Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 1) - Awal Dari Perjalanan Spiritualku

Assalamu'alaikum, wr, wb. Salam sejahtera, om swastiastu.

Cerita ini adalah cerita nyata pengalaman dari penulis akan tetapi tentu saja dalam penyampaiannya mungkin nantinya akan banyak gambaran-gambaran fiksi, hal itu dilakukan agar teman-teman bisa mensugestikan diri berada di tempat kejadian yang sebenarnya, dengan demikian pembaca dan penulis seolah berada di tempat yang sama dan seolah mengalaminya bersama sama sebagai pelaku bukan hanya sekedar pembaca cerita. 


AWAL DARI PERJALANAN SPIRITUALKU

JEJAKMISTERI - Malam itu seperti malam biasa sepulang kerja aku langsung mandi, sholat maghrib dan makan-makanan yang sudah disiapkan istriku, nonton tv bersama sambil main dengan anak yang masi lucu-lucunya.

Terdengar olehku suara orang-orang berbincang agak ramai, kutanya pada istriku,
"Kenapa ada banyak orang datang kerumah sebelah..?"

"Rumah sebelah lagi ada tamu katanya orang jauh dari kudus, mereka sedang melakukan aktifitas pengobatan alternatif ya gaib-gaib gitu.." Jawabnya.

lantas aku menjawab,
"Aku penasaran boleh aku lihat ke sebelah"

"Lihat aja tapi pulang jangan malam." jawab istriku.

Kemudian aku langsung ganti baju dan pergi kerumah sebelah, maklumlah waktu itu aku masih tinggal di perumnas jadi rumahnya berdempetan, aku tinggal membuka pagar samping dan langsung masuk kehalaman rumah tetangga sebelah.

Dengan rasa penasaran yang tinggi aku memperhatikan kegiatan pengobatan yang sedang berlangsung, selain tetanggaku aku melihat seorang lelaki dengan perawakan yang tidak begitu tinggi, berkulit hitam dan muka menampakan perwajahan orang jawa, ia berpakaian biasa saja hanya menggunakan kopyah, kokoh dan sarung jauh dari kesan pakaian seorang ahli di bidang keghaiban atau spiritual yang sering aku lihat di tv, kulihat beberapa kali orang itu berpapasan pandangan denganku, setiap berpapasan aku selalu meraskan ada semacam getaran dalam diriku, dadaku terasa panas, dan perasaanku cemas.

Dari jam 8 malam sampai jam 11 malam itu aku perhatikan berbagai macam orang datang minta bantuan pengobatan ada yang amandel, ada yang diikuti makhluk ghaib, ada yang meminta jimat dsb.

Setelah penerimaan tamu di tutup aku pun berniat pulang kerumahku, dan tiba-tiba dari dalam rumah itu ada suara seseorang memanggil namaku. Aku kenal itu suara tetanggaku dan aku langsung berbalik melihat kedalam "iya mang" jawabku, dia memang kupanggil mamang alias paman karena usianya terpaut jauh dariku, bisa dikatakan dia sebaya dengan adik bapakku. 

"Sini masuk dulu, cepat benar pulangnya" 

"Udah malam mang kali tamunya mau istirahat juga" jawabku.

"Justru itu mas ali  yang menyuruh kamu masuk dia ingin ngobrol" dia jawab lagi.

Kujawab "ooh.. iya mang.." Sambil mengucap salam lantas aku masuk dan kusalami orang yang di panggil tetanggaku Mas Ali tadi.

Aku duduk di kursi pas di hadapan orang tadi. Ia langsung bertanya kepadaku,
"Nama kamu siapa ? Asalnya dari mana?" langsung pertanyaannya bertubi-tubi seolah memang sudah dia persiapakan sedari tadi. Tapi ada pertanyaan yang tidak bisa kujawab saat itu, dia bertanya,
"Itu sinar kuning yang menyelimuti badan kamu, kamu dapat dari mana..?"

Sontak aku kaget sinar yang dimaksud sinar apa ya mas, saya gak ngerti maksudnya. Perasaan penasaran sudah mulai timbul di fikiranku. Terus dia bilang lagi,
"Dari tadi sambil melakukan pengobatan saya itu memperhatikan kamu, karena saya melihat dari badan kamu itu keluar sinar kuning seperti sinar emas" begitu katanya.

