JAKA KEPINCUT JUMINTEN
JEJAKMISTERI - Sebelumnya, pasti pembaca sekalian ada yang bertanya-tanya, masa iya DEDEMIT bisa sms, bisa telfon, bisa berinteraksi dengan manusia, itu bagaimana.... pake HP apa...
Yaa entah, Wallahualam!
Percaya silahkan, tidak pun tidak menjadi soal... Dan.. bagi yang tidak percaya pun saya tidak akan melayani perdebatan apapun bentuknya...
Jadi begini.
Pada kenyataannya kita itu sebenarnya memang 'tidak sendirian' di jagat yang Maha luas ini. Termasuk kita tidak sendirian dalam kehidupan yang sudah kita jalani bertahun-tahun ini. Kehidupan yang serba kasat mata.
Kita tidak tahu berapa dimensi kehidupan yang diciptakan oleh Tuhan YME. Namun yang manusia bisa deteksi itu ada dua. Demensi A yang kita huni bersama ini dan demensi B yang dihuni oleh makhluk tak kasat mata secara lahiriah.
Kedua demensi A dan B ini nampaknya berlangsung secara paralel pada track yang sama.
Namun mungkin karena 'berbeda frekwensi', keduanya saling 'tidak menyadari'. Atau saling 'tidak bisa melihat atau memonitor'.
Hanya manusia manusia yang dianugerahi 'radar'. Yang bisa berinteraksi dengan penghuni Dimensi B.
Begitu juga penghuni dimensi B ini, hanya beberapa yang mempunyai kemampuan berbeda dari sejenisnya yang mampu berinteraksi dengan penghuni dimensi A.
********
Awal ceritanya, kisah ini bermula sekitar tahun 2010, waktu itu kegunaan hp masih seputar untuk telfon seluler dan sms saja..
Alkisah seseorang bernama Jaka. Secara tidak sengaja mendapat telfon yang salah sambung dari seorang perempuan..
Kebetulan, posisi Jaka waktu itu jomblo karena ditinggal nikah sama mantan nya.. (Sinetron sekali ya)
Kesan pertama ketika menerima telfon itu Jaka sudah terbuai meski sekadar lewat suara.. Entah sebagus apa suaranya.. Hanya Jaka yang tau...
Maka secara intens si Jaka ini akhirnya terus menerus menghubungi nomer salah sambung tersebut..
Setelah beberapa kali mengobrol, akhirnya Jaka memberanikan diri untuk bertanya apakah si cewek ini masih single?
Pucuk dicinta, ulam pun tiba..
Ternyata sesuai dengan apa yang Jaka harapkan..
Setelahnya, hampir setiap saat si Jaka ini menghubungi terus menerus, entah itu sms ataupun telfon. Tapi anehnya, nomor tersebut hanya aktif di malam hari.
Dengan beralasan bahwa perempuan tersebut sibuk bekerja pada siang hari.
Si Jaka tak ambil pusing. Bagi Jaka, sudah bisa mengenal saja sudah menyenangkan hati Jaka..
Selayaknya anak muda pada umumnya. Bahkan sering pula mereka berdua telfonan sampai pagi...
Lama kelamaan karena sudah merasa dekat dan didorong oleh rasa penasaran, si Jaka meminta alamat si cewek ini. Dikasihlah alamat si cewek..
Ternyata mereka masih satu kecamatan, walaupun jaraknya agak lumayan jauh memang... Tanpa pikir panjang si Jaka langsung meminta untuk ketemuan...
Bak gayung bersambut!
Dan si cewek mengiyakan. Akhirnya mereka berdua sepakat untuk bertemu di suatu tempat ( pertemuan pertama bukan di rumah).
Benar saja, kesan pertama begitu bertemu, si Jaka langsung terpana. Belum pernah dia temui gadis secantik ini. Si Jaka langsung jatuh cinta. Hatinya sangat berbunga bunga. Pada malam itu, mereka lewatkan dengan mengobrol dan makan bakso...
(((makan bakso)))
Setelah agak larut, si cewek ini minta diantar pulang. Dengan senang hati si Jaka langsung tancap gas. Mungkin karena sudah terlalu lama jok belakang berkarat akibat lama tidak membonceng gadis..
Apalagi gadis secantik Juminten, yaa bagitu pengakuan si Jaka kalau si gadis itu memperkenalkan diri bernama Juminten.
Sesampainya di dekat komplek rumah, si Juminten meminta di turunkan di depan rumah. Lalu mengajak si Jaka untuk masuk, tapi karena Jaka merasa sudah terlalu malam untuk bertamu, si Jaka segan..
