Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TAKDIR YANG TIDAK BISA KULAWAN (Part 12 END)


Aku melihat Singgih kembali terpental karna dorongan dari hanum.

"Kau tidak apa-apa singgih?" tanyaku yang khawatir.

"Aku tidak apa-apa, serahkan saja makhluk ini padaku" ucap singgih dengan suara sedikit terengah-engah.

Akupun kembali membantu patih dan cakara yang terlihat cukup kerepotan melawan jin yang tidak ada habisnya datang menghampiri kami.

"Kevin... gunakan Pusaka Arum ***** sekarang" ucap cakara.

"Bagaimana caranya aku menggunakan nya? seluruh mustika dan pusaka ku tertinggal di rumah" ucapku yang sedang membantu mereka.

"Sudah berapa lamakah kau berurusan dengan dunia ghaib kevin?" ucap patih.

Akupun tersindir dengan ucapan patih, aku yakin ada maksud tersendiri dari ucapan nya, mencoba berfikir bagaimana aku dapat menggunakan pusaka itu, sedangkan pusaka itu berada di rumah ku.

"Kevin... Pusaka bukanlah sebuah benda, melainkan khodam yang berada di sebuah benda itu" ucap patih.

Aku pun baru tersadar karna ucapan patih, tanpa fikir panjang, aku akan mencoba sebuah cara yang sekira nya akan berhasil, aku merubah posisi ku menjadi duduk bersila, dan membaca amalan pemanggilan.

Dan benar saja, secara tak terduga pusaka milik ku dengan bentuk seperti keris panjang kini berada di pangkuan ku. aku pun segera bangkit dan segera membantu yang lain.

Pusaka Arum ini memiliki tingkat patigaman yang cukup luar biasa, bahkan ketika aku menggenggam pusaka ini di tangan kanan ku, ratusan jin yang berada di depan ku sama sekali tidak berani mendekati ku. Tapi ku rasa pusaka ini hanya akan mampu menangani jin rendah seperti mereka.

Akupun mencoba menakuti mereka dengan menebas-nebas kan keris ke sembarang arah, terlihat mereka perlahan-lahan mundur dengan suara nyaring yang masih mereka keluarkan.

"Pergilah kalian, jika tidak ingin ku tebas dengan keris ini" ucapku.

"Jika kami sampai gagal mencegah kalian di sini, maka tuan kami pun akan menyiksa kami" ucap salah satu dari mereka.

"Aku bersumpah DEMI ALLAH , aku akan mengalahkan jin yang baru saja kau sebut tuan mu itu, dan aku juga bersumpah akan membebaskan kalian". ucap ku.

Lalu kakek dan patih menengok ke arah ku, tatapan mereka seperti heran.

"Itu baru kevin yang kakek kenal" ucap kakek.

"Apakah kau yakin bisa mengalahkan tuan kami, ia memiliki ilmu yang begitu tinggi" ucapnya.

"Jika ia memiliki kekuatan Iblis yang luar biasa, maka aku tidak akan takut, karna ALLAH SWT selalu bersamaku" ucapku dengan lantang.

Dan mendengar ucapan ku mereka perlahan-lahan pergi meninggalkan kami satu per satu sampai hanya tersisa satu dari mereka.

"Aku akan mempercayai mu, anak adam, tolong lah kami" ucap makhluk itu yang tak lama juga ikut pergi meninggalkan kami.

"Aku berjanji" ucapku dalam hati.

Akupun terduduk di tanah, karna cukup kelalahan karna kejadian tadi, dan satu hal yang baru aku ketahui, penjemputan pusaka sangatlah membutuhkan energi yang cukup besar.

"Baiklah, sekarang kita akan membantu Singgih" ucap kakek.

"Tunggu" ucap patih.

"Ada apa patih?" tanya kakek.

"Singgih tidak akan membiarkan kita membantu nya, lebih baik kita segera pergi ke tempat iblis itu" ucap patih.

"Tapi bagaimana jika singgih di kalahkan?" tanya ku yang khawatir.

"Itulah nasib seorang prajurit kevin, ketika ia sudah mengatakan untuk berperang, dia tidak akan mundur walaupun harus mati" ucap patih sambil membantu ku berdiri.

NOTE :
ALASAN KENAPA PATIH BISA LANGSUNG MENYENTUH SAYA ADALAH KARNA, SAAT ITU SUKMA SAYA SUDAH TERPISAH OLEH RAGA

Dengan berat hati aku pun meninggalkan singgih yang masih sangat serius bertarung dengan Hanum, dengan sesekali melihat ke arah mereka.

