Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PORTAL LADUNI (Part 7) - Tamasya Alam Astral (Aku & Guru Sejati)


JEJAKMISTERI - Sudah lima hari aku beristirahat sejak dari persetetuan vs dewi lanjar. Criiiinnnggg... suara hp ku,

"Hallo assalamualaikum dang.."
"Walaikum salam.." ternyata panglima sepuh yang menelponku.

"Dinar gimana kabarnya sehat ?"
"Alhamdulillah sehat dang.."

Singkat cerita,
"Dinar..! sementara belum ada pasien yang datang, saya anjurkan kamu untuk melakukan perjalanan kedunia astral, kebetulan ini malam jum'at kliwon, akan lebih mudah untuk kamu memasuki dunia astral. Carilah ilmu atau pengalaman lain di dimensi astral, nanti kamu akan bertemu dengan sukma sosok-sosok manusia yang pada waktu hidup di dunia nyata mempunyai ilmu kanuragan dan kebhatinan tingkat tinggi bahkan mungkin saja kamu bisa bertemu dengan para wali di dimensi astral seperti saya dahulu."

"Siap dang.. bagaimana caranya aku bisa berangkat kedimensi astral yang di tuju."

"Lakukan ritual atau tirakat seperti biasa nanti saya juga akan bantu kamu untuk izin memasuki dimensi astralnya, jangan lupa bawa seruni dan naga emasmu, karena dimensi astral itu sama luasnya dengan dunia kita ini."

"Tunggangilah naga emas untuk mempercepat perjalananmu, istilah saya ini adalah Tamasya alam astral" jelasnya.
"Baik dang."

Malamnya aku bersiap untuk melakukan tamasyaku ke dimensi astral, kusiapkan cupu seruni dan memanggil naga emas untuk bersiap melakukan perjalanan. Seperti biasa aku duduk di ruang tirakatku tapi sebelumnya aku bilang dulu kepada istri agar tidak menggangguku malam ini.

Kemana ya dimensi yang kutuju.. aku memilih untuk mensugestikan tujuan ke dimensi para wali, mana tau aku bisa bertemu dengan sukmanya para walisongo terutama kanjeng sunan kalijaga atau kanjeng sunan gunung jati, atau prabu siliwangi.

Aku pun mulai dzikir, yang kupakai malam ini adalah zikiran amaul husna. "Ya qobir ya sami,un basir" sesuai dengan arahan dari panglima sepuh tadi. Tidak memakan waktu lama suasana dan aura ghaibpun sudah sangat tebal terasa.

Dan.. blasszzz.. semua menjadi gelap gulita, perlahan kulihat titik cahaya putih di kejauhan dan aku berusaha mendekatkan cahaya itu, dan semakin lama-semakin dekat dan... blasss... tiba-tiba aku sudah berada di udara dengan menunggangi naga emasku dan seruni berada duduk di belakangku.

Suasana renung tanpa cahaya matahari dan kabut asap, dingin, warna-warna yang buram seakan aku buta warna di dimensi ini, dari atas kulihat seperti sedang survei melalui photo udara melihat kebawah, yang terlihat hanyalah hutan dan asap tapi asap bukan berasal dari api pembakaran.

Kemana aku harus mengarahkan naga emasku, pantai, hutan desa-desa sepi suasana lembab.. "hmmm.. seruni... kemana tujuan kita."
"Entahlah kanda serahkan saja kepada naga emas kemana dia akan membawa kita."

Tiba-tiba naga emas menukik kebawah menuju sebuah pondok yang cukup besar, dan mendarat pas di depannya. Pondok ini ramai seperti sedang mengadakan acara majelis pengajian.

Banyak orang.. sedang duduk di sebuah mimbar, pondok ini berdinding setengah dan beratapkan daun rumbia,
"Ini bukan pesantren. Lebih mirip dengan sebuah perguruan atau padepokan." Pikirku.

Aku lalu melangkah mendekati pintu pondok.

"Selamat datang ksatria silakan masuk, ksatria sudah di tunggu."

"Hmmm... ternyata mereka pun sudah tau akan kedatanganku."

Akupun masuk dan duduk di kalangan orang-orang yang sedang mendengarkan wejangan dari seseorang yang ada di depan mimbar.

Kulihat orang yang sedang memberi wejangan, bahasa yang di pakai banyak dicampuri dengan bahasa jawa, pakaiannya berjubah berwarna merah, dan memakai ikat kepala surban berwarna hitam.

