Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 2) - Pertemuan Dengan Panglima Sepu Sriwijaya


PERTEMUAN DENGAN PANGLIMA SEPUH SRIWIJAYA

JEJAKMISTERI - Aku tak tahu apa yang mesti aku baca waktu bersemedi, jadi aku berdoa saja agar minta di beri petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa "ya Allah hamba mohon diberikan petunjuk apa bila ini adalah kehendak Engkau maka aku terima karena Engkau, tapi jika ini bukan hal yang benar aku tidak terima karena engkau" belum lama habis kulafaskan do'a dan tiba-tiba badanku terasa dingin sekali, tubuhku bergetar berbagai fenomena yang kualami.

Aku beristighfar berulang-ulang, aku teringat dengan semua dosa-dosa yang pernah ku lakukan mulai dosa yang paling kecil sampai yang paling besar, saat mencuri mangga tetangga waktu kecil sampai dosa menzolimi orang lain waktu dewasa.
Aku tak kuasa menahan tangis penyesalan air mata mengucur deras tanpa kuasa kutahan, sungguh pemandangan yang menakutkan laksana melihat sebuah film layar tancap, dan pemeran antagonisnya adalah aku.

Yaa.. Allah begitu banyak dosa yang telah aku lakukan, begitu banyak orang yang telah aku zholimi, kalbuku terus beristigfar seiring dengan gejolak pengakuan dosaku. malu, takut, menyesal, merasa hina dan durhaka kepada sang Penciptaku rasa ini membuat dada sesak entah bagaimana aku memebus smua dosa ini. Sesaat aku merasa hening pandanganku gelap berputar-putar, perut terasa mual dan tiba-tiba buaarrrr.... hoaaakkk.. aku memuntahkan isi perutku, kulihat yang keluar cairan hitam bercampur darah, berbau yang sangat tidak sedap. Berkali-kali muntahan cairan itu keluar sampai terasa semua isi perutku sudah benar-bebar habis dan kosong.

Aku kembali memperbaiki duduk silaku, kali ini terasa sangat tenang, tubuhku terasa ringan, sesaat aku melihat titik cahaya di kejauhan, semakin lama semakin dekat kepada mataku cahaya putih di depanku, cahaya itu bulat sebesar bola pingpong semakin lama semakin besar dan akhirnya menjadi sebesar bola kasti. Setelah jarak kira-kira satu jengkal dengan mataku cahaya itu berhenti dan membelah menjadi dua bagian cahaya berdampingan.

Terus tanpa berkedip kupandangi cahaya itu, anehnya di dalam cahaya itu muncul tulisan arab yang berlafatkan Allah dan yang satu berlafatkan Muhammad. Cahaya itu mulai bergerak mengelilingi kepalaku, berputar perlahan sehingga suasana menjadi terang di kamar itu, dua cahaya itu kemudian menyatu lagi menjadi satu pas di atas kepalaku, kemudian muncullah lafat-lafat "Bismillahirrahmanirrahim, Laailahailallaah, muhamammad rasul Allah, lalu berterbangan lafat-lafat Asmaulhusnah" lafat-lafat itu bergerak menjauhiku sambil berputar-putar di sekelilingku.

Kemudian lafat-lafat itu satu persatu bergerak menuju ke arahku dengan sangat cepat dan satu persatu menghantam kearah tubuhku. Hantaman demi hantaman menerjangku, seolah ada sesuatu yang masuk menembus badanku, berbagai warna cahaya kuning, biru, putih, merah semua masuk kedalam badanku sampai jantungku terasa sangat sesak, tapi aku tidak berdiri dan tidak berani membuka mataku, lama hal itu terjadi sampai akhirnya semua lafas Asmaulhusnah itu habis dan sudah masuk ketubuhku semuanya, cahaya di kamar itupun sudah kembali remang dan gelap. Sudah selesaikah pikirku... hantaman ke tubuhku sudah berhenti yang terasa hanya hawa sejuk di sekitarku.

Aku membuka mataku karena ku anggap proses semediku sudah selesai, aku ingat ada wanita di belakangku tadi aku langsung menoleh ternyata wanita itu sudah tidak ada di tempat iya duduk tadi, yang ada di bekas tempat duduknya hanya sebuah cupu seperti guci kecil dan setangkai bunga mawar berwarna pink, di dalam gucinya ada sebuah batu yang berwarna pink kira-kira berukuran sebesar biji kacang hijau. ku ambil cupu dan bunga mawar itu dan aku langsung keluar dari kamar sendirian.

