Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENYAKIT KIRIMAN


JEJAKMISTERI - Bunga adalah gadis yang cantik supel dalam bergaul juga ramah terhadap semua teman dan kerabat, banyak cowok ganteng menggandrunginya, akan tetapi banyak yang patah hati karena Bunga sudah memiliki tambatan hati sendiri. Namanya Rangga, cowok bertubuh atletis berkumis nan berjenggot tipis menambah ganteng kelelakiannya, mereka sangat bahagia layakngya dua sejoli yang dimabuk cinta. 

Akan tetapi setelah beberapa bulan Bunga mulai tak nyaman dengan perubahan dari sikap Rangga yang mulai posesif dan sangat membatasi tindak tanduk dari Bunga serta memperlihatkan perilaku kasar dengan melalukan pemukulan jika terjadi pertengkaran diantara mereka. Setelah beberapa saat menimang juga menimbang akhirnya Bunga memutuskan hubungan dengan Rangga

Rangga pun tak berbesar hati ketika diputus oleh Bunga, dia selalu berusaha agar Bunga kembali kepadanya, akan tetapi Bunga sudah enggan kembali walau sejuta maaf telah diluncurkan oleh Rangga. "Aku tak sudi lagi kembali kepadamu walau dunia dan dirimu seribu kali mencium kakiku." Itu kata-kata Bunga terakhir yang dikatakan Bunga ketika Rangga datang kerumahnya meminta maaf.

Beberapa bulan kemudian Bunga menemukan lagi pengganti Rangga, namanya Marcel sosok cowok yang acuh tak acuh dan cuek pada sekitarnya, akan tetapi Rangga kian tak mau terima dengan apa yang dilakukan Bunga. Dia sakit hati yang teramat sangat, terluka bagai singa gurun terpanah pemburu dan mengamuk membabi buta dalam bertindak. Dia pun menggunakan bantuan orang-orang dekat dengan segala teror, tetapi tak pernah digubris oleh Bunga, hingga suatu hari dia berkeluh kesah kepada temannya dan berakhir pada sosok orang yang bisa membuat Bunga jatuh sakit dan tak berdaya, hingga dijauhi dari banyak lelaki.

Akhirnya Bunga pun jatuh sakit, berbagai cara untuk kesembuhan dia tempuh, akan tetapi penyakit itu terus melekat pada dirinya, Marcel pun mulai menjaga jarak dengan jarang menjenguk Bunga dengan berbagai alasan, Jono yang mendengar dari ibunya sepulang dari merantau bahwa Bunga sakit, langsung menjenguk, kerumah Bunga.
"Assalamuallaikum," Jono berucap ketika memasuki pintu depan rumah Bunga, "Waallaikum salam" seorang ibu menjawab dari dalam, Eh,, nak Jono, kapan datang "Kata ibu Bunga". Tadi pagi bu, oh ya, aku dengar dari ibuku bahwa Bunga sakit, "Jono bertanya".
Iya nak, entahlah, sakitnya aneh, kata dokter berbeda-beda dan kian hari kian tak menentu saja "Ibu Bunga berkeluh kesah."

Lalu Jono meminta ijin berkeliling keluar rumah melihat-lihat, dan menemukan beberapa barang tanaman benda jahat disekitar luar rumah Bunga, Jono pun mengambilnya, ada berupa ikatan paku yang dibungkus kain putih di tanam didepan rumah dan berbagai macam-macam lagi bentuknya. Dan kemudian Jono masuk kedalam dan berwudhu sebelum masuk kedalam kamarnya Bunga.

Bunga nampak tergolek tak berdaya, tubuhnya yang dulu cantik nan sintal lenyap tinggal tulang yang berbungkus keriput kulit, matanya cowong dengan tatapan kosong ke langit-langit kamar, tak berdaya dalam ranjang. Tubuhnya hangat panas ketika Jono menyentuh jidatnya, tangan Jono yang adem setelah wudhu seakan memberi nyawa baru bagi Bunga. Dengan sekejab tubuh Bunga telah turun panasnya, juga mata yang menatap kosong sedikit melotot menatap langit-langit kamar sudah mulai redah dan sampai akhirnya memejamkan mata dan tertidur setelah berhari-hari hanya menatap langit-langit kamar saja.

