Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Jejak Misteri Kisah Nyata "Si Tarjo" (PART 1)


JEJAKMISTERI - Si tarjo namanya sosok muda dikatakan bodoh dia pandai, dikatakan pandai dia goblok, kesehariannya dia adalah seseorang yang suka bertanam berbagai jenis pohon dan bunga, hingga dia mempunyai sebuah stand berbagai tanaman hias dan buah hasil dari kreasi tangannya dalam membibit semua jenis tanaman,-

standnya sering dikunjungi ibu-ibu muda, para gadis maupun bapak-bapak penyuka tanaman hias maupun jenis-jenis tanaman lainnya, suatu hari datang seseorang ibu muda ke standnya mencari tanaman bunga sebagai penghias taman rumah barunya, ibu muda itu menuturkan bahwa rumahnya itu adalah rumah warisan yang lama tak di tinggali, karena dia telah lama tinggal diluar negeri untuk study dan bekerja, setelah kedua orang tuanya meninggal dia memutuskan pulang ke kota malang tempat kelahirannya dan menempati rumah warisan itu.

Si ibu muda ini menuturkan juga dia ingin merubah suasana halaman yang tampak di tumbuhi layaknya sebuah ladang ilalang karena lama tak di tempati, menjadi sebuah taman bunga yang indah, dia juga menceritakan telah mendatangi ke stand-stand bunga agar mereka mau menata suasana halaman rumahnya sebelum ia tempati,-

karena selama berada di indonesia dia di kota surabaya, tinggal di apartemen, sebelum rumahnya rampung dan di benahi suasana halamannya, tetapi semua tukang kebun baru mengerjakan halamannya dalam sehari sudah tidak ada yang berani kembali dengan alasan tak jelas,-

katanya selalu saja ada kejadian aneh-aneh di sekitar halaman rumah itu, salah satu yang mereka tukang kebun ceritakan adalah ketika mencangkul tanahnya menemui banyaknya pocong-pocong yang tertanam dalam halaman tersebut, hingga membuat mereka lari ketakutan,-

tapi ketika dia kembali lagi dan membawa orang-orang untuk menyaksikan semuannya dalam mengali tak di temukan apa-apa, tak ada pocong-pocong itu yang tersangkut di cangkulnya, hingga membuatnya jera dan tak berani lagi mengerjakan halaman itu menjadi sebuah taman,-

tukang kebun yang kedua menceritakan banyaknya suara-suara aneh dari dalam rumah, ketika diperiksa ke dalam tak ada siapapun hingga membangkitkan bulu kuduk menjadikan rasa takut yang dalam pada diri mereka, dan juga tak mau mengerjakan taman itu lagi, begitulah seterusnya.

Entah kenapa itu semua dia ceritakan kepada tarjo hingga tarjo menyanggupi untuk menyelesaikan taman itu sesuai contoh-contoh gambar yang di ajukan tarjo kepada bu Sisillia sang ibu muda itupun berjanji, masalah harga tidak masalah berapa,, asal di buatkan taman yang indah sejuk di pandang mata,-

tarjo adalah sosok muda yang taat menjalankan ibadah, mempraktekkan ibadahnya dalam kehidupan sehari-hari, tidak sombong tapi jahil, suka becanda yang memang kelewatan batas bercandanya tapi juga sosok pendiam, dia tidak akan berbicara kalau tidak penting, sifat itulah yang membuat dia selalu gugup jika berhadapan dengan wanita cantik seperti ibu muda sisillia,-

sepeninggal bu Sisillia, tarjo menghampiri si turah yang membantu tarjo dalam mengembangkan tanaman serta yang menjaga stand bunga tarjo diwaktu malam hari, turah dulunya sosok pemuda pecandu narkoba kelas berat hingga dia terusir dari keluarganya dan lontang-lantung menjadi gila karena syaraf-syaraf motoriknya sudah banyak yang putus, entah dari kota mana dia berasal dia tak pernah mengungkapkan meskipun kini telah sembuh berkat bantuan tarjo dalam menolong dia. 

"Rah..." panggil tarjo.
"Yaa mas ono opo" jawab turah.
"Sini ada proyek lumayan besok kau bantu aku ke alamat ini, tahu kan tempatnya,"kata tarjo.
"Tahu mas" jawab turah.
"Sekarang kau pergi kerumah pak rawuh pinjem mobil pickup-nya untuk besok pagi, aku akan siapkan tanamannya yang diangkut besok,"kata tarjo.
"Yoo mas aku tak ke pak rawuh" jawab turah sambil berlalu.

Turah bisa sembuh karena memang tak ada waktu untuk merenungi nasib, dia selalu di beri kegiatan terus menerus oleh tarjo, dan harus meminum air putih terus menerus tak ada yang lain, mandi pun harus air dingin, setiap jelang subuh dia harus mandi dan mengguyur seluruh badannya juga menepuk-nepuk kepala waktu mengguyurkan air, supaya peredaran darah di kepala bisa lancar,-

berfungsi untuk menghilangkan rasa pusing dan pening di waktu sakaw melanda, untuk rasa mual-mual di perut seperti diaduk-aduk mau muntah pada tiap paginya, tarjo memberinya sepiring singkong rebus yang di nikmati bersamanya untuk sarapan beberapa jam kedepan sebelum ke menu utama yaitu nasi, juga sering di ajak jalan-jalan keluar masuk hutan, gunung, pantai untuk berburu bonsai alam untuk dibentuk lagi dan nantinya menjadi pajangan di standnya jika sudah bernilai ekonomis tinggi.

Dalam petualangan mencari bonsai mereka berdua sering mengalami hal-hal ganjil jika kemalaman dalam hutan dan harus menginap di hutan tersebut dan itu sudah menjadi hal biasa bagi tarjo, karena memang tarjo punya kemampuan bisa melihat dan merasakan kehadiran hal-hal gaib mana yang baik dan jahat,-

lain dengan si turah pada awalnya takut tapi ketakutan itu timbul saat yang menampakkan diri sosok mengerikan, seperti muka hancur, usus terburai atau hal-hal yang membuatnya ketakutan, memang itu kelebihan para sosok gaib mengetahui lebih dulu kelemahan-kelemahan orang yang akan di tampaki atau di ganggu olehnya.

