Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

WARISAN ILMU DARI MBAH BUYUT (Part 14) - Rendahnya Jomblo


JEJAKMISTERI - Aku sudah punya hp, juga sudah ada sedikit simpanan uang. Jadi aku memutuskan untuk kost. Alasannya? Yah.. supaya enak aja kalau lagi pengin libur... ahaha. Masa libur kok di gudang terus... ga enak lah. Yang lain kerja aku malah nyantai...

Tapi karena bukan kota pelajar, walaupun ada dua universitas di kota ini, maka susah juga mencari kost. Tapi keuntungannya, biaya kostnya masih murah. Aku mendapat kost yang agak jauh juga dari gudang. 10 menit perjalanan.. kalau jalan kaki... Dan aku emang harus jalan kaki karena belum punya kendaraan sendiri. Kostku sendiri, bukan seperti tempat kost pada umumnya. Itu adalah rumah pribadi dengan kamar yang lebih saja. Jadi disewakan tuh kamar. Beruntung aku dapat kamar di depan, yang punya pintu sendiri keluar rumah. Jadi seandainya aku pulang larut malam, ga perlu ganggu penghuni lain untuk membukakan pintu. Ada 2 penghuni lain yang juga kost di situ. Aku belum kenal dengan mereka, karena kami jarang ketemu. Sibuk dengan urusan masing-masing. Sementara, aku sendiri, tiap pulang kerja lebih suka ngendon di kamar, dan setelah maghrib, langsung cuss... jalan-jalan di pusat pertokoan. Ga beli apa-apa sih... Paling kalau laper, beli makan. Tujuan utama sih buat cuci mata... Karena sering nongkrong, lama-lama aku kenal juga dengan penjual-penjual makanan yang membuka lapaknya di sepanjang jalan itu. Lumayan lah, kadang dapat kopi atau gorengan gratis... hehe. Aku lebih suka nongkrong di dekat sebuah hotel... karena ramai dan banyak yang keluar masuk hotel itu. Rata-rata sih sopir box antar kota. Tapi yang jadi perhatianku adalah, masuknya beberapa wanita dengan pakaian seksi dan dandanan yang aduhai... Namanya juga cuci mata... ahahaha.

Seneng juga lihat pelayan-pelayan toko yang pulang saat toko sudah tutup. Lagi enak-enak lihat yang bening, eh... udah dijemput aja sama sekuritinya (pacar atau suami) Ga papa... besok bisa lihat lagi.. hehe. Yah, beginilah nasib jomblo yang haus kasih sayang... Sukanya lihat cewe cantik tapi ga berani deketin... Kesian...!!!!

"Bis, lagi ngapain disini?" sebuah suara mengagetkanku.

Aku menoleh ke sumber suara. Bajirut... ternyata Bejo lagi... Bejo lagi...

"Kamu Jo... Biasa, cuci mata, liat yang bening-bening. Lha kamu ngapain di sini? Cari selingkuhan?" tanyaku

"Selingkuhan gundhulmu... Ini, disuruh mbakyumu (sebutan Bejo buat istrinya, mbak Yem) buat jemput si Kandhi!"

"Lah... udah kerja aja tuh bocah.. Kerja di mana?"

"Tuh... di toko itu...!" katanya sambil menunjuk sebuah toko yang barusan tutup.

"Oh... Di situ ya? Kok aku belum pernah ketemu ya?"

"Baru 3 hari ini kok dia kerja... mungkin kamu pas ga ke sini, jadi ga ketemu!"

"Iya juga ya? Tiap malem kamu jemput dia?"

"Iyalah... mau disuruh naik angkot, mana ada jam segini. Kamu beli motor gih, biar bisa anterin dia...!"

"Ogah... emang aku tukang ojek!" sahutku.

"Kalau dari tampang sih, cukup memenuhi persyaratan kok, jadi tukang ojek... huahahaha!"

"Asem.. emang tampang tukang ojek itu kek gimana?"

"Ya kayak kamu itu... hahahaha!"

Njirrr... kena lagi deh...