Dia mengiyakan kapan kapan mampir.
Menurut pengakuan si Jaka, rumah si Juminten ini terbilang mewah. Pun rumah rumah komplek di sekitarnya..
Setelah berpamitan, si Jaka pun tancap gas..
Tak jauh dari 'komplek' itu, ada sebuah warung. Teringat rokoknya sudah habis, lalu Jaka berniat membeli rokok, Jaka pun mampir.
Karena merasa asing dengan pembelinya, setelah mereka bertransaksi, basa basi si penjual warung pun bertanya kepada si Jaka
Penjual warung : "Dari mana mas malem malem hehe.."
Jaka : "Abis ngantar Bu, itu di komplek sana.."
Sambil tangannya menunjuk ke sebuah arah...
Penjual warung : "Komplek? Komplek mana mas?"
Jaka : "itu loh bu, yang sebelum tanjakan belok kanan.."
Dahi penjual itu tiba tiba berkerut, oleh karena si Jaka malas berbasa basi, setelah mendapatkan rokok yang dia mau lalu membayar, si Jaka pun langsung pergi..
Si penjual itu masih bertanya dalam hati, siapa yang habis diantar pemuda itu. Karena sebelum tanjakan, hanya ada beberapa rumah saja. Pun bukan komplek.. Dan pastinya Ibu si penjual itu mengenal siapa siapa saja tetangganya.
Tapi ahsudahlah.. nanti juga pasti tau siapa orangnya, pikir penjual itu..
Sesampainya di rumah, seperti muda mudi yang sedang dilanda asmara pada umumnya, si Jaka pun langsung menelfon si Juminten.
Si Jaka mempunyai sobat sabit CS kental bernama Bagol.
Bagol ini teman dari kecil Jaka. Mereka tumbuh bersama, pun dewasa bersama...
Kabar gembira ini pun langsung diceritakan oleh Jaka kepada Bagol. Dengan amat terperinci... SETIAP HARI!!
Begitu seterusnya sampai beberapa hari kemudian antara Jaka dan Juminten sepakat untuk ketemuan lagi..
Kali ini si Jaka memberanikan diri untuk bertemu dengan orang tua si Juminten. Ternyata kedua orang tuanya begitu ramah, si Jaka pun disuguhi makanan dan minuman, yaa selayaknya tamu gitu.
**Dalam hati si Jaka, sungguh beruntung bisa mengenal Juminten. Amat sangat jauh berbeda dari sudut manapun kalau dibandingkan dengan mantan pacarnya dulu yang telah meninggalkan Jaka lalu menikah dengan orang lain...
Malam itu, setelah berpamitan pulang, si Jaka kembali mampir di warung yang kemarin dia singgahi. Dan lagi lagi dia membeli rokok yang sama..
Si penjual pun masih mengenali muka si Jaka. Dan kali ini si penjual itu (lagi lagi) bertanya
"Abis nganter lagi, Mas?"
Jaka : "Hehe enggak, Bu.. saya abis main ke rumahnya.. iya ke rumah cewek yang saya antar kemarin itu Bu..."
Penjual warung : "Hehe maaaf kalau boleh tau, siapa nama pacarnya mas, kan siapa tau kita nantinya jadi tetangga..."
((Jiwa ibu ibu komplek yang penuh rasa ingin tau pun tak bisa dipungkiri..))
Jaka : "Juminten, Bu.. itu yang pagar rumahnya warna biru.."
Si penjual pun sekali lagi mengerutkan kening, terdiam sejenak. Lalu kembali bertanya dalam hati... siapa itu Juminten. Siapa yang pagar rumahnya warna biru..
Penjual warung : "ohh gitu, lahh maaf ya Mas, Mas nya orang mana kalau boleh saya tau hehe..."
"Saya dari kampung Banyu Biru, Bu.."
Ucap si Jaka sambil berpamitan dan berlalu pergi setelah mendapatkan apa yang ia mau. Tiba tiba Jaka merasa risih ditanya tanyain terus...
Setelah si Jaka pergi, si penjual itu terus bertanya tanya dalam hati siapa gerangan yang namanya Juminten. Bahkan setelahnya ia masih bertanya kepada anak serta suaminya. Pun di waktu pagi ketika ibu ibu komplek situ rutin berbelanja di warungnya, selalu ditanyai nama itu. Dan memang tidak ada siapapun yang mengenalinya....
(Karena memang tidak akan pernah ada)
Semakin penasaran lah ibu si penjual warung itu...
Beberapa kali Jaka ke rumah Juminten, tapi selalu nya Juminten meminta Jaka datang di waktu malam. Dengan alasan, karena kalau siang Juminten sibuk membantu orang tuanya menjaga toko..
