Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERTEMU PENDAKI HANTU


( Semua nama dan tempat dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan. Hal ini dilakukan agar kita tetap nyaman dalam mendaki gunung yang ada didalam cerita ini ).

" Bertemu Pendaki Hantu "

Perkenalkan namaku Andik, aku adalah seorang pemuda berusia 30 tahun yang berprofesi sebagai agen tour & travel yang ada dikotaku.

Masih sangat teringat jelas dikepalaku.

Malam itu berbeda dari biasanya, jalanan yang biasanya ramai orang berlalu lalang, waktu itu benar benar sangat sepi dengan tidak adanya satupun orang.

Bahkan, hingga pukul 21.00 malam aku buka agen tour & travelku, aku hanya dapat 2 orang pengunjung yang melarisi bisnis kecilku ini.

Namun untungnya, ditengah tengah aku sedang melamun memikirkan situasi, tiba-tiba aku dihampiri oleh seorang wanita muda yang entah dari mana datangnya.

Wanita tersebut berkulit putih, berambut panjang dengan mengenakkan kaos hitam bertuliskan Backpacker Indonesia.

Malam itu, sosok wanita tersebut tiba tiba datang dihadapanku dengan langsung mengagetkanku.

" Malam mas " ucap wanita tersebut.

" Astagfirullah, kaget aku mbak " sahutku kaget.

" Hehe, masnya ngelamun sih, jadi gak tau kalau ada saya " jawabnya pelan.

" Iya ta,,hehehe maaf ya mbak, aku tadi gak lihat kanan kiri, tau tau mbaknya ada didepanku " ucapku polos .

" Mau nanya nanya boleh mas ? " Sahut wanita tersebut mengalihkan topik pembicaraan.

" Silahkan mbak, ada yang bisa saya bantu ? " , Sahutku.

" Jadi gini mas, nama saya Lina, saya disini sama teman teman dari Sumatra, tujuan saya kesini mau naik gunung yang ada di belakang itu kira kira bisa gak ya " ucapnya,

" Gunung mana sih mba ? " Jawabku bingung,

" Itu loh mas, gunung yang kelihatan dari sini " ucapnya sambil menunjuk kearah gunung yang memang terlihat megah dari belakang ruko kecilku ini.

" Oh iya bisa mbak, kenapa gak bisa, mbaknya tinggal ke post pendakian, terus naik deh " jawabku,

" Nah itu masalahnya mas, saya dan teman teman belum pernah sama sekali mendaki gunung itu, jadi butuh Guide " sahutnya.

Malam itu entah apa yang ada difikiranku, aku yang memandang moment itu bisa digunakan sebagai kesempatan mencari tambahan penghasilan, tanpa fikir panjang akupun seketika menawarkan diriku untuk mengantar wanita tersebut naik ke gunung yang ada di kotaku itu.

" Oh bisa mbak, saya biasanya juga ngantar tamu naik gunung itu kok " jawabku pura pura,

" Lumayan nih buat nambah penghasilan, toh aku sering banget naik gunung itu, gak mungkin nyasar lah " fikirku dalam hati.

" Beneran mas ? " Sahut wanita tersebut.

" Iya mbak " jawabku,

" Tapi start pendakiannya malam hari bisa kan mas, siangnya saya mau belanja dulu buat oleh oleh orang dirumah, kalau belanja nya turun dari gunung, takut capek " imbuh Wanita terdebut.

" Bisa mbak " jawabku singkat,

Dan singkat cerita, setelah bernegosiasi dan melanjukan obrolan yang lebih intens, akhirnya aku dan Lina sepakat untuk melakukan pendakian keesokan harinya dengan memulai pendakian dimalam hari.

Dan akhirnya waktu pendakianpun tiba.

Malam itu, aku memang menunggu di post utama pendakian gunung ini, karena selain disini memang tempat janjian kita untuk berkumpul, di post utama ini adalah tempat yang strategis untuk berkumpul mengingat kendaraan kami yang memang terbatas.