Keesok harinya turah sudah siap dengan mobil pickup itu menata semua tanaman hias dan pohon serta rerumputan golf yang telah disiapkan tarjo untuk pembuatan taman dirumah bu sisillia,-

dengan semangat pagi selepas sarapan turah dan tarjo pergi menuju alamat yang telah di berikan bu sisillia kepadanya,-

tak berselang lama turah yang lihai mengendarai pickup tua itu telah sampai pada alamat yang di tuju setelah bertanya kepada para tukang ojek di ujung pintu masuk gapura pemukiman itu, hanya beberapa rumah dari pintu masuk gapura itu letak rumah warisan ibu muda sisillia,-

setelah tarjo dan turah berlalu, mereka para tukang ojek bertaruh seperti biasanya setiap ada yang singgah dirumah itu selalu di buat taruhan, karena rumah warisan dari ibu sisillia adalah tergolong rumah angker,-

rumah yang selalu bikin repot dan terbirit-birit para tukang ojek jika ada yang malam-malam minta di antar atau bertanya tentang rumah nomer 313 itu, ada banyak penampakan di rumah nomer 313, rumah yang memiliki halaman luas dan banyak terdapat pohon di beberapa sudut halaman tersebut dan apalagi kini setelah beberapa tahun tak berpenghuni, rumput dan ilalang tumbuh semakin liar menutupi rumah tersebut.

"Jon, tukang kebun pembuat taman itu cuman berumur 2 hari berada dirumah itu," kata karim kepada jono yang kebetulan mangkal berdua saja setelah tarjo dan turah berlalu.

"Sehari aja rim," kata jono.

"Dua hari jon kalau mau tak apit kamu," karim menjawab.

"Yo wes diel," mereka pun salaman tanda jadi taruhan itu.
...

Tarjo telah di depan pintu pagar rumah itu, di tatapnya dalam-dalam, sedangkan turah membetulkan posisi mobilnya agar saat menurunkan tanaman itu lebih enak, di bukanya lebar-lebar pintu pagar oleh tarjo kemudian dia melangkah kedalam menuju kearah sudut halaman yang kelihatan remang-remang oleh rimbunnya pohon,-

ternyata yang dituju oleh tarjo pemimpin tetua dari gaib yang ada, dia meminta ijin agar tak mengganggunya dalam membuat taman dirumah itu,-

dalam mediasi kontak tarjo kesulitan mengatasi perengai tak senang atas kedatangan-nya kerumah itu,-

dia tetua gaib penunggu rumah itu ternyata sosok gendruwo yang memang menjadi penghuni tempat itu sudah lama sekali, itu menurut penuturan sang gendruwo yang bernama kujolojo ketika komunikasi dengan tarjo,-

si kujolojo menuturkan bahwa dia berasal dari alas purwo, dipindah kesini sebagai penjaga oleh buyut dari ibu sisillia yang memang dulunya seorang kaya raya pada jaman itu,-

kujolojo ditanam dalam bentuk penjaga rumah kediaman dari buyut ibu sisillia, karena memang banyaknya maling pada waktu dulu, kujolojo juga menerangkan dia tak sendirian dalam menjaga rumah itu,-

ada lagi tiga sosok jin berpenghuni di area rumah ini, si sarkolo ada dihalaman depan berwujud ular kepala manusia bermahkota raja, si karpo di dalam rumah berujud macan putih, dan si bodassoro dihalaman samping berwujud raksasa betina juga kadang menampakkan diri sebagai sosok putri cantik jelita, semua adalah penjaga rumah ini. Kata kujolojo.

"Kalau pocong-pocong dan nenek-nenek yang di depan rumah itu siapa" tanya tarjo.

"Itu penghuni belakang rumah ada gudang yang suka main-main kesini dan suka menggoda orang-orang yang datang dan lewat jalanan depan rumah," jawab kujolojo.

"Ooh, tarjo berguman, ya sudah terima kasih nanti kamu tak kasih tanaman bunga wewangian kesukaanmu," kata tarjo.

Setelah mendapat informasi tarjo menghampiri turah yang sudah selesai menurunkan semua tanaman,
"Rah kamu balik dulu ke stand ambil bunga kemuning yang besar-besar dan berbunga lebat, kalau tidak kuat ngangkat, mintak tolong ke bapak untuk membantu, ojo diangkat dewe, mundak keseleo," kata tarjo kepada turah.

"Iya mas.." jawab turah.
Turah pun berlalu mengambil tanaman bunga kemuning yang diperintahkan si tarjo.

Kemudian tarjo mengamati letak-letak dari penggangu yang terdeteksi oleh indra keenamnya, diambilnya tanah segenggam sambil berkomat kamit membaca sesuatu kemudian di taburkan ke area halaman yang akan di buat taman, terutama letak pocong-pocong dan si nenek bersemayam.

Hari beranjak menuju siang sambil menunggu turah datang, tarjo mulai mencangkuli tanah yang penuh dengan ilalang itu, kemudian dibuat petak-petak ukuran untuk di ganti tanahnya dengan tanah humus atau lebih tepatnya media tanam yang biasa untuk menjaga kesuburan tanah.

Tak ada gangguan yang berarti sampai pada suatu letak yang memang sedikit suram auranya, cangkul tarjo menyentuh kain kafan pocong yang sedang tiduran dihalaman itu, sedikit kaget tarjo di buatnya karena kedatangan dari pocong yang siang-siang lagi tiduran tepat di cangkul tarjo, lalu diamati sebentar, sosok mayatkah, atau memang pocong gaib, kemudian disentuhnya, dia berasa tanah, bukan kain kafan, tarjo pun berkata,
"Ojo nganggu nang tangi mulih o nang omahmu dewe.." (jangan ganggu, ayo bangun dan pulanglah kerumahmu sendiri)

Tapi sang pocong tetap saja tiduran miring tanpa memperlihatkan mukanya yang tertutup tanah, tarjo pun mengalah pindah kebagian lain membiarkan tempat pocong itu tetap tiduran.

Menjelang duhur turah pun datang membawa empat tanaman bunga kemuning dengan aroma bunganya yang begitu menyengat wanginya, tarjo pun menurunkan bunga-bunga itu bersama turah, setelah selesai turah menyodorkan empat nasi bungkus dan dua botol air mineral,
"Ini dari ibu untuk makan siang katanya,"

"lhoo ko' akeh rah.." (ko' banyak rah) jawab tarjo.

"Kita kan dua sosok perut karung mas" kata turah sambil tertawa.
Mereka pun menyantapnya sambil tarjo menceritakan kejadiaan selama dia membuat petak-petak yang di cangkulnya, turah mendengarkan dengan cengar-cengir entah takut atau geli atas cerita tarjo sambil dengan lahapnya menyantap dua bungkus nasi tanpa sisa.

