucapku.

"di dunia ini banyak hal yang sulit dinpercaya, termasuk keberadaanku ini, tapi semua nya telah tertulis kevin dan tidak akan dapat di rubah". ucap nya.

Akupun sedikit merenung dengan perkatan patih, aku sungguh sangat sulit mempercayai seluruh perkataan mya barusan, namun memang benar di dunia ini banyak hal yang sulit di peecayai, aku pun mulai mempertanyakan apa tujuan patih mengatakan semua ini padaku.

"lalu apa tujuan mu memanggil ku ke sini dan mengatakan semua itu?" tanya ku.

"islamkanlah aku kevin". ucapnya yang membuat aku dan juga cakara yang masih berada di belakang ku begitu kaget ketika mendengar patih mengucapkan nya.

"A..apakah kau serius patih dan apa alasan mu?" tanya ku.

"karna aku sudah lelah, selama ini aku hanya mendalami ilmuku dan semakin ku berfikir semakin aku takut dengan kuasa tuhan, setelah melihat cakra salah satu iblis paling bengis yang pernah ku temui dapat berbuah seperti ini, lagi pula tidak lama lagi dunia ini akan berakhir". ucap patih yang sedikit menyentil hati ku.

"baiklah patih jika kau menginginkan hal tersebut, namun dengan satu syarat dari ku, buanglah seluruh ajian dan ilmu hitam mu, dan mulailah mendalami ilmu putih". ucap ku.

Dan patih pun menuruti perintah ku dan membuang seluruh ajian dan ilmu hitam milik nya, dan mustika yang ia tunjukan kepada ku barusan, tak kusangka ia memberikan nya kepadaku begitu saja, laku aku pun memulai nya...

"vin.. bangun.. jam berapa ini" ucap tomas membangunkan ku.

"duh, udah jam setengah 5 lgi". ucap ku.

Lalu ketika aku ingin bangun, aku merasakan sesuatu di tangan ku, aku seperti merasakan aku memgang sesuatu di tangan kiri ku, dan ketika aku melihat nya, aku sedang memegang sebuah mustika yang telah patih berikan ke padaku, lalu dengan senyum tipis di wajah ku.

"terimakasih". gumam ku pelan.

"ngomong apaan vin?". tanya tomas.

"ah engga, yaudah aku mau ambil wudhu dulu". ucap ku.

Lalu ketika aku ingin membuka pintu kamar mandi, aku mendengar sebuah bisikan di kuping ku.

"terimaksih kevin".bisikan seorang pria yang aku sudah tau siapa itu.

"sama-sama patih". gumam ku pelan dengan senyum tipis di wajah ku.

"ngomong apaan dah vin?" ucap tomas kembali.

"ga ngomong apaan, nyaut mulu". ucap ku.

"sudah waktu nya". gumam ku pelan.

Aku bergumam di tengah terik nya matahari yang menyengat kepala ku, dan keringat ku yang tak henti-henti nya membasahi tubuh ku. Dan hari ini adalah hari terakhir aku bekerja di sini, karna besok aku akan melakukan hal yang sudah ku tunggu lebih dari setahun yang lalu, dan sepulang kerja nanti aku akan menemui pihak HRD untuk menyelesaikan segala urusan di sini.

"vin, cepet banget ya udah sebulan". ucap salah satu rekan kerja ku yang bernama ilham.

"itu berarti kamu nyaman tinggal di dunia hehe". jawab ku.

"bisa aja kamu vin, eh nanti setelah resign kamu mau kerja dimana lagi emang?" tanya nya.

"mau nganggur dulu ham 3 bulan hhe, abis itu mau kerja di bengkel". jawab ku.

"duh lama banget nganggur nya". ucap nya.

"haha ia, mau nyantai dulu hehe". ucap ku.

Setelah perbincangan singkat ku dengan nya, aku pun kembali bekerja sampai tidak terasa pukul sudah menunjukan pukul 4 sore dan aku pun merapihkan alat kerja ku dan memutuskan untuk mandi di kamar mandi masjid, dan berganti pakaian.
Setelah itu aku pun segera menuju ruang HRD untuk menyelesaikan kontrak singkat ku.

"nanti kalau kamu mau cari kerjaan lagi, kamu telfon ibu aja ya vin". ucap nya.

"ia bu insyallah". jawab ku.

"loh ko insyallah". ucap nya.

"mungkin untuk sekarang saya mau bantu usaha bengkel ayah saya, dan setelah itu baru kuliah, setelah lulus nanti mungkin insyallah saya akan kembali ke sini". ucap ku dengan senyum tipis.

"duhh pasti bakal kangen sama kamu ni vin hehe" ucap nya.

"kapan-kapan saya main ke sini deh hehe". jawab ku.

Setelah itu aku pun berpamitan untuk segera pulang, memang cukup menyenangkan dapat bekerja di sini, aku menemukan apa yang tidak kutemukan di luar sana, dan pengalaman yang ku peroleh di sini, walaupun hanya sebulan aku bekerja disini.

Setelah sampai di kamar kos, aku pun merapihkan beberapa pakaian ganti dan juga beberapa barang yang sekira nya akan ku gunakan di sana, setelah selesai merapihkan barang aku pun memutuskan untuk sedikit bersantai melepas lelah setelah bekerja, ketika aku melihat raut wajah tomas yang sedikit bingung, aku pun menebak ia ingin berbicara sesuatu kepada ku namun seperti tertahan, aku pun mencoba sedikit memancing nya.

"rokok tom, diem aja". ucap ku sambil menawarkan bungkusan rokok.

"msih ada aku vin, lgi ada yang aku fikirin vin, tapi rasa nya aku takut pengen ngambil sebuah keputusan". ucap ya.

"ya tinggal jalanin aja tom, kamu inget kan kata-kata aku dulu". ucap ku.