Lalu dia menjelaskan sedikit, "orang-orang yang badannya di selimuti sinar kuning itu biasanya mempunyai kemampuan supranatural atau spiritual, nah kamu sendiri pernah berguru atau keluaran pesantren, atau padepokan mana ?Sehingga mendapatkan aura kuning itu."

Lantas saya jawab,
"Saya ga ada guru mas, juga ga pernah mondok atau masuk padepokan."

Mendengar jawabanku mas Ali langsung diam dan seperti melakukan penerawangan gaib yang saya lihat di tv. saya pun cuman diam saja ga berani mengganggu konsentrasi dia. Selang beberapa menit Dia kembali bicara,
"Itu di belakang kamu ada dua sosok khodam wujudnya seorang kyai dan seorang nyai, apa kamu sering bertemu dengan mereka, ya dalam mimpi misalnya?"

Saya jawab, "kalo putrinya sih pernah sesekali ga sering sih, kalo Kyainya belom." 

"Nah sinar itu berasal dari mereka berdua, saya sudah komunikasi dengan mereka katanya, mereka itu adalah sepasang khodam mustika merah delima, dan mereka minta agar mereka di satukan dengan kamu, nanti setelah disatukan mustika merah delimanya akan di munculkan sebagai media atau tanda kalau mereka mengabdi keapada kamu, begitu katanya."

Aku makin bingung dengan penjelasan tersebut. Timbullah pertanyaan-pertanyaan yang harus aku tanyakan kepada mas ali. "mereka asalnya dari mana mas, terus tujuan mengikuti aku apa mas, terus kalau aku menerima mereka efeknya terhadap aku apa ?" Pertanyaan satu-satu. 

Kata mas ali, "nanti mereka yang akan jawab dan saya yang akan menyampaikan kepada kamu, istilah saya sebagai penerjemahnya karena kamu belum mampu berkomunikasi dengan mereka, ini jawaban mereka :
"Kami adalah khodam mustika merah delima yang dulunya dimiliki oleh Kakek dari ibumu, dahulunya kami membantu kakek buyutmu menjadi orang yang terpandang di masanya, dia seorang dukun besar di desa maras jambat akar seluma, hampir semua kegiatan pengobatan, pertarungan, dan sebagainya kamilah yang membantu kakekmu melakukannya."

Memang dulu ibuku, pernah cerita sedikit tentang kakek buyutku, meurut ceritanya kakek buyutku memang seorang aktivis spiritual di masanya. Singkat kata malam itu banyak pertanyaan dan informasi yang kudapat dari mas ali tentang masalah dunia pergaiban baik itu asal-ususl, hukumnya dalam agama, dan membongkar siapa sebenarnya sosok ghaib yang katanya selama ini sudah mengikutiku.. Oh ya mas ali adalah keturunan ke-9 dari sunan Kalijaga (raden sahid) dan istrinya adalah keturunan ke delapan sunan kudus dan menetap di kudus, di kampung-nya ia dikenal sebagai yai ali. Tidak banyak waktu kami ngobrol karena besoknya beliau sudah harus pulang ke kudus, pesan beliau nanti kalo sudah sampai di kudus dia akan menelpon aku kembali.

Selang tiga hari setelah pertemuan malam itu benar saja, mas ali menelponku, katanya aku di perintahkan untuk duduk dan puasa mutih selama tiga hari, saat kutanya tujuannya beliau tidak menjawab katanya dia tidak boleh menjelaskan kepadaku, ikuti saja nanti semua jawaban akan kamu dapat selama tiga hari itu, selama tiga hari itu aku harus berdzikir pada setiap malamnya, dan malam terakhir aku tidak boleh tertidur sampai terdengar suara adzan subuh, aku bingung dengan perintah tersebut karena harus dilakukan ditempat yang sepi, sedangkan dirumahku ada istri dan anakku yang masi sering nangis malam minta nyusu ke ibunya. Beruntungnya waktu itu istriku sedang libur panjang sekolah karena iya seorang guru. Jadi aku minta agar selama tiga malam mereka menginap di rumah mertuaku. Setelah kuceritakan maksudku istriku pun menuruti keinginanku.
Selama dua malam ritual zikirku tidak banyak penemuan yang kudapati, hanya ada perasaan merinding dan beberapa kali kelebatan bayangan saja. Pada sore hari yang ke tiga aku di telpon lagi, kataya malam ini aku harus siap-siap apapun yang terjadi dan dilihat jangan pernah berhenti berzikir apa lagi sampai lari, penasaran makin besar di benakku sedangkan untuk mendapatkan jawaban langsung tidak bisa karena mas ali tidak diperbolehkan menjelaskannya padaku.
 