"Apa dia seorang wali, seorang di antara walisongo ?" sebuah pertanyaan muncul di benakku. Aku beranikan diri bertanya kepada sesorang yang duduk khusuk mendengarkan wejangan di sampingku.

"Mas... maaf nanya, itu siapa yang memberikan wejangan, siapa namanya ?"

"Kanjeng syeh lemah abang." Sontak aku kaget mendengar jawaban itu, syeh lemah abang... owh aku tau itu nama lain dari Syeh siti jenar, seseorang yang selama ini menjadi sosok fenomenal dan pro kontra tentang dirinya dan ajarannya.

Ternyata aku ketinggalan separuh wejangan dari kanjeng syeh siti jenar dan yang aku dengar mulai dari sini...

....."anak-anaku"

"Pada tingkat keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, ditambah sukma-sukma dan pribadi-pribadi tertentu yang sudah mengayomi kita secara langsung maupun tidak langsung.

Guru sejati ini yang akan menuntun kita dalam olah kebatinan dan spiritual, yang dapat menuntun kita mempelajari dan mengetahui hal-hal tertentu yang akan sulit kita ketahui bila pencariannya hanya dilakukan sendiri saja, apalagi mengenai pengetahuan yang sifatnya berdimensi tinggi.

Guru sejati ini yang akan mendatangkan atau mengajarkan berbagai macam pengetahuan kebatinan spiritual dalam bentuk ajaran langsung ataupun dalam bentuk wangsit, wahyu dan ilham.

Pada tingkat keilmuan yang tinggi sosok guru sejati ini merupakan pengejawantahan kegaiban seseorang yang menuntun seseorang mengerti dan menguasai keilmuannya dengan lebih mendalam dan menyeluruh dan akhirnya memunculkan juga kemampuan weruh sakdurunge winarah (mengetahui sesuatu sebelum itu terjadi), mengetahui masa depan.

Dalam proses laku menekuni ilmu, Aku berperan mengendalikan segala sesuatu yang dilakukan.
Dalam semua laku pencarian pengetahuan, dalam mempelajari kebenaran dan aspek pengetahuan di dalamnya, keberadaan sosok guru sejati akan sangat berguna untuk menuntun ke arah pengetahuan yang benar dan dalam tempo yang lebih singkat, dibandingkan bila harus melakukan pencarian sendiri.

Sosok guru sejati ini bisa siapa saja, bisa seorang manusia, bisa khodam ilmu/pendamping, bisa roh-roh leluhur, bangsa jin, dewa, dsb. Bila kemudian aspek suatu pengetahuan sudah didapatkan, bila tidak ada lagi guru yang dapat menuntunnya, ia dapat melakukan pencarian sendiri ke dimensi pengetahuan yang lebih tinggi mengandalkan kemampuan batin dan sukmanya (pancer dan sedulur papatnya).

Aspek Aku dan Guru Sejati ini ada pada semua bidang kehidupan kita sehari-hari, bukan hanya dalam bidang keilmuan batin spiritual. Kita sendiri kadangkala bisa merasakan adanya ajaran-ajaran yang berupa ide-ide dan ilham yang mengalir di dalam pikiran kita. Mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran kita bisa menjadi suatu bentuk "ajaran" sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga adalah jawaban dari pencarian kita.

Begitu juga manusia yang hidup di negara maju. Mereka yang menjadi penemu, peneliti, atau pengembang suatu teori ilmiah, ilmu pengetahuan, ataupun peralatan modern dan canggih, mereka melakukannya bukan dengan semata-mata mendasarkan diri pada kecerdasan otak mereka, tetapi terutama mendasarkan diri pada kecerdasan mereka untuk mendayagunakan mengalirnya ide dan ilham di dalam pikiran mereka sebagai sumber inspirasi untuk ditindaklanjuti, bisa juga itu adalah solusi dari permasalahan mereka.

Karena itu mereka sangat menghargai ide-ide, pendapat dan pemikiran-pemikiran orang lain walaupun berbeda dengan pemikiran dan pendapat mereka, dan semua perbedaan itu akan menjadi bahan untuk ditindaklanjuti, yang menginspirasi mereka untuk maju membangun.

Kontras sekali dengan kehidupan kita disini yang sangat mengagungkan ego dan ke-Aku-an, yang tidak menghargai perbedaan pendapat, malah cenderung mendikte, mengeliminasi/menindas adanya perbedaan pandang, sehingga hidup kita penuh dengan dogma dan doktrin, yang menyebabkan kehidupan kita sulit sekali untuk maju dan peradaban kita sulit sekali untuk menjadi modern.

