Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

JURAGAN PESUGIHAN (Part 4)


Rahasia Nestapa
JEJAKMISTERI - Selesai makan gue lihat tuyul yang tadi diikat sama ricky, sambil menyalakan sebatang rokok. Gue perhatikan tuyul itu baik-baik, sepertinya ada sesuatu dengannya. Si tuyul mulai komat-kamit seperti dukun merapalkan mantranya. Entah apa yang sedang dia perbuat. Ricky tak menghiraukan sikap tuyul tersebut sambil menenggak es teh yang dia pesan. Pagi-pagi gini minum es teh, sungguh aneh si Ricky ini. “Biaarin gak bakal lepas tuh setan, aman fan” jawabnya sambil mmelanjutkan minum es teh.

Kepala Ricky menengok ke arah tuyul yang terikat tersebut dan berjalan pelan menghampirinya. Sambil menunduk dan mendekatkan mulutnya. Akhirnya dia curiga dengan kelakuan tuyul yang komat-kamit terus. Seperti hendak memanggil tuannya.

“Eh... lo mau panggil juragan lo apa?” tanya ricky.

Dengan terbatah-batah si tuyul menjawab “Ehhh... iya... iya... bos”.

“Setan ini bener-bener harus dikasih pelajaran” gumam Ricky.

“Eh... Juragan Lo siapa? Dimana?” tanya ricky dengan suara keras dan tatapan marah.

“Di daerah pegunungan bos, di ujung bos!” sahut si tuyul sambil menunjukkan ke arah selatan.

“Dimana cokkkk... jangan muter-muter kalo ditanya setan?” bentak Ricky.

Dengan Muka jengkel Ricky berjalan meninggalkan tuyul yang sedang terikat menuju ke warung sebentar untuk membayar makanan dan minuman dengan uang hasil palakan. Gue duduk dan hanya menikmati rokok sambil ngeliatin tingkah Ricky yang lucu kalau marah sama setan, ya sambil senyum-senyum kenyang dan habis ini bisa tidur nyenyak! Sehabis bayar makanan, gue dan ricky nyamperin lagi tuyul laknat. Ricky dengan tatapan marah dan melotot ke arah tuyul itu...

“Jawab apa gak setan?????” bentak ricky lebih keras lagi.

“Diselatan pulau ini pak bosssss” kata tuyul dengan tergagap dan ketakutan. “Uwes ga usah kakean cocot raimu cok !!! tak obong ae kesuen jawabe koen, garai mengkel tok isine raiumu!!!” (sudah tidak usah banyak bacot, mukamu cok aku bakar saja kelamaan jawabnya kamu, buat kesel saja intinya mukamu) kata ricky sudah sangat marah yang siap membakar tuyul tersebut!

“Jangan bos… jangan booosss….” rintih si tuyul dengan muka pucat, memelas dan mulai menangis.

Si tuyul pun mulai bercerita panjang lebar. Menurut pengakuannya dia berasal dari selatan propinsi ini di kabupeten ****, Kec. **** di desa **** arah ke gunung dekat dengan laut. Dia terlihat pasrah dengan nasibnya dan kelihatannya tidak berbohong. Mendengar cerita tersebut Ricky kembali bertanya.

“Lha gitu jawabnya dari tadi kan enak ngomong gak usah muter-muter kayak kipas angin ae…. Setan, anj***ng“ jawab Ricky dengan nada emosi yang mulai melandai.

“Aku bukan setan Anj***ing bossss... aku tuyul bosss...!!!,” kata tuyul ingin membenarkan perbedaan dia dengan setan dan anj***ing.

“Wes eroh aku, jiancokkkk nak koe iku tuyul!!! iku mau kelakuanmu seng koyok anj***ing cokkk, kon nak jek mbanggel tak sapu pisan yo!!!!” (Sudah tau aku, jiancokkk kalau kamu iku tuyul !!! itu tadi kelakuamu yang kayak anj***ng cokk, kamu kalau bawel tak bakar sekalian ya) bentak ricky dengan keras mulai emosi lagi.

“Sabar Rick tuyul itu ga pernah makan bangku sekolahan... makanya Sukanya ngeyel kayak lo” canda gue untuk menurunkan emosi Ricky.

“Uasemmmm raimu Fan….” jawab Ricky.

“Sudah gimana enaknya ini Fan, tuyul ini mau diapakan? Jelas yang bawa dia kemari tadi sudah kabur?” tanya Ricky.
“Bawa ke rumah lo saja Rick, rumah lo kan kosong?” pinta gue.

“Emmm masuk juga saran lo fan, ayok kita masukin botol saja ni bocah.” cerocos Ricky.

Kami berdua mulai persiapan untuk memasukkan si tuyul kedalam botol. Gue ambil botol bekas air minum dari dalam warkop. Ricky sudah bersiap-siap...

“Fan... mana botolnya?” tanya Ricky.

“Sabar Rick... ini botolnya” sahut gue.

Wuuuuuusssshhhhh...

Setelah ricky dan dan gue sedikit ritual, akhirnya kami berhasil memasukkan tuyul tersebut ke botol A*** bekas dengan menempel segel ghaib tentunya. Dengan demikian si tuyul sudah tidak bisa apa-apa dan yang penting tidak akan kabur. Tapi ada satu yang mengganjal di pikiran gue, tuyul ini mau diapain.

“Ayok fan kita langsung pulang, kita urus tuyul ini dirumah saja, lagian gue sudah ngantuk nih, besok juga masih ada kuliah pagi” pinta ricky kepada gue. “Besok saja habis kuliah rick kita tentuin lagi nasib tuyul ini” sahut gue.

“OK... sekarang pulang kerumah sendiri-sendiri saja.” Kata Ricky.

“Siiip... Lagian aku besok juga mau anter adek sekolah dulu” jawab gue sambil menguap karena menahan kantuk.

Tak lama, kami berdua beranjak dari warkop tersebut untuk pulang. Ricky mengambil botol bekas air minum yang berisi tuyul dan menaruhnya kedalam tas. Gue berjalan dibelakang Ricky. Dia mulai menyalakan motor bututnya...

Gleeekkk... Gleeekkk....

Motor tak mau menyala. Gue juga heran, dari tadi motor tidak bermasalah tapi sekarang tiba-tiba ngadat.

“Kenapa Rick?” tanya gue.

“Coook... pasti tuyul kurang ajar ini bikin ulah” sahut Ricky.

Kemudian ngambil botol yang ada dalam tasnya dan komat-kamit sebentar. Setelah itu motor mulai dinyalakan, alhamdulillah bisa nyala dan kami pun pergi meninggalkan pasar krempyeng.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya

close