Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PELET BELIBIS PUTIH


JEJAKMISTERI - Mungkin karena anak orang kaya dan serta memiliki wajah yang cantik, maka Sinta bersikap sombong dan congkak, terutama terhadap laki-laki berwajah jelek atau miskin. Tapi kalau punya wajah dan modal kuat maka alamat akan mudah mendekati Sinta. Dia paling suka diajak ke restoran mewah dan naik mobil mewah.

Tapi akibatnya juga riskan, sebab setelah lama memoroti si pria tersebut dia akan tancap gas menghindar. Karena sikapnya inilah banyak laki-laki yang kecewa.

Suatu ketika Sinta kena batunya. Suatu ketika dia pergi bersama saudaranya ke kota Ketapang. Jaraknya sekitar 40 jam dengan menggunakan jetvoil (sejenis Speedboat bermesin turbo) kalau naik motor air biasa ke Ketapang bisa ditempuh dengan waktu kurang lebih seminggu.

Sinta tiba di rumah saudaranya sepupunya (anak dari Tantenya) di Ketapang. Ternyata sikap sombongnya tidak hilang juga padahal di daerah Ketapang kekuatan ilmu gaib sangat terkenal, bahkan sampai ke tanah Jawa kemasyhuran aji pelet maupun santetnya.

Ulahnya itulah yang menyebabkan ia sekarat. Katanya ia bertemu dengan Imran, anak dari kalangan biasa, hanya sedikit memiliki wajah tampan.

Masalah kekayaan jauh dibanding Sinta. Konon menurut cerita Sinta pernah mencibir ke arah Imran saat pemuda itu mendekatinya setelah dua hari kenalan. Sinta mencibir karena menganggap Imran tak memiliki apa-apa untuk diandalkan memanjakan dirinya, jangankan mobil, motor pun tidak.

Sejak kejadian itu Imran hilang dan tak pernah lagi kelihatan di mata Sinta. Tapi empat hari menjelang hilangnya Imran, Sinta tiba-tiba berubah, ia lebih banyak merenung lebih-lebih saat senja temaram di laut pantai Ketapang yang indah dimana saat burung-burung belibis beterbangan menuju ke peraduannya di sekitar Pulau Kayung.

Kejadian seperti itu berlangsung sampai tiga hari. Dan Sinta seakan-akan tak mau pergi dari Ketapang. Ia selain merenung sendiri, ia juga terdengar bicara sendiri, yang disebutnya adalah nama Imran.

Beberapa orang pintar yang ditanya oleh tantenya mengatakan bahwa Sinta terkena semacam ilmu pelet ampuh yang sampai sekarang sulit ditangkal. Ilmu pelet keturunan yang dimiliki oleh keluarga tertentu yang sekarang sudah langka di Ketapang. Aji pelet itu bernama pelet Belibis Putih. Konon Belibis itu ditangkap saat terbang melintas senja. Belibis tersebut ditangkap dan dibawa menyelam lantas dipotong pada ba'da Isya. Darahnya ditadah dengan daun randu yang sedang berbuah.

IMRAN MENGAKUI PERBUATANNYA

Keluarga Sinta di Ketapang bingung, ia mencari tahu siapa yang melakukannya. Sampai akhirnya pada hari ketujuh Imran datang menemui Sinta dan menyatakan cintanya. Sinta yang memang sudah terkena pengaruh itu langsung memeluk Imran dan menangis sejadi-jadinya. Ia mengatakan bahwa ia juga sangat mencintai Imran.

Keluarga Tante Sinta akhirnya tahu siapa yang melakukan pelet tersebut. Mereka menunjuk Imran untuk membebaskan Sinta, tapi Imran sudah berjanji dan bersumpah bahwa ia akan memperistri Sinta, maka ia tak mau membebaskannya. Kalau dipaksa Imran akan bunuh diri, akibatnya Sinta akan gila seumur hidupnya, karena takut menghadapi masalah ini, akhirnya semua persoalan diberitahukan pada Bapak Sinta di Singkawang. Dan orang tua itu pun sebenarnya sudah bingung dengan sikap Sinta selama ini yang sombong, maka mereka merestui Imran menjadi suami anaknya dengan catatan Imran memelihara Sinta dengan baik dan menjadi menantu yang baik.

Imran berjanji. Maka Imran dan Sinta dinikahkan dengan pesta besar. Kini Imran sudah menjadi menantu yang baik dengan menjalankan usaha kapal ikan mertuanya di Singkawang. Mereka sudah punya dua anak perempuan yang lucu.

TATA CARA RITUAL

Kalau ingin mengamalkan ilmu ini harus sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. Caranya, cari Belibis putih yang sedang terbang, tangkap satu. Si penangkap harus berenang dan dibawa menyelam ke dalam air. Kemudian potong dan tampung darahnya diatas daun randu yang berbuah. Tulis nama korban dengan darah burung tersebut diatas potonya. Lalu baca mantra di bawah ini sebanyak tiga kali, pada kali ketiga usahakan dapat membayangkan wajah yang dituju.

Bismillah 3x
Anak Adam anak hawa,
Darah satu, bersumber ke hati
Maka bersatulah hatimu... (Sebut nama)
Dan hatiku.
Rindu dendam pada petang
Seperti Belibis putih pulang berbondong
Sepi senja sepi hatimu duhai putri si Hawa.

Bismillah kubaca
Para arwah bersaksi, jemput dan putarkan hati si (sebut nama) padaku.
Hari ketujuh satukan hati
Hati.. (nama korban) dan hatiku.
Berkat doa para penjaga alam gaib.

Setelah mantra di baca maka si pembuat tidak boleh menampakkan muka ke hadapan sang korban selama tiga hari, lalu pada hari ketujuh datang dan ajak dia menikah. Tidak boleh dipermainkan.
SELESAI

close