Kehidupan peradaban modern tidak semata-mata diisi dengan pembangunan fisik, peralatan modern atau kekayaan materi, tetapi terutama adalah sikap hidup masyarakatnya yang modern, yang selalu berpikir dan bersikap positif dalam segala hal, yang bersifat membangun, bukannya merusak dan menindas.

Contoh Aku dan Guru Sejati yang sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah cerita tentang suatu makhluk hidup yang disebut kuman, yang sering disebut sebagai penyebab suatu sakit/penyakit, yang sedemikian kecilnya ukuran tubuhnya sehingga tidak dapat di inderai dengan mata kita, hanya dapat dilihat melalui mikroskop.

Bagi kita yang belum pernah melihatnya secara langsung, kita hanya bisa percaya saja bahwa kuman itu ada. Walaupun tidak bisa membuktikan sendiri kebenarannya, tetapi kita percaya, karena kita banyak menerima cerita kedokteran, juga karena ada bukti-bukti berupa foto-foto gambarnya.

Manusia di bidang kedokteran/kesehatan atau petugas laboratorium biologi/mikrobiologi dapat menuntun dan mengajar kita, menjadi guru sejati kita, bila kita ingin melihatnya sendiri dan membuktikan kebenaran tentang kuman itu berikut aspek pengetahuan lain di dalamnya.

Begitu juga dengan keberadaan makhluk halus di sekitar kita, yang tidak dapat di inderai dengan mata kita. Bila secara rasa bathin kita dapat merasakan keberadaannya, kita dapat memperjelas dengan cara penglihatan gaib, atau dengan cara kebatinan/spiritual yang lain.

Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib akan sangat berguna untuk melihat sendiri kebenaran keberadaannya. Kemampuan melihat gaib dan berkomunikasi dengan gaib juga akan sangat berguna untuk mendapatkan sosok-sosok gaib yang dapat menuntun kita mengetahui hal-hal gaib yang akan sulit kita ketahui bila hanya melakukan pencarian sendiri, apalagi mengenai pengetahuan gaib yang sifatnya berdimensi tinggi.

Pada tingkatan keilmuan yang tinggi Guru Sejati ini adalah sukma kita atau roh sedulur papat kita sendiri, terutama ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat mengajar dan membimbing kita.

Ketika masih dalam kondisi awam, roh para sedulur papat akan bersama-sama dengan kita dalam proses belajar (mereka juga ikut belajar), tetapi perkembangan belajar mereka jauh lebih cepat daripada kita, karena secara roh mereka mengetahui hal-hal yang tidak kita ketahui secara fisik dan dapat kemudian memberitahukan pengetahuan mereka kepada kita berupa ide-ide dan ilham atau penglihatan gaib yang mengalir dalam pikiran kita.

Mereka mengerti seluk-beluk kehidupan kita, termasuk pekerjaan kita yang terkait dengan teori dan alat berteknologi tinggi ataupun teori-teori ilmiah tingkat tinggi.

Karena itu bila kita aktif memperhatikan interaksi/pemberitahuan dari mereka itu, kita akan lebih mudah dalam mempelajari sesuatu apapun dalam kehidupan kita dan kita tidak akan menemukan jalan buntu di dalam suatu permasalahan. Mereka akan aktif hadir di dalam perenungan-perenungan.

Roh kita sebagai Pancer, sebenarnya juga bersifat roh, sehingga juga dapat mengetahui hal-hal yang bersifat roh. Tetapi secara duniawi roh Pancer ini terbelenggu dalam kehidupan biologis manusia, sehingga manusia tidak peka dengan hal-hal yang bersifat roh.

Karena itu seringkali orang harus bisa membersihkan hati, pikiran dan batinnya, harus bisa melepaskan belenggu keduniawiannya, untuk bisa mendalami hal-hal yang bersifat roh dan keTuhanan.

Di dalam proses pencarian spiritual, roh sedulur papat dan roh para leluhur akan saling berinteraksi, menjadi Guru Sejati yang akan berperan mendatangkan/mengajarkan ilmu dan pengetahuan kepadanya, walaupun orang yang bersangkutan tidak mengetahui siapa saja para pribadi yang sudah menjadi guru sejatinya.

Itulah sebabnya seseorang yang mempunyai garis keturunan orang ilmu akan lebih mudah mempelajari sesuatu ilmu dibanding orang lain yang tidak mempunyai garis keturunan orang ilmu.