Malam itu terasa agak aneh setelah berbuka aku ga boleh merokok dulu, harus tetap berada di sajadah sampai adzan isya tiba dan langsung mendirikan shalat isya setelah itu barulah boleh istirahat sebentar sekitar 25 menit kemudian lanjutkan lagi berzikirnya. Kira-kira jam 01:00 WIB. Suasana mistisnya sangat terasa, hembusan angin sayup, dari belakang dan depanku sangat terasa, kelebatan bayangan makin banyak kulihat, tubuhku terasa tebal merinding, kulitku serasa di tusuk-tusuk jarum, tiba-tiba pandanganku menjadi benar-benar gelap dan seketika aku merasa tubuhku ringan sangat ringan, tanpa kusadari kenapa sekarang suasana menjadi terang, aku ingat tadi aku berzikir dalam keadaan semua lampu di matikan dan gelap, aku kaget ternyata posisiku berada di atas plafon rumah dan melihat kebawah aku melihat aku sendiri yang sedang duduk diam tak bergerak sambil memegang tasbih, tapi tasbih itu tidak berjalan.

Masi dalam keadaan kebingungan dengan yang terjadi, aku lebih di bingungkan kenapa penglihatanku bisa menembus semua dinding tembok, aku melihat tetangga yang sedang tidur terlelap, dan penglihatan jauh yang lain. Sontak aku terkaget tiba-tiba dari sisi belakangku terdengar suara, "Assalamu'alaikum Anakku"
Reflek aku menjawab, "walaikum salam"
"Mari ikut kakek sebentar" itu perkataanya selanjutnya, dipegangnya tanganku dan tiba-tiba aku berada di lokasi yang berbentuk sebuah kampung yang suasana jaman dahulunya sangat ketara, aku berjalan mengikuti kakek tersebut, banyak orang melihatku mereka semua tersenyum tapi tidak bicara satu katakapun. Kemudian sampai di tengah-tengah desa kami berhenti di depan sebuah rumah panggung yang besar sekali, di awal tangga ada dua orang lelaki berdiri seperti sedang berjaga, mereka berpakaian seperti prajurit melayu, lantas kami naik kerumah tersebut di dalam rumah aku melihat hidangan makanan yang banyak sekali semua terhidang di lantai tidak di atas meja. Kemudian seorang laki-laki tua datang menyambut kami, lalu di susul pula dengan seorang perempuan yang berparas cantik dan sangat cantik dengan wajah tirus dan kulit putih kuning, bibirnya merah rapi, dan bermata bening, rambutnya terurai lurus lebih sebahu iya memakai kemben warna merah pink lelaki manapun yang melihat aku pastikan akan terpesona dengan kecantikannya, selintas seperti bidadari yang aku lihat di sinetron jaka tarub, berharap dia akan menyapaku tetapi ternyata tidak... hadeeh... disaat seperti ini pun ternyata fikiranku masi konyol.