Alkisah, waktu itu malam Jum'at. Si Jaka dan Juminten 'ceritanya' janjian untuk kembali berkencan seperti biasa..
Kali ini si Jaka datang ke rumah Juminten mengajak seorang teman. Bernama Bagol.
Jaka memang sudah berniat memperkenalkan Juminten kepada Bagol, berbagi kebahagiaan dengan sobat sambatnya tersebut..
Tapi seolah sengaja, Jaka tidak memberitahu Juminten bahwa kali ini dia akan datang bersama seorang teman...
Singkat cerita, mereka berdua pun meluncur tanpa ragu ke rumah 'pacar' si Jaka.
Begitu mendekati komplek rumah si Juminten, entah kenapa tiba tiba si Bagol mendadak ingin kencing dan tak tertahankan. Sudah di pucuk, istilahnya! Akhirnya mendadak berhentilah mereka di pinggir jalan.
Sambil kencing si Bagol bertanya kepada Jaka
"Masih jauh bro rumah pacarmu itu??"
"Enggak bro, Lahh itu di samping tembok itu kan ada rumah pagar biru nah itu.. genteng rumahnya aja keliatan kok itu..." kata si Jaka sambil menunjuk nunjuk ke sebuah arah.
Dahi Bagol pun berkerut.. Belum sempat bertanya, si Jaka langsung nyerocos...
"Oh iya bro, rokok aku tinggal beberapa batang nih. Itu tuh kan ada warung. Lupa tadi aku mau mampir beli. Nih kau beli sana rokok.. 3 bungkus ya. Sekalian beliin buat calon bapak mertua ya.. hehe"
"Ehh iya, biasanya calon mertua aku rokoknya GG merah. Tau kan? Aku kesana dulu ya bro.. nanti kau nyusul aja.. ingat.. rumah yang pagarnya biru itu. Nanti motor aku diparkir di depan rumahnya kok.."
Kata si Jaka sambil memberikan uang kepada Bagol lalu pergi..
Setelah si Jaka pergi, Bagol pun bergegas menuju ke warung yang dimaksud si Jaka.
"Beli rokok Bu, tiga bungkus... yang merk xxx mild 2, terus GG merah satu..."
Kata Bagol sambil menyerahkan uang yang diberi Jaka tadi..
Karena mukanya asing, pemilik warung itu bertanya sekedar basa basi kepada Bagol...
"Dari mana mas.. hehe"
Basa basi pemilik warung itu sambil menyerahkan rokok yang dimaksud Bagol
"Saya sih dari kampung Banyu Biru Bu.. ini niatnya mau ke rumahnya Mbak Juminten...." Jawab Bagol
Dheggg! Penjual itu kaget setelah mendengar nama itu. Ehh, tapi kali ini kok beda orang....
Melihat penjaga warung itu agak terdiam, dengan reflek Bagol pun meneruskan..
"Anu Bu, saya ini lagi nemenin temen saya yang lagi ngapel ke rumahnya Mbak Juminten itu maksudnya.." ucap Bagol sekali lagi
***
Kebetulan di warung itu sedang ada Pak Azhar yang sedang mampir, pun membeli sesuatu di warung itu juga...
Pak Azhar ini merupakan salah satu tokoh spiritual yang cukup terkenal di kampung tersebut..
Penjaga warung : "Setau saya sihh ya Mas, gak ada itu gadis sini yang namanya Juminten... Memangnya pacar temen Mas itu rumahnya dimana?"
Bagol : "Saya juga belum sampai di rumahnya sih Bu, ini juga pertama kali buat saya menemani temen saya itu. Kebetulan saya disuruh beli rokok sama temen saya.. Dia bilang kalau rumah pacarnya pagar warna biru yang tidak jauh dari belokan itu.. Tapi emang bener ya Bu, pas belokan itu ada komplek perumahan?"
Tanya Bagol
Pak Azhar yang tadinya sudah mau pergi jadi ikut menyimak pembicaraan mereka, karena perasaan orang dengan 'kemampuan' pasti berbeda tentunya, dan tidak bisa dibohongi kalau ada sesuatu yang sedang janggal...
"Pak Azhar, tolong Bapak saja yang menjelaskan ke anak ini Pak..." kata Ibu warung dengan muka yang ketakutan..
Bagol pun terheran dengan apa yang barusan ibu warung katakan.
"Masnya mana rumahnya?"
Ucap Pak Azhar membuka percakapan
Bagol : "Banyu Biru, Pak..."
Pak Azhar : "Jauh juga ya, berarti Mas gak paham daerah sini?"