Namun anehnya, hingga pukul 22.00 malam, aku tidak kunjung melihat batang hidung lina dan rekan rekannya, suasana pos masih sangat sepi karena akupun tidak memungkiri malam itu memang bukanlah malam minggu ataupun hari libur.

Bahkan, akupun juga masih ingat, malam itu aku sempat kecewa dan khawatir sudah ditipu oleh Lina yang memang akupun belum tau secara jelas dari mana asal usulnya.

Dan dengan mencoba terus berfikiran positif, akupun akhirnya tertidur tepat disamping jalan setapak sekitar 100 meter dari pos registrasi gunung ini.

Akhirnya, belum lama aku tertidur, tiba tiba aku dibangunkan oleh wanita yang kuduga kuat itu adalah Lina beserta kawan kawanya.

Mereka berjumlah 5 orang termasuk Lina dengan 3 perempuan dan 2 orang pemuda berumuran 25 tahun.

" Maaf mas, tadi kami nyasar, jadi telat deh sampai sini " ucapnya tiba tiba,

" Oh iya gpp mbak " jawabku,

" Ini teman temanku mas, Yuli, Nita, Friska, Rehan dan Valdi " ucap lina sambil memperkenalkan satu persatu anggota rombongannya.

Dan setelah berbasa basi, akhirnya akupun berniat langsung menuju pos registrasi untuk mendaftarkan pendakian kami.

Namun anehnya, baru saja aku melangkahkan kaki, malam itu tiba tiba aku diberhentikan oleh Lina dengan alasan dia sudah melakukan registrasi sebelum dia membangunkanku tadi.

" Mau kemana mas " ucap Lina tiba tiba ketika dia tau aku hendak berjalan kembali kearah pos registrasi.

" Mau registrasi lah mbak " jawabku,

" Saya sudah daftar mas tadi hehe, sebelum bangunin masnya " jawab Lina.

Awalnya aku memang mulai curiga dengan Tingkah Lina, karena akupun juga masih ingat, jika dia kemarin dengan tegas bilang kalau dia sama sekali belum pernah mendaki gunung ini.

Namun karena aku mencoba tidak menghiraukan semua itu, akhirnya akupun memulai pendakianku mengawal 5 rombongan yang mengaku berasal dari Sumatra tersebut.

Di awal awal pendakian, semuanya nampak baik-baik saja, kami berjalan rapi dengan aku yang berada di posisi barisan paling depan.

Hal itu memang sengaja kulakukan karena selain hanya aku yang tau jalur gunung ini, berjalan paling depan adalah posisi terbaik agar aku dan rombonganku tidak sampai keluar jalur " fikirku.

Namun sayangnya, berada di barisan paling depan tentu saja mengharuskanku sesekali menoleh kebelakang untuk memastikan jika anggota rombonganku tetap dalam posisinya dan tetap dalam keadaan yang baik-baik saja.

Hingga akhirnya waktupun berjalan begitu saja.

Pos demi pos kami lalui dengan lancar tanpa ada sedikitpun gangguan.

Rombonganku bercanda ria dengan aku yang sesekali ikut tersenyum meskipun aku tidak mengerti apa yang ditertawakannya.

Hal itu memang wajar, karena selain aku baru kenal dengan mereka, yang Lina bahas selalu hal-hal yang sepertinya berasal dari kampungnya. Hal itulah yang akhirnya membuat aku sama sekali tidak faham dengan apa yang mereka tertawakan.

Dan tanpa memikirkan hal itu, akupun coba bersikap profesional dengan tidak terlalu ikut campur dengan obrolan mereka dan aku hanya ingin fokus membawa rombongnku naik dan turun dalam keadaan baik-baik saja.

Tapi sayangnya ternyata semuanya tidak sesuai rencana.

