Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KERANDA MAYAT RUMAH SAKIT

JEJAKMISTERI - Dari semua gedung yang ada dikota ini, menurutku tempat yang paling menyeramkan adalah Rumah Sakit. Hal ini tidak lepas dari pengalaman pribadiku yang membuatku trauma sehingga aku tidak mau lagi dirawat dirumah sakit. 

Namaku Manda, saat itu aku menjadi pasien rawat inap yang ada disebuah rumah sakit di Surabaya. Karena ayahku adalah seorang Pegawai Negri yang mempunyai pangkat cukup tinggi, aku ditempatkan disebuah kamar inap khusus. 

Dikamar ini terdapat sebuah tempat tidur dan kamar mandi. Diranjang sebelahku adalah seorang wanita tua. Wanita itu terbaring dengan mata tertutup sambil selang oksigen menempel di hidungnya, beberapa selang lain menempel di badannya dan tersambung dengan selang infus yang berwarna kuning dan putih. 

Aku tidak tau namanya dan juga tidak pernah berinteraksi dengannya, karena wanita itu sudah dalam keadaan koma ketika aku datang. Keluarganyapun jarang mengunjungi, dari hari pertama aku dirawat baru sekali dia di kunjungi. Sangat berbeda denganku yang dijaga oleh ibu dan dijenguk oleh temanku dimalam ke empat aku dirawat tiba-tiba aku terbangun tengah malam dan tidak ada ibu dikamar dan aku langsung menelpon handphonenya. Ternyata ibu sedang keluar mencari makan karena mendadak merasa lapar. Aku merasa takut ditinggal berdua dengan wanita tua penghuni di sebelahku, namun tiba-tiba koneksi handphoneku terputus dan ternyata pulsaku habis. 

Untuk menghilangkan rasa takut aku menyalakan televisi, ketika aku sedang asik menonton tiba-tiba aku mendengar seperti suara tersedak. Begitu aku mengecilkan volumenya, baru aku sadar kalo suara itu berasal dari wanita tua disebelahku.

Wanita itu seperti meronta-ronta, dia seperti kesulitan bernafas mendadak bulu kuduk berdiri. Aku panik dan menekan tombol memanggil suster, beberapa saat kemudian seorang suster datang.

Tiba-tiba terjadi hiruk pikuk dikamarku, suster itu langsung memanggil kedua suster lain dan seorang dokter jaga. Aku menarik selimut sampai ke wajah dan tidak mau menyaksikannya, Inalilahi wainailaihirojiun. 

Wanita tua itu meninggal dunia, beberapa suster kemudian datang kembali dengan sebuah keranda. Jenazah wanita tua itu langsung dibawa, walaupun wanita tua itu sudah pergi. Aku masih merasa ketakutan, aku pun meminta seorang suster untuk menemaniku sampai ibu datang. Akan tetapi suster itu menolak, katanya malam itu hanya ada 3 suster yang berjaga. Dia harus kembali jaga sementara kedua orang suster tadi harus mengurus jenazah wanita tadi. Jadilah aku sendirian dikamar, malam menjadi terasa sangat panjang. 

Ibu tidak kunjung datang, rasa kantuk juga tidak datang. Karena takut sendirian dikamar aku memutuskan berjalan keluar untuk mencari keramaian. Sebenarnya hal ini dilarang tapi rasa takut membuatku melakukannya, hatiku seperti berbisik kalo sesuatu yang buruk akan terjadi kalo aku keluar kamar. 

Aku bangkit perlahan dari ranjang dan berjalan tertatih-tatih ke pintu, tiba-tiba aku mendengar suara keranda yang didorong dari luar kamar. Aku bertanya-tanya dalam hati, kenapa kerandanya lewat sini lagi. Perasaan arah kamar mayat bukan ke arah sini, aku membuka pintu kamar melihat di ujung lorong ada seorang suster yang mendorong keranda mayat. Di keranda itu ada tubuh yang ditutupi kain putih, aku berpikir bahwa itu adalah jenazah wanita tua itu tadi. 