Sesuatu objek yang sudah kita ketahui keberadaannya, kemudian kita pelajari sisi pengetahuan spiritualnya, aspek asal-usul keberadaannya, sifat-sifatnya, tujuan keberadaannya, apa saja perbuatannya, dsb.

Secara pribadi pengetahuan itu akan menjadi pengetahuan yang bersifat kebatinan/spiritual, termasuk walaupun yang kita pelajari adalah bidang teknis modern.

Seseorang yang mempelajari dunia spiritual, atau bahkan yang digelari master spiritual sekalipun, tidak berarti ia mengetahui segala-galanya. Tentang aspek pengetahuan apa saja yang diketahuinya dan akan menjadi sejauh mana pengembangan spiritualitasnya akan tergantung pada pribadi masing-masing.

Dan sosok-sosok guru sejati yang bersamanya akan mengajarkan segala sesuatu sesuai bidang pengetahuannya masing-masing.

Seseorang yang sudah mendapatkan 'pencerahan' tentang sesuatu, apapun itu, sudah seharusnya ia berusaha mengenali siapa sajakah yang telah menjadikannya kaweruh, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam.

Siapa tahu mereka yang telah berkenan kepadanya itu ada juga para leluhurnya yang telah menerima wahyu kesepuhan, yang kemudian jika mereka berkenan membuka diri lebih lanjut, mungkin segala sesuatu "ilmu" akan diturunkan kepadanya, termasuk walaupun yang sedang dipelajarinya itu adalah pengetahuan teknis modern futuristik masa depan.

Mudah-mudahan saja para Dewa juga berkenan menurunkan wahyu keilmuan/spiritual kepadanya, sehingga dirinya menjadi semakin tercerahkan dalam ia melakukan pencarian/penelitian.

Aspek penting Guru Sejati hadir di dalam keilmuan kebatinan dan spiritual dengan penekanan pada usaha untuk mengenali siapa saja yang menjadi guru sejatinya dalam proses keilmuannya, supaya seseorang bertekun kepada gurunya itu untuk mendapatkan bimbingan yang mendalam.

Ketika sudah tidak ada lagi suatu sosok yang dapat menjadi guru pembimbing, maka roh sedulur papat akan menjadi pembimbingnya yang utama, yang akan aktif memberikan ide dan ilham, penglihatan gaib, dan jawaban dari berbagai pencarian dan pertanyaan, dan menuntun pada pengetahuan yang lebih tinggi untuk ditindaklanjuti.

Inilah aspek penting dalam dunia kebatinan jawa yang menekankan pengenalan pada roh sedulur papat, sehingga muncul konsep Sedulur Papat Kalima Pancer sebagai guru sejati bagi seseorang yang penekanannya adalah pada penyatuan interaksi antara seseorang (Pancer) dengan para roh sedulur papatnya.

Dan bila saja para dewa berkenan sehingga seseorang menerima suatu wahyu kesepuhan/keilmuan/spiritual dalam dirinya, maka keberadaan wahyu itu akan melipatgandakan kemampuan orang tersebut dalam memahami dan mempelajari pengetahuan yang berdimensi tinggi (termasuk pengetahuan yang bersifat teknologi modern masa depan).

Biasanya sedulur papat akan aktif tersugesti oleh laku pancernya, yaitu akan aktif mengikuti apa saja yang dijalani oleh pancernya (orangnya), baik dalam laku kebatinan dan spiritual maupun dalam aktivitas kehidupan modern, apalagi yang bersifat pengetahuan tingkat tinggi dan berdimensi tinggi.

Dalam kondisi itu aktifnya sedulur papatnya adalah karena tersugesti oleh laku pancernya, sedulur papatnya akan aktif mencarikan inspirasi dan pengetahuan berdimensi tinggi dan memberitahukannya kepada pancernya, sehingga pancernya juga menjadi tahu dan mempunyai bahan untuk dipelajari lebih lanjut. Dalam kondisi yang seperti itu pancernya sudah bisa menjadikan sedulur papatnya itu sebagai guru sejatinya yang mengajarkan segala sesuatu pengetahuan kepadanya, yang memberikan banyak pengetahuan dan inspirasi untuk ditindaklanjuti.

Dalam proses belajar, banyak pihak yang bisa menjadi Guru Sejati kita, terutama adalah pihak-pihak yang nyata sudah mengajar kita, yang sudah menjadikan kita menguasai suatu ilmu atau pengetahuan. Konteks Sedulur Papat sebagai Guru Sejati kita muncul ketika sudah tidak ada lagi pihak yang menuntun dan memberi kita ajaran, sehingga kita harus mempelajarinya sendiri.

Dalam kondisi ini kita mempelajari sesuatunya sendiri, mengandalkan kecerdasan pikiran dan kecerdasan batin kita sendiri. Dalam kondisi ini interaksi dengan sedulur papat akan lebih intensif, berupa mengalirnya ide dan ilham sebagai inspirasi untuk ditindaklanjuti, walaupun tidak kita sadari bahwa ide dan ilham itu berasal dari roh sedulur papat.

Keilmuan dan pengetahuan yang didasarkan pada kesadaran akan kesejatian manusia akan dapat dengan lebih cepat berkembang dan meningkat, karena manusia yang menyadari kesejatiannya akan juga mengenal potensinya sebagai makhluk biologis dan juga potensinya sebagai makhluk roh.

Pengetahuan yang tidak diketahui secara fisik manusia akan dapat diketahui secara roh.
Dan apa yang sudah dapat diketahui secara roh akan menunjang pengetahuan duniawi manusia.

Tidak selamanya dalam semua hal yang kita tekuni kita akan menemukan suatu sosok yang dapat mengajar atau membimbing kita. Aspek roh sedulur papat menjadi penting karena mereka selalu ada pada kita, dan apapun kebaikan dan kekuatan yang dimiliki oleh sedulur papat itu, efeknya akan selalu berimbas kepada kita, menjadi kebaikan dan kekuatan kita juga, karena mereka adalah bagian dari diri kita sendiri.

Kekuatan mereka dan penghayatan kita pada kebersamaan mereka, akan mewujudkan suatu kekuatan batin dan sukma yang akan berguna dalam melandasi kemantapan perbuatan-perbuatan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Karena itu seringkali dikatakan, dalam hubungannya dengan kebatinan jawa, bahwa ilmu seseorang sudah mencapai puncaknya apabila sudah dapat menemui Guru Sejati, yang tidak lain adalah roh sedulur papatnya, yang wujudnya secara halus benar-benar mirip orang yang bersangkutan.

Tetapi sebenarnya itu barulah awal dari suatu tahapan yang penting. Hanya sekedar bisa melihat atau bertemu dengan roh sedulur papat tidak akan berarti apa-apa dan tidak akan memberi manfaat apa-apa. Tetapi kesempurnaan akan didapatkan jika seseorang bisa mendayagunakan kesatuan sedulur papat dengan orang itu sendiri dalam setiap usaha dan perbuatannya.

Pendayagunaan roh sedulur papat sebagai Guru Sejati dapat dilakukan dengan memperhatikan semua pemberitahuan dari mereka yang berupa rasa dan firasat, penglihatan gaib, ide dan ilham, dan jawaban dari berbagai pertanyaan dan permasalahan, atau menjadikannya sebagai satu kekuatan batin dan sukma yang mendasari perbuatan-perbuatan, atau pada tingkatan yang lebih tinggi dapat mendayagunakannya sebagai suatu pribadi yang bisa diajak berpikir dan berkomunikasi seolah-olah mereka adalah sosok-sosok roh lain yang berdiri sendiri-sendiri.

Dalam pencapaian kebatinan dan spiritual yang tinggi orang akan mencari kekuatan tertinggi dalam kehidupan manusia, sehingga kemudian mereka akan menemukan konsep tentang Tuhan, yang kemudian "Tuhan" itu ditindaklanjuti dalam pencarian kebatinan spiritual mereka dan kekuatan Tuhan itu (Roh Agung Alam Semesta) akan mengisi juga kekuatan mereka. Karena itulah pada tingkat kebatinan spiritual yang tinggi orang akan bertekun dalam kebatinan spiritual ketuhanan dan menyelaraskan sikap batin dan cara hidup mereka dengan sifat-sifat Tuhan yang mereka kenal, bukan menyelaraskan diri dengan kekuatan alam dan duniawi lagi.

Pada tingkatan ini diyakini bahwa yang menjadi Guru Sejati mereka adalah Tuhan (Roh Agung Alam Semesta) dan sedulur papat mereka, yang diyakini sudah menginspirasi mereka dan memberikan kekuatan dan perlindungan kepada mereka, sehingga kemudian orang akan sampai pada konsep-konsep hubungan manusia dan Tuhan seperti konsep Manunggaling Kawula Lan Gusti, Sangkan Paraning Dumadi, Sukma Sejati, dsb, bukannya mengkultuskan Tuhan.