Bagol : "Enggak Pak, saya malah baru kali ini main kesini..."
Pak Azhar : "Oh begitu... hmm jadi temen Masnya lagi di rumah pacarnya itu ya... Maaf tadi sekilas saya dengar..."
Bagol : "Iya Pak, ini saya disuruh beli rokok sama temen saya itu. Dan saya katanya disuruh menyusul kesana..."
Pak Azhar : "Jadi begitu... Oh iya, mana tadi katanya rumah pacar temen Mas..."
Bagol : "katanya sih komplek yang di sebelah tikungan sana itu Pak, belok kanan dikit.. gak jauh sih katanya..."
Kata Bagol sambil menunjuk ke sebuah arah
Pak Azhar : "Mas lihat disana, di sebelah tembok itu apa?"
Bagol : "Gelap sih Pak, saya gak lihat apa apa. Makanya saya juga heran. Emang disana ada komplek perumahan gitu ya. Katanya sih gak jauh pokoknya dari tembok itu ada komplek gitu.. tapi kok gelap ya Pak..."
Tak lama kemudian Pak Azhar memejamkan matanya.
Bagol dan Ibu warung pun sama sama terdiam memperhatikan Pak Azhar..
Setelah membuka mata, Pak Azhar menatap mata Bagol dengan tajam..
Bagol pun menjadi heran, bertanya tanya dalam hati apa yang sebenarnya terjadi...
"Temanmu sedang diganggu 'sesuatu', ini mumpung belum terlalu jauh, ayo segera kita selamatkan temanmu itu..."
Ucap Pak Azhar dengan nada yang sangat serius
"Hah, mmmaksud Bapak?" Jawab Bagol terbata bata
Pak Azhar : "Iya Mas, temanmu sedang diganggu Bangsa lelembut.. Tapi ini sejenis lelembut lain daripada yang lain... kekuatannya jauh diatas rata rata dari yang pernah saya temui.."
Bagol : "Hahh?? Pak... Aduh bagaimana ini..."
Badan Bagol bergetar setelah mendengar penjelasan Pak Azhar... Kali ini pemilik warung pun hanya terdiam..
Kemudian tak berapa lama suami pemilik warung serta seorang tetangga pun keluar karena mendengar ada sedikit keramaian...
Setelah Pak Azhar menjelaskan kepada kedua orang itu, baru mereka berdua menjadi paham.
Pak Azhar lantas meminta sebotol air mineral kepada Ibu pemilik warung, setelah membaca baca sesuatu, Pak Azhar meminta Bagol meminumnya...
Pak Azhar : "minum ini seteguk, basuh mukamu sedikit dengan airnya.. kemudian coba kamu lihat lagi dengan jelas, apa yang ada di sebelah tembok itu.."
Bagol pun menurut. Setelah meminum dan membasuh mukanya dengan air yang diberikan Pak Azhar, lalu ia memandang ke arah yang dimaksud..
Bagol : "Astaghfirullah kok kayak kuburan Pak.."
Ucap Bagol serasa tak percaya apa yang dilihatnya, kali ini Bagol bisa melihat dengan jelas bayangan pohon pohon besar khas kuburan..
Pak Azhar : "Ayo kita segera kesana, selamatkan temanmu sebelum semuanya terlambat..."
Dengan lampu senter seadanya milik ibu warung, berjalan mereka berempat ke arah kuburan yang dimaksud. Bagol sungguh sangat ketakutan.. Ternyata memang benar kata Pak Azhar, ini adalah kuburan.. tercium aroma wangi bunga kamboja menyambut mereka..
Setelah sampai di pintu kuburan, tiba tiba muncul sosok Si Jaka dari kegelapan. Dengan muka polos dan sedikit terheran heran karena melihat Bagol datang dengan 3 orang yang tak dikenalnya....
"Bagol, kok lama sekali.. lahh mereka siapa? Kok kamu datangnya rame rame kayak mau menggerebek saja.. hehe mana rokok pesanan aku tadi..."
Bagol hanya terdiam membisu memandang si Jaka
Pak Azhar langsung bertanya kepada Si Jaka
"Ngapain kamu disini, Mas..."
Pandangan mata Pak Azhar tak lepas sorot mata Jaka. Yang memang Pak Azhar tau ada yang 'beda' dalam diri Jaka.
"Ini loh Pak, saya lagi bertamu ke rumah pacar saya, ini rumahnya.. Kalau Bapak nggak percaya ayo masuk Pak.."
Bagol yang dari tadi memperhatikan pun menjadi semakin ketakutan. Tak sedikitpun kata terucap dari mulut Bagol, pun kedua orang warga yang ikut serta. Karena hanya Pak Azhar saja yang tau apa yang sebenarnya telah terjadi..