Ketika keranda itu hampir melintas didepanku, aku baru sadar kalo ada yang aneh dengan suster itu. Suster itu, model seragamnya berbeda dengan suster-suster lain yang tadi aku lihat. Seragam suster itu kotor dan lusuh, ada banyak noda-noda hitam di seragamnya. Dan suster itu terus menunduk, wajahnya tertutupi oleh rambutnya yang panjang. 

Karena merasa aneh, aku pun menegurnya. Aku bertanya apakah jenazah yang dibawanya adalah jenazah nenek tadi. Suster itu berhenti mendorong, dia terdiam dan tetap menunduk kebawah. Tiba-tiba suster itu menyibak kan kain putih itu. Ternyata bukan, jenazah yang dibawanya adalah orang yang tidak aku kenal sama sekali. 

Di atas keranda itu terdapat banyak tulang belulang manusia, tulang itu gosong seperti habis terbakar. Aku ngeri melihatnya dan langsung menutup jenazah itu dengan kain putih, tiba-tiba suster tadi tertawa cekikikan. Aku terheran-heran sambil memandangi suster itu, suster itu tertawa sambil tetap menunduk kebawah dengan rambut panjangnya terjuntai ke depan. 

Aku baru sadar, kedua tangannya penuh dengan luka bakar yang masih baru. Bulu kuduk ku langsung berdiri, dan suster itu masih tetap tertawa cekikikan ketika aku mundur perlahan darinya. Aku langsung teringat perkataan suster tadi dikamarku, kalo suster yang sedang jaga hanya ada 3 orang. Dan 3 orang suster yang tadi ke kamarku tidak ada suster yang mirip dengan suster yang ada didepanku sekarang. Lagipula, kalo ada suster lain yang mengurus mayat dan suster yang tadi sedang berjaga. Berarti siapa suster ini, aku berjalan mundur dengan tertatih-tatih. 

Aku berusaha kabur ke kamarku, suster itu mendorong kerandanya maju dan suster itu melayang. Rambutnya tersimbak ke belakang dan wajahnya sekarang terlihat jelas. Wajah suster itu rusak terbakar, kulit kepalanya seperti meleleh dan matanya yang berwarna merah menyeramkan melotot kepadaku. 

Aku mempercepat langkahku, tapi karena kondisi badanku yang kurang baik. Aku malah terjatuh ke lantai, suster itu mendorong kerandanya ke arahku. Aku menangis ketakutan, aku hanya bisa menutup telinga dan berdoa di pinggir lorong. Aku mendengar keranda itu lewat didepanku dan menghilang ketika berbelok diujung. 

Lama aku meringkuk disitu, karena aku tidak punya tenaga yang cukup untuk bangkit dan tiba-tiba suara keranda itu terdengar lagi dan tiba-tiba diujung lorong muncul keranda tapi yang mendorong keranda itu adalah suster yang kuminta menemaniku. 

Suster itu mendorong keranda sambil mengobrol dengan ibuku, aku menarik nafas lega. Mereka langsung terkejut ketika menemukan aku disitu, suster itu terlihat kesal ketika aku keluar dari kamar dan akhirnya membantuku berdiri. 

Aku menceritakan kepada meraka apa yang tadi aku lihat, suster itu terdiam dan langsung pergi keluar. Ternyata dia memanggil teman-temannya yang lain dan membawa mereka masuk ke kamarku. Dia bertanya kepadaku, apakah aku yakin kalo yang tadi aku lihat bukanlah mereka. Aku berkata sangat yakin, mereka melihat satu sama lain. 

Suster itu pun akhirnya menceritakan sebuah mitos tentang Rumah Sakit ini. Dulu rumah sakit ini pernah kebakaran, dan ada seorang suster meninggal ketika sedang bertugas dikamar mayat konon arwah suster itu gentayangan dan suka menampakan dirinya kalo ada keranda mayat yang didorong pada malam hari. Katanya, tulang tengkorak yang dibawanya di atas keranda adalah tulang tengkorak nya sendiri.

close