Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

DEDEMIT RANU KUMBOLO


Tidak pernah kubayangkan, aku pernah mengalami kejadian seperti ini, berawal dari sebuah tayangan televisi, aku hampir saja kehilangan putraku.

Perkenalkan saya Pak Lukman dan anak sya Adi ( Semua nama dalam cerita ini disamarkan ).

Memiliki seorang anak yang suka menyendiri dan jarang bergaul, sebenarnya tidak menjadi masalah bagiku, mengingat warga lingkungan rumahku memang tergolong cuek dan tidak peduli antara satu sama lain Tinggal di sebuah perumahan kecil dengan mayoritas warga yang memang pendatang, membuat saya seolah tidak memiliki tetangga. Semua sibuk dengan urusannya masing-masing, jadi sangat jarang ku jumpai pintu rumah di lingkunganku terlihat terbuka, setiap hari semua pintu rumah di lingkunganku tertutup rapat seolah tidak berpenghuni.
Karena belum bisa mempertahankan keutuhan rumah tangga, aku memilih hidup berdua dengan anakku, karena istriku lebih memilih hidup dengan orang tuanya setelah kita bercerai beberapa tahun yang lalu.

Bekerja sebagai mandor di salah satu proyek, membuatku harus pulang larut malam hampir setiap hari.
Sesampai dirumahpun aku jarang ngobrol dengan Anakku, karena dia selalu sibuk dengan Komputernya. Kejadian itu terjadi bberapa minggu setelah ditayangkannya film tentang pendakian di salah satu televisi. Anakku yang biasanya menghabiskan waktu cuma dirumah, secara tiba-tiba, dia memohon kepadaku agar aku memberinya ijin agar dia kuperbolehkan mendaki Gunung seperti di film tersebut. Hal itu, tentu saja saya tolak, mengingat dia tidak ada pengalaman mendaki sama sekali, jadi menurutku kegiatan tersebut sangat membahayakan. Dia pun memohon berkali-kali tetap tidak kuperbolehkan, karena banyak hal yang mungkin akan terjadi jika mendaki gunung tidak disertai pengalaman yang sepadan, tetapi dia tetap bersikukuh bahwa dia akan baik-baik saja.

Hingga akhirnya, waktu itu aku pulang sangat terlambat, karena hari itu tepat dengan hari gajian karyawanku.

Sesampainya dirumah saya sangat terkejut, karena Anakku tidak berada di rumah, saat itu kondisi rumah sangat sepi.

Setelah mondar-mandir, akhirnya aku lega, karena Anakku pergi ke rumah Ibunya, hal itu kuketahui dari sebuah catatan kecil yang tertempel di layar monitor. Karena waktu sudah malam, aku pun berfikir dia pasti baik-baik saja, toh dia sudah besar, jadi kuputuskan besuk saja untuk menghubungi dia via telfon.
Dan aku pun tertidur, dalam tidurku aku bermimpi melihat anakku yang berwajah aneh, ( maaf untuk mimpinya saya tidak di beri informasi lebih jelas ). Aku pun langsung terbangun karena kaget, setelah melihat waktu masih pukul 1 pagi, aku memutuskan untuk sholat tahajud, mumpung bangun nih, Fikirku.
Setelah sholat, karena aku belum mengantuk, akhirnya saya mencoba menyalakan televisi sambil melihat pertandingan sepak bola, disela-sela aku menonton bola, tiba-tiba aku mencium bau bunga sedap malam yang sangat menusuk hidung,
mengingat disekitar rumah tidak ada yang menanam bunga tersebut, aku mulai berfikir bau ini adalah bau makhluk halus.

Akupun mencoba menenangkan diri dengan menarik selimut dan memutuskan untuk memejamkan mata di depan tv, meskipun saat itu tubuhku sangat gemetar karena ketakutan, kalau aku tidur di kamar tambah serem nih, fikirku. Malam pun berlalu, 
keesokan harinya saya bangun kesiangan karena badan memang lelah, ditambah semalam diganggu bau bunga yang membuat saya tidur kurang nyenyak,. 
Aku pun mencoba menghubungi mantan istriku bermaksud memastikan keberadaan Adi, sudah berkali-kali ku hubungi, telfon ku tidak diangkat, mungkin lagi sibuk, fikirku.

Aku pun masih berfikiran positif waktu itu, Sekitar pukul 14.00, HP ku berdering, rupanya mantan istriku menelpon, dan kami pun terlibat obrolan kecil. " Ada apa, ? " Kata dia,

" Adi Pulang kapan ? besuk aku masuk kerja lagi, kalau Adi gak pulang, rumah jadi sepi, gak ada yang jagain, Jawabku tanpa basa-basi.