Selepas mereka sholat duhur, turah mulai mengambil bagian dalam mencangkuli tanah untuk diganti dengan media tanam, tarjo pun menyuruhnya mencangkuli tanah dimana dia tadi menemui pocong yang sedang tiduran di dalam galiannya,-

dengan semangat turah mulai mencangkul, setelah beberapa cangkulan dia berteriak lari kearah tarjo, maaaaaaaaaaasssss.., sambil melompat melempar cangkulnya dan mendekat ke tarjo sambil memegangi erat lengannya,
"Ono opo.." sambil cengar-cengir tarjo bertanya.

"Mayat mas.." jawab turah.

"Paculen ndase kalau gak gelem nyingkir mayate" (cangkul kepalanya kalau tidak mau menyingkir mayatnya) suruh tarjo.

"Mayat mas, itu orang mati gak bisa nyingkir mas, duuh kumat ni orang errornya," jawab turah sedikit gagap.

"Sudah cangkulen saja aku yang tanggung kalau dia gak mau nyingkir, mayat itu lain dari yang lain dia bisa pindah," kata tarjo.

"Ooh.." kata turah. 
Dia pun mengerti apa yang telah di katakan tarjo, dengan sedikit masih deg de..an dia raih cangkulnya lagi dan melongok ke dalam galian yang ia buat, ternyata pocong itu sudah tak nampak di mata turah,-

dengan komat-kamit berdoa sebisanya, turah mulai mencangkul lagi sedikit memejamkan mata kalau kalau mayat atau pocong itu menampakkan lagi, dia tak segan-segan untuk mencangkul kepalanya sesuai anjuran si tarjo,-

tarjo yang melihat kelakuan turah tertawa tertahan dan pura-pura tak melihat turah dalam mencangkul tanah yang ada pocongnya, sudah hampir seperempat halaman sudah terbersihkan saat adzan ashar menyambut mereka, tarjo dan turah pun menghentikan kerjanya mengambil wudhu untuk sholat bersama,-

kini mereka mencoba sholat didalam rumah, karena memang ibu sisillia menyerahkan semua kunci rumah pada tarjo,-

dalam rumah ternyata semua perabotan dari jaman dulu, seperti meja dan kursi dari kayu jati berukir indah tanpa busa empuk di duduknya, lukisan-lukisan seperti raja mataram, nyi roro kidul, dan eyang prabu siliwangi bersama macan putihnya, serta lukisan besar nan gagah sosok bapak soekarno presiden terpajang sendiri terpisah dari lukisan-lukisan lainnya,-

di sebelah dalam ruangan tengah ada beberapa lukisan joko tarub berserta para bidadari mandi yang sexi-sexi, ada juga penari bali yang begitu molek dan beberapa lukisan pemandangan semeru dan sanur, juga terpajang benda-benda pusaka seperti keris, golok, kujang, serta tombak dalam ruang tengah itu,-

dengan rasa ketakjuban tarjo mengamati satu-persatu karya seni yang indah itu dengan seksama, tiba-tiba ada sesuatu kekuatan yang menarik dirinya pada sebuah kamar di ruang tengah, lamat-lamat terdengar suara aungan seekor macan ketika dibuka kamarnya, bulu-bulu tangan dan tenguknya berdiri tanda bahwa ruangan itu menjadi tempat bersemayamnya si macan putih bernama korpo.

"Rah kita sholat di kamar ini.., ayo ndang wudhu,"

Turah masih tertegun melihat lukisan pak karno yang begitu hidup seolah-olah dia terhipnotis oleh kharisma beliau, turah pun melangkah mengikuti tarjo kebelakang untuk berwudhu tetapi tatapan matanya masih tertuju pada lukisan itu, sampai-sampai tarjo menepuk pundaknya,
"Jangan dipandangi terus, kowe bisa kerasukan nanti" kata tarjo, dan itu membuat turah tersadar dari hipnotis lukisan pak karno itu.

Sebelum melakukan sholat di kamar itu tarjo berucap,
"Assalamuallaikah ya ahli gaib.. eyang karpo.. nderek langkung sekedap badhe sholat ashar.."

Tarjo dan turah pun berjamaah dalam ruangan itu, rakaat pertama tak terjadi apa-apa, pada rakaat kedua turah melihat sosok macan putih besar setinggi kepalanya berada di sampingnya, dia pun jadi tak khusuk di attaqiat pertama dengan memejamkan mata dan melirik sambil membuka matanya sedikit,-

ternyata macan tadi sudah tak ada di sampingnya, dia pun lega dengan memulai kekhusukannya lagi yang sempat buyar tadi, dan pada attaqiat terakhir macan itu nampak lagi tepat pada posisi yang sama, turah yang sudah ketakutan pada penampakan pertama kini semakin takut, tetapi dia tak berani beranjak atau lari,-

dengan memejamkan mata turah sudah merasa tak sholat lagi karena dia sudah terkencing-kencing di celananya, ketika tarjo melakukan salam tak diikuti turah yang terdiam kaku dengan celana yang sudah basa membasahi sajadahnya saking takutnya..

Tarjo yang mengetahui datangnya karpo semenjak sholat tadi, menoleh ke turah, tarjo senyam-senyum melihat temannya yang diam tak bergerak dengan posisi attaqiat akhir, mata terpejam, dengan celana basah oleh kencingnya sendiri, maka dengan rasa kasihan di usaplah muka turah di sadarkan atas ketakutannya pada si karpo,-

turah pun berani membuka mata dan diperlihatkan lagi oleh tarjo, bahwa si karpo macan putih itu tidaklah sejahat dan sebuas dari tampangnya, ternyata turah masihlah merasa takut melihat penampakan si karpo yang kini begitu besar, wujudnya memenuhi kamar seluas 5x4 m tersebut,-

makanya rumah ibu sisillia ini aman meski tak di tinggali karena memang penunggunya sangar-sangar dari golong jin-jin yang akan berbuat jahat ketika rumah yang dijaga di jahili oleh orang-orang yang ingin menguntungkan dirinya sendiri dan merugikan dari tempat yang mereka jaga.

