Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 8) - Pertarungan vs Ahli Hikmah

Savana jiwaku tak menyuburkan apapun, selain tanah yang gersang, yang tumbuh hanya rumput kesengsaraan dan bunga kesedihan sehinga berbuah kering dan tak berkembang, buah yang jatuh hanya menumbuhkan bibit keputusasaan.


JEJAKMISTERI - Siang itu waktu istirahat makan siang tiba, edi teman kerjaku mengajakku makan di luar.

"Bro... kamu kan seorang spiritual, bisa bantu saya gak"

"Bantu apa, kalau bisa saya bantu ya saya bantu, asalkan bukan masalah duit bro"

"Bukan, ini bukan masalah duit, tapi ini nih" kulihat dia mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya.

"Ini bro..." ternyata dia mengeluarkan sebilah keris berbungkus kain putih, panjang sekitar satu jengkal.

"Bro... ini keris pemberian kakekku" katanya keris ini mempunyai sesosok khodam pendamping, fungsinya untuk pagar ghaib dan kerezekian.

"Nah dulu keris ini pernah saya perlihatkan sama seorang ahli hikmah, dia sempat mengusap dan menggenggam bilah kerisnya"

"Terus maksud kamu keris mau minta di apain bro"

"Tolong liatin bro khodamnya masi ada ga sih... soalnya sejak peristiwa itu, saya merasa hampa, rezeki agak srek banyak proyek gagal, memang waktu ahli hikmah itu memegangnya dada saya terasa panas sekali"

"Nah... bro.. barang kayak gitu, sensitif kalo di pegang sembarangan sama orang yang bukan tuannya"

"Kalo kita punya barang atau media yang kita memanfaatkan tuah atau khodamnya, tuah atau khodam penunggunya itu ga suka kalo di kasih pegang sama orang yang tidak di kenalnya"

"Apalah lagi kalau kita tidak tau apa yang telah di lakukan orang tersebut dengan barang kita"

"Karena ada beberapa spiritual itu yang jahil, mereka bisa saja mencuri khodam barang kita"

"Terus tujuannya apa bro mencuri khodam"

"Ya untuk menjadi penghuni media dia yang kosonglah, apa lagi kalau dia tau kualitas khodam barang kita"

"Oo.. emang bisa seperti itu bro..."

"Kalau sudah berhubungan dengan ghaib apa sih yang ga bisa bro"

"Iya sih, jangan-jangan khodam keris saya sudah hilang bro, soalnya saya sendiri sudah merasa keris ini sudah tidak ada tuahnya"

"Bantuin saya gimana caranya balikin khodamnya bro"

"Iya nanti kita coba, kamu bisa datang kerumahku nanti malam tidak"

"Bisa bro, ntar malam saya datang kerumah kamu, apa aja nih yang harus di siapkan"

"Ya... sampoerna mild lah.. sebungkus"

"Kalau itu pastilah, yang lain ga?"

"Enggaklah yang penting tu keris kamu bawa nanti malam"

"Oke siap bro"

Lama kami berbincang siang itu, aku belum berani mengungkap masalah yang terjadi dengan keris itu, karena kawatir kalau malah membutuhkan waktu, sedangkan jam istirahat kerja hanya sebentar.

Malamnya edy datang kerumahku,
"Ini bro yang kita bicarakan tadi siang, tolong cek dulu keris ini, kalau memang khodamnya hilang tolong usahain gimana biar dia bisa kembali lagi ke keris ini"

"Oke bro, malam ini kita usahain"
Sesaat kuambil kerisnya dan kucabut dari sarungnya, hmmmm... benar-benar kosong tidak ada penghuninya.

Hanya ada sedikit sisa energi yang tertinggal, tapi untuk melacaknya lewat energi yang lemah tidak memungkinkan karena benar-benar lemah.

"Bro... kamu tau nama khodamnya ga?"

