Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BALAS DENDAM DARI KUBUR

JEJAKMISTERI - Sebut saja namanya Lela, dia meninggal dunia ketika usai melahirkan anak pertama, hasil buah cinta dengan suami tercinta yang bernama Leman.

Sebagai seorang wanita yang menikah dengan lelaki yang berprofesi sebagai pemotong kayu di rimba, Lela seringkali ditinggal sendiri. Termasuk ketika usia kehamilannya memasuki bulan-bulan tujuh sampai dengan sembilan. Semangat sang suami untuk mencari rezeki dalam rangka menyambut kehadiran sang buah hati, telah membuat hari-hari Lela jauh dari kasih-sayang ragawi sang belahan jiwa.

Dalam kondisi demikian, untuk menghabiskan hari-harinya yang membosankan, di tengah semakin melemahnya fisik, Lela aktif merajut kain-kain kecil yang kelak akan digunakan untuk membalut sang jabang bayi.

Tinggal di tepi kampung udik, bukanlah tanpa tantangan. Banyaknya warga yang masih percaya pada klenik, telah membuat malam-malam Lela dirudung ketakutan. Acapkali di seputaran rumahnya, bila malam tiba, raungan serigala dan tangisan arwah-arwah penasaran terdengar gamblang.

Bila arwah-arwah kiriman itu tiba, maka pastilah Lela akan menghabiskan malam dalam kesengsaraan. Bahkan beberapa kali di antaranya tubuhnya pernah dimasuki roh halus.

Berpuluh-puluh dukun sudah mencoba memasang penangkal di seputaran rumah. Namun sepertinya kekuatan orang-orang yang mengirim arwah ke rumah Lela lebih mumpuni. Bahkan pernah seorang dukun dibuat terkapar tak berdaya, setelah dihamok oleh seorang burong (hantu perempuan) yang datang tengah malam.

Hingga pada malam saat melahirkan sang buah hati, hantu-hantu sialan itu makin banyak hadir. Ada yang duduk di pekarangan rumah. Ada yang masuk sampai ruang tamu, dan ada juga yang di dapur.

Menurut cerita, Lela sangat menderita malam itu. Satu hantu perempuan duduk di bagian kepala, dua memegang perutnya. Satu di kaki dan satu lagi menindih sang perempuan malang itu. Orang-orang kampung yang jumlahnya terbatas tidak mampu berbuat apa-apa. Semua kalut dalam doa-doa selamat. Sedangkan Leman, saat itu belum juga pulang dari hutan.

Lela mengerang sekuat-kuatnya. Dia nampak kesakitan. Jin-jin kiriman mereka yang jahat semakin menjadi-jadi.

Lela terus berjuang sambil menyebut Asma Allah. Kerap juga dia memanggil-manggil nama Leman. Hingga akhirnya, setelah lima jam bergelut dengan sakit disertai gangguan makhluk halus, akhirnya sang jabang bayi lahir dengan selamat. Laki-laki.

Untung tak dapat diraih, malang tidak dapat ditolak. Seiring bayi yang keluar dari rahimnya, Lela pun menghembuskan nafas terakhir, tanpa sempat memandang raut wajah sang buah hati yang sudah dia nantikan sejak sembilan bulan lalu.

Duka memenuhi seluruh isi rumah. Leman baru tiba besok pagi, setelah semalam suntuk dicari ke tengah rimba oleh beberapa pemuda desa.

Ibunda Lela, nampak terpukul sekali atas peristiwa itu. Bukan persoalan kematian yang dia sesali. Namun kiriman hantu-hantu yang menyiksa anaknya, yang membuat perempuan berusia 50 tahun itu begitu tak habis pikir.

Hingga pada saat prosesi mengkafani, dia berbisik ke telinga Lela. “Aku percaya kamu adalah anak dan istri yang baik. Namun karena engkau dizalimi sekian lama oleh orang-orang yang dengki dan khianat, maka ada kewajiban bagimu untuk menuntut dendam. Balaslah mereka! Datangilah rumah-rumah para pengkhianat itu bila ada sanak familinya yang mengandung janin. Buat mereka sengsara!”, bisiknya.

Beberapa orang yang sempat mendengar itu, terkejut luar biasa. Namun pesan sudah terlanjur dibuat. Janji telah ditasbihkan.

*****

Satu bulan Lela menghuni alam kubur, kegemparan mulai melanda kampung itu. Beberapa warga, ketika menjelang magrib, menemukan wanita mirip Lela melintas di jalan kampung. Sesekali dia juga terlihat menuju rumah yang dibangun olehnya dan Leman.

Kerap juga peronda menemukan wanita muda mirip Lela, duduk di depan rumah sambil merajut kain.

Namun sejauh itu, belum ada laporan tentang gangguan serius. Akan tetapi ketakutan sudah melanda penduduk kampung. Aktivitas warung kopi hanya sampai jam lima sore. Anak-anak sudah tidak lagi mengaji di malam hari.

Hingga pada suatu hari, arwah yang mirip Lela mulai rajin menyambangi wanita hamil. Berbeda dengan kelakuan hantu terdahulu yang menyiksa Lela. Kali ini arwah yang mirip Lela hanya sekedar menampakkan diri di depan perempuan hamil. Dia hanya tersenyum dengan raut pucat.

“Kak Lela sampai setengah jam memandangi saya. Dia tersenyum. Akan tetapi raut wajahnya pucat. Saya ketakutan. Namun dia hanya menampakkan dirinya kepada saya, sehingga saya harus menjerit-jerit ketakutan”, ujar seorang wanita muda kepada keluarganya.

Sekitar tiga bulan lebih arwah itu bergentanyangan di perkampungan. Hingga suatu hari seseorang mendatangi rumah ibunda Lela sambil meminta maaf. Lelaki itu mengaku dialah yang ketika Lela hidup, sering mengirimkan ifrit untuk menakut-nakuti Lela.

“Semua yang dia lakukan karena dendam kepada Lela dan Leman. Sebab ada sanak saudara lelaki itu yang menaruh hati kepala Lela, namun ditolak, karena Lela lebih mencintai Leman”, kata keluarga Lela.

Semenjak pengakuan itu, Ibunda Lela meminta bantuan ahli ruqyah untuk melakukan prosesi gaib, agar Lela tidak lagi bergentanyangan. Setelah prosesi itu selesai, sampai kini arwah itu tidak pernah lagi terlihat di seputaran desa. Kecuali pada malam-malam tertentu dia pulang ke rumah untuk menjenguk anaknya.

close