KISAH NYATA, TERJEBAK DI ALAM SILUMAN
Kisah nyata, terjebak di alam siluman” di alam ghaib yang di alami sesorang yang bernama Gofar ini adalah prolog atau kisah nyata dari penuturan si pelaku kejadian, akan apa-apa yang di alaminya di alam siluman atau alam ghaib.
Cerita ini berkisah : Syahdan di suatu perkampungan yang mana masih terselimuti keangkeran dan hawa mistis, ada sebuah negeri siluman dan cerita tersebut berasal dari kenyataan atau tidak, tetapi area tersebut kadang pantas untuk kita hindari, apalagi di saat-saat sepi atau menjelang malam hari.
Satu demi satu kisah akan sebuah negeri siluman ini di ceritakan oleh orang-orang yang mengalami ataupun tersesat ke dalam negeri siluman tersebut, seperti Gofar, seorang tukang berjualan yang tersesat dan masuk ke alam negeri siluman tersebut.
Gofar bukan orang atau warga dari daerah yang mempunyai zona angker tersebut, ia orang luar kampung tersebut, tetapi yang namanya seorang tukang berjualan sudah tentu kamana pun ia akan pergi untuk berjualan, tak terkecuali ke kampung tersebut.
Gofar menceritakan pengalaman mistis tersebut, katanya ia seakan tak sadar dan tak ingat mengapa bisa seperti itu atau mengalami hal tersebut dan ia berucap syukur dapat kembali ke alam asli yaitu alam manusia, lalu mengapa hal itu bisa terjadi, kata Gofar lagi, oh ya ia berjualan es cincau, ia berjualan dan tujuannya memang ke kampung tempat biasa ia berjualan, eh tiba-tiba terdengar seperti suara gamelan dari orang yang sedang hajatan.
Dan memang gamelan adalah alat musik yang trend kala itu, jika sekarang orkes melayu atau sebangsanya, sobat. Nah, Gofar berhenti dan memasang kuping mendengarkan darimana gamelan itu datangnya, Lumayan nih agar cepet laku dan dapat cepat pulang kerumah dan istirahat jika dagangan cepat habis ! begitu pikiran Gofar saat itu.
Suara Gamelan Yang Menarik Gofar dan setelah ia secara pasti mengetahui arah suara gamelan tersebut, ia mengikuti suara itu dan benar saja banyak orang-orang ramai menyaksikan hajatan di iringi musik gamelan dan terlihat meriah sekali, alhamdulillah ! ucap Gofar, pakaian mereka pun bagus-bagus dan seperti manusia pada umumnya, dan Gofar pun berjualan sambil menyaksikan musik gamelan.S? Jualan Gofar pun dalam sekejap habis !
Tetapi ia terlena dengan suara gamelan dan lupa pulang seperti yang tadi ia pikirkan, masih sianglah pikirnya, uang punya, dagangan habis terjual mendingan nonton dulu sebelum pulang, gumamnya lagi.
Lama juga Gofar menonton, ya itu di karenakan ramai dan bagusnya pemain-pemain gamelan tersebut, tetapi ingatannya kali ini mengingatkan, Gofar memandang sekeliling, baru sekarang ia merasakan keanehan, tanpa sebab? ia baru menyadari kok orang di kampung sini pucat-pucat dan juga pada diam, selain itu seperti mengacuhkannya, tetapi ia tepis keheranan itu dan asyik mendengarkan gamelan dan akhirnya ia tertidur!.
Dan Gofar terbangun karena merasakan panas pada pipinya, dan betapa terperangah ia kaget serta heran dan ketakutannya Gofar saat itu, rumah yang megah serta pelataran yang rata seperti yang ia lihat kini tiada, ia istighfar. Kata Gofar yang ada hanyalah tebing cadas di kelilingi oleh pepohonan, sungguh ngeri katanya, dan pipi yang terasa panas tadi di karenakan sinar matahari yang menyorot pipinya serta seakan membangunkannya.
Tak berpikir panjang Gofar segera angkat kaki dari lembah tersebut, dan bertemu seorang warga dan membawanya ke rumah sampai cerita ini ada ia mengatakan malam tadi ia pastilah berada di lembah tersebut yang menurutnya ada sebuah hajatan dan keramaian, dan ia teringat sesuatu, sesuatu yang Gofar ingat itu mungkin saja akan menjadi sebuah petunjuk dan bukti akan apa yang di alaminya serta bukti keberadaan negeri siluman yang pernah ia singgahi dan ia seakan terjebak dan tersesat di dalamnya.
Gofar ingat akan hasil jualannya tadi yang begitu laku, merogoh saku celana dan mengeluarkan uang yang di terima dari hasil berjualannya di tempat yang ternyata negeri siluman itu, dan kenyataannya, bukanlah uang yang ia terima dan terlihat, semua uang yang pada waktu itu ia terima sekarang hanyalah setumpuk dedaunan kering saja !
Banyak warga kampung tersebut yang menyaksikan dan sama keheranan, biarlah, tak apa-apa yang penting Aku masih selamat dan dapat kembali, uang bukan apa-apa tetapi keselamatan adalah yang utama, dan ia pun permisi pulang dan mengucapkan terima kasih pada warga, dan cerita ini berakhir pula.