"ya aku inget vin, kalo ga salah kata kamu ( menyesalah sebelum hal itu terjadi), tapi gimana ya". ucap nya.

"cerita aja tom, kaya ama siapa aja". ucap ku.

"a..aku pengen nyoba masuk pengajian kamu vin". ucap tomas.

"hmmm... kamu yakin?". tanya ku.

"nah itu masalah nya vin, antara yakin dan gak yakin, selama kenal sama kamu sih, aku udah terbiasa banget dengan hal Tabu dan hal-hal yang bener-bener di luar nalar dan akal sehat, tapi... lama-lama aku sedikit berfikir, mau sampai kapan aku jadi penonton". ucap nya.

"kamu tau tom, penonton secara tidak langsung akan tersugesti dengan apa yang ia lihat, dan setelah ia mencoba melakukan hal yang sama dengan apa yang ia tonton, ia menyesali nya". ucap ku.

"maksud nya?". tanya nya.

"ya.. jadi lah penonton yang dapat mengontrol jiwa dan fikiran nya, ubah lah jalan fikiran mu yang mengatakan (aku ingin menjadi diri nya), ingat tom, terkadang pemeran utama tidak lah sehebat apa yang di fikirkan penonton, karna kadang peran yang tidak di perhatikan oleh penonton lah yang terhebat". ucap ku yang mencoba untuk mencair kan jalan fikiran nya, dengan sedikit teka-teki.

"ohh ia aku ngerti". ucap nya.

"cuma ngerti kan? tapi ga paham". ucap ku.

"maksud ya gimana?". ucap nya.

aku pun berdiri dri posisi duduk dan mengambil tas yang sudah ku isi beberapa barang ku, dan perlahan berjalan ke luar kamar, terlihat wajah tomas yang kian bingung.

"nih aku kasih no telfon guru lain, nanti kalo udah mateng hubungi aja". ucap ku yang lekas pergi meninggalkan nya.

Lalu aku pun memulai perjalanan ku ke bogor tanpa menggunakan kendaraan, ya.. melainkan dengan berjalan kaki, yang mngkin akan menghabis kan 4-6 jam atau lebih, ini ada salah satu syarat wajib yang di berikan kepadaku, aku pun memulai langkah dengan "bissmillah".

(Karna selama di perjalanan cukup membosankan, maka saya akan melompati bagian ini).

Sesampai nya di pusat, aku pun memutuskan untuk meluruskan kaki di saung depan, sekedar menghela nafas dan mengistirahatkan kaki. Namun aku merasakan ada yang tidak beres di sini, hawa nya begitu dingin, namun rasa dingin yang kurasakan ini berbeda dari dingin yang biasa kurasakan saat di puncak, dan semenjak aku memasuki gerbang di bawah tadi, aku tidak melihat seorang pun namun aku hanya ingin berfikir positif sekarang.
.
lalu tidak lama aku beristirahat, ada seorang pria yajg menghampiri ku,yang tidak pernah ku lihat sebelum nya pria tua berjenggot putih dan menggunakan tongkat dengan motif seperti ular yang melilit di tongkat nya, pria itu memakai pakaian serba putih dengan sorban di kepala nya, dan tangan kiri selalu memutar tasbih, seolah dia selalu berzikir di dalam hati nya.

"assalamuallikum ***** *******" ucap nya yang memanggil nama ghaib ku.

Saat dia mengucapkan nama ghaib ku, aku baru menyadari 2 hal ;

1. aku baru menyadari bahwa ternyata aku tidak merasa lelah sedikit pun, padahal aku sudah berjalan begitu jauh dan bahkan nafas ku tidak sesak.

2. aku sudah masuk ke dalam alam ghaib tanpa ku sadari.

"wallaikumsalam". jawab ku.

"Abah sudah menunggu". ucap nya.

Tanpa fikir panjang aku pun mengikuti nya, dan di ajak memasuki sebuah hutan yang begitu rindang, dan tiba- tiba ke tika aku menengok ke arah belakang, betapa kahet nya aku, aku melihat belasan khadam, yang mana ku tau mereka adalah khadam milik ku, aku melihat Patih,kakek,nyai dan cakara. mereka berdiri diam tepat di jalan masuk hutan, dan aku melihat Nyai melambaikan tangan ke kapada ku, seolah ia ingin mengatakan.

"selamat jalan"......

Namun aku tidak ingin kembali, aku akan terus melanjutkan perjalanan.
sampai lah aku di tengah hutan, sebuah hutan tanpa penghuni, aku tidak mendengar ada ya suara serangga maupun hewan sejak aku masuk, bulu kuduk ku berdiri karna tiupan angin tipis mengelus kulit ku, aku berjalan begitu lama, dan semakin lama aku berjalan pria tua itu semakin menjauh, dan semakin ku kejar semakin cepat ia berjalan, lalu tak lama aku mendengar suara yang begitu bergema.

" berdzikirlah, berpuasalah, dan tinggalah di sini, sampai nanti aku sendiri yang akan menjemputmu".

"vin... kevin?.."

"kevv.. bangun dong, kamu ga kasian sama aku...."

"mau sampe kapan kamu kaya gini".

Terdengar suara wanita dengan nada tersendat-sendat, dapat kurasakan tetes-tetes air tumpah di wajah ku, aku tidak tau apa yang sedang terjadi kepadaku, begitu sulit membuka mata, kepalaku pusing hebat. Seluruh tubuh ku begitu kaku, sampai-sampai aku tidak dapat menggerakan tubuh ku sama sekali, aku mencoba menggerakan jari ku perlahan dan dengan begitu berat aku membuka mata.