Tanpa ada bicara mereka lalu berjalan mendahului kami untuk turun dari rumah  kamipun mengikutinya sampai di tepi sebuah sungai, kakek yang tadi menjemputku memberikan selembar kain putih, kemudian menunjuk kearah sungai, aku tau ini isyarat menyuruhku mandi. Aku turuti isyarat kakek itu. Setelah mandi aku dihampiri perempuan tadi dia menyodorkan seperangkat pakaian yang di taruh dalam nampan, tapi perempuan itu tidak mau melihatku dia hanya tersenyum sambil melihat kearah sungai. Aku pun langsung memakai pakain yang di berikan itu, ternyata itu pakaian adat melayu mirip sekali dengan pakaian seorang penganten laki-laki melayu. Untungnya baju, celana, dan ikat kepalanya semua pas di badanku. Dan kami pun kembali kerumah tadi.
Dari kejauhan rumah tadi sudah terlihat tapi kenapa di depan rumahnya banyak sekali yang berkumpul, dan suara gendang serunai yang bertubi-tubi, di tengah-tengahnya ada sebuah meja yang di atasnya ada sejenis nasi tumpeng warna kuning, dan dikelilingi dengan berbagai buah dan makanan yang di bungkus daun pisang. Yang saya heran kenapa semua orang yang ada semua tersenyum melihat kedatangan kami, setelah sampai di depan meja tersebut kami berhenti, aku melihat disekelilingku masyarakat desa semua berpakaian melayu laki-laki dan perempuannya semua bagus dan cantik-cantik. Aku melihat di atas rumah di terasnya berjejer orang-orang berpakaian aneh melihat kami, ada yang berpakaian serba hitam, ada yang berpakaian putih, ada yang berpakaian kuning memegang tongkat bambu kuning dan duduk di atas kursi yang terbuat dari bambu warna kuning, ada para putri-putri dan masih banyak lagi, tiba-tiba orang yang berpakaian kuning memberikan isyarat dengan lambaiyan tangan isyarat acara di mulai.
 
Kakek tadi yang ternyata adalah kakek buyutku, memberikan isyarat dengan perintah dia mengatakan, "anakku tunjukkan siapa dirimu, kamu adalah seorang laki-laki, maka haram bagimu untuk mundur dari medan pertempuran, tidak usah takut dan ragu gunakan semua yang kami titipkan sejak kau lahir, saat inilah kau bisa mengetahuinya dan di duniamu nanti pertarungan-pertarungan yang lebih dahsyat akan banyak kau temui, kau cukup berniat mintalah semua senjata, ilmu, ajian dengan yang maha kuasa insyaAllah yang kau inginkan akan kau dapatkan. Karena di dalam dirimu sudah ada semua inti mustika,ninti ajian, inti senjata, maka gunakanlah"

Di seberang meja sana aku melihat 7 orang lelaki berbadan kekar dan berpakaian hitam dalam hati aku bertanya, "merekakah yang akan menjadi lawanku" hmmmmm rasa gentar itu pasti ada.

Satu di antara 7 lelaki tersebut berdiri dan berjalan ketengah gelanggang aku pun bergerak maju pula, laki-laki ini tidak memakai senjata apapun jadi aku merasa agak tenang, pikirku, "yah paling nanti aku bonyok dipukulin dia." 

Sampai di tengah gelanggang kami bertemu dan bersalaman lalu kami mundur 3 langkah ke belakang, aku melihat laki-laki itu sudah memasang kuda-kuda dengan gaya silat melayu, sesuai kata kakekku tadi mintalah semua kepada Allah, aku pun memejamkan mata berdoa agar di berikan karomah kemampuan ilmu yang sama dengan lawanku. Sontak tangan dan badanku bergerak sendiri pertarunganpun terjadi yang semula aku tidak bisa apa disini aku menjadi seorang pendekar dunia persilatan, pertarungan dengan tangan kosong ini berlangsung lama jurus demi jurus sudah dikeluarkan sampai pada akhirnya aku mendapatkan sebuah celah untuk membuang serangan dan langsung memfokuskan pukulan tangan kananku kedada lawanku, dan benarlah laki-laki itu langsung berteriak dan tiba-tiba melompat keluar dari gelanggang, anehnya yang kulihat kenapa orang itu dari belakang terlihat seperti seeokor harimau belang sumatra dan langsung menghilang ke belakang rumah masuk ke hutan.