"Ga tau bro... saya hanya di suruh merawat saja, pesan kakekku setiap malam jumat legi harus di kasih minyak ini" edy mengeluarkan sebotol minyak dari tasnya, owh... dari baunya ini minyak misik putih.

"Gitu ya bro, terus kakekmu masih hidup apa sudah meninggal?"

"Ya... udah meninggal, kalau masih hidup saya ga akan menemui kamulah"

"Nama kakekmu siapa bro"
"Ali sadikin bro"
"Oke, tunggu sebentar ya.., aku akan coba komunikasi dengan sukma almarhum kakekmu"

"Auzubillah... bismillah, astagfirullah.., summa wa ila hadrotin ali sadikin kakek dari edy... alfatehah....

"Assalamu'alaikum kakek"
"Waalaikum salam"
"Maaf kek, saya dinar satria laduni"
"Iya ada apa cucuku memanggilku"
"Maaf kek, apakah orang yang di depan saya ini adalah cucu kakek dan apakah keris ini adalah pemberian kakek"

"Iya.. dia adalah anak keturunanku, dan keris itu adalah senjataku sewaktu masih hidup"

"Maaf kek, saya merasa kalau keris kakek ini kosong, apa kakek bisa tau kemana perginya khodam kerisnya"

"Benar cu... keris itu sekarang sudah kosong"

"Apa kakek tau kemana perginya, dan mohon petunjuk cara mengembalikannya"

"Khodam keris itu adalah sesosok ksatria namanya Ki tunggul kelana, sekarang dia menjadi khodam sebuah keris yang di pegang oleh seorang ahli hikmah"

"Ki tunggul kelana sekarang di paksa berkerja mewujudkan hajat-hajat tuan barunya"

"Apa saya bisa menjemput ki tunggul kelana kek?"

"Bisa tapi nanti kamu akan bertempur dengan ahli hikmah itu"

"Kalau memang harus bertarung saya siap kek, terus waktu yang terbaik penjemputannya kapan kek"

"Jemputlah ki tunggul pada malam jumat legi, karena pada malam itu kekuatan ki tunggul sedang penuh, sebelum bertarung bebaskan dulu ki tunggul karena dia bisa membantumu dalam pertarungan nanti"

"Baiklah kek, saya akan laksanakan petunjuk kakek, apa ada pesan yang mau disampaika kepada cucu kakek"

"Sampaikan pada cucuku itu, jika ki tunggul sudah kembali kedalam kerisnya, segeralah basuh dan mandikan dengan air kelapa hijau dan bakarkan hiyo serta siapkan minyaknya, itu sebagai penyambutan untuk ki tunggul dan tanda permintaan maaf kepadanya"

"Sebenarnya jika keris itu di rawat dengan baik banyak sekali manfaat dan bantuan yang akan dia dapatkan, dan jagalah titipanku itu dengan baik"

"Baik kek pesan akan saya sampaikan, kakek boleh pulang ke asal tempat kakek beristirahat"

"Baiklah kesatria... terima kasih, atas bantuannya nanti"

"Sama-sama kek... alfateha...."
begitulah dialogku dengan sukma leluhurnya si edy.

Lalu aku menjelaskan semuanya kepada edy berikut pesan dari kakeknya.

"Gitu bro pesan dari kakekmu, terus gimana apa kamu siap"

"Saya siap bro, nanti malam jumat legi kita lakukan penjemputannya, saya kesal juga sama orang itu, seandainya saya kayak kamu sudah saya habisin juga dia"

"Sabar bro, yang penting kamu siapkan semua kebutuhannya nanti" begitulah kami mengobrol malam itu.

Siang itu pas hari kamis,
"Dinar... gimana, nanti malam pas malam jumat legi, kamu udah siap dengan rencana kita kemarin"

"Aku sih siap bro, apa sarananya sudah kamu siapkan"

"Kalo itu sih udah dari kemarin-kemarin saya siapin bro"

"Oke, nanti malam biar aku aja yang kerumah kamu, kamu tunggu di rumah aja, oh ya tolong siapin satu buah ruangan atau kamar kosong tempat aku ritual"

"Oke bro siap"

Malamnya aku berangkat kerumah edy "Gimana bro udah siap?"