"KEVIN...!!! MAH.... KEVIN SADAR...."

terdengar kembali suara perempuan yang tidak asing di telingaku, aku ingin melihat wajah nya, namun pengelihatan ku masih begitu kabur, ingin ku coba mengingat nya, namun kepalaku begitu sakit untuk mencoba mrngingat nya.

"kevin...".

seorang perempuan memeluk ku dengan begitu erat, namun aku masih belum dapat mengetahui siapa itu, aku seperti seorang zombie yang baru bangkit dari kematian, fikiran ku begitu kosong, dan tidak tau apa yang ingin,akan atau sedang ku alami.

"kevinnnn... ini kaka".

kembali ku mendengar suara sama yang juga tidak asing di telinga ku.

"kaka?". tanya ku dengan suara bgtu pelan.

"ia ini kaka, ade bangun dong". ucap nya sambil memeluk ku dengan erat nya.

Aku pun mencoba berkonsentrasi untuk memfokuskan pandangan ku, dan aku pun baru menyadari bahwa seluruh keluarga ku berada di depan ku dan terlihat hani yang sedang menangis duduk di samping ku, aku pun melihat tomas sedang berdiri di depan kasur tempat ku tidur, tanpa bertanya aku pun mengetahui bahwa aku sedang berada di rumah sakit.

"kevin baik-baik aja ko, cuma ngantuk hehe". jawab ku dengan enteng nya.

"pakk". tamparan pelan yang di arahkan ke pipi ku oleh Ka Dina.

"kamu tau ga? kamu tuh koma udah lebih dari 10 hari". ucap nya.

Aku pun tidak bisa berkata apa-apa, hanya air mata yang menetes dari bola mata ku, aku menangis bukan karna mengetahui aku telah koma lebih dari 10 hari, namun karna tamparan ka dina, se umur hidup ku baru kali ini dia menampar ku. aku pun balik memeluk nya.

"maaf". ucap ku pelan.

Setelah suasana yang cukup mencekam tadi, ka dina di ajak oleh ibu untuk pulang dan seluruh keluarga ku pun ikut pulang pada malam hari nya, hani pun ikut dengan mereka pulang, walau pun dengan hati yang sangat tidak ikhlas meninggalkan ku, dia pun mau pergi setelah mendengar beberapa nasihat ku untuk tidak baik seorang perempuan menemani pria yang bukan muhrim nya sampai larut malam. Dan yang menjaga ku malam ini adalah tomas seorang.

"akhir nya tinggal kamu tom, tolong buka jendela tom". ucap ku.

"abis nya ada-ada aja kamu". ucap nya.

"ada rokok tom". tanya ku.

"engga ada vin baru abis tadi". ucap nya.

"gak usah bohong, kaya ga kenal aku aja". ucap ku.

"hehe ada sih sebenernya, trus kamu mau ngeroko pas baru bangun dari koma? gila kamu". ucap nya.

"trus? mati atau engga nya udah di atur tuhan". ucap ku

"susah debat sama kamu, pasti kalah". ucap nya sambil mengeluarkan sebungkus rokok dan korek.

Aku pun melepas infus dan beberapa suntikan dari tangan ku dan berpindah duduk di jendela, Waktu itu kebetulan di dalam ruangan hanya ada aku saja, karna itu aku brani merokok.

"jadi.... gimana bisa aku koma?". tanya ku sambil merokok secara perlahan di barengi dengan batuk kecil.

"waktu itu kamu lagi shalat ashar kalo ga salah, trus sedang sujud, tapi lebih dari setengah jam kamu gak bangun-bangun, aku fikir kamu lagi doa panjang, dan beberapa lama kemudian aku mulai sedikit panik dan nyoba untuk manggil kamu namun gak ada respon sama sekali, aku pun coba mindahin posisi kamu dan ternyata aku baru sadar kamu pingsan, aku pun panik dan nelfon ambulan". ucap nya.

Berarti semua yang ku lakukan dari berjalan dari kosan hanyalah mimpi? atau kah aku sudah memasuki alam ghaib sedari awal? tapi bagaimana aku tidak tau dan baru menyadari nya saat aku tiba di pusat?.
Timbul banyak sekali pertanyaan di dalam benak ku, namun tidak akan pula aku menemukan jawaban jika aku hanya bertanya-tanya sendiri seperti ini, mungkin nanti aku akan bertanya kepada abi sepulang ku dari sini.

Setelah perbincangan cukup panjang dengan tomas, aku pun memutuskan untuk kembali ke ranjang untuk mengistirahatkan badan ku yang masih lemas dan tomas pun tidur di sofa sambil menonton tv. Tanpa menghiraukan suara TV aku pun terlelap tidur.

"kevin..." suara pria terdengar si samping ku.

"sudah lama rasa nya tidak bertemu kakek". ucap ku.

aku berada di sebuah tebing yang begitu tinggi yang tak tampak daratan karna tertutupi kerumunan awan dan kabut, hanya ada aku dan kakek seorang yang berada di sana.

"ya sudah cukup lama memang, kakek punya sesuatu untuk mu". ucap kakek.

"pedang? pedang apa ini?" tanya ku.

"ini lah yang telah kau perjuangkan, kakek di titipkan untuk memberikan ini untuk mu" ucap kakek.

(Saya tidak di izinkan untuk mendeskripsikan bentuk, bahkan warna sarung yang menyelimuti pedang ini)

"apa ini pedang zulfikar?" tanya ku.

"ya benar, tapi pedang ini hanya memiliki sangat sedikit karomah jika di bandingkan dengan pedang zulfikar yang sebenar - benarnya" ucap kakek.

"jika hanya sedikit, apakah pedang ini mampu untuk mengalahkan iblis itu". ucap ku.

"Ifrit pun akan berlari terbiri-birit jika melihat pedang ini". ucap kakek.

"adee?" suara perempuan memanggil ku dengan halus nya.

"eh kaka" ucap ku yg terbangun.