"Lama nunggunya ya mas?" sebuah suara merdu memaksaku menoleh.

Nampak Srikandhi berdiri di sampingku, dan ketika dia melihatku..

"Lho... ini kan mas Bisma ya?" tanyanya.

"Iya, itu Bisma...!" jawab Bejo.

Main serobot aja nih orang...

"Hei Kandhi... kamu dah kerja ya?"

"Iya mas... baru 3 hari kok..,! Mas Bisma ngapain di sini? Nunggu cewenya ya?" tanya Kandhi.

Aku bengong... bingung mau jawab apa..

"Dia tuh gabut, trus jalan-jalan di sini. Maklum, jomblo akut dia itu...!" jawab Bejo.

Makasih Jo... udah bantuin jawab, walaupun terasa banget nada ejekan di situ...

"Oh.. belum punya pasangan ya mas? Jangan sedih mas, pasti nanti juga ada yang mau...!" kata Kandhi sambil tersenyum.

Miris guess... denger kata-kata "nanti juga ada yang mau" sebegitu parahnyakah wajah atau bodyku? 

Huh... tapi yang namanya cowo mesti tegar. Diejek sehebat apapun, harus tegar... pantang menyerah. Tetap berusaha meskipun 10 kali mencoba, 11 kali gagal. Anggap saja kegagalan itu adalah sukses yang ga jadi.. habis perkara... ya toh???

"Iya, semoga ada yang mau...!" sahutku sambil beranjak pergi meninggalkan mereka.

Terserah apa kata mereka, tapi aku yakin, suatu saat nanti, aku akan bertemu dengan jodohku. Kalau di dunia tak dapat, mungkin di akhirat. Toh seperti kata pepatah jawa...

"urip neng ndonya iku mung mampir ngombe!!" (hidup di dunia itu cuman seperti orang yang mampir buat minum a.k.a. sementara). Jadi ga perlu terlalu dirisaukan...

Aku bisa saja mengucapkan kata-kata itu, sekedar untuk menenteramkan perasaanku. Tapi dalam hati, tetep aja ngenes bro...!!!

Sejak malam itu pula, kegiatan nongkrongku di pecinan berhenti total. Lebih baik ngerem di kamar sambil mainan hp..

Life must go on... hidup harus terus berjalan. Dengan keyakinan bahwa aku ini bagus (ganteng). Setidaknya, itu kata ibuku. Satu-satunya wanita yang bilang kalau aku ganteng.... paling ganteng malah...

Dasarnya memang aku ini orang ndableg (ga pedulian), baru kemarin disinggung oleh kata-kata Kandhi, sekarang aku dah lupa. Tapi aku masih belum mau main ke rumah Bejo. Masih lebih suka berdiam diri di kamar... emmm... sambil lihat pict cewe-cewe cantik dan membayangkan andai mereka mau jadi pacarku...

Dan setiap malam, mbah Buyut masih datang untuk membantuku meningkatkan kemampuan yang sebenarnya aku ga tahu apa gunanya. Tapi tak apalah... malah bisa untuk mengalihkan pikiranku dari hal-hal negatif. Sebulan berlalu, dan mbah Buyut mengatakan, aku hanya butuh latihan rutin agar ilmu yang ada di diriku bisa makin berkembang. Aku juga harus rutin meditasi untuk mempercepat konsentrasi dan penyatuan rasa dan karsa. Dan dengan rutinitas baru setiap malam, aku jadi bisa mengenyahkan rasa sedihku karena masih sendiri. Aku sibuk dengan latihan-latihan yang sebenarnya sebuah pelarian dari masalah hidup. Aku terlalu takut menghadapi kenyataan yang ada, sehingga aku menyibukkan diri. Kalau siang kerja, kalau malam latihan. Begitu terus... Sangat jarang aku keluar kost, kecuali untuk beli makan atau keperluan penting lainnya.

Hp? Ga ada yang menghubungi, karena memang aku ga punya kontak siapa-siapa. Bahkan aku belum menyimpan kontaknya Bejo... Biarin lah..!!!