Senja mulai menuruni waktu sang mentari segera turun dari singgasananya keremangan sudah menyapa, bunga-bunga kemuning yang berbunga lebat menyebarkan wangi menyengatnya diseluruh halaman sampai masuk kedalam rumah itu, mengundang semua kehidupan gaib mendatangi untuk menyerap inti sari wewangian dari bunga kemuning itu,-

kini mulai di rasakan oleh tarjo kemunculannya walau belum semua menampakkan diri hanya bisa di rasakan saja dari getaran-getaran indra keenamnya, bunga kemuning memang menebarkan aroma wangi khas, sedangkan kebanyakan makhluk gaib menyukai wewangian hingga dia akan merasa tenang dan mungkin tak akan menampak diri kalau dirasa tak menginginkannya, dan itu bisa meredam mereka agar tak menggangu dalam penampakkan diri sebagai bentuk pengusiran dari mereka atas umat manusia yang akan mendiami wilayahnya,-

turah memperlihatkan rasa gelisahnya ingin cepat-cepat angkat kaki dari rumah itu, dia sudah merasa tak nyaman berada di tempat itu, kegelisaan itu di ketahui oleh tarjo,
"Sebentar rah,, kita tunggu sampai abis maghrib, aku pengen mengetahui siapa-siapa yang jahat di rumah ini," kata tarjo.

"Kalau kau mau pulang, pulanglah dulu aku disini" kata tarjo lagi.

Sebenarnya turah ingin sekali cepat-cepat minggat, tetapi rasa kasihan pada tarjo jika sendirian dirumah itu, membuatnya dia memberanikan diri seperti waktu berada ditengah hutan kala di kerubungi makhluk-makhluk astral pengganggu.

"Rah.., kau beli lampu dua untuk mengganti dua lampu di depan itu, biar terang ini uangnya, sekalian beli makanan dan camilan kita nikmati rumah ini beberapa jam lagi," kata tarjo sambil senyam-senyum.

Turah pun berlalu untuk membeli yang diperintahkan tarjo, turah berjalan kaki menuju kios terdekat dilingkungan itu, sementara tarjo menyiapkan tangga untuk naik nanti mengganti lampu. 

"Bu ada lampu 20 watt.." kata turah kepada pemilik kios.

"Ada.. berapa mas.." jawab pemilik kios.

"Dua bu.. sama kacang itu yang bungkus besar, dan air mineral satu yang gedhe"

"Oh ya mas.. masnya tinggal dimana ya ko' baru kelihatan disini?" tanya ibu kios.

"Itu bu mbetulin di rumah 313" jawab turah.

"Haaaa... berani mas.." kata ibu kios heran.

"Emang ada apa bu.. perasaan gak ada apa-apa bu.." jawab turah berbohong.

"Waduh mas... semua orang disini tau mas kalau rumah itu angker, banyak kejadiaan-kejadiaan aneh disitu, juga penampakan-penampakan, seperti pocong, nenek-nenek, wanita cantik bahkan ular kepala manusia mas," kata ibu kios sambil memberikan kembalian uang kepada turah.

"Gak ada apa-apa bu.. mana berani mereka menampakan diri melihat diriku yang berwajah lucu ini, adanya, pocong yang ketawa-ketiwi lihat tampangku bu," kata turah sambil cengar-cengir.

"Yo wiis mas kalau gak percaya.." kata ibu kios itu lagi.

"Bu kalau beli nasi dimana ya, yang dekat sini" tanya turah.

"Eem, tiga rumah dari sini mas ada depot," jawab ibu kios sambil melihat kaki turah terus menerus.

"Ada apa bu ko' lihat kakiku, emang aku melayang ya bu, atau setan dari rumah 313 yang lagi shopping," jawab turah dengan ketawa sedikit terbahak sambil berlalu menuju depot makanan.

"Ibu kios itupun ngerundel 'wong edaan'" kata ibu itu, dan itu terdengar oleh turah, spontan menjawab, “sudah dari orok bu (dari lahir) aku wes edan" sambil tertawa..

Turah pun berlalu kedepot untuk membeli nasi bungkus, tak ada pertanyaan aneh-aneh dari sang penjual, dan turah pun langsung berlalu, tetapi sang pemilik depot memanggil turah,
"Mas kembalian-nya,"

Turah pun balik kembali, dan sang ibu depot mengembalikan uang kembaliannya dan bertanya-tanya sedikit,
"Emang tinggal dimana mas ko' baru kelihatan," tanya sang ibu depot.

Turah pun menjawab dengan nyeleneh, "itu bu rumah 313, kan saya sering beli nasi disini bu.. sudah lama lo saya tinggal disitu, masak ibu gak tau saya,"

Mendengar rumah 313 dan pemilik depot langsung melihat kaki turah dan bergegas masuk sambil berteriak tertahan karena merinding melihat turah yang kini mulai cengar-cengir berkesan menakut-nakuti ibu depot itu, mendapat shok terapi dari turah yang memang seorang slengekan dan pintar membaca situasi dalam menakut-nakuti padahal dirinya adalah seorang dibilang penakut, tapi bisa memanfaatkan rasa takutnya untuk menakut-nakuti yang lain, dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi dirinya sendiri, sebagai motivasi bahwa dia lebih berani dari pada yang lain lebih penakut dari dirinya.

Hari telah berlabuh pada senja sebenarnya burung-burung malam mulai keluar dari sarangnya, kelelawar mulai bernyanyi dilangit berterbagan semburat jingga memerah di penjuru barat, semilir angin memainkan daun-daun, sedangkan semerbak bunga kemuning yang berbunga lebat kian santer wewangiannya menyebar ke arah berhembusnya angin di pemukiman itu hingga membuat semakin lengang jalanan pemukiman.

Tarjo menjelang maghrib telah memasang dua lampu dipelataran halaman agar menjadi terang, dan sebagaian alang-alang yang tumbuh disana sini sudah tampak bersih hanya tinggal beberapa bagian yang belum terbersihkan, mereka berdua melahap makanan yang di beli tadi, sambil turah menceritakan kepada tarjo bahwa dia mengerjain dua ibu-ibu, dan mereka berdua tertawa-tawa di rumah kosong nan angker itu,-

maghrib telah tiba setelah mereka menghabiskan acara makannya, di bawa pohon jambu depan kini tampak sosok wanita bersandar dibatang pohon, tarjo yang mengetahui lebih dulu membiarkannya tanpa memberi tahu turah, mengajak turah sholat maghrib didalam rumah agar turah tak menoleh ke arah pohon jambu itu,-

karena yang nampak ini adalah sosok wanita dengan muka hancur berdarah-darah, matanya hilang satu dan yang satunya hampir keluar dari lubangnya, rambutnya awut awutan berlepotan dengan darah, bajunya bagaian atas penuh dengan bercak darah hingga kesan angker disandangnya dengan sempurna jika turah melihatnya,-

karena jenis itulah yang sering membuat turah lari terbirit-birit, bukan karena rasa takutnya tapi karena jijik dan ngeri jika melihat yang hancur-hancur seperti itu, menjadi kelemahan bagi si turah.