"Mas, kamu telah terpedaya oleh makhluk halus. Ini kuburan Mas. Tidak ada rumah atau apapun itu.. apa yang kamu lihat itu tidak nyata.." ucap Pak Azhar tegas!
"Apa apaan Pak, itu loh pacar saya. Namanya Juminten. Dan itu ada Ibu sama Bapaknya.. Bapak ini mengada ada saja.. hahaha.." jawab Jaka sambil tertawa.
"Mana air tadi Mas.." kata Pak Azhar kepada Bagol meminta air yang Bagol bawa.
Bagol pun segera menyerahkan sebotol air mineral yang dibawanya tadi kepada Pak Azhar. Sejenak Pak Azhar seperti membaca sesuatu. Lalu membasahi sedikit tangannya, dengan sigap langsung menyeka muka si Jaka dengan tangannya yang sudah Ia basahi tadi..
Entah mengapa, tiba tiba si Jaka langsung jatuh tersungkur ke tanah.. Lalu tak berapa lama Jaka pun kembali membuka mata. Begitu si Jaka membuka mata lalu berteriak dengan keras..... "Astaghfirullahaladzim..."
Begitu terus menerus si Jaka berteriak teriak seolah tak percaya apa yang dilihat oleh matanya. Dan juga tak bisa menerima kenyataan apa yang baru terjadi.
Meronta ronta seperti anak kecil yang kehilangan mainan. Lalu ketiga orang tadi termasuk Bagol langsung memegangi si Jaka yang meronta ronta. Suasana mencekam..
Sekarang Jaka sudah bisa melihat yang sesungguhnya, komplek perumahan yang selama ini ia lihat, berubah menjadi komplek kuburan. Rumah pacarnya ternyata adalah pohon besar yang dibawahnya terdapat kuburan tua...
Tiba tiba Jaka menangis histeris sejadi jadinya. Ketiga orang tadi masih memegangi Jaka dengan kuat. Terlihat Pak Azhar membaca baca doa disertai gerakan persis seperti yang ada dalam adegan adegan film horor.
*
(((Ini dari sudut pandang Pak Azhar, beliau sendiri yang bercerita)))
Yang dilihat Pak Azhar adalah sesosok kuntilanak yang tak biasa. Mungkin ini yang dimaksud Jaka adalah sosok Juminten. Di sebelahnya sesosok gendurwo dan pocong. Ketiganya mempunyai energi yang sangat luar biasa yang bisa Pak Azhar rasakan...
Sosok kali ini berbeda dengan dedemit pada umumnya yang biasa Pak Azhar temui..
Ketiga makhluk itu mempunyai taring yang panjang serta ada darah disetiap sela taringnya..
Pak Azhar pun heran, kok bisa ada makhluk begini di kampungnya. Dari mana.. Sejak kapan?
Setelah bermediasi dengan para sosok halus tersebut, baru Pak Azhar memahami. Ketiga makhluk itu sengaja 'ditaruh' di kuburan ini oleh orang dari luar daerah sini yang akan mencari tumbal untuk pesugihan. Dan yang akan menjadi targetnya adalah Jaka.
Kenapa Jaka? Entahlah...
Si Jaka masih meronta ronta sambil menangis, masih belum bisa menerima segala yang terjadi.. Pak Azhar lalu meminumkan air tadi sambil terus mulutnya membaca baca sesuatu. Baru kemudian Jaka mau sedikit tenang...
Ketiga makhluk tadi sudah berhasil ditaklukkan oleh Pak Azhar. Lalu diikat oleh 'rantai ghaib' yang tidak akan mudah terlepas. Kecuali oleh orang yang mempunyai kemampuan diatas Pak Azhar.
Kemudian Pak Azhar memindahkan mereka ke sebuah tempat untuk 'diamankan' agar kelak tidak bisa menganggu orang lagi....
Setelah itu Pak Azhar menyuruh mereka berempat untuk segera meninggalkan area kuburan tersebut. Kemudian menuju ke warung. Karena sepeda motor Pak Azhar ada disitu.
Pak Azhar menyuruh Bagol agar si Jaka dibawa ke rumahnya. Bertiga mereka berboncengan. Diikuti oleh kedua warga yang membantunya tadi. Sepanjang jalan si Jaka terus menerus menangis.
Sesampainya di rumah Pak Azhar, langsung menyuruh anak Pak Azhar agar menyiapkan air untuk memandikan si Jaka. Lalu dengan sigap Bagol pun menyeret Jaka ke belakang rumah.