"nih kaka bawain buah kesukaan kamu tomat, si tomas jagain kamu kan?" tanya nya sambil memotongkan buah tomat.

"jagain aku ko ka, emang kenapa?" ucap ku.

"abis nya tadi kaka dateng dia tidur pules banget di sofa, terus tv nyala.. kaka omelin aja trus kaka suruh pulang". ucap nya.

"haha jangan galak-galak sama pacar sendiri, ntar kabur". ledek ku.

"gpp biarin, nanti tinggal minta cariin ade lagi". ucap nya sambil sedikit menjulurkan lidahnya keluar.

"haha susah tuh nemu yang kaya gitu, walau pun luarnya keliatan cuek banget, tapi sebenernya dia salah satu orang yang paling khawatir sama kevin". ucap ku.

"ia ia.. yaudah telen dulu tomat nya itu, ngomong sambil makan". ucap nya.

"oia de,kaka bawain hasil CT-Scan sama beberapa laporan medis, ada yang kaka bingung loh, kamu ngeroko kan ya?". tanya kakak ku.

"ia ngeroko, biasa nya sehari malah hampir 2 bungkus, emang kenapa?". ucap ku

"aneh loh, paru-paru kamu tuh bersih, sampe tadi kaka tanya dokter, trus kakak bilang kamu tuh perokok, dokter nya kaya ga percaya gitu." ucap nya.

"haha mungkin karna ade udah ga ngeroko aja kali beberapa hari pas ade gak sadar". ucap ku.

"ia kali ya, tapi kan harus nya..". ucap nya yang terpotong.

"udah ga usah di fikirn, mamah mana?". tanya ku.

" mamah lagi jemput om randy di bandara, bela-belain dateng dari france cuma karna pengen liat kamu udah sadar". ucap nya.

"hah serius? om randy dateng?". tanya ku.

"ialah serius, orang pas awal kamu sakit aja dia langsung kesini, karna di sana sibuk dia jadi balik lagi kesana, sekarang dia balik lagi kesini". ucap nya.

Om Randy adalah adik dari ayah ku, beliau adalah orang yang sangat rendah hati, dan baru kali ini aku menceritakan nya, karna beliau memang jarang sekali ke indonesia karna urusan bisnis ia disana, namun setiap kali aku berulan tahun dia pasti mengirimkan hadiah untuk ku, dan aku sudah lama sekali tidak bertatap muka dengan beliau semenjak kecil.

Setelah 3 hari, aku pun di persilahkan oleh dokter untuk pulang kerumah, karna kesehatan dan tubuh ku sudah mulai stabil.

Setelah pulang dari rumah sakit, kedua orang tua ku dan ka dina, begitu mengawasi ku, bahkan untuk sekedar membeli sesuatu di warung, aku tidak boleh pergi, dan ka dina yang akan membelikan nya, mungkin karna rasa khawatir mereka kepada ku dan trauma yang masih belum hilang, bahkan terkadang ibu menemani ku tidur di kamar ku, bahkan hani setiap hari datang ke rumah ku, dan lebih parah nya lagi jika ia libur kuliah, ia akan di rumah ku dari pagi sama malam. sebenarnya aku sudah 100% pulih, namun aku tidak ingin terlalu mempermasalahkan nya atau pun mengeluh, dan lebih memilih untuk nembiarkan waktu yang akan merubah nya kembali ke sediakala.

Dan benar saja, setelah 2 minggu lebih aku mulai di perbolehkan untuk keluar rumah sekedar mencari angin di taman atau pergi ke warung, di tengah pemulihan kondisi ku, aku selalu menahan rasa sabar untuk dapat melakukan hal yang sampai-sampai membuat ku sampai seperti ini, namun seperti ya di waktu dekat ini aku belum bisa mewujudkan nya, dan harus bersabar.

Oia semenjak aku menyelesaikan tirakat ku waktu itu, aku seperti merasakan hal yang berbeda di dalam diriku, aku merasa setiap ilmu yang sudah ku pelajari sebelum nya kini jauh meningkat, seperti ketika ingin untuk menerawang seseorang, aku sudah tidak perlu lagi menggelar sajadah dan membaca amalan yang begitu panjang. Mungkin ini adalah salah satu hasil yang berhasil ku petik setelah menahan sabar dan juga perjuangan ku sebelum nya, dan... tentu aku kini memiliki apa yang sudah ku inginkan lama yaitu karamah pedang zulfikar, walau pun sangat sedikit karamah yang dapat ku miliki dari pedang tersebut, aku sangat mensyukuri nya, kenapa? karna Gusti Allah SWT masih mengizinkan manusia yang penuh akan dosa seperti ku ini, memiliki nya.

"kevinn, kebawah sebentar, ayah mau ngomong". panggil ayah ku dari lantai bawah.

"ia yah". saut ku yang langsung mengahmpiri nya di lantai bawah.

Terlihat beliau sedang santai dan sibuk bermain di laptop nya, ayah ku ini memang hobi bermain game, apa lagi setelah ayah pensiun dari pekerjaan nya, kini ia semakin aktif kembali menjalani hobi nya tersebut.

"eh tumben yah pick support" ucap ku yang duduk di samping nya.

"haha au ini biasalah, dari pada ga ada support" ucap nya.

Sambil menunggu ayah ku menyelesaikan permainan nya, aku pun melihat bagaimana permainan nya berjalan.

"duh untung menang". ucap ayah ku sambil mengelah nafas panjang.

"haha untung aja comeback". jawab ku.

"nah sekarang ayah mau ngomong sama kamu vin, nanti kalau kondisi kamu udah fit, ayah pengen kamu pegang bengkel ayah yang ada di jakarta". ucap nya

"loh bisa gitu ya, trus kalo kevin kuliah gimana dong". ucap ku.