Penekanan terhadap Aku, menjadikan orang mudah puas diri dan sombong atas apa yang telah berhasil diraihnya. Semua yang telah dicapainya dan yang dimilikinya dianggapnya sebagai hasil usahanya sendiri, hasil prestasinya sendiri, sering melupakan siapa saja yang telah berjasa atas apa yang telah diraihnya. Semua yang dilakukannya hanyalah untuk mengejar kepuasan diri dan ke-Aku-annya.

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang lebih mengenal dirinya, dan mengetahui sejauhmana pengembangan yang akan bisa dilakukannya.

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang lebih mampu menerima ide-ide/ilham/wangsit untuk pengembangan diri dan kepribadiannya. 

***

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang berusaha mengenali siapa sajakah yang telah memberinya ajaran, kemudian memberikannya penghormatan khusus dan mendekatinya untuk mendapatkan pengajaran yang lebih lanjut dan mendalam.

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang mau belajar dan menerima ajaran dari siapa saja yang berguna untuk pengembangan diri dan kepribadiannya, dan tidak akan merendahkan seseorang ataupun suatu ajaran.

Pengenalan diri terhadap Aku dan Guru Sejati akan menjadikan orang mau belajar dan bekerja ke arah yang positif, membangun kehidupan dan membangun peradaban, bukannya merusak.

Guru bisa dicari kemana saja, jika diperlukan, dari satu guru ke guru lain yang lebih tinggi.

Hasil pencapaian seseorang tergantung pada usahanya sendiri dan pribadi guru yang menjadi pembimbingnya.

Pencarian spiritual yang tinggi akan membawa seseorang kepada suatu tahapan yang tak terduga.

Masing-masing guru akan memberikan 'pencerahan' kepada yang diajarnya.

Ketekunan kepada Guru Sejati akan mengantarkan seseorang kepada tingkat Tercerahkan. 

Karena itu anakku... tirakat-tirakatmu yang bisa menentukan bertemu atau tidaknya dirimu dengan guru sejatimu. Pahamilah kalimah. "Ing manunggaling kawula gusti" itu adalah salah satu kunci menemukan guru sejati.

Anak-anakku....

Cukup disini pencerahan dari syeh... selanjutnya kalian cari sendiri dan pulanglah.

Hmmmm... seandainya ada sedikit waktu saja untuk berbincang dengan sang syeh, banyak sekali hal yang ingin aku tanyakan terutama aku ingin tahu apa dan bagaimana cerita tentang syeh yang sebenarnya.

Aku ingin sekali meluruskan sejarah tentang dia, aku benar-benar tidak merasakan aura negatif dari sang syeh, agh... tapi biarlah mungkin bukan jatahku untuk melakukan hal itu.

Ternyata semua jamaah sama sepertiku, mereka adalah ksatria-ksatria yang berasal dari berbagai penjuru nusantara. 

Aku melihat para ksatria-ksatria yang tadi hadir, rupanya bukan hanya aku yang mengalami hal seperti ini, banyak para ksatria laduni lainnya di dunia ini, aku bahkan melihat seorang ksatria yang menggunakan pakaian seperti orang arab, india dan lainnya, dengan berbagai macam tunggangan, ada yang menunggangi vegasus, macan putih, macan hitam, harimau, naga owh... gagah sekali mereka.

Akhirnya sang syeh pun masuk kedalam pondok meninggalkan jamaah dengan di dampingi dua orang muridnya. Dan kami para jemaah pun keluar satu-satu dan perlahan menjadi sepilah pondok itu.

Aku pun keluar dan menuju kearah seruni dan naga emasku. Kami melanjutkan perjalanan dengan menunggangi naga emas, untuk melanjutkan perjalanan tamasya alam astralku.

[BERSAMBUNG]

Note.
Gimana... kamu faham dengan wejangan di atas, yah... itulah yang di maksud dengan sesuatu yang tinggi dan dalam.

Kita perlu pemahaman lebih untuk mengerti hakikat maknanya, tapi saya tidak menekankan untuk memaksa memahaminya, karena saya sendiri pusing dengan kalimat-kalimatnya dan butuh waktu untuk mencernanya, jadi cukup di baca saja.

Dang: dalam bahasa daerah bengkulu selatan adalah panggilan kepada orang yang lebih tua usia dari kita, misal adik kepada kakak.

*****
Selanjutnya

*****
Sebelumnya
close