Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

SHOLAWAT SENJATA PAMUNGKAS


JEJAKMISTERI - Malam mengasingkan diri dengan bersunyi, kegelapan adalah baju jirah abadi yang senantiasa menyelimuti, kasak kusuk kebohongan, kemurkaan serta nafsu mengisi setiap lorong dan ruang-ruangnya ketika dia hadir dibumi ini. Penggangu-penggangu nyata bertampang ilusi senantiasa menampakkan diri dalam bersunyi, menggoda dengan keresahan, ketakutan, dan nafsu-nafsu terbilang menyesatkan.

Pada malam saat sang pengganggu datang, pada sunyi mereka menghampiri, menebar rasa takut, menyesatkan agar manusia mendapatkan rasa takut teramat sangat hingga tersesatkan jalan hidupnya, menjadikan ketakutan, lalu mengagungkan sebagai penguasa dan harus diberi sesembahan agar tak terbebani oleh rasa takutnya sendiri, hingga sang manusia melupakan rasa takut pada sang penciptanya.

Suatu malam sosok anak manusia (jono nama samaran) melihat fenomena penampakan sosok setan pocong dari seseorang yang baru meninggal (almarhum bakri bukan nama sebenarnya), sebenarnya setan pocong itu bukanlah orang yang meninggal tersebut, melainkan jin yang mengikuti si manusia itu selama dia masih hidup, hingga jin tersebut mengkloning dirinya sebagai manusia (almarhum bakri). Dia menampakkan diri pada hari ke 3 kematiannya, menampakkan diri pada orang-orang terdekat dan teman-teman sejawatnya, hingga membuat keresahan dan rasa ketakutan mendalam bagi mereka yang melihatnya.

Mendengar itu semua Jono berucap berapa kali doa agar diperlihatkan setan pocong tersebut, apakah benar adanya penampakan setan itu, seperti yang dikasak kusukan orang-orang sekitar bahwa orang yang sudah mati bisa menjadi setan pocong. Dan ternyata doa-doa Jono terkabulkan dia melihat penampakan setan pocong itu diujung jalan ditempat sedikit remang akan tetapi masih terlihat dengan jelas, udara semakin dingin, angin berhembus lembut meniup satu arah hingga bisa membangkitkan bulu kuduk, dan menimbulkan rasa takut yang luar biasa pada siapa saja yang melihat penampakan tersebut.

Jono mendekatkan diri dengan melangkah ke arah dimana setan pocong itu menampakan diri, diikuti angin yang masih meniup satu arah menggigilkan badan sebagai bentuk teror untuk menakuti, pandangannya lurus mengarah satu titik dimana setan pocong itu berdiri agar tak kehilangan arah gerak dari setan tersebut, sejarak 100 meter si pocong hilang akan tetapi pergerakannya dilihat oleh jono walau sangat tipis nan samar, dia bergerak mengarah rumahnya sendiri, Jono pun mengikuti dengan seksama. Setan itu pun menghilang dalam rumah tersebut, Jono menunggui didepan rumah dengan berusaha mengajak komunikasi untuk bertanya siapakah dia sebenarnya, apa maksud dari penampakannya.

Dia diam dan terus menghindar dengan berpindah pindah tempat, akan tetapi Jono dengan sabar terus mengikutinya walau dengan jarak tak lebih dari 100 meter, di depan sebuah rumah tua berpohon mangga Jono menghentikan langkahnya dia melihat sosok nenek (nenek Kunti) dipohon mangga menyapanya, Jono pun berucap salam, dan bertanya sedikit tentang pocong yang gentayangan di wilayahnya, nenek itu diam karena bukan wewenangnya dia mengatakan sebenarnya, akan tetapi dia menunjuk satu arah yaitu kuburan kampung tersebut.

Jono pun berlalu menuju ke pemakaman dengan terus menerus berSHOLAWAT NABI sepanjang jalan menuju makam, dia sudah tak menghiraukan kemana perginya sang pocong, yang jelas dia pasti pulang kepemakaman jelang subuh nanti, dan benar ada pocong tersebut bergerak kemakam untuk pulang, akan tetapi sebelumnya Jono sudah memberi tahu temannya agar jelang subuh nanti, dimana pak modin kampung yang biasa ke masjid sholat subuh untuk mengajaknya kepemakaman sebentar sebelum adzan subuh dikumandangkan.

Jono menunggu didalam makam tersebut dan waktu jelang subuh itu, pak modin, sugeng juga marno menunggu dipintu pemakaman, menunggu aba-aba dari Jono, si pocong pun terlihat masuk ke kuburan melalui jalan tembus kuburan tidak melalui pintu masuk dan Jono melihatnya, setelah mengetahui tempat bersemayamnya pocong tersebut Jono yang sejak dari tadi mengambil tanah kuburan segenggam dan terus bersholawat nabi untuk menutup pintu keluar masuknya si pocong tersebut dengan tanah kuburan tadi, agar supaya tak kembali lagi dalam penampakan di kampung itu.

Setelah menutup lubang persemayaman pocong tersebut, pak modin masuk dan membacakan doa-doa tahlil diikuti Jono,vsugeng dan Marno, setelah selesai Jono berkata kepada mereka "Insyaallah sudah tak menampakkan lagi."
Mereka pun bergegas bersama sama meninggalkan makam karena waktu subuh telah datang dan menunaikan sholat subuh berjama'ah bersama warga yang lainnya.
SEKIAN

close