"haha ayah kira kamu udah ga mau kuliah, lagian ngapain kuliah, ayah aja yang S2 ini kalo debat sama kamu ga pernah menang" ucap nya.

"kalo itu besa lagi yah, kevin masih mau kuliah tahun depan, ya.. walaupun kevin masih bingung mau ambil jurusan apa". ucap ku.

"gini vin, semua itu ayah serahin ke kamu, tapi ayah pengen kamu juga nerusin usaha ayah". ucap nya.

"iya yah, kevin juga butuh belajar dulu kan, untuk bisa ngurus bengkel ayah, kevin ga mau jadi boss, kevin lebih suka jadi pemimpin hihi". jawab ku.

Setelah perbincangan dengan ayah ku yang cukup panjang, aku pun kembali ke kamar untuk melakukan shalat isya dan di lanjutkan dengan zikir. Setelah itu aku pun memutuskan untuk tidur.

Ke esokan hari nya, aku pun izin untuk pergi ke rumah tomas, oia semenjak kejadian waktu itu, tomas sudah tidak lagi di kosan dan sudah kembali ke rumah orang tua nya. Sekitar 1 jam lebih perjalanan aku pun sampai di rumah tomas.

"assalamualaikum pak, saya mau ketemu tomas". ucap ku yang memanggil security penjaga di pintu depan.

"wallaikumsalam mas kevin kemana aja baru keliatan". ucap ya yang belum menjawab pertanyaan ku.

"hehe abis sakit pak, oia tomas nya ada pak?" tanya ku kembali.

"mas tomas pergi kuliah mas kevin dari tadi pagi" ucap nya.

Aku lupa bahwa tomas sedang kuliah hari ini, aku pun bingung ingin kemana sekarang, aku tidak mau pulang dahulu karna sudah sangat bosan dengan suasana rumah, mungkin sudah terlalu lama tidak keluar rumah. Aku pun memutuskan untuk menelfon tomas dan menanyakan keberadaan tomas, dan ia pun mengatakan sedang di kampus dan menyuruh ku untuk datang ke kampus nya.

"oh gitu ya pak, yasudah saya mau nyusul tomas aja di kampus, tadi udah nelfon tomas juga". ucap ku.

"eh tunggu mas kevin". panggil nya.

"ia pak kenapa". tanya ku kebingungan.

"seperti nya ada yang aneh dengan mas kevin, kaya nya terlihat beda banget sama sebelum nya" ucap nya yang membuat ku kaget.

"duh beda gimana tuh pak?" tanya ku penasaran.

"wajah mas kevin keliatan jauh lebih cerah, trus kaya nya enak aja ngeliatan mas kevin, hati jadi tenang" ucap nya.

"ah bapak bisa aja nih hehe, perasaan bapa aja ko itu, yaudah pak saya jalan dulu ya.. assalamuallikum". ucap ku yang berlalu meninggalkan nya.

Aku pun sebenarnya merasa kebingungan dengan perkatan beliau barusan, namun aku lebih memilih untuk tidak memperdulikan nya. Dan sekitar setengah jam lebih aku pun sampai di kampus tomas, aku pun segera memakirkan mobil dan pergi menemui tomas yang sudah menunggu ku di kantin belakang.
Aku pun berjalan menuju kantin, namun di perjalanan aku merasa di awasi dan di perhatikan, namun bukan oleh mahkluk kasat mata, melainkan manusia yang melihat ke arah ku. Seperti kejadian saat aku masih duduk di bangku SMA, banyak kaum hawa yang melirik ke arah ku dan memerhatikan ku, aku tidak memperdulikan nya dan tetap melanjutkan perjalanan. Dan tak lama aku pun sampai di kantin tempat tomas menunggu ku.

"wihh my brother, lagi kesepian kaya nya nih brother". ucap nya seperti sesang meledek ku.

"ada-ada ja kamu, lagi mau nyari angin aja keluar tom, tadi nya mau ke rumah kamu main basket, eh kamu nya ga ada. Eh tapi gpp nih aku di sini, kamu bukan nya ada mata kuliah". tanya ku.

"ah santai aja, kebetulan dosen terakhir ga dateng, dan habis ini tinggal kegiatan ekskul, tapi udah biasa ga dateng, jadi santai aja" ucap nya.

"hmm yaudah kalo emang gitu" ucap ku.

Lalu tak lama ada seorang perempuan menghampiri tomas.

"tom, temen lu ini?" tanya wanita itu.

"hmm ia bel, kenapa?" tanya tomas.

"kenalin dong, anak kampus sini juga?" tanya kembali wanita itu.

"bukan, ini sodara aku bel" jawab tomas.

Lalu wanita itu pun memperkenalkan nama nya dan juga mengobrol sebentar dengan ku, dan tak lama ia pun pergi meninggalkan kami, karna harus menghadiri kelas.

"dia emang biasa gitu tom?" tanya ku.

"ah engga , aku aja kaget loh si bella sampe nanya gitu, setau aku tuh dia anak nya agak pendiem, tapi tadi jadi bawel gitu". ucap tomas.

"hmm emang susah ya jadi orang tampan". ucap ku bercanda.

"haha baru dateng sekali aja udah ada yang ajak kenalan, kalo kamu beneean kampus di sini, bisa ke abisan stock aku". ucap tomas sambil tertawa lebar.

Kami pun berbicara panjang lebar sampai Adzan ashar memanggil ku untuk shalat, kali ini tomas sudah rajin shalat, semenjak masuk ke pengajian ku, aku pun berdua menuju mushola kampus. Setelah shalat kami pun pergi pulang dan mampir di sebuah rostoran untuk mengisi perut kami yang sudah kelaparan. setelah itu kami pun pulang ke rumah masing - masing karna sudah lelah, mungkin karna aku sudah lama tidak beraktifitas.