"Jangan lah kau menengok ke belakang kevin, karna itu hanya akan membebani hati mu, percayalah kepada singgih". ucap patih.

"Baiklah patih" Jawabku.

Kami pun segera melanjutkan perjalan kami menuju ketempat mahkluk itu berada, hutan begitu hening, aku tidak mendengar ada nya suara hewan seperti kodok, jangkrik dan lain nya, bahkan gesekan batang-batang pohon pun aku tidak dapat mendengarnya. Tentu saja, karna sekarang aku bukan berada di dunia nyata.

"sudah dekat". ucap cakara.

Hati ku pun tidak berhenti berdebar-debar saat mendengar ucapan cakara, aku terus berdzikir dalam hati dengan tujuan untuk menenangkan hati, dan terus meyakini diri ku bahwa aku pasti akan dapat mengalahkan nya.

"TUNGGU.....". ucap cakara

ucapan cakara langsung membuat kami berhenti mendadak.

"ada apa cakara?" ucap ku kaget mendengar ucapan nya.

"aa.. aku merasakan energi yang teramat dahsyat". ucap cakara

"aku juga merasakan nya kevin, namun sedikit tersamar-samar". ucap patih.

"energi siapa itu, apakah itu energi iblis itu". tanya ku.

"bukan kevin, ini berbeda.. energi ini pernah seperti nya pernah kurasakan sebelum nya, dan ini sangat teramat jauh lebih dahsyat dari milik iblis itu". ucap cakara.

Karna rasa penasaran, kami pun menambah kecepatan kami, sekitar 10-15 menit di perjalanan, kami pun melihat sebuah goa yang cukup besar di depan, tapi ketika aku coba perhatikan.

"astaghfirullah, apakah itu bentuk asli dari Kanjeng Dwi Prasnowo?". tanya ku.

"aku juga pertama kali melihat wujud nya kevin, aku pun cukip terkaget ketika melihat nya". ucap patih.

Kanjeng Dwi Prasmono memiliki bentuk yang sangat mengerikan, bisa di katakan ini adalah mahkluk dengan bentuk paling mengerikan yang pernah kulihat sampai saat itu, tubuh nya seperti kelabang, tidak.. bukan seperti kelabang, tapi tubuh nya memang lah kelabang dengan warna merah darah, dan kaki nya ada lah tangan, ya tangan... dan bentuk kaki nya itu persis sekali seperti tangan manusia, dan ia memiliki lebih dari 50 kaki di tubuh nya.
dan di ujung nya terdapat sebuah kepala perempuan dan wajah nya pun tidak kalah seram dengan tubuh nya, ia memiliki 2 buah mulut dengan gigi tajam, dan memiliki 3 buah mata dan seluruh mata nya berwarna putih, dan dia atas kepala nya ia seperti memakai khiasan adat jawa untuk wanita.

"Tunggu cakara, ada seorang pria berdiri menghadap ke arah nya, siapa dia?". ucap ku heran.

"lebih baik kau menayapa nya secara langsung kevin". ucap cakara dengan senyum.

Aku pun kian penasaran setelah melihat ekspresi cakara, tanpa fikir lama aku pun segera mendekati. 
Semakin dekat aku perlahan-lahan mulai mengenali pria itu, sampai dimana aku berada di belakang nya.

"ABAH ..." ucap ku yang begitu kaget.

"Assalamuallikum kevin, seperti nya kamu lupa mengucapkan salam". ucap beliau.

"Wa...wallaikumsalam bah". ucap ku yang masih tidak menyangka dapat bertemu abah di sini.

"Kau harus menyadari sesuatu kevin, bahwa kau tidak mungkin dapat mengalahkan mahkluk ini meskipun di bantu oleh seluruh khadam mu" ucap abah.

"lalu menhapa abah baru mengatakan nya sekarang?" tanya ku yang cukup kaget mendengar ucapan nya.

"Aku hanya ingin melihat kegigihan mu untuk sampai disini kevin, karna setelah ini berlalu aku akan mengangkat mu menjadi Dewan Guru". ucap abah.

"Mungkin kau sedang berfikir bahwa cara yang saya lakukan terlalu berlebihan, namun ketauilah kevin, Guru mu Iwan, pernah melewati ujian yang lebih dari ini". ucap abah.

Aku pun hanya bisa terdiam mendengar ucapan abah, ada rasa senang setelah mengetahui bahwa abah rela membantu ku, namun.. ada juga perasaan kecewa yang ku rasakan, apa kah yang ku lakukan selama ini percuma? bahwa pada akhir nya ilmu ku tidak dapat menandingi iblis itu.

"kevin.. pinjamkan saya pedang zulfikar yang sudah kau amalkan". ucap Abah.