Aku sudah mulai kenal dengan kedua penghuni lainnya. Yang satu bernama Indra, seorang mahasiswa tingkat akhir. Yang kedua bernama Ardi, seorang pekerja restoran. Semua masih bujangan... dalam artian belum beristri, tapi bukan jomblo. Saat malam minggu mereka ngapel, aku juga ngepel kamar... Miris.... Tapi inilah kenyataan yang harus kuhadapi. Kuterima saja dengan ikhlas... mungkin ini yang terbaik untukku...

Hingga ada sebuah kejadian yang akan merubah hidupku... Merubah segalanya... kecuali takdirku... Kejadian apakah itu?

Saat itu aku sedang bengong di depan kamar kostku. Biasalah ngopi dan menikmati asap beracun nikotin... Saat itu ada motor berhenti di depan kostku.. Seorang cowo turun dan bertanya padaku...

"Mas... bener ini tempat kostnya Indra?"

"Bener mas... mas mau ketemu Indra?" tanyaku balik.

"Iya mas... bisa minta tolong dipanggilkan?" tanyanya.

"Siap mas... tunggu sebentar..!" kataku sambil masuk ke dalam kostan dan memanggil Indra.

Aku keluar bersama Indra, menjumpai cowo itu.

"Hei.. Gus. Ada apa nih?" tanya Indra.

"Ugh...gawat Ndra... Si Dina cewemu kesurupan di kampus?" kata temennya Indra.

"Hah... beneran? Ngapain dia di kampus sore-sore gini?"

"Nemuin dosen katanya, buat bimbingan...!"

"Ya udah, yuk kita langsung ke sana...!" ucap Indra.

Indra segera masuk mengambil jaket dan helm, lalu naik ke motornya.

"Eh.. Ndra, aku boleh ikut ga? Siapa tahu bisa bantu-bantu!" tanyaku.

Indra menatap temennya itu...

"Ajak saja Ndra, semakin banyak pertolongan semakin baik."

"Ayo deh Bis... naik...!"

Aku segera naik ke boncengan motor Indra. Kami segera memacu motor menuju kampus. Indra nampak sangat cemas, karena cewenya yang kesurupan. Motornya melaju dengan sangat cepat... ugal-ugalan. Aku yang sport jantung di belakangnya. Aku menghela nafas lega saat kami dengan selamat sampai di kampusnya. Oh... gini toh kampusnya Indra. Guedhe banget yak?

Indra langsung lari ke dalam kampus. Aku mengikutinya dari belakang. Nastiti melayang di sampingku. Harum bunga kanthil menyeruak masuk ke hidungku, memberi efek menenangkan buatku. Kami sampai di aula kampus itu.. dan sudah banyak orang di sana. Aku melihat seorang cewe yang sedang dipegangi oleh 3 orang sekurity. Cewe itu berontak, dan ketiga sekurity itu terpental kesana kemari. Kuat juga tuh cewe... pikirku. Ada aura hitam menyelimuti tubuh cewe itu.

"Din... Dina... sadar Din...!" seru Indra menghampiri cewe itu.

Indra mencoba memegang lengan cewe itu, namun sekali kibas, Indra terpental juga. Tapi Indra segera bangun dan memeluk cewe itu dari belakang... ugh... bikin pengin aja deh...

Tapi sekali lagi, Indra tak mampu menahan amukan Dina. Kembali Indra terpental... Lalu muncullah kyai Jambrong... eh... salah. Itu kan trit yang lalu...? Hehehe

Dina yang sedang kesurupan menunjuk padaku... ah... bukan... dia menunjuk ke arah Nastiti. Sambil menunjuk, Dina menggeram marah... Nastiti bersembunyi di belakangku... Duh... kenapa nih? Kok malah sembunyi? Masa Nastiti takut sama yang merasuki Dina?

"Bukan takut mas, tapi ini buat latihan mas Bisma mengobati orang kesurupan...!" bisik Nastiti di telingaku.

Hadeehhh... Latihan katanya... Nanti deh, kalau memang dibutuhkan aku akan membantu semampuku, begitu pikirku. Tapi....

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close