Masih sambil terus menangis, si Jaka dimandikan oleh Pak Azhar. Bagol menyaksikan saja dari kejauhan.
Terlihat Pak Azhar memandikan Jaka sambil mulut nya terus menerus membaca doa doa..
Setelah dimandikan, segera Pak Azhar mengambilkan pakaian miliknya untuk dipakai Jaka.
Istri Pak Azhar menyiapkan teh hangat untuk mereka semuanya.
Nampak Jaka sudah terlihat tenang. Tidak seperti tadi. Bagol pun sudah tidak tegang lagi. Kemudian Pak Azhar menyuruh Jaka agar duduk bersila. Suasana rumah Pak Azhar malam itu sungguh mencekam.
"Diminum dulu Mas airnya.."
Ucap Pak Azhar sambil menyuguhi Jaka segelas teh hangat.. Jaka pun meraihnya.
"..istighfar terus ya Mas..." sambung Pak Azhar lagi
"Silahkan diminum juga airnya Mas Mas.."
Ucap Pak Azhar kepada Bagol dan kedua orang yang membantu tadi..
Sejenak mereka semua terdiam. Pandangan mereka masih tertuju kepada Jaka.
Jaka yang sedari tadi duduk bersila sambil mulutnya terus beristighfar..
Pak Azhar menyalakan rokok lalu membagikan ke ketiga orang tersebut.. agar suasana tidak terlalu tegang..
Setelah dirasa agak sedikit reda, Pak Azhar kemudian mulai bertanya kepada Jaka..
Pak Azhar : "Masnya namanya siapa..."
Agak lama Jaka menjawabnya : " Jaka, Pak.."
Pak Azhar : "Mas Jaka rumahnya dimana.."
Jaka : "Banyu Biru, Pak.."
Pak Azhar : "Mas Jaka ngapain tadi, apa masih ingat?"
Tiba tiba Jaka menangis kembali sambil mulutnya terus beristighfar..
Pak Azhar : "Nggak apa apa Mas, gak usah takut. Ada saya disini.. Cerita saja. Kamu ngapain aja tadi..."
Jaka: "Ya Allah Pak, jadi selama ini saya pacaran sama demit.. Astaghfirullah...."
Pak Azhar : "Sekarang sudah tau ya.."
Kemudian dengan terbata bata, si Jaka menceritakan dengan detail bagaimana awalnya mengenal sosok Juminten. Dari telfon salah sambung kemudian lanjut ke beberapa pertemuan. Dan yang masih tidak masuk diakal adalah nomor telfon si Juminten ini nyata adanya. Kemudian Jaka menyerahkan HP milik nya kepada Pak Azhar.
Pak Azhar pun terheran heran. Bagaimana bisa makhluk halus mempunyai HP. Bisa menghubungi orang. Bisa SMS/ telfon. Pulsanya bagaimana. Kok bisa terhubung gitu. Seperti mustahil.. tapi memang begitu adanya..
Kemudian Jaka pun bercerita kalau orang tua Juminten sangat ramah. Si Jaka disuguhi makanan yang enak enak..
Sampai disini Pak Azhar kemudian bertanya kepada Jaka
Pak Azhar : "Kamu mau tau, seperti apa sosok Juminten itu, seperti apa orang tua Juminten dan juga apa yang sebenarnya kamu makan tadi? Pejamkan mata kamu "
Jaka bengong memandangi mata Pak Azhar lalu ia pun segera memejamkan matanya.
Justru Pak Azhar sengaja 'membawa' Jaka ke dimensi lain agar Jaka tidak terpatri dengan halusinasi tentang kehidupan tak nyata yang selama ini ia lalui...
Pak Azhar mengambil air lalu membasahi tangannya, kemudian membaca baca doa sambil mengusap usap muka Jaka. Dipegang kepala Jaka. Lalu Pak Azhar seolah membawa 'jiwa' Jaka kembali ke kuburan tadi....
Pak Azhar : "Itu Mas Jaka, itu Juminten...."
Tiba tiba Jaka menangis...
"Ya Allah... Astaghfirullah...."
Pak Azhar : "itu ibu dan bapak Juminten..."
Jaka : "Astaghfirullah...."
Pak Azhar : " Dan itu, makanan yang tiap kali dihidangkan untuk kamu..."
Jaka : "Astaghfirullah.. hoek.. hoek..."
Semua orang terdiam melihat Jaka yang tiba tiba muntah... karena tidak tahan melihat apa yang sesungguhnya selama ini ia makan...
Dalam penglihatan Jaka, yang ia makan tadi adalah sepiring belatung yang sangat sangat menjijikan. Dan yang ia minum tadi adalah air antah berantah apa namanya.. Dan yang paling membuat Jaka shock adalah melihat sosok asli Juminten yang ternyata adalah kuntilanak. Kemudian kedua orang tua Juminten yang ternyata adalah sosok pocong dan gendruwo..
Tiba tiba Si Jaka berteriak teriak seperti kesurupan, lantas ketiga orang tadi dengan sigap 'menjagal' si Jaka. Pak Azhar dengan lalu membaca baca doa kemudian kembali mengusap muka si Jaka. Tak lama kemudian si Jaka tersungkur pingsan.
"Mas, kamu kenal kan sama orang tua temanmu ini.." tanya Pak Azhar kepada Bagol
"Kenal Pak.. tentu saja tetangga saya" jawab Bagol
"Ini kamu pakai motor saya, segera kabari kedua orang tua anak ini. Bilang saha ke mereka yang sebenarnya. Lalu kamu bawa mereka kesini sekarang juga... cepat ya..."
"Bbb.. baik Pak..."
Segera Bagol berlari menuju motor Pak Azhar lalu tancap gas menuju rumah orang tua Jaka.
Sementara itu Jaka masih terdiam, belum tersadar. Terlihat Pak Azhar duduk bersila sambil mulutnya tak henti membaca baca doa. Disaksikan istri dan anaknya serta kedua orang tadi yang membantunya...
Pak Azhar tau, separuh jiwa Jaka sudah terbawa oleh sosok dedemit tadi.. yang ia lakukan sekarang adalah mengembalikan jiwanya agar seperti semula. Apalagi mendengar kalau Jaka sudah pernah memakan 'suguhan' dari 'mereka'.
Suasana sungguh mencekam suasana waktu itu. Tak terasa waktu pun beranjak mendekati subuh.
Tak lama kemudian mata si Jaka terbuka. Tatapannya seperti kosong memandang langit langit rumah Pak Jaka.
Istri Pak Azhar dengan cekatan mengambil baju lagi milik Pak Azhar untuk mengganti baju yang dipakai Jaka yang telah kotor oleh muntahannya sendiri..
Dengan ikhlas istri Pak Azhar membersihkan muntahan si Jaka.. karena sudah terbiasa dengan hal hal seperti itu..
Lalu Pak Azhar menyuruh agar si Jaka bangun. Lalu duduk bersila berhadap hadapan dengan Pak Azhar..
"Pejamkan mata kamu lalu istighfar.."
Pak Azhar lalu membaca baca doa sambil sesekali menepuk nepuk bagian tubuh Jaka.
Sementara itu... Begitu sampai di rumah Jaka, Bagol sulit menjelaskan kepada orang tua Jaka tentang apa yang sebenarnya telah terjadi tadi..
Ia pun menyuruh kedua orang tua Jaka agar bergegas ikut dengannya menyaksikan sendiri bagaimana keadaan si Jaka.
Tanpa pikir panjang Ibu si Jaka membonceng Bagol. Diikuti Bapak si Jaka membawa motor sendiri. Tentu saja mereka khawatir..
Sesampainya di rumah Pak Azhar, kedua orang tua Jaka pun kebingungan melihat anaknya. Sebagaimana orang tua, Ibunya pun hanya bisa menangis pasrah...
Tak berapa lama, Pak Azhar pun menyadari kedatangan orang tua Jaka. Lalu berdiri menyalami keduanya. Sementara itu si Jaka masih terdiam sambil mulutnya tak henti mengucapkan istighfar..
"Silahkan duduk dulu Pak.. Bu..."
"Betul ini anak Bapak dan Ibu ya..."
Sambung Pak Azhar
"Betul Pak, ini anak saya kenapa ya Pak.. kok bisa jadi seperti ini... astaghfirullah.."
Ucap Ibu Jaka sambil menangis
"Jadi begini Bu...Pak..."
Lalu Pak Azhar bercerita bagaimana awalnya pertemuan dengan Bagol di warung sampai ia kemudian tau bahwa Jaka ini sudah 'terbuai' oleh sosok dedemit kuburan...
Terdengar adzan subuh telah berkumandang, tiba tiba tubuh Jaka tersungkur lunglai. Yang tadinya duduk bersila langsung tepar merebahkan tak sadarkan diri. Segera Pak Azhar memagangi tubuh Jaka. Membetulkan posisi Jaka.
Kembali tegang suasana rumah Pak Azhar waktu itu. Apalagi tangisan Ibu Jaka yang terdengar sampai ke rumah tetangga Pak Azhar.