Sesampai nya di rumah aku pun langsung mengambil laptop ku yang ku taruh di kemari, dan menaruh di meja belajar ku untuk bermain game.

Namun ketika aku sedang ingin menyalakan laptop, aku mendapatkan sebuah bisikan yang membuat tubuhku begitu lemas....

"lagi dengerin apa vin?" tanya Hani.

"Soundtrack Nar*to, kamu ga akan ngerti juga". jawab ku yang sedang mengenakan Earphone.

Aku dan Hani sedang duduk di bawah sebuah pohon yang terletak di taman dekat rumah ku, aku sedang menyenderkan kepala di pohon. Sebenar ya aku sendirian sejak tadi, namun Hani datang menghampiri ku, mungkin ia baru saja ke rumah ku, dan menyusul ku ke sini.

"enak juga lagu nya, walaupun ga ngerti ngomong apa hehe, judul nya apa?" tanya Hani.

"Michi to you all". jawab ku.

"eh vin, aku mau ngomong sesuatu yang cukup penting". ucap nya sambil menatap serius ke arah ku.

"ia ngomong aja". ucap ku.

"aku dapat tawaran untuk pertukaran pelajar di US". ucap nya sambil memegang tangan ku dengan erat dan tatapan tajam ke arah mata ku.

"bagus dong". ucap ku santai.

"ko jawaban kamu gitu aja sih, ohhh kamu seneng ya aku bakal pergi lama". ucap nya dengan nada sebal, dan tanpa ku sadari mata nya mulai mengeluarkan air mata.

Aku hanya diam sesaat menanggapi perkataan ya, namun aku menarik kepala nya dan mendekatkan ya kepada ku, dan aku mencium kening nya. Dan ia pun hanya terbengong melihat ku melakukan itu, karna baru kali ini memang aku mencium kening nya.

"US doang lebay banget, paling lama 4 - 5 tahun, jangan kaya sinetron". ucap ku mengomeli nya.

Aku pun berdiri dari posisi duduk ku dan mengelus - elus rambut nya dengan cukup kencang, ia pun masih terdiam dan tak lama mengikuti ku dari belakang, aku pun sedikit menengok ke arah belakang, dan melihat ia sedang berusaha untuk mengelap air mata dengan kedua tangan nya. 
Sebenarnya aku sudah mengetahui apa yang ingin ia katakan, dan aku sudah cukup kaget mengetahui itu sampai-sampai aku harus menenangkan diri di taman tadi, aku terus beristighfar dalam hati dan meneguhkan mata ini, mata yang terus mencoba untuk mengeluarkan air mata, namun aku tidak ingin mengalahkan rasa sayang ku kepada Gusti Allah SWT sampai-sampai aku harus menangis untuk kepergian Hani yang hanya bersifat sementara.

"makasih banyak" ucap pelan hani.

Sebuah ucapan pendek yang begitu berisi banyak makna di dalam nya, nafas ku pun seperti tertahan sesuatu yang membuat ku sedikit sesak, dan tak lama aku menetes kan setetes air mata, aku pun sedikit kaget dengan apa yang sedang ku rasakan ini, setelah mendengar ucapan singkat dari nya, namun aku terus menahan air mata ini, terus dan terus, aku tidak ingin melepas kepergian nya dengan kesedihan, aku bersyukur hani tidak melihat aku menetes kan air mata, karna aku berjalan sedikit di depan nya.

Tibahlah kami di rumah ku, aku pun mempersilahkan Hani duduk di ruang tamu, aku pun pergi ke dapur untuk membuatkan nya teh hangat, untuk sekedar membuat perasaan nya lebih baik, setelah itu aku pun duduk bersama nya di ruang tamu.

"vin..." ucap hani.

"eh ia, kemaren one piece udah rilis loh" ucap ku yang memotong pembicaraan nya, dengan maksud untuk mengalihkan perbincangan.

Namun mendengar ucapan ku hani pun hanya terdiam dan menundukan kepala nya, seolah tidak berani menatap ku.

"han, kamu tau ga warna pelangi itu apa aja?" tanya ku.

"merah kuning hijau, emang aku anak kecil apa?" ucap nya dengan nada sedikit sebal.

" haha ia bener ko, tapi apa kamu tau kalo pelangi memiliki warna lain? warna yang selama ini tidak di sadari orang lain" ucap ku.

"warna apa emang?" tanya hani.

"hitam dan putih" ucap ku singkat.

"ko hitam dan putih, kenapa gitu" tanya nya yg mulai penasaran.

"waktu itu guru aku pernah bilang, seluruh warna di mulai dari putih dan di akhiri dengan hitam". ucap ku.

"penjelasan dari mana itu? ngaco kamu." ucap hani.

"percaya atau ga, itu balik ke persepsi sendiri, tapi kalau kamu petik ilmu dari kutipan tadi, kamu akan tau bahwa semua hal di dunia ini akan terus berubah sampai akhir nya dia tau bahwa semua nya telah di atur oleh gusti allah, kita bisa merubah nasib namun tidak dapat merubah takdir, yang mana kita akan menemui akhir yang sama dengan yang di takdirkan oleh gusti allah". ucap ku

"berarti kalau pencuri yang wafat saat di hakimi masa, dan seseorang yang bunuh diri.. apa itu semua memang sudah di takdirkan oleh gusti allah? bukan kah berarti segelintir orang terlahir memang untuk masuk neraka? dan itu tidak adil, bukan kah Gusti Allah itu maha adil" ucap hani yang kebingungan

"haha astaghfirullah, anak ini benar-benar ya.." ucap ku sambil mengelus-ngelus kepala nya karna sedikit gemas.

"ighh udah 2 kali kamu berantakin rambut aku hari ini". ucap ya dengan nada sebal.