Setelah sholat maghrib tarjo mengambil air satu ember dengan merapal doa-doa yang disematkan ke dalam ember berisi dengan air tersebut, kemudian, dia keluar ke halaman dimana tadi sang wanita muka hancur menampakkan diri, dengan tujuan menyiramkannya,
"Buat apa mas.." tanya turah.

"Kamu disini saja," jawab torjo.
Turah yang sudah mengerti kebiasaan juragannya langsung terdiam tanpa berani mengikuti arah langkah tarjo yang menuju halaman depan, dengan nyemil dan menyanyi berguman sekedar untuk memberanikan diri, bahwa sebenarnya dia sudah tahu kode tarjo dengan mengatakan "jangan ikut disini saja" berarti ada penampakan yang sangat amat mengerikan, yang akan diusir oleh tarjo dengan se'ember air tersebut,-

di pohon jambu itu sosok penampakan perempuan muka hancur telah tiada, tarjo tetap mencipratkan air di ember sedikit demi sedikit mengelilingi letak sekitar pohon dan sampai pada batang pohonnya, tiba-tiba ada hembusan angin melewati tubuh tarjo, seketika dengan reflek air dalam ember di percikkan kearah dimana angin tadi berhembus,-

kemudian tarjo ketembok belakang untuk memagari agar makhluk-makhluk gaib dari gudang belakang tak datang lagi berkunjung kerumah kosong ini,-

air dalam ember yang di asmai tarjo adalah sebagai penghalau dari makhluk-makhluk dunia kosong pengunjung agar tak berkunjung kembali.

Di dalam rumah turah yang bernyanyi sendiri ternyata menarik perhatian si jin raksasa nyai bodassoro untuk keluar dari peraduannya,-

harum bunga kemuning menebar ketika malam hari menyapa dan nyanyian berguman dari turah seperti layaknya orang nembang pemanggilan diri dari nyai bodassoro yang memang lama tak menampakkan diri semenjak sang majikan dari rumah itu meninggal sehingga rasa rindu dari nyai bodassoro akan kidung-kidung yang pernah ada untuk pemanggilan dirinya dari peraduan,-

apalagi harum wewangian sebagai pelengkapnya, dahulu nyai bodassoro kalau menampakan diri dengan pemanggilan atau pengundang kidung-kidung jawa yang syahdu, harum wewangian dan alat musik gamelan pengiringnya, yang memang pada dasarnya nyai bodassoro adalah suka dengan menari,-

turah sudah merasakan kehadiran sosok lain yang bukan dari eyang karpo tetapi sosok lain lagi, pundaknya dirasa kian berat tangan dan kakinya kian seperti menanggung beban, tak seberapa lama turah pun bangkit dan menari-nari sambil nembang dengan bahasa jawa kromo yang amat halus,-

turah melengak-lengok selayak penari cantik dari kraton solo, suaranya lemah gemulai bagai putri-purti bangsawan raja bertutur kata, gerakannya kian lemah gemulai seperti mengikuti alur dari gamelan nan syahdu,-

entah sudah berapa lama turah kerasukan nyai bodassoro tanpa di ketahui oleh tarjo karena memang tarjo sibuk menghalau datangnya penggangu yang memang bukan penghuni tetap rumah ini,-

setelah dirasa selesai tarjo merasakan yang lain lagi, di tolehnya kedalam rumah, tarjo melihat turah sedang menari-nari dengan lemah gemulainya dan itu bukan sosok dari kebiasaan si turah karena turah tak bisa menari, apalagi menari layaknya penari-penari dari kraton,-

bergegaslah tarjo memasuki rumah dan memang benar turah sudah kerasukan dari jin nyai bodassoro.., ketika tarjo ingin menyadarkan si turah, turah pun berontak dan berkata,
"Ojo nganggu seliraku cah bagus, aku ise tresno marang baturmu," (jangan ganggu aku anak bagus, aku masih menyukai teman mu)

"Assalamuallaikum nyai bodassoro ngapunten nyai sudinipun ngelepas batur kulo nyai," (assalamuallaikum nyai bodassoro mohon maaf nyai, sudikah kiranya nyai melepas temanku nyai) kata tarjo menjawab dengan permohonan sopan.

"Ojo kesusu to cah bagus," kata nyai sambil terus menari.

Tarjo yang merasa kasihan dengan turah memaksakan diri ingin mendekap dan menyadarkannya, dengan sedikit memaksa tarjo mendekap turah dan ingin mengusap muka dengan telapak tangannya agar secepatnya tersadar, tetapi nyai bodassoro bukan makhluk gaib sembarang yang dengan mudah bisa di usir.

Ketika dekapan tarjo datang, segelombang angin dahsyat menubruk tubuh tarjo hingga tepelanting membentur pintu, tarjo pun segera bangkit memandang lekat-lekat pada turah yang terasuki nyai bodassoro yang terus menari-nari sambil mulutnya tak henti-henti nembang dengan suara begitu halus nan merdu,-

padahal suara sebenarnya turah adalah gembret dan fals pool ketika bernyanyi, kini tarjo menyiapkan sesuatu yang dimilikinya dan mungkin dirasa sebagai senjata pamungkas untuk mengeluarkan nyai bodassoro dari tubuh turah,-

tarjo tiba-tiba jongkok menempelkan telapak tangannya pada lantai sembari terus merapal ayat-ayat suci dengan tatapan tajam kepada tubuh turah yang masih dikuasai oleh jin nyai bodassoro,-

seketika tubuh turah lemas dan ambruk pingsan tak sadarkan diri, tarjo pun menghampiri dan membasuh mukanya dengan sisa air diember tadi,-

setelah beberapa saat turah tersadar dan mengeluh badannya sakit semua, ngilu di sendi sendinya, tarjo kemudian memberinya minum dan mendudukkannya dikursi, di biarkannya beberapa saat untuk beristirahat.

Tarjo keluar rumah lagi kehalaman samping untuk bermediasi dengan nyai bodassoro agar tak mengambil jasad si turah untuk dirasuki kembali,-

lama tarjo bermediasi dengan nyai bodassoro yang memang pada dasarnya sedikit mempunyai perangai buruk dan suka kepada turah, hampir seperempat jam tarjo bermediasi agar nyai bodassoro tak menyentuh si turah lagi, sampai akhirnya tarjo meninggalkan rumah itu, untuk memulihkan turah dari pengaruh nyai bodassoro yang masih berkeinginan masuk lagi pada diri turah,-

istilahnya menjauhkan diri turah dari pengaruh mistis-mistis yang ada, supaya dengan cepat dinetralisir untuk memulihkan kebugaran turah hingga tak mengganggu psikologis kejiwaan diri turah yang masih byar pet pikirannya.

