Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PESUGIHAN BULU GENDERUWO

JEJAKMISTERI - Bulan Suro minggu ketiga dan setelah ini habis purnama penuh. Telah semingguan ini Ratna tersiksa oleh sakarotul maut yang menderanya. Raung suaranya tak berhenti tiap malam. Rintih kesakitan dan teriak histeris terpecah saat menjelang pukul 12 malam.

"Ini Mbah, ubo rampenya. Sate gagak, kembang setaman tanpa kenanga, kelor segar, juga kopi pait kentel", Tarjo memberikan nampan berisi sejaji kepada Ki Durmo Jagad. Hanya anggukan kepala serta isyarat tangan yang menyuruhnya keluar kamar Ratna.

Ditemani suami pertama Ratna, Ki Durmo memulai upacara pelepasan sukmo rogo. Yaitu ritual pelepasan arwah gaib yang menempel pada tubuh Ratna hingga jasad dan ruhnya sulit terlepas, walau sebenarnya sudah tiba saat akhir dari kehidupannya.

"Ampun... Ampun... Sakit... Sakit...", dengan mata terpejam Ratna menjerit-jerit.

Seketika juga ia melepas pakaiannya satu per satu. Hingga terakhir sebelum ia menanggalkan penutup dadanya, ki Durmo mencegahnya. Ia bersemedi di lingkaran asap kemenyan yang tersiapkan di 4 penjuru kamar.

"Kamu siapa orang ganteng?", suara Ki Durmo menyapanya.

"Saya penunggunya Ratna!", suara itu menggema di dalam kamar Ratna.

Tanpa menunggu lama, Ki Durmo menyodorkan sesaji yang telah disiapkan. Dengan bahasa batin gaib ia berkomunikasi. Sangat keras sifat genderuwo yang menempel pada Ratna. Setelah sangat alot, Ki Durmo membuat kesepakatan agar Ratna dapat dilepas hingga Ratna dapat mati dengan tenang. Namun lagi-lagi genderuwo itu meminta syarat yang sulit untuk dipenuhi.

"Ini perempuan saya, Mbah! Saya ingin bersetubuh dulu, baru saya bebaskan. Hahahaha...", genderuwo itu terbahak.

"TIDAK...!!!", dengan mata terbelalak Ki Durmo mencegah. "Dasar mengambil kesempatan! Orang yang sedang kesusahan, ditambah susah lagi!", Ki Durmo murka dengan tiupan dupa di beberapa penjuru serta seserahan sesaji sate gagak dan kopi hitam disodorkan kembali.

Kelor segar itu dipukul-pukulkan di tubuh Ratna yang setengah telanj*ng, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dengan mantera-mantera yang terucap dari bibir Ki Durmo, akhirnya Ratna dapat terlepas dari lelembut yang menjadi teman pesugihannya. Memang semasa hidupnya Ratna mengabdi pada Genderuwo Alas Purwo sebagai pesugihannya. Dan dengan mengambil bulu yang menempel pada genderuwo itu, Ratna dapat menukarkannya dengan apa yang dia inginkan, tentunya dengan cara gaib pula. Sebelum ia mendapatkan bulu genderuwo itu, ia harus bersetubuh terlebih dahulu pada bulan yang telah disepakati.

Selain itu pula Ratna diwajibkan berganti pasangan hingga meninggalkan jejak bahwa ia pernah berhubungan dengan genderuwo. Namun suami pertamanya tidak dicerai, tapi hanya dijadikan kacung di rumahnya. Herannya, suami Ratna manut saja seperti kambing dungu.

Dan setelah Ratna berhasil dibebaskan dari pengaruhnya, ia pun dapat melalui sakarotul maut hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Setelah seminggu kematiannya, di kampungku digegerkan oleh penampakkan kuntilanak yang tak lain adalah perwujudan dari arwah Ratna yang belum tenang. Setiap kali pemuda yang lewat di depan rumahnya, pasti salah satu dari mereka dapat melihat sosok Ratna. Dengan muka putih pucat serta rambutnya yang bergelombang panjang selengan, kuntilanak itu duduk menunduk di atas genteng rumahnya yang berlantai dua. Bajunya yang menjuntai tidak menunjukkan posisi kakinya, namun ayunan gerakannya dapat dilihat jelas. Untungnya kuntilanak yang menyerupai Ratna tersebut tidak mengganggu melainkan hanya menampakkan diri.

Setelah beberapa kali tetangga melaporkan kejadian ini kepada suami Ratna, akhirnya dengan inisiatif keluarga besar Ratna maka rumah itu disyarati untuk dibersihkan dari pengaruh makhluk gaib.

*****

* Tidak ada sesuatu di dunia ini yang dapat diambil dengan instant melainkan perlu proses. Apa pun tindakan yang mendahului takdir Allah niscaya laknat Allah akan datang tanpa terduga.

* Jadilah makhluk yang bersyukur terhadap apa yang kita peroleh. Jika kita ingin sukses, hendaklah tawakal, berdoa dan yang terpenting adalah berusaha.

close