"bukankah milik abah jauh lebih luar biasa di bandingkan milik ku?" tanya ku.

"walaupun saya tidak bisa membiarkan diri mu melawan mahkluk ini, namun saya ingin memakai sesuatu yang telah lama kamu perjuangkan, dan saya ingin kamu melihat betapa hebat nya hasil kerja keras mu selama ini". ucap abah.

"Baiklah bah". ucap ku.

Lalu aku pun dengan segera mengubah posisi menjadi duduk sila, aku melafalkan amalan untuk menjemput pedang itu, namun kali ini sungguh berbeda dengan apa yang kurasakan ketika melakukan penarikan pusaka sebelum nya. nafas ku menjadi begitu berat, seolah-olah ada yang sengaja menekan kepala ku ke bawah dengan begitu kuat nya, aku pun mencoba menahan dan terus melafalkan amalan.
Dan ya.. aku berhasil menarik nya, walau pun hampir seluruh energi ku habis di buat nya, aku pun mencoba berdiri dari posisi duduk, namun begitu sulit, energi ku terlalu terkuras begitu banyak.

Lalu melihat kondisi ku yang kelelahan, kakek pun membantu ku berdiri, dan memberikan pedang Zulfikar ke pada abah.

Note :

Mohon maaf untuk deskripsi detail maupun bentuk dari pedang tersebut, saya di larang keras untuk memeritaukan nya

"sekarang kamu bisa istirahat kevin". ucap abah.

Lalu tangan abah memegang dahi ku, perlahan-lahan aku semakin mengantuk, aku mencoba membuka mata ku tapi begitu sulit, sampai akhir nya aku tidak sadar kan diri.

"Kevin... Kevin..." terdengar suara pria memanggil ku.

"seharus nya dia sudah sadar bukan?". kembali terdengar suara seperti sedsng mengobrol.

"aku juga tidak tau mengapa dia belum sadarkan diri". balas nya.

"jangan terlalu mengkhawatirkan nya, aku yakin dia baik-baik saja, Sukma terlalu lelah karna kerjadian itu, jika tidak di istirahat kan, maka batin dan fikiran nya akan rusak". balas nya.

Aku begitu penasaran suara siapa itu, namun apa daya, mata ku terlalu berat untuk terbuka, bahkan untuk menggerakan jari pun aku tidak mampu.

lama kelamaan suara mereka terdengar semakin samar, bahkan semakin kecil sampai aku sulit mendengar nya. Sampai diamana aku tidak bisa medengar suara mereka lagi, tapi aku sangat yakin.

"Kevin... kemarilah". terdengar suara perempuan dari kegelapan kosong.

Tidak lama aku melihat sebuah cahaya berwarna hijau, cahaya itu begitu kecil, aku pun penasaran dan mencoba meraih nya. Namun semakin aku berlari, cahaya itu pun semakin menjauh.

"Panjakatkanlah Dua kalimat syahadat dan berdzikirlah". terdengar kembali suara wanita itu.

Tapi... aku tidak bisa membalas satu kata pun, bahkan ketika aku mencoba berteriak tidak ada sedikit pun suara yang keluar dari tenggorokan ku ini, seolah aku ini bisu...

"ucapkanlah dua kalimat syahadat dan berdzikirlah". ucap wanita itu.

Aku pun akhir nya menuruti ucapan nya.

"Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu anna Muhammadan rasuulullaah". sebuah kalimat syahadat yang selalu ku ucapkan berkali-kali dari mulut ku.

TERDENGAR....

aku bisa mendengar suara ku, aku pun sungguh terkejut dengan apa yang teejadi, dan di dalam hati ku hanya memikirkan.

"Ya allah.. mungkin engkau ingin menunjukan kuasa mu, mungkin engkau ingin memeritau hamba mu ini bahwa kau lah yang dapat memberi dan juga mengambil kembali apa yang telah kau berikan".

Tanpa di sadari... aku pun mengeluarkan air mata, aku tidak tau apakah ini air mata gembira atau pun sedih, yang jelas saat ini hati ku begitu tenang.

Cahaya hijau yang tadi nya begitu kecil pun, kini secara perlahan-lahan membesar, seolah cahaya itu sendiri lah yang menghampiri ku. lama kelamaan aku tidak dapat melihat apa pun, terkecuali cahaya hijau yang begitu silau

"Kevin... jika kau selalu berpegang teguh dan selalu menjujung ALLAH SWT, insyallah... bukan kau lah yang akan mengejar surga, melainkan surga lah yang akan menunggu mu". ucap kembali wanita yang masih aku tidak ketahui wujud nya.