Belum sempat aku berfikir panjang tiba-tiba dua lelaki yang masi duduk di kursi tadi sudah bearada di hadapanku, tanpa banyak bicara mereka langsung menyerangku, keduanya memakai senjata berupa tombak dan cemeti, ada niat untuk berlari dari gelanggang tersebut tapi aku teringat pesan kakekku tadi, haram hukumnya berlari dari medan pertempuran, tanpa sempat berdoa aku langsung di serang bertubi-tubi tapi anehnya semua serangan itu bisa aku tepis dan sesekali melemparkan tendangan kearah mereka, aku berfikir tidak mungkin menang jika aku tidak mempunyai senjata, dan tiba-tiba kakiku menginjak sebuah benda keras, sempat kulihat ternyata itu adalah sebuah tongkat yang kepalanya berbentuk kepala burung garuda. Tanpa pikir aku langsung mengambil tongkat itu, setelah tongkat itu ada ditangan, aku merasakan hawa aneh dingin menyelubungi tangan sampai kebahuku, dan gerakanku seperti gerakan seekor burung elang yang sedang menari, loncat sana sini sambil mengelakkan serangan lawanku, benar saja satu lawanku telak terkena pukulan tongkatku langsung berteriak dan lari keluar gelanggang, belum lama aku juga mendapatkan sela untuk menyapu kaki lawan yang satunya lagi, ia terjatuh dan belakangnya kupukul dengan tongkatku kejadian serupapun terjadi, dia langsung berubah wujud menjadi seekor harimau sumatra dan melompat keluar gelanggang atau arena.
Belum lagi sempat aku mengambil nafas tiba-tiba keempat lelaki yang tersisa sudah mengepungku dengan posisi 2-1-2 berubi-tubi mereka menyerangku kali ini mereka semua bergerak seperti mengeluarkan jurus masing-masing ada yang bertingkah seperti macan, ada yang seperti monyet, ada yang seperti ular, dan satu lagi bertingkah seperti seekor belalang. Dalam hati aku menggerutu ini adalah pertarungan yang tidak adil 4 lawan 1, aku melihat ke arah kakekku dan dia hanya tersenyum, hanya dengan satu senjata tongkat mungkinkah aku bisa mengalahkan mereka? ya Allah berilah hamba tambahan kekuatan untuk bertarung disini ya Allah, itu do'aku dalam hati dan tiba-tiba belakangku seperti menyentuh bersandar pada seseorang, wangi ya.. bau wangi bunga yang tercium di hidungku, aku sempat menoleh tapi wajah yang bersandar padaku tidak bisa aku lihat karena wajah kami saling membelakangi, tapi dengan aroma wangi tersebut dia adalah seorang wanita, dan dalam fikiranku siapa dia dan dari warna pakaianya aku berharap itu wanita yang tadi mengikuti kami kesungai, agh... nantilah yang penting ini adalah jawaban do'a ku untuk memenangkan pertarungan ini.

Lama pertarungan terjadi sekarang 2 lawan 4, ya lumayan pikirku ada tambahan kekuatan, dengan senjata tongkatku dan wanita tadi bersenjatakan sebuah selendang, selendang itu menari kesana kemari memecut lawannya, dan akhirnya kamipun memenagkan pertarungan ini hal yang sama pun terjadi dengan lawan kami.
Aku baru bisa melihat wajah perempuan yang bertarung bersamaku, ternyata benarlah dia yang ada di dalam fikiranku. Setelah saling tatap sebentar perempuan itu langsung menarik tanganku kearah depan rumah, dan diikuti kakekku dari belakang.
Kemudian kami dipersilahkan naik kerumah tinggi tersebut, semua yang ada di situ tersenyum, berbisik sesama mereka ntah apa yang mereka bisikan akupun tak tahu, sampai di dalam rumah aku disuruh kakekku masuk kesebuah ruangan, dan anehnya hanya aku dan perempuan tadi yang namanyapun aku belum tahu di suruh masuk, sedikit terbayang hmmm... jangan-jangan ada tempat tidur di ruangan itu.

Setelah masuk ternyata di ruangan itu jauh dari yang kubayangkan di sana ada seperangkat sesajen tumpeng nasi kuning, bertutupkan seekor ayam, ada mangkuk pembakaran kemenyan, sarana makan sirih lengkap, kain putih dan lainnya. Tiba-tiba perempuan tadi membuka suara, "duduk di depan jambar dang" busyeet.... suaranya merdu dan manja sekali, aku turuti saja kata-kanya aku duduk bersila di depan tumpeng itu, aku menoleh ke belakang ternyata perempuan tadi pun sudah melakukan hal yang sama, dia bersilah dan matanya terpejam seperti sedang bersemedi, agh.... aku jadi bingung mau nagapain, dari tadi hanya ada perintah doang.. tidak ada kesempatan untuk bertanya, baiklah... aku juga melakukan hal yang sama. Yaitu bersemedi...!

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close