Keadaan yang awalnya riuh dengan penuh canda tawa, perlahan lahan tiba-tiba berubah menjadi mencekam menyeramkan.

Satu persatu keanehan kurasakan dengan sangat tidak masuk diakal ditambah apa yang kucium, kudengarkan hingga kulihat , semuanya sangat diluar akal sehat manusia.

Semuanya diawali sekitar pukul 01.00 wib.

Aku dan rombongan yang baru saja bersitirahat di post peristirahatan, pagi itu harus melanjutkan pendakian mengingat pendakianku yang saat itu masih kurang setengah jalan.

Selama perjalanan, tentu saja aku tetap berada diposisi paling depan dengan sudah jarang sekali menoleh kebelakang, karena rombonganku yang terdengar terus bercanda ria, sudah cukup bagiku sebagai tanda jika semuanya baik-baik saja.

Namun anehnya, pagi itu obrolan mereka semakin lama terdengar semakin aneh saja.

" Nah, disini ni, aku dulu loncatnya, kalau kamu dimana ? " ucap wanita yang kuduga kuat adalah suara Lina yang sepertinya mengajak ngobrol rekannya.

" Kalau aku masih diatas, kan aku belum sampai sini waktu nyari kamu,, eh belum ketemu aku ikut jatuh " sahut suara laki laki yang terdengar lirih menanggapi ucapan Lina,

" Jadi kangen kayak dulu lagi ya,,sekarang semuanya tinggal kenangan " sahut salah satu anggota rombongaku

Mendengar hal itu, tentu saja aku seketika terkejut bukan main, dan mencoba memikirkan lebih dalam lagi tentang isi dari percakapan yang barusan kudengar.

" Mereka ngomong apaan sih, kok aneh gitu " fikirku dalam hati,

Namun karena aku mencoba menahan diri, akhirnya akupun terus melangkahkan kaki dengan sudah tidak berani lagi menoleh kebelakang karena jujur pagi itu perasaanku sudah sangat tidak karu karuan.

Dan tidak berhenti disitu saja,

Pagi itu, belum lama aku berjalan, tiba tiba aku mencium aroma bangkai yang sangat menusuk hidung, aroma tersebut tercium kuat ditengah tengah nafasku yang mulai terengah engah karena sudah terasa sangat lelah.

Dan karena aku lagi lagi mencoba tidak menghiraukannya, akhirnya akupun terus berjalan sambil mulai berdoa sebisanya.

Anehnya,

Ketika aku berjalan sambil berdoa, tiba tiba aku tidak lagi mendengar suara rombonganku yang tertawa ataupun bercengkrama.

Semuanya terdengar sepi seolah malam itu aku berjalan hanya seorang diri.

Jangankan suara tawa, suara langkah kakipun malam itu aku tidak lagi mendengarnya.

Merasakan hal itu, tentu saja aku seketika terkejut dan langsung menoleh kearah belakangku dengan maksud ingin memastikan keadaan rombonganku.

Namun anehnya, ketika aku menoleh kebelakang, semua rombonganku saat itu benar benar masih ada dibelakangku,.

Mereka semuanya diam sambil menatapku dengan tatapan yang sangat sayu.

Wajah mereka terlihat putih pucat dengan tidak ada satupun yang terlihat tersenyum ataupun bahagia.

Dan karena pagi itu aku mulai khawatir dengan keadaan mereka, akhirnya akupun memutuskan untuk berhenti dan beristirahat dijalur pendakian gunung yang kudaki tersebut.

" Kalian gpp ? " Tanyaku,

............
( Semuanya tetap diam ).

" Lina masih kuat Lin ? " Imbuhku,

" Capek mas " jawabnya lirih

" Bagaimana kalau kita diriin tenda disini aja, besuk kalau udah fit kita lanjut lagi, apa gimna enaknya, ini kan udah jam 03.00 pagi, nanti kita istirahat sampai jam 07.00. Terus kita lanjut, mungkin sampai puncak jam 10.00 an, nah sore harinya kita turun, gimana " usulku.

