JURAGAN PESUGIHAN (Part 3)

Petaka Tangan Jahil
JEJAKMISTERI - Seiring dengan hisapan terakhir rokok di tangan Ricky, akhirnya mata ini terpengaruh juga dan mulai memperhatikan gerak-gerik anak kecil yang sedang berjalan menuju kerumunan para pedagang. Ternyata, apa yang menjadi kekhawatiran gue mulai menampakkan kebenarannya. Anak kecil aneh itu berjalan mengendap-endap ke lapak pedagang ikan dipinggir jalan. Anak gundul tanpa baju itu pun pelan tapi pasti berjalan menuju ke arah belakang pedagang. Dia mulai berjalan mendekati pedagang tersebut dari arah belakang, santai tanpa ada kekhawatiran sedikitpun. Lama-kelamaan ricky sama gue saling bertatap mata! saling memainkan kode curiga. Akhirnya kami seakan sudah sama-sama mengerti ada hal yang aneh disekitaran pasar ini. “Lho opo iku Rick? (lho apa itu Rick?)” tanya gue pelan.
“Lhoooh tuyul iku cukkk…. tuyullll… tuyul menengo disek (Lhoooh tuyul iku cukkk….tuyullll…tuyul… diam dulu)” jawab gue setengah kaget dan menunjuk ke arah tuyul tersebut. Gue minta Ricky untuk mengikuti gerak-gerik anak kecil tersebut. Gue akan mengawasi dari warkop saja, karena gak tega dan sedikit takut, kilah gue!. Ricky keluar dari warkop mulai mengawasi dan mengikuti gerak-gerik anak kecil itu. Terus mengawasi dan tidak mau kehilangan mangsanya.
Ricky berjalan pelan-pelan mendekati tuyul itu, untuk memastikan apa yang dilakukaknnya. Ternyata tuyul itu sedang mengambil satu lembar uang kertas dari tempat penyimpanan uang yang diletakkan di bawah dagangan. Tanpa ada hambatan sedikitpun, tuyul itu tersenyum sambil membawa hasil operasinya. Pedagang ikan yang menjadi korban tidak menaruh curiga sedikitpun terhadap apa yang sedang terjadi pada dirinya. Setelah memastikan kelakuan anak ituRicky kembali mengampiri gue yang ada di warkop.
“Fan tuyul itu lagi operasi, dia ambil uangnya pedagang ikan yang diujung seberang jalan tuh.” Jelas Ricky.
“Looh... iya ta?” tanya gue memastikan.
“Gue liat dengan mata kepalaku sendiri fan, Asli itu cuk!” Sahut Ricky.
Gue langsung mengarahkan perhatian ke arah tuyul yang lagi operasi. Dia masih berada di dekat pedagang ikan yang jadi korbannya. Memang benar perkataan Ricky. Rickypun tidak sabar dengan kejadian itu. Dia meminta gue untuk tetap duduk di warkop sedangkan Ricky akan menangkap tuyul sialan itu. Siapa tahu uang yang dia dapet belum dikasihkan tuannya, hingga kita bisa palakin sekalian, mumpung lagi bokek. Gue berdua emang lagi bokek banget, beli makan sepiring berduapun tidak bisa. Tapi gue belum setuju dengan rencana Ricky. “Anj***g lo Rick... tuyul dipalakin, dasar gila!!!!” kata gue.
“BEBAAASSSS, biar tau rasa tuh tuyul sama tuannya” kata Ricky sambil berjalan ninggalin gue sendirian. Ricky kembali lagi menuju pedagang ikan seakan-akan mau beli ikan. Tidak lama kemudian mataku melihat dari jauh samar-samar ricky beneran menyeret sosok tuyul itu ke tempat kami. Ricky langsung mengikat tuyul itu di samping tempat duduk kami tentunya dengan tali ghoib yang ia miliki. Tali ghaib tak kasat mata yang hanya bisa diikatkan kepada makhluk tak kasat mata.
Anj*ng lu rick, mau lu apain sih bawa gituan? Tanya gue. Diem cuuukkkk, kita juga lagi kere kan kata ricky sambil ngikat tuyul.
“Mau lo palakin bener tuh tuyul rick!!!! edan lo, bener-bener ngawur lo cooookkkkk” tanya gue agak keras ke Ricky.
“Eh, lu mana duitnya bagi sini!” bentak ricky pada tuyul.
“Ga.... ga... ada bos” Jawab bohongnya si tuyul!
“Kalau lu pengen hidup, serahin uang tadi ato lu kubakar disini, pilih mana?” ancam ricky!!!
“Jangan bos… jangan bos!!!! Ampun bos” teriak tuyul itu ketakutan.
Terlihat dari jauh pemilik tuyul tersebut berdiri celingak celinguk dan jalan mondar mandir mencari tuyul tersebut. Seketika tahu gue dan ricky, sosok pria itu dengan langkah cepat melarikan diri entah kemana. Gue berfikir mungkin pria itu takut katahuan, karena jika warga pasar tahu hal ini mereka pasti akan dimassa satu pasar.
Pada saat ketakutan karena diancam “dibakar”!
“Endi duite? kon jupuk neng endi duit iku mau cok?” (mana uangnya? Kamu ambil dari mana uang itu cok?) tanya ricky dengan nada tinggi.
“Ampun bos… ampun bos… ampun bos, aku mau jupuk neg wong dodol pindang!!!” (aku tadi ambil di pedagang ikan pindang) jawab tuyul dengan ketakutan.
Akhirnya tangan si tuyul itu nyerahin uang selembar 100 ribuan ke ricky dengan ketakutan dan gemetar tagannya. Gua dari dekat samar-samar keliatan lama-lama uang itu menunjukkan wujud aslinya sama seperti uang yang kita pegang. Gua kaget karena baru seumur-umur baru sekarang tahu uang dari tuyul bener-bener ada dan melihat dengan mata kepalaku sendiri. “Gila lu rick, asli gila lu, masak pencuri lo palak?” kataku sambil geleng-geleng kepala. “Ah bodo amat, yang penting uang ini bisa buat makan lagian sudah lapar banget gue, kata ricky. Lo lapar ga?” tanyanya kepada gue.
Kemudian ricky memesan 2 porsi pecel ke warung sebelah, hati merasa senang saat itu karena dapat uang untuk beli makan. Di sela kita makan, “ngene jenenge preman malak setan ojok malak wong susah ae (begini Namanya preman malak setan jangan orang susah saja yang dipalak) candanya dengan senyum”… kita makan dengan lahap waktu itu, maklum lagi lapar berat soalnya gua saja nambah 1 porsi lagi.
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya