Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

WARISAN ILMU DARI MBAH BUYUT (Part 16) - Tamu Tak Diundang


JEJAKMISTERI - TRINGG...
Hpku berbunyi, menandakan ada pesan masuk. Ah... paling operator... pikirku, aku kan belum punya kontak selain Bejo. Masa Bejo sms? Biasanya dia langsung nelpon kok.
Biarin aja deh...

Dengan malas, aku kembali berbaring di kasur, meraih buku komik yang kudapat di gudang. Enakan baca buku komik, daripada baca komik online...

TRINGGG...

Hp berbunyi lagi.. masih aku cuekin aja...

"Mas.. itu bunyi...!" kata Nastiti.

"Ah... paling operator Nas...!" ujarku.

"Operator sih apa mas?"

"Emmm... susah jelasinnya Nas... bingung...!"

Nastiti hanya mengangguk dan tak bertanya lagi. Aku kembali menatap komik yang kubaca...

Telolet.. telolet..

Nah ini nada panggil... Aku beranjak dan mengambil hp. Baru mau diangkat... sudah dimatikan. Siapa sih yang iseng...???? Aku membuka sms masuk... bukan dari operator ternyata. Dari nomer yang ga ada di kontak... Ya iyalah ga ada... kontak cuman isi nomerku dan nomer bejo kok...

Pesan 1: "Ga main ke sini mas? Ditanyain Dania sama Rania nih ..!"

Nomer siapa lagi ini? Kok tahu tentang Dania dan Rania, duo bocil kesayanganku?

Pesan 2: "Mas... kok ga dijawab..? Masih marah sama aku ya?"

Clue semakin banyak. Ini pasti Kandhi... si karung itu....!!!

"Ini nomer siapa ya? Tahu nomerku dari siapa?" Aku balas sms itu.

Srett... terkirim....

Tringg....

"Ini aku mas... Kandhi. Simpan nomerku ya mas?" katanya.

"Ga mau... Kalau entar malem keluar di togel, bakal aku simpen..!" jawabku ngaco.

"Masss....!!! Suka masang togel ya?"

"Enggak...!!!"

"Bohong...!"

"Ga percaya ya udah. Aku mau tidur..!!"

"Hei... masa jam segini tidur sih...?"

"Mumpung libur... Udah ah... mau tidur dulu. Bye...!"

Walaupun aku sudah memaafkan Kandhi, tapi bagaimanapun masih ada sedikit rasa jengkel padanya. Maka aku mematikan hp, agar ritual tidurku tak terganggu.

Tapi, karena sudah terlanjur bangun, malah ga bisa tidur lagi... Mau baca komik lagi, udah habis aku baca. Jadi, yah... buat kopi aja deh.. sambil ngudut dalam kamar...

Saat tengah asik menikmati kopi dan merokok di pintu kamar, ada suara motor masuk kost. Aku pikir si Indra, jadi ya aku diemin aja... lagi pewe nih...!!!

"Hmm... ngerokok terus... Kapan dapat cewe kalau ga usaha...???" sebuah suara cewe mengagetkanku

"Eh... kamu ngapain kemari?" tanyaku saat melihat siapa yang datang.

"Kenapa hp mas dimatiin?" tanyanya tanpa menjawab pertanyaanku.

"Habis batre.. lupa ngecas...!" ujarku, sambil kembali menikmati asap rokokku.

"Bisa kebetulan gitu? Lagi aku chat trus habis gitu? Atau mas emang masih marah padaku?" suara itu seperti senapan otomatis yang memberondongkan pelurunya. Membuat kepalaku mendadak pening...

"Kalau memang iya kenapa?" sentakku.

Huh... aku paling sebel pada cewe yang cerewet...!

Suasana jadi hening, aku masih menikmati asap nikotin itu Perlahan, telingaku mendengar suara isak tangis lirih... Aku berpaling... Kandhi dengan masih berdiri sambil menundukkan kepalanya, nampak sedang terisak. Hhh... cewe... bisanya nangis dan nangis...

"Hei... ga perlu nangis seperti itu. Maaf kalau aku sudah bentak kamu tadi...!" ujarku

"Hiks... ternyata mas belum maafin aku... hiks. Aku pulang dulu..hiks...!" ujarnya sambil berbalik.

Hei, dia lagi nangis... kalau sampai ada apa-apa di jalan gimana coba?

"Hei.. tunggu...!" ujarku.

Kandhi berhenti tanpa berpaling padaku. Aku menghampirinya, merengkuh bahunya, dan membawanya duduk di kursi teras.

"Tenangkan dulu hatimu. Jangan berkendara dalam keadaan seperti ini. Bisa berbahaya...!" ujarku, berlagak seperti polantas...

Kandhi hanya diam saja... Aku masuk kamar, membuatkan teh hangat untuknya

"Minumlah.. biar hatimu agak tenang...!" kataku.

"Hikz... ini dikasih obat tidur apa enggak... hiks...?" tanyanya.

Ya Allah... kenapa aku sampai dituduh sedemikian rupa? Apakah wajahku ini wajah kriminal, atau wajah mesum?

"Ngapain? Aku ga bakal ngasih kaya gitu buat kamu. Ga enaklah sama Bejo dan kakakmu...!" kataku.

Dengan perlahan, Kandhi meraih gelas itu dan mulai meminumnya...

"Pahitt....!" katanya.

"Gulanya habis.. kupakai buat bikin kopi tadi ..!" ujarku Dan emang itu kenyataannya...

"Mas .. !!"

"Hmmm...!"

"Kenapa sih, mas Bisma kayak benci banget sama aku?"

"Benci...? Enggak tuh...!"
"Tapi kenapa tadi bentak aku?" tanyanya. Tangisnya sudah mereda..

"Ah.. masih sedikit kesel sama kamu...!" jawabku terus terang. Katakan yang sejujurnya, walaupun itu pahit...!

"Mas belum bisa maafin aku?"

"Kan udah aku maafin...!"

"Kok masih kesel sama aku?"

"Begini ya Kandhi... Sama halnya kamu merobek kain, walaupun sudah kamu jahit, tetap ada bekasnya. Aku juga, walaupun sudah memaafkanmu, tapi goresan itu masih belum sembuh sempurna..!" kataku sok tahu.

"Oh... begitu ya? Sekali lagi maafin aku ya mas, aku udah menggores hatimu..!" katanya sendu.

"Sama-sama. Maafkan aku juga karena sudah bentak kamu tadi. Kami pasti juga terluka...!"

"Iya mas.. ga papa. Kalau begitu aku pulang dulu ya mas ..!"

"Beneran mau pulang? Ga mau ngobrol dulu?" godaku. Mendadak saja muncul sifat isengku.

"Ga mau ah... mas Bisma galak gitu kok...!"

"Ah...bsiapa bilang? Aku udah jinak lho...!" kataku.

"Hihihi... emang mas Bisma binatang, dah jinak?"
Mulai bisa tertawa dia...

"Hehe... anggap saja seperti itu. Gimana pekerjaan, lancar?" tanyaku sok care.

"Alhamdulillah mas, lancar...! Mas Bisma sendiri gimana?"

"Gimana apanya...?"

"Kerjaannya mas...!" mulai manyun tuh dia.

"Oh... alhamdulillah baik-baik saja. Gimana kabarnya DaRa?"

"Dara siapa mas?" tanyanya heran.

"Dania dan Rania....!"

"Oh... sehat mas, alhamdulillah. Heran deh.. kenapa mereka bisa lengket banget sama mas Bisma? Tiap hari nanyain terus. .!"

"Haha... mereka tahu kalau aku tuh ganteng.. jadi mereka lengket sama aku..!"

"Uh... ganteng kok masih jomblo aja mas....?" tanyanya sambil nyengir.

Lesung pipitnya bertengger dengan manja di pipi kanannya. Bikin tambah manis aja deh...

"Belum ketemu yang cocok aja. Lagipula jomblo itu pilihan kok.. bukan nasib. Aku masih jomblo karena emang memilih untuk jomblo...!"

Kandhi tersenyum sambil memandangku... matanya melebar. Ternyata matanya sangat indah...

"Eh... mas, tahu bajaj ga?"

"Tahu.. kenapa?"

"Bajaj itu sama kayak mas.. Pinter ngeles... hihihi...!"

Ah... kena dah dibully sama adiknya mbak Yem...

Sesosok bayangan hitam nampak berkelebat cepat. Mataku mengikuti gerak bayangan itu... Saat sampai di motornya Bejo yang dipakai Kandhi, sosok bayangan itu menghilang. Aku memberi isyarat pada Nastiti untuk mengecek motor itu. Jangan sampai jadi korban makhluk astral iseng, yang nantinya bisa membahayakan pengendaranya. Nastiti melesat cepat ke arah motor itu.

"Mas... lagi lihatin apa sih? Serius banget? Mas tersinggung dengan kata-kataku barusan?" tanya Kandhi dengan pandangan cemas.

"Eh... bukan kok. Aku lagi berkhayal aja....!" kataku ngeles.

Masa iya aku bilang ada makhluk astral ngerjain motornya? Sementara itu Nastiti menggebrak motor dengan keras. Sesosok bayangan hitam melesat keluar dari motor dan mencoba melarikan diri, tapi dihadang oleh Nastiti. Segera terjadi pertarungan antar mereka. Tapi kulihat Nastiti mampu menghadapi makhluk itu yang auranya tidak begitu kuat.

"Ngayal apa mas?" tanya Kandhi.

"Ahaha... mau tahu aja lho...!"

"Nah.. aku tahu, pasti mas lagi ngayal yang jorok nih...!" tebak Kandhi.

Ah elah... Kandhi... kamdhi... emangnya setiap cowo ngayal yang jorok? Ga juga kali... Malah cowo tuh kalau ngayal yang bersih-bersih. Ga ada joroknya sama sekali... Misalnya... ngayalin cewe yang bersih... ga pake baju... habis mandi.. kan bersih tuh... ga jorok...

"Enggak lah... masak ngayalin yang jorok. Kayak ga ada yang bersih aja...!" ujarku

ARGHHH...,!!!!

Aku menoleh ke arah suara itu. Sosok hitam itu sudah kalah oleh Nastiti... tubuh sosok itu berubah jadi asap dan hilang tertiup angin. Nastiti menoleh padaku dan mengacungkan jempol. Aku mengangguk. Lalu, Nastiti dengan indahnya nangkring di atas motor itu. Aku menoleh ke arah Kandhi lagi dan...

Ngookkkk...

Hidungku menyentuh pipi halus Kandhi.

"Eh.. maaf, ga sengaja. Sejak kapan kamu di sini?"

Kandhi menunduk dengan muka memerah...

"Aku.. aku... penasaran sama apa yang mas lihat, jadi aku mendekat dan memendang ke arah pandangan mas Bisma. Eh... ga tahunya...!" Kandhi tak meneruskan kata-katanya

"Duh... maaf ya Kandhi... Aku ga tahu kamu disitu tadi. Maafff... banget....!" kataku merasa bersalah, walaupun aku ga sengaja me-ngookk pipinya. (Bahasa macam apa ini???)

"Eh... ga...ga papa mas. Namanya juga ga sengaja kok..!"

"Kalau sengaja boleh...?" tanyaku iseng menggodanya.

Bukannya menjawab, Kandhi malah melotot memandangku. Kedua tangannya, memegang pinggang kiri kanan...

"Hmmm... Mas mulai nakal ya? Aku bilangin mbak Yem nanti...!" ancamnya.

Aku cuma nyengir ga tahu harus bilang apa. It's OK lah... yang penting udah dapat sebuah ngookk... ahaha.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close