"Semua udah siap bro"

"Oke² aku langsung masuk kamar yang sudah di siapkan edy. Seperti biasa aku menyiapkan dupa dan membakarnya agar ruangannya berbau terapi.

"Bro... kamu mau nemanin saya disini atau nunggu di luar, bukan apa-apa sih takutnya nanti kamu kabur dan mengganggu saya lagi ritual"

"Sebenarnya aku pingin lihat sih bro"

"Ngeliat apaan, kan nanti lampunya harus di matiin jadi gelap semua"

"Jiaah... kalo lampu di matiin saya ga jadi nemanin bro, kamu aja saya nunggu di luar aja sambil ngopi"

"Terserah kamu bro, tapi sebelum saya keluar sendiri kamu jangan ganggu dan masuk kamar yah, apalagi kalo sampai memegang badan saya, bisa-bisa ga bisa pulang ntar"

"Oke siap bro, biar saya jaga-jaga diluar" edy pun keluar dan aku melanjutkan persiapanku.

"Aku memulai zikirku, tapi sebelumnya aku memanggil sukma kakeknya edy dulu, jika dia bisa ikut dalam penjemputan khodam ghaib keris ki tunggul kelana tentu akan lebih baik"

Aura mistispun sudah mulai terasa di kamar ini, rasa sejuk dari angin alam sebelah sudah mulai terasa menghembus ke badanku.

Tidak membutuhkan waktu lama akhirnya portal alam astral sudah terbuka dan blaszzzz... aku sudah berada di alam sebelah.

Di sampingku kulihat ada seruni dan sukma kakek ali sadikin,
"Kek kemana arah kita untuk mencari keberadaan ki tunggul"

"Ikuti saya ksatria, kakek bisa mendeteksi aura dan energi dari ki tunggul, jika kita berada di sini tentu saja artinya ki tunggulpun berada di daerah ini"

"Baiklah kek" akupun mengikuti kemana kakek ali berjalan.

"Cepat dan ringan sekali langkah kakek ini, walaupun dia sudah terlihat tua, tapi sisa-sisa kegagahan di waktu mudanya masih terlihat, pastilah dulu di masa hidupnya dia seorang pendekar"

Ternyata pencarian kami tidak membutuhkan waktu lama, pas di depan sebuah rumah kakek ali menghentikan langkahnya.

"Disitu di rumah itu tempat ki tunggul kelana di tahan" benar saja ternyata itu rumah seorang ahli spiritual juga.

"Lantas gimana caranya kita masuk, itu ada pagar ghaib yang berbentuk aliran listrik mengalir, kuat sekali pagarnya kek"

"Kamu benar, hati-hati jangan sampai terkena sengatan listriknya, aliran listrik itu bisa membuat bangsa ghaib yang terkena menjadi hangus"

"Sebelumnya kita harus menghancurkan menara atau tiangnya dulu supaya aliran listriknya berhenti, tiangnya ada di empat penjuru rumah ini"

"Dalam bentuk fisiknya tiang itu berupa empat botol minyak misik hitam yang di beri karomah ayat-ayat pemagaran dan kemudian di tanam di empat penjuru rumah, artinya kita harus memecahkan botol-botol iti"

"Tapi di dimensi ini, botol-botol itu berubah menjadi tiang atau menara yang melebihi tinggi atap rumah yang di pagarinya"

"Ksatria khodam apa yang kamu miliki yang bisa terbang dan melakukan serangan jarak jauh"

"Naga dan kelelawar kek"

"Bagaimana bentuk serangannya"

"Naga menyemburkan api dan kelelawar mengeluarkan sinar panas dari mata kek"

"Panggil si kelelawar" baik kek"

Aku membatin dan memanggil khodam kelelwarku dan sesaat saja kelelawar raksasa sudah berada di depan kami.