"setiap Manusia itu terlahir dengan kondisi yang sesuci - sucinya, yang berarti bahwa anak itu masih berwarna putih, lambat laun anak itu akan tumbuh besar dan akan membuat hidup nya berwarna, akan kah dia sendiri yang akan mewarnai hidup nya, atau kah orang lain yang akan mewarnai hidup nya? dan bagaimana dengan pertanya'an mu barusan, aku pribadi sungguh percaya bahwa Gusti Allah SWT, selalu menyiapkan hal terindah di akhir kepada kita hamba nya, jika kita mengikuti apa yang telah ia ajarkan. dan sayang nya beberapa manusia memilih untuk mengakiri hidup nya dengan warna yang ia pilih sendiri dengan ke egoisan nya, dan melawan takdir yang sudah di takdirkan untuk nya". ucap ku

"tapi ingat selalu ini hani, rubah lah nasib mu sebaik-baik, pilih lah warna terbaik untuk mewarna hidup mu, dengan terus berkiblat kepada Gusti Allah." ucap ku.

Lalu terlihat hani kembali meneteskan air mata nya, yang mana kali terlihat lebih menyiksa dari pada saat di taman tadi, aku pun berpindah tempat untuk duduk di samping nya.

"han, aku akan menunggu kamu, sampai nyelesain urusan di sana, karna aku menghargai usaha kamu yang mencoba merubah nasib kamu disana, jadi.. keep smile, cause everythink is gonna be ok" ucap ku sambil tersenyum lebar ke pada nya.

"nikah aja yuk sekarang". ucap hani yang membuat ku begitu kaget.

"lohhhhh.. ko malah ngajak nikah". ucap ku.

"gpp, aku cuma mau mastiin bahwa pria yang kaya gini, harus jadi milik aku, dan aku bakal tenang pas di sana". ucap nya.

"hahahaha astaghfirullah, ada-ada aja kamu.. " ucap ku yang sedikit mendorong kepala nya.

Lalu kami pun melanjutkan perbincangan kami sampai tidak terasa sudah berjam-jam kami habiskan, dan aku pun menyuruh hani untuk pulang, karna tidak enak seorang wanita bermain terlalu lama di rumah pria yang bukan muhrim nya. Dan hani akan menerima tawaran untuk mengikuti program penukaran murid di US, dan ia akan segera mengurus nya. walaupun berat rasa nya untuk melapas hani, namun aku selalu berkata dalam hati "everythink is gonna be ok" sambil tersenyum lebar.

Aku pun kembali ke kamar untuk mempersiapkan seluruh hal yang akan aku gunakan untuk hal yang sudah ingin ku lakukan bertahun- tahun lama nya, karna 3 hari lagi aku akan segera pergi.

Aku sudah mendapatkan persetujuan oleh Abi iwan dan jugu abah, insyallah aku sudah sangat siap dengan apa yang akan terjadi nanti nya, walaupun fikiran ku terbelah dengan masalah hani, namun aku tidak boleh kembali menunda nya...

UNTUK BERANGKAT KE MEDAN PERTEMPURAN

Hari ini aku akan mengantar Hani untuk mengurus seluruh perizinan yang di butuhkan agar dia dapat segera menempuh pendidikan di negara paman Sam, Seperti mengurus surat pengajuan dan membuat pasport, untung nya pihak Kampus membantu dalam pembuatan pasport, jadi tidak perlu memakan waktu lama. Setelah mengurus berbagai macam izin akhir nya pun mampir di sebuah kedai minuman yang tidak berada jauh dari kampus hani. Aku pun memesan Segelas kopi dan memesan Jus anggur untuk Hani.

"alhamdulilah vin, akhir nya selesai juga". ucap hani sambil melepas nafas panjang.

"Haha ia han, bulak balik tadi puyeng juga.. btw congrats ya". ucap ku.

"Hehe ia vin, thanks banget ya vin udah mau support aku, padahal kalo kamu pengen aku ga pergi aku pasti ga akan pergi, tapi aku bersyukur punya calon suami kaya gini hehe" ucap hani sambil tertawa kecil.

"calon? emang siapa yang mau sama kamu? haha". balas ku.

Kami pun berbincang melepas lelah, setelah beberapa hari mengurus izin dan sedari pagi tadi kami baru bisa beristirahat sekarang. Dan sekitar pukul 4 sore aku pun meminta izin Hani untuk pergi menemui Abi Iwan karna aku di panggil beliau untuk menemui nya di rumah nya. Aku pun mengantarkan Hani terlebih dahulu, sebelum pergi ke rumah Abi.

Sekitar 1 jam perjalanan, aku pun sampai di rumah nya. Dan segera aku mengetuk pintu rumah dan memberikan salam, dan tak lama Bunda membuka kan pintu untuk ku. (Bunda ialah istri Abi, dan aku terbiasa memanggil nya dengan sebutan seperti itu).

"Assalamuallikum bun, abi ada?" ucap ku dengan mengulang salam.

"Wallaikumsalam.. ada ko, sebentar ya vin bunda panggilin dulu, kamu tunggu di ruang tamu aja". ucap bunda.

Tak lama aku menunggu abi pun keluar dari kamar nya.

"Eh vin, baru dateng.. maaf tadi abi ketiduran" ucap abi.

"Assalamualikum bi, gpp ko" ucap ku yang langsung berdiri dan mencium tangan beliau lalu kembali duduk.

"Wallaikumsalam, abi mau nugasin kamu". ucap abi sambil mengambil sebuah kotak yang berada di atas lemari.

"Punten bi, kalau boleh tau tugas seperti apa?" ucap ku.

"Engga berat sih, cuma malem ini sebelum jam 10 malam harus sudah selesai". ucap abi.

"Siap bi, tugas seperti apa?" tanya ku.