Tapi bagi tetangga Pak Azhar, hal hal begitu pun sudah bukan lagi sesuatu yang mengherankan.. Sudah terbiasa..
"Anak Ibu tak apa apa. Biarkan dia beristirahat dan menangkan diri.. Dia masih syok.. belum bisa menerima kenyataan..."
Kedua orang yang membantunya tadi pun akhirnya berpamitan pulang. Melihat tidak ada lagi hal yang diperlukan..
Bagol masih terdiam sambil mulutnya terus menerus menghisap rokok.. Ia pun masih tak percaya dengan kejadian yang baru saja Ia alami, pun dengan temannya itu..
Istri Pak Azhar lalu membuatkan teh hangat agar kedua orang tua Jaka agar tenang dan supaya mencairkan suasana. Sambil Pak Azhar bercerita kepada orang tua Jaka hingga pagi menjelang.
Pagi itu kampung mendadak gempar. Mendengar cerita dari Ibu warung kejadian semalam. Langsung tak berapa lama berita itu tersebar dari mulut ke mulut. Beberapa warga pun langsung mendatangi kuburan waktu itu juga. Dan benar saja terlihat motor Jaka telah berada di dalam komplek kuburan.
Semua warga pun terkejut terheran heran. Amat sangat heran!
Bagaimana mungkin ada motor bisa masuk sampai ke dalam kuburan melewati nisan nisan tanpa ada satupun nisan yang rusak. Dan.... tanpa jejak!
Sungguh diluar nalar pikiran akal sehat..
Bahkan untuk mengeluarkannya saja warga kesulitan walaupun beramai ramai mereka menggotong motor itu keluar dari komplek kuburan.
Sementara itu Jaka sudah siuman. Kedua orang tua Jaka diberi wejangan oleh Pak Azhar agar Jaka dibawa kembali ke rumah. Mungkin nanti kedepannya Jaka akan 'berbeda' tak seperti Jaka yang tadinya.. Karena separuh jiwa Jaka sudah terbawa ke dimensi yang lain.
Pak Azhar pun berjanji dengan segala upaya yang Ia bisa, agar mengembalikan keadaan Jaka seperti semula. Walaupun akan memakan waktu yang lama.
Singkat cerita, akhirnya Jaka dibawa pulang ke rumah...
Sesampainya di rumah, untuk pertama kalinya Jaka berubah menjadi sosok yang sangat pendiam. Dengan tatapan matanya yang kosong. Amat jauh berbeda dengan Jaka yang sebelumnya memang...
Jaka tak mau makan (mungkin hilang selera makan), tidak mau mandi, bahkan jarang tidur. Mengurung diri dalam kamar. Hari harinya diisi dengan melamun, seperti hidup segan mati pun enggan..
Definisi orang kena mental betulan...
Kemudian beberapa kali Pak Azhar mencoba 'mengobati' Jaka. Tak banyak perubahan dalam diri Jaka. Tepatnya kembali ke 'Jaka" yang sebelumnya..
Sampai sampai orang tua Jaka berinisiatif membawa anaknya itu kesana kemari, mencoba ikhtiar ke 'orang pintar' yang lain dengan harapan berjodoh... Tapi pada akhirnya tak banyak hasil yang mereka dapatkan... Keadaan Jaka masih tetap sama... Begitu begitu saja...
Hingga pada akhirnya keadaan Jaka bertambah parah karena Jaka sudah sampai di tahap mulai tiba tiba mengamuk, sulit mengendalikan emosi yang tiba tiba datang... berbicara sendiri, meracau tak jelas, selayaknya orang dengan jiwa yang terguncang..
Karena melihat keadaan anaknya tiap hari malah makin parah, lalu orang tua Jaka berikhtiar lagi dengan membawa Jaka ke Rumah Sakit Jiwa. Dan Jaka dirawat disitu hingga sekarang...
[SEKIAN]
Sekarang 12 tahun sudah berlalu, hingga saat ini kejadian itu masih segar dalam ingatan warga warga sekitar kuburan. Dan saksi hidup pun masih ada termasuk Pak Azhar. Sebuah cerita yang tak masuk akal memang yang akan tetap menjadi sebuah cerita..
Cerita tentang seseorang yang berkenalan dengan hantu lewat media HP.
Diluar nalar dan akal sehat memang, tapi itulah yang terjadi... Wallahu'alam!
Sekian dan terimakasih sudah menyimak cerita saya.
Oh iya mohon maaf, sengaja beberapa nama dan tempat disamarkan agar menjaga perasaan keluarga korban melihat keadaan korban sekarang yang sangat memprihatinkan.
BACA JUGA : TUMBAL PESUGIHAN