"Sahabat... aku memanggilmu, aku perlu bantuanmu" dengan suara melengking keras dia menjawabku entah apa artinya"

"Sahabat... bantu kami runtuhkan menara pagar itu, agar kami bisa masuk kedalam rumah itu"

Kelelawar itu langsung terbang kearah menara dan dari jarak yang cukup jauh iya melepaskan sinar mata panasnya untuk melelehkan menara pagar ghaib.

Satu tiang telah hancur, dua tiang, dan tiga tiang, kami langsung menerobos pagar masuk ke dalam pekarangan rumah.

Seberkas sinar tajam keluar dari dalam rumah menerjang ke arah kami, sinar itu berkelebat sangat cepat terus menyerang tanpa henti dan kami terpaksa mundur kembali ke halaman rumah.

"Ki tunggul kelana... hentikan seranganmu, ini aku ali sadikin tuanmu dahulu"

Tiba-tiba kakek ali berteriak dan sinar itu seketika berhenti dan membentuk sesosok wujud manusia.

"Owh... seorang laki-laki gagah pakaiannya seperti seorang ksatria melayu"

"Ki tunggul, maafkan aku datang seperti ini, aku datang untuk menjemputmu pulang ke tuanmu tempat aku menyerahkan media kerismu"

"Aku tau ki tunggul marah dengan kelakuan cucuku, tapi maafkanlah dan ayo kita kembali"

Ki tunggul menjawab,
"Maaf tuan saya di sini terpaksa karena sebagian kekuatan hamba di tahan oleh tuan  yang baru, hamba tidak bisa meninggalkan tempat ini, jika hamba pergi kemanapun, tetap saja hamba akan tertarik untuk kembali kesini"

"Dimana separuh kekuatanmu di simpan ki" aku beranikan diri untuk bertanya.

"Di dalam rumah ini, di dalam sebuah botol bercampur minyak misik" pagar yang kalian hancurkan tadi adalah salah satu dari kekuatanku dan setelah kalian hacurkan kekuatan itu kembali kebotol induknya di dalam rumah itu"

"Kalau begitu biar aku yang akan menghancurkan botol itu ki"

"Botol itu di lapisi ayat-ayat pemagaran, siapa saja dari bangsa ghaib yang berusaha menyentuhnya akan terbakar dan hangus" jelas ki tunggul.

"Cukup berbahaya, jika sampai menyentuhnya, kami disini adalah bangsa astral termasuk aku, karena tubuh ini sekarang adalah tubuh astralku dan juga ghaib"

"Dinda seruni bagaimana, apa dinda ada usul cara memecahkan botol itu?"

"Ada kanda, kita harus melakukan seperti waktu kita menjebol pagar kabut siluman ular laut utara, tapi resikonya selendangku bisa hangus kanda"

"Tidak seruni, selendang itu adalah satu-satunya senjatamu dan kamu masih membutuhkannya untuk misi-misi kita nanti"

"Kek.. apa kakek punya senjata yang bisa di lempat ke botol itu"

"Ada ksatria..." kakek ali memanggil senjatanya dan tiba-tiba sebuah busur panah sudah berada di tangannya.

"Bersiaplah ksatria, apapun yang akan kau lakukan berhati-hatilah"

"Baiklah kek, ki tunggul kelana bersiaplah menyambut semua karomah kekuatanmu"

"Baik ksatria"

Akupun memanggil perisai kala cakraku,
"Silahkan kakek panah botol itu, nanti setelah benturan anak panah aku akan melempat perisaiku dengan kekuatan penuh"

"Baiklah..." Kakek ali bersiap untuk melepaskan anak panahnya dan bles... anak panah itu meluncur diiringi dengan kilatan cahaya berwarna kuning.

Duaarrrr.... ledakan pertama terjadi akibat benturan anak panah dan botol, sekali lagi kakek melepaskan anak panahnya dan duaaaarrr... ledakan kedua.

Setelah ledakan kedua terjadi aku langsung melepaskan perisai kalacakraku dengan kecepatan dan kekuatan penuh dan duuuuuaaaarrrr.... ledakan yang paling besar terjadi.

Seketika botol itu pecah dan keluarlah sinar warna warni, merah, hijau, kuning dan sinar sinar itu langsung terbang menuju ke arah ki tunggul kelana, dan akhirnya semua sinar itu masuk ke tubuh ki tunggul kelana.

Sejenak kulihat ki tunggul duduk untuk menstabilkan dirinya, dan menyusun kembali kekuatan-kekuatan, senjata-senjatanya yang sudah kembali.

"Ayo kita kembali kek, sebelum sang ahli hikmah itu mengetahui keberadaan kita"

"Tungguuu...." terdengar suara teriakan seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul dan turun dari atap rumah.

"Siapa kalian yang telah lancang mengobrak abrik kediamanku dan berani melepaskan tawananku?"

"Aku Dinar ksatria laduni, semua ini tanggung jawabku, aku di mintai bantuan oleh sang empunya khodam keris ki tunggul kelana untuk menjemput dan membebaskannya dari tawananmu"

"Sudah begitu saktikah kau anak muda?"

"Aku tidak sakti sepertimu sahabat... tapi aku harus menyelesaikan semua misiku, aku tidak mau membuat permusuhan denganmu maka biarkanlah kami pulang membawa ki tunggul kelana kembali ke tuan yang sebenarnya."

"Kalian boleh membawanya, asalkan ada penggantinya"

"Apa penggantinya sahabat? aku minta kau meninggalkan mustika merah delimamu dan khodamnya disini"

Hmmmm... lagi-lagi seruni yang mereka inginkan, ternyata mustika merah delima benar-benar menjadi buruan paranormal.

"Tuan... kalau tuan mau ini aku berikan busur dan panah ku sebagai ganti ki tunggul kelana" kakek ali menjawab permintaan sang ahli hikmah.

"Tidak... yang kubutuhkan adalah khodam keris berdiri atau khodam mustika merah delima bukan yang lain, jika salah satunya tidak kalian berikan maka pertarunganlah yang akan terjadi"

"Owh... dia sudah mengeluarkan ancaman" aku tidak mungkin meninggalkan seruni karena dia hal terpenting untuk menyelesaikan semua misiku, dan betapa sepinya nanti misiku tanpa kehadiran seruni.

"Anak muda aku tau kau tidak akan memberikan mustika itu, karena ikatan bathinmu dengan khodamnya sudah terlalu kuat, aku bisa melihatnya kau menyukainya bukan..? maka dari itu tinggalkan khodam keris ini" dia menunjuk ke pada ki tunggul kelana.

Mendengar kata-kata itu aku kaget dan bercampur malu, aku tidak berani menoleh kearah seruni karena malu, kalau aku memang benar menyukainya, dan serunipun hanya diam mendengar kata-kata ahli hikmah itu.

"Tidak sahabat... kau tidak akan mendapatkan keduanya"

"Baiklah kalau begitu akan kurebut kembali dengan paksa dan bersiaplah"

Laki-laki itu langsung menerjang kearah kami, dan secepat kilat ternyata ki tunggul sudah bertarung dengannya.

Biarlah ini menjadi urusan kami kata kakek ali, sambil melepaskan anak panahnya ke arah ahli hikmah.

Dengan garangnya ki tunggul melayani serangan-serangan sang ahli hikmah, dan kelihatannya ahli hikmah itu sudah mulai kerepotan, dengan dua serangan sekaligus, yaitu serangan jarak jauh dan dekat dari ki tunggul dan kakek ali.

Sementara aku dan seruni menunggu saja, karena kelihatannya kakek ali dan ki tunggul yang lebih unggul. Hmmm... aku jadi benar-benar malu sama seruni karena perkataan ahli hikmah itu tadi.

"Seruni apa kamu marah dengan perkataan itu tadi"

"Tidak kanda, kata-kata itu tidak berarti apa-apa yang terpenting adalah penyelesaian misi"

Owh... tapi kalau seandainya itu benar gimana dinda?

"Maka jadikanlah itu salah kanda"
"Hmmmm... rupanya seruni benar-benar tertutup dengan hal seperti itu, agh... sudahlah"

Kembali kepertarungan, kulihat ahli hikmah itu sudah mulai terdesak menghadapi kakek ali dan ki tunggul. Tiba-tiba dia melompat mundur jauh.

"Baiklah aku mengakui kehebatan kalian, tapi ingat ini tidak cukup sampai disini kita akan kembali bertemu suatu saat nanti dan kita lanjutkan pertarungan ini"

"Silakan kalian bawa pulang khodam keris itu"

"Terima kasih sahabat, mungkin suatu saat kita akan bertemu kembali tapi dalam hal dan suasana berbeda karena kita sebagai makhluk tuhan pasti butuh dengan keberadaan makhluk lainnya ,kau adalah salah satu sahabatku entah mau kau menerinya atau tidak itu terserah pada dirimu"

"Kita lihat saja nanti" jawabnya.

"Kami undur diri sahabat"

"Assalamu'alaikum" dan kamipun kembali kedunia nyata.

Aku membuka mataku kulihat sekelilingku yang ada hanya ki tunggul kelana yang berada di sampingku.

"Bagaimana ki... apakah aki siap untuk kembali ke media keris aki?"

"Aku siap kembali ksatria, tapi kalau bisa aku ada satu permintaan kepadamu"

"Apa itu ki? katakanlah"

"Aku adalah seorang pendekar dan ksatria sepertimu, aku ingin mengabdi dan menjadi salah satu pendamping ghaibmu ksatria" aku terkejut mendengar permintaan ki tunggul kelana yang mengajukan diri sebagai pendamping ghaibku.

"Bagaimana dengan tuanmu ki"
"Aku minta ksatria bisa menjelaskan hal itu kepada tuanku edy."

"Baiklah ki, ki tungul bisa menjadi pendampingku tapi aku tidak bisa membawa media kerisnya, biarlah medianya di simpan temanku edy" dan ki tunggul tetap berada di dalamnya dan membantu semua hajat temanku itu"

"Saat aku memerlukan ki tunggul, aku akan langsung memanggil ki tunggul untuk datang kepadaku, jadi ki tunggul mempunyai dua tuan sekaligus"

"Baiklah ksatria jika itu menurutmu yang terbaik"

Akupun beranjak dari dudukku dan menyalakan lampu, dan membuka pintu kamar untuk memanggil edy.

"Bro... sinilah masuk sebentar"

"Owh... udah selesai ya bro" edipun masuk ke kamar.

"Ini khodamnya sudah pulang, sekarang kau mandikan kerisnya dengan air kelapa dan kembang itu, setelahnya kau oleskan minyaknya, nanti kalau sudah kau panggil aku ya, aku mau merokok dan menghabiskan kopi ku dulu"

"Oke siap bro"

Sambilan menunggu edy melakukan tugasnya aku duduk dan menghabiskan kopi yang sudah mulai dingin.

"Udah selesai bro..." sahut edy dari dalam kamar, dan akupun kembali masuk.

"Assalamu'alaikum ki tunggul, bagaimana ki tunggul bisa masuk sendiri atau saya bantu masuknya"

"Biarlah saya masuk sendiri, terima kasih untuk semua bantuannya"

"Baiklah ki sama-sama, suatu saat saya akan memanggil ki tunggul untuk menemani misiku"

"Baiklah ksatria... assalamu'alaikum"

Ki tunggul kelana berubah membentuk sebuah sinar dan masuk kedalam kerisnya.

Semua sudah ku jelaskan kepada edy, termasuk keinginan ki tunggul untuk ikut mendampingi dalam misi-misiku. Setelah semuanya selesai aku pun pulang.

[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close