Anehnya, tanpa menjawab pertanyaanku, mereka seketika terlihat mengeluarkan tendanya masing masing dan mulai menata tenda yang akan digunakan untuk beristirahat.

Dan disitu, sebenarnya aku sudah mulai merasakan kalau ada yang tidak beres dengan rombonganku,

Aku mulai curiga dengan apa yang mereka lakukan.

Semuanya semakin lama semakin terlihat aneh tidak masuk diakal.

Dan tidak berhenti disitu saja, isi barang bawaannya pun terlihat aneh dan sangat asing di mataku.

Pertama , mereka sangat lihai merakit tenda dan bisa dikatakan sudah profesional.

Kedua, rokok yang dibawa laki laki di rombonganku tersebut adalah rokok jadul yang sepertinya sudah tidak diproduksi lagi di tahun ini, aku terakhir melihat rokok tersebut waktu ayahku masih muda dahulu.

Ketiga, tidak ada satupun dari mereka yang terlihat membawa Handphone, mereka malah membawa radio jadul.

Hal itu tentu saja memberikan pertanyaan tersendiri bagiku, mana mungkin di tahun ini anak anak muda seperti mereka tidak memiliki ponsel.

Dan yang paling membuat aku terkejut adalah,

Kaos yang digunakan salah satu rombongan ku ada yang bertuliskan.
( Expedisi Gunung " nama gunung yang kudaki ini " tahun 1967 )

Melihat semua keanehan itu, tentu saja aku seketika langsung kaget dengan diringi tubuhku yang ikut bergetar tidak karuan.

Jantungku berdetak kencang dengan keringatku yang saat itu mulai keluar bercucuran.

Dan dengan tetap menahan semua itu, akhirnya akupun mempercepat tanganku untuk mendirikan tendaku.

Dan tanpa lama lama lagi, setelah tendaku berdiri, akhirnya akupun masuk kedalam tenda dengan tanpa memperdulikan mereka lagi.

Selama didalam tenda, tentu saja aku hanya diam dengan terus mendengarkan isi dari obrolan rombonganku tersebut.

Disitu aku seolah olah sudah tidak lagi dianggap ada oleh rombonganku, mereka terus tertawa tawa bercerita bahkan juga tidak jarang mereka terdengar menangis nangis entah kenapa.

Pagi itu, benar benar pagi yang tidak akan pernah aku lupakan selama hidupku.

Detik demi detik kulalui dengan penuh rasa ketakutan, jangankan mengantuk, rasa lelah dan laparpun pagi itu sudah tidak terasa lagi.

Bagaimana tidak, pagi itu aku ternyata bersama rombongan yang kuduga kuat adalah rombongan pendaki hantu.

Dan puncaknya,

Sekitar pukul 04.30 pagi, aku mendengar aktifitas mereka sepertinya mereka terdengar sedang membereskan tendanya.

Mendengar hal itu, tentu saja aku seketika terkejut dan memberanikan diri untuk sedikit mengintip kearah luar tenda melalui celah celah tendaku ini.

Dan ketika aku melihat kearah luar, mataku seketika terpana, jantungku berdetak kencang bahkan aku merasakan jika aku telah kencing dicelana.

Bagaimana tidak, pagi itu aku melihat mereka dengan bentuk yang sudah sangat tidak karu karuan.

Lina yang awalnya kulihat sebagai wanita cantik, pagi itu tiba tiba berubah menjadi sosok pendaki yang sangat menyeramkan.

Rambutnya tinggal separuh dengan separuhnya yang sudah habis bersimbah darah, tentu saja sudah cukup untuk membuat aku tidak lagi bisa bergerak karena syok ketakutan.