Sesampai dirumah turah di papah tarjo masuk rumah yang masih kadang-kadang berkicau tak karuan, melihat itu bapak tarjo bernama karmin langsung membantu memapah dari arah kiri,

"Buu e..," panggil pak karmin kepada istrinya, dan sang ibu pun keluar.

"Astafirulloh.." kata sang ibu tarjo, "coba baringkan disini pak e,," seketika ibu tarjo langsung mencengkram kedua pundak turah dan kemudian menarik sesuatu dari jidad turah.

Turah pun tak berkicau lagi, hanya matanya yang menerawang jauh nan kosong.

"Coba kau ambilkan minum di gentong belakang jo" kata ibu menyuruh tarjo.
Tarjo pun bergegas masuk rumah dan keluar dengan segelas air dan di minumkannya kepada turah, turah pun kini tertidur setelah meminum air yang disuruhkan oleh ibu tarjo.

"Kalau nanti dia terbangun dan masih ngoceh, antar ibu ke rumah yang kau kerjakan itu, harus dikasih pelajaran jin betina itu agar tak macam-macam lagi dengan keluarga sini" kata ibu tarjo.

Malam terus menyempurnakan diri, temaram rembulan, nyanyian serangga menghinggapi daun telinga, semilir angin ungkap rahasia-rahasia misteri tentang semua pelajaran akan kegelapan disampaikan kepada yang mampu mengungkapnya saja,-

hening adalah kidung utama sunyi dan gelapnya merupakan janji-janji yang hakiki, selepas kepergian tarjo dari rumah 313 nyai bodassoro terus bergeliat menyanyikan tembang-tembang jawa, seolah-olah dia terlahir kembali dari tidur panjang setelah sekian lama tak ada yang mengundangnya nembang dan menari, itu berimbas pada diri turah yang masih byar pet tentang kesadarannya,-

karena yang merasuki adalah jin dengan kekuatan tinggi yang bercokol dirumah 313 ratusan tahun, turah telah sadar tetapi kadang masih nembang dan ingin bangkit untuk menari tetapi tubuh sadarnya terlalu lemah untuk bangkit, hingga membuat ibu tarjo mengajak turah untuk pergi kerumah 313 yang kini di kerjakan tarjo tamannya. 

"Ayo jo., antar ibu kerumah itu, biar bapakmu yang menjaga turah," kata ibu tarjo.

"Monggo bu,"

Mereka berdua pun berangkat menuju rumah 313 milik ibu sisillia, tak seberapa lama mereka berdua telah sampai, ketika malam kian bertambah rapat, tarjo membuka pintu pagar, sedangkan sang ibu berdiam di mulut pintu pagar, kemudian masuk perlahan langsung menuju halaman samping rumah, sedangkan tarjo mengamati dari pintu pagar,-

karim sang tukang ojek yang kebetulan lewat, melihat tarjo di depan rumah menghampirinya, karena dia dan jono teman ngojeknya terlibat taruhan dan ingin mengetahui sebenarnya yang sedang terjadi, dia juga mendengar dari kasak-kusuk ibu depot waktu sore tadi ibu tadi di datangi sosok anak muda penghuni lama rumah 313 yang memang lama tak berpenghuni, dan itu tak lain tak bukan adalah turah, mengaku-ngaku sebagai penghuni lama, yang kini kena getahnya sendiri kerasukan jin betina nyai bodassoro yang memang adalah penghuni lama rumah 313 bersama ketiga lainnya.

"Kog balik lagi mas," tanya karim.

"Oh iya ada yang ketinggalan tadi, itu ibu yang mengambilnya," jawab tarjo.

"Lo.. ibu mas tadi kan gak ikut," kata karim lagi.

"Iyaa mas hanya ibu yang bisa mengambilnya," jawab tarjo.

"Berarti pusaka itu," kata karim.

"Gak tau lah mas la wong ibu yang pengen kesini dan ingin melihat-lihat," kelit tarjo.

"Kata dukun-dukun yang kebetulan lewat sini, banyak benda-benda pusaka ada dirumah ini, tetapi tak satupun dari mereka bisa menariknya atau mengambilnya, boro-boro menariknya, lari kebirit-birit iya,-

ada yang pernah di banting di situ mas, karena masuk melompati pagar, dan membakar dupa disitu, karim menunjuk tempat bersemayamnya si kujolojo, waktu itu saya yang mengantarnya kerumah ini dan saya tungguin di pagar ini," karim bercerita.

"Terus.." kata tarjo semakin penasaran mendengar penuturan si karim.

"Iya mas sampe dua kali sang dukun itu terbanting dan kemudian tergopoh-gopoh meninggalkan tempat itu, lalu menaiki pagar ini untuk pergi, tetapi lagi-lagi dia terpelanting jatuh seperti ada yang menyeret dari bawah ketika mencoba menaiki pagar, aku pun merinding waktu menolong dari luar, menarik tangannya saja tanpa berani masuk kedalam," si karim bercerita.

"Sekarang kog berani disini.," tanya tarjo.

Karim menjawab dengan senyam-senyum "kan ada mas., aku percaya bahwa sampean bukan orang sembarangan meski masih muda, dan itu ibu mas lebih hebat dari para dukun-dukun yang katanya sakti, tapi masih lari ketika kalah,"

Tarjo pun tersenyum merasa di puji dan menjawab, "semua orang sama mas dimata Allah, hanya tingkat keimanan mereka yang membedakan, aku, sampean dan gaib yang tinggal disini juga ciptaan Allah, mereka itu hanya patuh pada majikan dari pemilik rumah ini, jadi siapa pun tanpa seijin pemiliknya akan mengalami hal-hal tak diinginkan oleh sang pelanggar, ya sebagai contoh di bantingnya dukun yang kamu sebut tadi."

Tiba-tiba ibu tarjo memanggil tarjo, tarjo pun berlalu menuju ibunya yang memang sejak tadi bermediasi dengan nyai bodassoro, dan mengalami kealotan,
"Suruh orang itu menyingkir dulu karena jin ini mencari pelampiasan apabila nanti melepas si turah," kata ibu tarjo.

"Iya bu.." jawab tarjo.