Kulihat kakeku sedang menungguku sambil mengobrol di ruangan depan rumah, aku langsung menghampirinya aku menunjukkan apa yang aku bawa dari kamar tadi, kakekku pun tersenyum, semua yang ada disitu tersenyum, lalu aku dan kakekku berpamitan kepada semua yang ada di sana, kami menuruni tangga rumah dan semua orang yang ada dihalaman tadi menyalamiku, laki-laki dan perempuan tua muda, semua menyalamiku, tapi tetap tidak ada kata-kata yang keluar dari mulut mereka.

Kami melangkah keluar kampung itu sesekali aku menoleh kebelakang, sempat kakek menegur "tidak usah kuatir dia ikut bersama kamu nanti, dia yang akan terus mendampingi pada setiap kegiatan kamu setelah ini" jiaaahhh... ternyata kakekku tau kalau aku masi mengingat perempuan tadi. Kuberanikan bertanya pada kakekku, "Kek dia namanya siapa kek ?"

"Tanya aja sendiri," kata kakekku.

"Gimana caranya kek dia kan ga ada disini,"

"Kata siapa dia ada di dalam cupu yang kamu pegang itu, sekarang kamu coba panggil dan tanya," kata kakek ku.

Terus aku coba panggil dan bertanya, "Assalamualaikum maaf mau nanya kamu namanya siapa?"

 Terdengar seperti berbisik di telingaku, "Seruni."

"Kek namanya seruni." kataku.

"la iya." jawabnya.
"Nanti seperti itulah cara kamu memanggil dia, insyaAllah dia akan muncul di depanmu," kata kakek.
"Iya kek." jawabku.

Lama kami berjalan dan berbagai pertanyaan yang kutanyakan pada kakek, aku cukup puas dengan jawaban kakekku, sampai di tepi desa kakek berkata, "Anakku kakek hanya sampai di sini mengantarmu, gunakan semua yang ada di diri kamu untuk kebajikan dan hanya tujuan untuk beribadah kepada yang Maha Pencipta, dan hindari pertempuran dengan orang yang memakai senjata yang terbuat dari bambu kuning. "Baik kek" jawabku.

Setelah itu aku berjalan sendiri ketengah hutan keluar dari kampung tadi, hutan ini terasa gelap, semakin kedalam semakin gelap, dan tiba-tiba ada yang menabrak ku braaak... aku terjatuh dan terduduk terasa pingsan, dan setelah sadar aku membuka mataku dan kudapati aku masi dalam keadaan duduk berzikir sambil memegang tasbih di tangan kananku, aku langsung berdiri menyalakan lampu kamar, kulihat di tangan kiriku ternyata ada sebuah cupu dari perjalanku tadi.

***

Bertemu dengan panglima sepuh sriwijaya

"Jiwaku telah menerima semua bentuk keikhlasan, jiwaku adalah savana yang terbentang, sukmaku adalah adalah matahari bagi bumi, air bagi lautan, bintang bagi langit, Kalbuku adalah altar bagi cahaya-cahaya lembut yang menyinari alam gelapku, agamaku adalah cinta, cintaku kepada sang pemilik cinta, aku akan berjalan kearah cinta yang aku imani" (rindu ksatria laduni)

Lama setelah kejadian malam itu, aku ingat pesan terakhir dari mas a*i, kalau dia hanya hanya bertugas untuk membuka yang ada pada diriku yang selama ini terpendam. Beliau tidak berhak untuk menjadi guruku, karena aku adalah keturunan sumatera asli maka orang sumateralah yang akan melanjutkan penggemblengan potensi spiritualku, dia memberikan nomor Handphone seseorang yang harus aku hubungi, orang itu adalah temannya sendiri yang memang juga seorang supranatural asal sumatera, dia tinggal di propinsi Jambi.

Saat itu aku dan istri beserta anakku sudah tidak tinggal di rumah perumnas yang dulu, dikarenakan istriku tidak betah karena katanya rumahnya terlalu kecil dan sumpek dia ingin tinggal di rumah yang gedean dikit, tapi bukan prumnas lagi, karena itu kami pindah dan membangun rumah yang baru, kearah tengah kota bengk*lu. Dirumah baru inilah pertualanganku kembali di mulai.