"Kevin... kevinnn.. ini aku cakara". ucap nya.

"syukurlah kau sudah sadar, kami sempat begitu khawatir, karna beberapa saat tadi kau sudah tidak bernafas". ucap patih.

Aku masih dalam kondisi terlalu pusing, untuk mengingat apa yang terjadi, tapi air mata yang membekas di pipi ku ini, seolah memberitau ku....
bahwa baru saja mengalami hal yang luar biasa.

"maaf sudah membuat kalian khawatir, laku bagaimana dengan iblis itu !!" ucap ku yang baru saja mengingat.

"alhamdulilah, abah sudah dapat mengalahkan nya". ucap kakek.

"lalu singgih? bagaimana dengan singgih?". tanya ku yang begitu khawatir.

"ia sudah kembali pada abah, dan ia menitipkan salam pada mu". ucap kakek.

"ia mengatakan apa". tanya ku.

"terimakasih, hanya itu yang ia katakan". ucap kakek.

Aku pun tertunduk dan tersenyum ketika mendegar salam dari singgih, aku yakin ucapan singkat terimakasih tersebut, memiliki banyak makna.

"yasudah kevin, lebih baik kau kembali beristirahat". ucap patih.

Aku pun menuruti perkataan patih untuk kembali beriatirahat, lagi pula kepala ku masih begitu pusing. 
Aku pun kembali tertidur sampai tidak terasa sudah malam, aku pun bangkit dari tempat tidur untuk memerika jam berapa. ternyata sudah jam setengah 1 malam, aku pun pergi ke toilet untuk sekedar membasuh muka dan mengambil wudhu untuk melaksanakan shalat tahajud.

Setelah menyelesaikan shalat, aku pun mengambil sebungkus rokok di jaket dan memutuskan untuk bersantai di teras kamar ku yang berada di lantai 2 sambil menikmati angin malam. Lalu aku menyalakan sebatang rokok sambil bersandar di teras, suasana begitu tenang san sunyi.

"bagaimana ya dengan wanita itu, padahal aku sudah berjanji akan menyelamatkan nya, nyatanya abahlah yang menyelamatkan nya". ucap ku

Setelah selesai merokok, aku pun memutuskan untuk kembali ke dalam, tapi.... baru saja aku ingin berjalan kedalam...

"tidak kevin, kau lah yang telah menyelamatkan ku". ucap seorang wanita yang sangat tidak asing di telingaku.

Dan benar saja, ketika aku menengok ke arah nya,

"seperti nya hobi menangismu sudah hilang". ucap ku dengan senyum.

Sambil menahan getaran tangan ku, bukan karna takut, bukan karna aku sedih dan bukan karna aku kesal, melainkan aku sangat ingin memeluk nya, ya.. aku sangat ingin memeluk nya dan mengelus kepala nya, walau pun untuk yang pertama dan terakhir.

"semua itu berkat mu, terimakasih kevin... telah menolong ku". ucap Yuni.

aku melihat senyum kembali, kali ini aku sangat yakin, bahwa senyum yang ia perlihatkan kini, bukan lah senyuman palsu.

"tidak Yuni, alasan kau tertolong adalah karna Allah swt yang memberikan ku izin untuk melakukan nya". ucap ku.

Dia pun terdiam sesaat setelah mendengar ucapan ku, dia menatap ku dengan mata sayu nya, lalu mendekat kepada ku, sambil mengelus wajah ku dengan kedua tangan nya.

"jika saja semua ini tidak terjadi, dan jika saja aku dapat terlahir kembali, aku pasti.... aku pasti akan mencari mu dan aku akan memelukmu dan hidup bahagia selama nya..". ucap yuni yang kembali mulai mengeluarkan air mata.

Aku tidak bisa berkata apa pun, seolah-olah hati ku sedang di remas, tanpa ku sadari aku pun meneteskan air mata.

"Mungkin Allah swt, memang menakdirkan kita untuk tidak bersama, lebih dari itu aku harus pergi kevin... sekarang aku sudah tenang, dan semoga kau dapat kembali menjalani hidup mu sebagaimana seharus nya, terimakasih atas semua nya... Aku menyayangi mu". ucap Yuni.

Ia pun perlahan menghilang, dengan senyum tipis di wajah nya.

"bodoh.... setidak nya biarkan aku memelukmu sebentar saja". ucap ku.

"trimaksih Yuni, karna diri mu lah aku memiliki motivasi, karna dirimu lah aku bisa sampai di titik ini, kau lah salah satu motivasi terkuat ku, terimaskih... bodoh.... terimaksih....". ucap ku sambil mengelap air mata.
"Terimakasih"

---TAMAT---
close