Malam kian merapatkan barisan dan nyai bodassoro telah mempengaruhi eyang sarkolo sang ular berkepala manusia bermahkota bangkit dari peraduaannya,

Tarjo pun menghampiri karim,
"Mas sampean minggir o jangan disini, ada yang ngelirik mas mau dijadikan suami," kata tarjo.

Mendengar begitu si karim langsung pamitan ngibrit dengan motor ojek-nya.

Sarkolo sudah menampakan diri dimata tarjo, yang memang tarjo baru melihatnya kali ini, ular besar sebesar batang pohon kelapa besar berkepala manusia setengah siluman, berwajah ganteng, berambut gondrong bermahkotakan emas berkilau dengan pernak-pernik permata merah sangar, matanya memerah, dan kadang-kadang berdesis menjulurkan lidah panjang yang hitam bercabang, dan kalau nyengir tampak gigi-gigi kecil rapat nan tajam dengan sepasang taring tak seberapa panjang dan besar itulah sarkolo, sisik punggungnya hitam mengkilap dengan garis lingkar berwarna emas sedangkan sisik dada berwarna emas semua, sarkolo juga merupakan jin yang lama tertidur dalam persemayamannya, dia terbangun oleh bisikan sang nyai bodassora, agar bisa menemaninya nembang dan menari-nari,-

kini ibu tarjo telah ditampaki, oleh dua sosok jin yang sangat amat kuat pengaruhnya, tetapi ibu tarjo yang bernama fatimah tak gentar sedikitpun atau keder dengan penampakan mereka berdua, beliau tetap meminta agar nyai bodassoro melepas turah dari pengaruhnya.

Tarjo pun kini mendampingi ibunya, berjaga-jaga apabila jika terjadi sesuatu dia bisa langsung terlibat di dalamnya,-

nyai bodassoro kini mulai bringas ketika temannya ki sarkolo menyambut ajakanya untuk berdendang,-

malam semakin larut dalam kesenyapan hembusan angin semilir dan wewangian bunga kemuning kian syahdu nan magis disaat munculnya dua sosok kuat makhluk gaib penunggu rumah 313 ini,-

ki sarkolo melihat dua sosok manusia yang tak dikenali di rumah yang dijaga langsung menampakkan ketidak senangannya, berdesis-desis menjulurkan lidah hitam bercabangnya dan matanya kian memerah mulai menyerang tarjo dan ibunya dengan serangkum angin besar dari tiupan mulutnya ketika mendesis keras terarah kepada dua sosok manusia yang dilihatnya pertama kali.

Tarjo dan ibunya terdorong beberapa langkah kesamping hingga tarjo memegangi ibunya agar tak terjatuh, kini amarah sang ibu tarjo mulai terpancing yang memang berwatak keras jika disaat-saat tertentu, itu dilakukan agar dia dan keluarganya tidak mau direndahkan atau di sepelehkan,-

dengan menggembungkan geraham gemas sang ibu menapakkan tangan ke tanah dengan berjongkok memandang tajam kepada ki sarkolo dan sarkolo langsung mundur beberapa tombak kebelakang dengan perasaan heran dan bertanya-tanya, siapa wanita ini sebenarnya yang mempunyai sesuatu ilmu langkah milik ki sawunggaling dan sunan kali jogo,-

ki sarkolo mengurungkan niatnya untuk menyerang lagi karena kalau diteruskan akan berakibat fatal, karena dia akan selamanya terkurung dalam bumi dan tidak akan bisa kembali kalau tak ada yang bisa memusnahkannya.

"Jangan berani-berani sampean menyerangku kalau tidak aku musnahkan sampean," kata ibu tarjo sambil menunjuk jarinya ke arah ki sarkolo dengan amarah tingkat tinggi.

Nyai bodassoro masih nembang di atas pohon di halaman samping rumah, seolah-olah cuek dengan semua kejadian barusan tadi, kini ibu tarjo kembali fokus kearah nyai bodassoro yang susah diajak mediasi, kemudian ditariknya kaki nyai bodassoro oleh ibu tarjo hingga dia berhenti nembang, dengan tatap mata tajam menyala, tatapan tajam sosok raksasa betina yang menyala-nyala tak suka, karena kesenangannya di ganggu oleh bangsa manusia membuat dia jadi sangat marah dan langsung menyerang ibu tarjo,-

tiba-tiba tangan nyai bodassora menjulur-julur menjadi panjang, jemari-jemarinya dengan kuku tajam siap mencekik ibu tarjo, melihat itu ibu tarjo dengan sigap menangkapnya dan setelah kedua jemari mereka bertemu, maka dua kekuatan bentrok sesaat hingga mereka berdua mundur beberapa langkah karena sengatan dari kekuatan masing-masing,-

nyai bodassora semakin marah karena keinginannya untuk mencekik tak terkabulkan karena lawannya juga memiliki kekuatan yang besar,-

kini nyai bodassora menyerang lagi dengan kedua tangannya dengan jemari-jemari panjang berkeriput hijau kehitam-hitaman dan kuku tajam seolah-olah laksana pisau siap merobek-robek tubuh ibu si tarjo, disertai serangkum angin yang menderu dashyat tangan dengan jemari panjang kian mendekat, bu fatimah ibunya tarjo berkelit ke kiri dan kekanan menghindari cengkraman serta cekikan dari sang nyai bodassoro,-

hawa panas sambarannya begitu terasa ketika tangan itu bergerak mencari sasaran cengkraman, setelah menghindar terus kini bu fatimah melepas selendang yang biasa di selempangkan kelehernya sebagai senjata,-

dikebutkannya selendang itu ketika jemari-jemari panjang nyai bodassoro ingin menyerangnya, dengan kebutan-kebutan selendang merah milik ibu tarjo, nyai bodassora kian tak bisa mendekatkan lagi jemarinya yang ingin mencengkram.

Tarjo hanya melihat perseteruan itu, karena dirasa ibunya mampu mengatasi kebringasan nyai bodassora, nyai bodassora adalah raksasa betina yang membenci wanita, suka dan senang jika ada lelaki yang sesuai dengan keinginan hatinya, maka dia akan sesering mungkin menampakkan diri pada lelaki yang disukai atau lebih parahnya merasuki dan susah untuk melepasnya,-

seperti yang dialami si turah pada saat ini, dan siapapun yang kerasukan nyai bodassora selalu susah dinetralisasi meskipun sudah dijauhkan dari tempat awal dia kesurupan.

Nyai bodassoro merupakan sosok yang taat pada dasarnya itu terbukti semenjak dia di pindahkan dari gunung merapi kerumah 313 tak ada masalah berarti, dan tak pernah berbuat aneh-aneh atau meresahkan juga merasuki seseorang maupun massal dalam radius lingkungan rumah,-

kini dia telah menampakkan keberingasan asal tabiatnya, sama yang pernah dia lakukan sebelumnya di gunung merapi, merasuki jiwa seseorang yang melewati ruang lingkup kekuasaan atau daerahnya,-

menjadikan seseorang itu menjadi tawanan hasratnya hingga membuat orang tersebut tersesat dalam lingkar ruang demensi lain yang membuat mereka tak dapat memulihkan kesehatannya sendiri dan akhirnya dia harus mati disuatu alam gunung antara alam nyata dan alam gaib, atau dengan pemikiran dunia sekarang “tersesat di gunung” dengan berakhir kematian menjemput, dan sukmanya akan menjadi penghuni arwah-arwah penasaran masyarakat dunia kosong merapi, yang memang memiliki kerajaan gaib yang sangat amat kuat dan juga mempunyai jutaan masyarakat gaib,-

itu hanya terjadi pada orang yang mempunyai tingkat keimanannya rendah nan labil, jika seseorang memiliki tingkat keimanan yang baik, maka akan sulit ditembus oleh suatu kekuatan dari dunia gaib, karena setiap ayat-ayat tuhan yang keluar dari mulut orang yang beriman akan bisa menjadi tameng kuat dalam dirinya, kalau pun bisa di masuki atau di rasuki hanya bersifat sementara, karena dalam hatinya sudah ada perlindungan yang kuat dari tuhan semesta alam.

Nyai bodassora terus menyerang bu fatimah dengan membabi buta, karena selama ini dia merasa menjadi penguasa kaum wanita yang belum ada tandingannya, hingga membuatnya sangat marah ketika ada sosok wanita yang berani mentang-mentang kepada dirinya,-

bu fatimah masih mengandalkan selendangnya sebagai senjata utama, yang bertujuan memang tidak untuk memusnahkan nyai bodassora, hanya ingin mengikatnya agar bisa dijadikan jinak kembali seperti sediakala,-

jari-jari nyai bodassora yang menjulur-julur tetap mencari sasaran dengan bringasnya, tapi itu semua dapat dihindarkan oleh bu fatimah dengan sigap, dalam kesempatan ada celah renggang diantara serangan nyai bodassora, selendang merah bu fatimah meluncur deras ke tubuh nyai bodassora dan telak mendarat diantara ulu hati sang nyai bodassora,

"Sreeeet plaaak..," nyai bodassora terkaget dengan sengatan selendang merah yang mendarat di tubuhnya, seketika dia menarik tangan dengan jemari panjangnya itu untuk melindungi tubuh agar tak tersengat kembali oleh selendang merah bu fatimah,-

melihat nyai bodassora menarik dua lengan tangan dengan jari-jari yang menjulur panjang, selendang merah bu fatimah di lepas kembali dengan secepat kilat seperti gelombang yang bergulung-gulung menyerang, dan begitu sampai dengan secepat kilat selendang tersebut berubah menjadi lembaran kain merah lebar juga panjang membelit nyai bodassora dengan cepat nan kuat, hingga membuat tubuh nyai bodassora terbungkus dari leher sampai kaki, dan jika dia berontak maka kain merah itu semakin menjepitnya.

Kini nyai bodassora tak bisa berkutik sedikit pun, tubuhnya terbalut rapat kain merah, bu fatimah mendekatinya dengan komat-kamit sembari melangkah mendekati nyai bodassora yang kini bertambah mengecil tubuhnya karena merontah-rontah terus hingga membuatnya kini semakin kecil dan kecil lagi,-

sampai pada akhirnya sekecil boneka setinggi 10 cm dengan balutan kain merah, menyerupai batarangkara atau dengan kata lain disebut jenglot yang terbungkus kain merah,-

bu fatimah memegangnya dan di simpannya dalam kantong kain berbau sangat harum dan memasukannya dalam kantong bajunya, kemudian bu fatimah mendatangi ki sarkolo dan berkata,
"Kalau sampean macem-macem ndek sini, akan ku tangkap sampean,, dengan nada mengancam dan sedikit mata melotot agar ki sarkolo mengerti ancaman itu bukan sekedar sambel gertak."

Mendengar itu ki sarkolo diam membisu saja dan lenyap dalam peraduaannya.

Sesampai di rumah, ibu tarjo menyimpan hasil tangkapannya dalam sebuah kotak ukir tak sebegitu besar, kemudian menyimpannya dalam ruangan khusus, sebelum menghampiri si turah tarjo dan ibunya mensucikan diri dengan berwudhu agar hawa-hawa buruk kegaiban tak mengikuti dan menggangu proses pemulihan si turah,-

turah masih lah tergeletak lemah diatas pembaringan sedangkan bapak tarjo menungguinya dengan mengaji, bu fatimah masuk kedalam dimana turah berbaring membawa segelas air untuk diminumkan kepada turah,

"Gimana pak si turah.," kata ibu.

"Alhamdulillah tertidur dan tidak menggigau sama sekali," kata sang bapak.

Tarjo pun masuk melihat turah setelah berwudhu, di usapkannya air yang dibawa sang ibu kemuka, turah pun bangun di bantu tarjo, di pegangi tubuh turah dari depan oleh tarjo, sedangkan ibunya dari belakang memegang kedua pundak turah dan ditariknya semua pengaruh-pengaruh gaib dari dalam jiwa turah, tak seberapa lama turah pun tersadar kembali..

"Perutku ko' lapar ya.."
Itu kata-kata pertama dari mulut turah setelah beberapa jam kerasukan, dan di sambut tawa tarjo yang meledak-ledak sambil memukul pundak si turah, akhirnya turah kembali seperti sediakala slengekan dan cengar-cengir jika bercanda.

"Alhamdulillah gendenge wes kumat lagi" kata ibu.

"Lo tadi opo gak gendeng to bu.." kata bapak.

"Ogak pak, tadi itu gak waras" kata ibu lagi.

"Sekarang ini kumat bu e" kata tarjo di iringi tawa mereka bersama.

Turah memang bukan keluarga dari keluarga tarjo tetapi sang ibu menganggap sebagai anaknya sendiri, dan tarjo menganggap sebagai saudaranya, walau kadang sering disuruh-suruh agar, semua motorik dalam otaknya cepat pulih.

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya 
close