Dan tidak berhenti disitu saja,

Pagi itu aku juga melihat dengan mata kepalaku sendiri, teman teman Lina tersebut ada yang terlihat telanjang bulat dengan tubuh yang penuh bercak bercak hitam.

Ada juga yang berwajah busuk, kakinya pincang dan masih banyak lagi yang mungkin tidak bisa kuceritakan disini.

Mereka semua terlihat sibuk merapikan tendanya yang ternyata tenda itupun sudah terlihat sobek, rusak dan sangat tidak layak jika masih digunakan.

Dan karena aku sudah tidak kuat lagi melihat semua itu, akhirnya akupun kembali masuk kedalam sarungku dan memejamkan mata sambil menahan getaran tubuhku yang saat itu semakin kencang luar biasa.

" Ya allah, ya allah, ya allah, ya allah " rintihku

Dan akhirnya, setelah beberapa lama kemudian, aku benar benar mendengar mereka berpamitan kepadaku dari arah luar tendaku.

" Terimakasih sudah mengantar kami " ucap wanita yang kuduga kuat adalah suara Lina.

Meskipun aku mendengarnya dengan lirih, tapi aku masih bisa mendengar dengan jelas jika suara tersebut adalah suara Lina, dia adalah wanita pertama yang datang ke ruko ku dan meminta aku mengantarnya kesini.

Dan akhir cerita, sekitar pukul 06.00 pagi, akupun bergegas membereskan tendaku dan segera pergi dari tempat tersebut.

Langkah kakiku kupercepat dengan fikiran yang sudah melayang kemana mana, membuat rasa lelahku pagi itu benar benar seolah menjadi sangat tidak terasa.

Sesampainya di Post registrasi, tentu saja aku kembali memastikan riwayat pendaftaran yang katanya sudah di daftarkan oleh Lina Sebelum aku naik kemarin malam.

Dan ternyata, semua itu memang tidak ada dan tidak pernah ada.

Menurut petugas loket, tidak ada pendaki yang mendaftar untuk mendaki di malam hari.

" Misalnya ada pendaki naik tapi tidak mau daftar, pasti kita hadang mas, kan aksesnya cuma lewat sini. Lagian kemarin kan malam jum'at kliwon, mana mungkin ada pendaki berani naik malam malam. Aku taunya sih cuma masnya yang lewat depan sini, terus karena ku kira masnya mau naik besuk ya sudah, aku biarkan ketika aku tau masnya tiduran dipinggir jalan itu " terang petugas loket tersebut menjelaskan.

Mendengar hal itu, akupun seketika terduduk lemas sambil terus memikirkan apa yang sudah kulalui semalam.

Dan akhir cerita, akhirnya akupun pulang dengan keadaan tetap melamun sepanjang jalan.

Rasa syukur dan penyesalan, semuanya bercampur menjadi satu hingga akupun tidak tau apa yang aku rasakan waktu itu.

Dan hingga cerita ini ditulis, aku terkadang masih melihat sosok pendaki yang kuantar tersebut mampir kedalam mimpiku.

Semuanya nampak jelas seolah ingin memberitahuku jika mereka adalah rombongan pendaki yang telah meninggal digunung tersebut beberapa puluh tahun yang lalu.

Akhir akhir ini, aku sempat sengaja kembali ke gunung tersebut bersama sahabatku untuk sekedar mengirim doa dimana aku terakhir berpisah dengan mereka.

Karena akupun yakin, pasti ada satu alasan yang membuat Lina mendatangiku dan memintaku untuk mengantarkannya kembali ke gunung waktu itu.

Terlepas dari itu semua, hendaknya kita selalu berdoa dimanapun kita berada agar kita senantiasa dijauhkan dari segala marabahaya

Terimakasih teman teman, semoga cerita ini menemani hari hari kalian & Sampai Jumpa di cerita cerita kami selanjutnya.

BACA JUGA : KAMPUNG TUMBAL

KISAH MISTERI BERDASARKAN KISAH NYATA
-------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~

close