Lalu Jono sembayang di sisi kanan ranjang Bunga, setelah Bunga tertidur lelap, dia bertasbih terus menerus untuk menghilangkan udara jahat yang bertebaran didalam ruangan kamar Bunga.

Dua hari kemudian Bunga sudah baikan, yang biasanya makan hanya sesendok atau tidak sama sekali, kini sudah habis setengah piring ketika disuapi makan, Jono dengan telaten terus berkeliling disekitar rumah dan dalam rumah Bunga kalau-kalau ada yang datang sebagai kiriman barang-barang jahat lagi.
Bunga sudah bisa bicara lancar dan juga mulai tersenyum lagi, sisa-sisa kecantikan yang beberapa lama menghilang kini perlahan dan pasti mulai kembali. Jono pun terpikat dengan senyuman si Bunga, kemudian dengan spontan Jono berucap kepada Bunga "Mau kah kau dengan Ikhlas menjadi makmum sejatiku." Itu Jono nyatakan dihadapan Bunga dan kedua orang tua Bunga.

"Kau adalah dulur lanangku" kata Bunga
Aku sudah punya Marcel" kata Bunga lagi.

uopps, begitu ya,, aku pikir kau masih sendiri, karena tak seorang lelaki lain pun, selain bapak yang menemanimu sewaktu dirimu sakit, "kata Jono."

Bunga hanya tersenyum, dia tak sadar selama sakit Marcel memang tak menampakkan batang hidungnya sama sekali, Jono hanya tersenyum saja, kemudian berlalu dari kamar Bunga karena dia merasa sudah tak ada bisa ia bicarakan lagi.

Kamu serius Jon, "kata bapak Bunga,"
hehe cuman iseng-iseng berhadiah pak" Jono menjawab sekenanya.

Saya berharap Bunga menjadi istriku, karena penyakit Bunga itu kiriman dari seseorang yang tidak suka dengan Bunga, entah pernah dihina Bunga atau lainnya, dan jika dia menjadi istriku maka aku akan senantiasa bisa melihat kejadian-kejadian yang akan dialami Bunga, dan akan mengambil tindakan secepatnya, jangan sampai jatuh sakit kembali. "Jono menjelaskan kepada sang bapak."

Ooh begitu rupanya, "bapak setuju sekali kalau begitu."
Itu terserah Bunga pak, kalau dia menganggap aku DULUR LANANG ya, tak bisa kunikahi pak, hehehe, tapi semoga sakitnya hilang semua insyaalloh, karena dengan seijin ALLOH TA' ALLA.

Sudah satu bulan lebih Bunga sudah sehat kembali, Marcel pun datang kembali wakuncar kerumah Bunga, setelah sekian lama tak muncul ketika Bunga sakit, mereka bahagia kembali. Dan Jono pergi berpetualang kembali, mencari sesuatu yang belum termiliki dalam hidupnya.

Dua minggu kemudian Bunga jatuh sakit kembali, dan ini yang terparah hingga dia menghembuskan nafas terakhir ketika sehari dirumah sakit. Sebelum menghembuskan nafas terakhir, dia mengucap beberapa kali dimulutnya yang tak bisa diomongkan dengan jelas akan tetapi terdengar oleh ibunya dengan kata "DULUR LANANG". berulang kali. 

Mendengar itu langsung ibu Bunga menelpon Jono yang berada seberang pulau, mendapat telpon sang ibu, Jono bergegas mencari tiket pesawat secepatnya untuk pulang, akan tetapi banyak penerbangan yang dibatalkan karena erupsi salah satu gunung, hingga Jono memutuskan dengan jalan darat.
Akan tetapi takdir berkata lain Bunga meninggal dan Jono tak bisa sampai rumah di detik-detik terakhir. 

Ini yang aku kuatirkan serangan kedua, tapi mungkin ini sebuah kehendak, maka akan ku kembalikan kepada sang pencipta ALLOH TA ALLA, dengan mengambil tanah kuburan Bunga, Jono mengepal-ngepal bulatan tanah kuburan menjadi segegam dan berkomat kamit sebentar lalu melemparnya kearah barat dengan sangat keras.

"Kembalilah kemajikanmu dan makanlah sesuka kau mau sang pemberi makanmu sendiri."
Itu kata Jono kepada gumpalan tanah Bunga yang dilemparkan kearah barat dengan keras setelah para pelayat meninggalkan tanah pekuburan dan kian sepi kembali.
SEKIAN

close