"Tolong carikan saya Pusaka ******** , yang berada di kalimantan tepat nya Samarinda dan temui lah aji musti disana". ucap abi

Aku pun terdiam mendengae ucapan abi, apakah aku sanggup menyelesaikan tugas dari beliau, sedangkan sekarang sudah pukul 5 sore.

"Ga bisa vin? apa takut?" ucap abi.

"Siap bi, jam 10 saya pasti sudah memberikan nya kepasa Abi". ucap ku tanpa fikir panjang.

Setelah mengiakan pemintaan abi aku pun meminta izin untuk segera pulang, karna tenggat waktu yang sangat singkat ini.

Sekitar setengah jam perjalanan, aku pun sampai di rumah, sambil menungggu datang nya adzan mahgrib aku pun mengambil wudhu dan berzikir. Setelah adzan mahgrib berkumandang aku pun segera melaksanakan shalat mahgrib dan kembali di lanjutkan zikir dan membaca amalan lain sekaligus mempersiapkan diri untuk menyebrang ke alam sana. Aku pun memejamkan mata secara perlahan dengan mulut yang terus berzikir, dan tidak selang lama aku pun membuka mata dan aku sudah berada di sebuah jalan setapak, yang hanya di terangi lampu jalan, aku pun melihat beberapa orang berlalu-lalang di sekitar ku, namun aku enggan menegur nya, karna aku tau bahwa mereka bukan lah manusia. Aku pun berjalan mengikuti jalan setepak tersebut, aku pun sampai di sebuah pertigaan jalan, aku pun bingung harus pergi ke arah mana, karna Abi Iwan tidak memberikan info secara rinci. Aku pun diam sejenak sambil berfikir, dengan mengucapkan bismilah aku pun mengambil jalan ke arsh kiri, namun ketika baru saja aku berjalan, seoeang wanita memanggil ku.

"Hi nak, mau apa kau kesana?" tanya nya dengan wajah begitu datar.

"Aku ingin menemui Aji Musti, apa kah kau mengenak nya?" tanya ku.

"Ada urusan apa kau dengan nya?" tanya krmbali wanita itu.

"Seperti nya kau mengenal nya, aku ada sedikit urusan dengan beliau" ucap ku.

"Ia adalah seorang petapa yang begitu terkenal di sini, dan kami sangat menghormati beliau". ucap nya

"Bisakah kau mengantarkan aku ke tempat beliau". ucap ku.

"kau tidak akan pernah dapat menemukan beliau, namun beliau lah yang akan menemukan mu". ucap wanit itu.

"Apa maksud mu?" tanya ku.

Tanpa menjawab pertanyaan ku, dia pun pergi begitu saja. Aku pun memikirkan tentang maksud perkataan nya barusan, dia tidak dapat di temukan? dan ia yang akan menemukan ku?. Pertanyaan itu selalu berputar di kepalaku, namun aku mencoba untuk tidak memikirkan nya terlebih dahulu dan tetap melanjutkan perjalanan ku. Sampai-sampai aku tidak sadar sudah berada di sebuah kebun kosong dan kali ini aku tidak melihat orang yang berlalu lalang, melainkan jin-jin penggangu, seperti Kuntilanak, pocong, dan lain nya. Karna sudah terbiasa aku pun sudah tidak takut melihat mereka, dan mereka juga seperti nya takut melihat ku, mungkin karna khadam-khadam yang menjaga ku. Aku pun menghampiri salah satu kuntilanak yang berada di balik pohon pisang untuk menanyakan keberadaan Aji Musti, mungkin saja dia mengetahui nya. Namun baru saja aku ingin menanyai nya...

"jangan sakiti aku, aku tidak berniat sama sekali mengganggu mu, tolong jangan ganggu aku". ucap nya yang begitu ketakutan ketika aku mendekati nya.

"Tenang saja, aku tidak akan menyakitimu, karna memang kau tidak ada niatan menggangu ku, aku hanya ingin menanyakan keberadsan aji musti". ucap ku.

"aku tidak tau dimana ia, bahkan aku tidak pernah melihat nya". ucap nya.

Setelah mendengar jawaban dari nya, aku pun pergi meninggalkan nya dan melanjutkan perjanan, dan aku pun dampai di sebuah danau besar, yang mana itu juga akhir dari jalan setapak yang ku ikuti dari tadi. Danau itu begitu indah, walaupun suasana begitu gelap, namun lampu-lampu dengan cahay redup, seperti bumbu pemanis untuk menambahkan ke indahan nya. Dan aku melihat seseorang sedang berdiri di pinggir danau, aku pun menghampiri nya dan kembali bertanya.

"assalamuallaikum". ucap ku.

"wallaikumsalam". jawab nya singkat.

"Aku hanya ingin bertanya, apakah kau mengenal Aji Musti?" tanya ku.

"ia aku kenal dengan nya". jawab pria itu.

"tau kah kau dimana tempat tinggal nya?" ucap ku

"kau tidak akan menemukan nya, namun ia yang akan menemukan mu". ucap pria itu.

"maksud bapak apa? aku sudah mendengar jawaban ini dari seorang wanita". tanya ku yang kembali di buat kebingungan.

Dan kembali tanpa Menjawab pertanyaan ku, ia pun pergi meninggalkan ku, aku pun kembali di buat bingung oleh nya. Aku memutuskan duduk sejenak di tepi danau, sambil berfikir dimana aku dapat menemukan nya. Muncul sedikit rasa putus asa untuk dapat menemukan beliau, namun aku mencoba untuk menepis rasa putus asa ini, aku terus meyakinkan diri ku bahwa aku dapat menemukan nya, dan terus berdoa kepada Gusti Allah untuk di berukan sepercik petunjuk, dan tidak lama aku berdoa, ada seorang wanita yang begitu cantik langsung duduk di samping ku.

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close