Entah kenapa di rumah kami yang baru aku langsung terkena sakit, aku terkena struk, dari paha sampai kaki ku bengkak sampai celana panjangku tak bisa kupakai, dari gejala penyakitku menunjukkan kalau aku terkena gagal ginjal, lama sakit ini kubiarkan aku tidak pergi berobat ke medis atau pun alternatif setiap di suruh cek-up oleh istri aku tidak pernah hiraukan, bukan masalah karena tidak ada uang, toh.. pengobatan kami sekeluarga sudah di tanggung PT. Askes karena istriku seorang pegawai negeri. Tapi ntah rasanya hati tidak mau menuruti saran istri ataupun keluargaku.

Akhirnya sampailah istri ketitik puncak kekesalannya, akupun terpaksa mengikutinya pergi kerumah sakit untuk cek-up penyakit dalam, darah dan urinku di ambil untuk di bawa ke laboraturium rumah sakit, sekitar 2 jam kami menunggu hasilnya, kemudian kami dipanggil oleh dokter yang menangani hasil lab tadi, dokter menjelaskan organ dalamku terutama ginjal semua positif dan baik-baik saja, secara medis aku tidak sakit apa-apa. Lalu dokter menyarankan untuk coba cari alternatif siapa tahu ada yang bisa membantu.

Setelah pulang aku langsung mencari info orang-orang yang membuka pengobatan alternatif yang bisa aku jangkau, singkat cerita setiap dukun, kyai, ustad, ataupun para normal lainnya, mungkin ada berjumlah 10 orang yang sudah kutemui, rata-rata mereka mengatakan setiap malam pertama mencoba mengobatiku setelah mereka tidur mereka semua di datangi oleh 2 orang gaib, satu sosok kakek-kakek dan satunya sosok seorang perempuan cantik, mereka di suruh berhenti mencoba mengobatiku kalau tidak mereka akan di celakai kedua sosok tersebut, minimal kalau ada kemampuan mereka akan bertempur secara gaib, dan rata-rata mereka mundur cari aman, biasanya keesokan harinya mereka langsung memberi kabar tidak bisa melanjutkan pengobatan karena ada yang marah katanya. Sampai akhirnya aku berfikir mungkinkah kedua orang itu adalah seruni dan kakekku?

Teringatlah aku pesan mas *li untuk menghubungi seseorang, malam itu langsung aku ambil hp dan kutelpon orang itu. Ternyata dia adalah seorang TNI yang masih aktif, kuperkenalkan diri, dan kuceritakan masalah yang menimpaku, dan kusampaikan pula pesan dari sahabatnya. Ternyata dia berasal dari daerahku jadi perbincangan kami terasa akrab seperti kakak dan adik, dia juga banyak cerita tentang pengalamnya di dunia spiritual, sampai dia diberi gelar oleh ghaib nusantara dan raja kerajaan sriwijaya yaitu dengan gelar Panglima sepuh sriwijaya dan di tanah jawa diberi gelar oleh para wali sebagai Arya wardin Notonegoro, sedangkan nama aslinya adalah W*rdin, sepak terjangnya di dunia ghaib nusantara sudah tidak di ragukan lagi.

Kembali ke masalahku, setelah beliau berkomukasi dengan gaib, ternyata benar dua sosok yang dimaksud adalah seruni dan kakekku, mereka sengaja menyumbat syaraf dan aliran cakraku di dalam darah, untuk memberiku pertanda segera melakukan penggemblengan spiritual dan menggiring aku pada pembimbingku yang sebenarnya. Yaitu Panglima sepuh sriwijaya. Beliau mengatakan, "sudah saatnya aku turun gunung untuk penggemblengan gaib, membuka semua yang sudah dimasukkan kedalam tubuhku waktu aku berzikir 3 malam itu. Karena itu aku di suruh untuk bersiap secara lahir dan bathin menjadi seorang spiritual."

Singkat cerita diapun tidak berani untuk menjadi seorang guru untukku, dia hanya berposisi sebagai penyampai pesan gaib yang nantinya ditujukan untukku, sekaligus sebagai penerjemah ilham atau pertanda yang datang padaku, memang sih komunikasi ghaib rata-rata berbentuk kias atau pertanda, jadi supaya tidak salah arti dan tujuan maka harus ada pembimbing yang ahli dalam rangka menelaah kias dan pertanda tersebut.

Perintah pertama adalah aku harus melakukan tirakat berpuasa selama 7 hari (puasa mutih tanpa memakan sesuatu yang berunsur bernyawa), setiap malam aku harus kembali duduk berzikir atau wirid, aku diharuskan mencari literatur pengetahuan tentang ilmu Tauhid, dan semua ilmu yang menerangkan tentang hakikatnya berserah diri kepada tuhan yang maha esa. Singkat cerita berbagai pengalaman supranatural kualami selama 7 hari itu.

Setelah selesai aku di suruh untuk berziarah ke makam leluhurku yaitu makam Raja kerajaan sungai seru* bengkulu, makam "paduka baginda maharaja sakti bengkulu dan kanjeng putri Gading cempaka"

Sore itu tepat pada hari jum'at aku datang berziarah ke makam tersebut, alangkah terkejutnya aku, secara kasat mata sesampai di depan komplek pemakaman itu aku sudah di sambut oleh beberapa orang prajurit yang memakai pakaian punggawa kerajaan zaman dulu, aku di sambut dengan suara gendang serunai lagi, tapi kali ini tidak ada arena pertarungan, aku langsung dibawa kesebuah balai dan menghadap kepada seorang raja dan ratu, dalam hati aku berkata, "Inikah leluhurku Paduka baginda maharaja sakti dan putri gading cempaka?"

Didepan mereka aku di siram dengan air bunga tapi hanya sebatas percikan, kemudian sang raja itu mengangkat tanganya dan tiba-tiba... blass... ada sebuah keris berwarna emas di tangannya lalu keris itu terbang ke arahku dan berubah berwujud seperti seekor ular naga bersayap, dan tiba-tiba ular itu langsung meluncur cepat kearahku serasa aku akan ditelanya mentah-mentah, dan setelah pas di atasku ular itu berubah menjadi sosok cahaya warna kuning dan masuk menembus kepalaku sampai ke pinggangku, aku merasakan kalau ada suatu benda keras yang tertancap di tulang belakangku yang menimbulkan rasa pegal dan kaku di belakangku, semakin lama rasa pegal dan kaku itu semakin hilang dan aku kembali duduk bersila.

Belum sempat aku berpikir putri yang disamping raja sudah melemparkan sebuah sinar berwarna biru berbentuk seperti cakram memutar kencang kearahku dan pas masuk mengenai dadaku. Setelah itu sang raja pun berkata,
"Anakku sekarang engkau adalah kesatria bengkulu, pergunakanlah senjata dan ilmu yang telah kami titipkan padamu, engkaulah salah satu pemegang pusaka kami dan sinar biru itu adalah cahaya 'ajian kala cakra' yang nantinya akan menjadi pelindung badanmu, kau akan bisa menundukkan semua makhluk sebangsa kami dan manusia sekalipun, tapi ingat jangan sekali-kali kau gunakan untuk menganiaya bangsa kami, jika nanti engkau dalam sebuah pertempuran maka berwasilah lah kami akan datang membantumu," seperti itulah pesannya.

Tanpa kusadari di belakang singgasana raja dari tadi ada dua sosok yang kukenal yaitu seruni dan kakekku, kakekku melihatku dengan penuh kebanggaan, tapi seruni hanya tersenyum saja, pikirku senyum itu lagi... aduh..! kenapa jika ada seruni pikiranku selalu konyol, hilang jiwa ksatriaku jika sudah berhadapan dengan dia.

Entah kapan bisa melihat dia lagi, agh... bukankah dia nanti yang akan mendampingiku dalam smua aktifitas spiritualku kedepan.. pikirku, nantikan banyak waktu mengobrol dengannya.

Singkat cerita setelah acara itu akupun pamit pulang dan di antar oleh seruni dan kakekku sampai kedepan gerbang istana, sesaat aku menoleh alangkah kagetnya ternyata yang kulihat hanyalah sebuah komplek pemakaman tua yang di tengahnya ada sebuah altar balai bundar tempat para peziarah beristirahat, agh... sudahlah aku tidak mau memikirkan itu, toh ini semua berhubungan dengan dunia gaib jadi apa saja yang tidak bisa di logika bisa terjadi, akupun menghidupkan motor lalu putar arah pulang, eh.. aku lupa seruni kemana ya kok ga ada. Padahal aku berharap dia naik sepeda motorku, tapi nanti jika ada yang melihat aneh juga ya.. dengan pakaiannya seperti itu, mungkin ada baiknya dia hanya berada di cupunya dalam tas sandangku.

Hanya selang 3 hari dari pulangnya aku berziarah penyakitku mulai berkurang, kakiku sudah normal lagi, strukku sudah hilang.. Alhamdulillah ya Allah engkau telah mencabut penyakitku, sungguh tiada daya dan upaya melainkan kehendak engkau yang maha pemurah dan bijaksana, engkau yang mempunyai segala macam penyakit dan Engkau pulalah yang mempunyai obatnya.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close