" Adi gak kesini kok ! Jawab mantan istriku dengan nada terkejut.

" Lo dia pamit kerumahmu dari kemarin, terangku,
" Dia gak kesini, Gimana si kamu jaga anak gak becus xxxzxzzxxxxxx.

Akhirnya kami pun bertengkar, hubungan kami memang kurang harmonis setelah hakim memutuskan untuk bercerai dan hak asuh anak jatuh kepadaku, hal itu membuat ketika aku menghubungi mantan istriku dan membahas tentang anak pasti ujung-ujungnya ribut. Setelah mengetahui Adi tidak ketempat ibunya akupun bingung seketika, sudah kucoba berkali-kali menghubunginya namun tidak ada jawaban, hal ini memang aneh, jarang sekali dia tidak menangangkat telpon dariku. Waktu pun berlalu hingga sekitar pukul 18.00 malam, Adi akhirnya sampai dirumah dengan penampilan kusut, kotor dan wajah yang sangat lelah, dia mengaku pulang dari Ranu Kumbolo Gunung Semeru, kemarin pagi sesaat setelah aku berangkat kerja.

Akupun langsung memarahinya, setelah puas memarahi, aku menyuruhnya untuk segera beristirahat, yang penting dia pulang dengan selamat, fikirku. Aku memang sangat khawatir, karena selain dia jarang sekali keluar rumah, dia tergolong anak yang sangat pendiam dan tidak bisa bergaul dengan orang baru, jadi kupikir memang agak mengkhawatirkan jika dia pergi ke luar dengan orang yang belum dia kenal. Keesokan harinya, Adi mulai menunjukan sikap yang sangat aneh, dia tidak seperti anakku yang kukenal, dia menjadi seorang anak yang kasar hingga berani membentakku ketika aku mengingatkannya tentang sesuatu Keanehan itu sangat nampak ketika aku mendengar dia seolah ngobrol dengan orang lain di dalam kamarnya, ketika pintu kamarnya kubuka dia hanya seorang diri dan menatap wajahku dengan penuh kebencian Saat itu aku mulai merasa bahwa memang Ada yang salah dengan anakku, ketika aku juga sempat memergoki dia di dapur tertawa sendiri, seoalah-olah ada hal lucu di sekitar dia, Tak sampai disitu, aku juga sempat melihat sesosok perempuan tinggi besar tepat di belakang anakku waktu dia mencuci piring.

Hal yang paling tidak bisa kulupakan adalah aku melihat 2 sosok anak ku di waktu yang bersamaan, ini memang benar terjadi, ketika aku keluar dari kamar mandi dia tepat berada di depan televisi, kemudian aku melangkah ke ruang tamu dan saat yang bersamaan aku juga melihat anakku di dalam kamarnya menari-nari, Bahkan aku kerap mendengar dia ngobrol sendiri, dan akhirnya, aku pun memutuskan untuk mencari bantuan, karena perasaanku waktu itu sudah tidak karuan, aku sudah sangat yakin ada makhluk halus yang mengikuti anakku sewaktu dia kembali dari Ranu Kumbolo.

Berbekal informasi dari salah satu rekan kerja, akhirnya aku mengundang Bapak Teguh, beliau saya yakini sebagai orang yang bisa berinteraksi dengan makhluk halus.
Hal itu terlihat dari setiap proyekku yang mendapat gangguan dari makhluk halus saat pembebasaan lahan pak Teguh selau bisa mengatasinya, itu yang membuatku berfikir mengundangnya untuk menyembuhkan putraku, adalah tindakan yang tepat.

Keesokan harinya, aku langsung menemui Pak Teguh, setelah sampai di rumahnya, dia bersedia kubawa kerumahku agar mengetahui secara langsung bagaimana kondisi anakku.

Dan apa yang terjadi,,
Sesampainya di rumah, aku sudah tidak melihat Adi sebagai putraku, dengan suara yang berubah seketika menjadi perempuan, dia hanya duduk diam menghadap televisi dengan kondisi yang sudah tidak karuan. Pak Teguh langsung menghampiri putraku, dan mencoba mencari informasi tentang siapa yang telah menganggunya.

Sesuai firasatku, anakku memang diikuti sesosok jin penunggu danau tersebut yang berwujud perempuan, dia mengaku menyukai anakku entah apa itu alasannya, dia tidak mau mengkau ketika di cecar berbagai pertanyaan oleh pak Teguh.
Keadaan mulai memanas ketika aku melihat anakku sudah mulai melakukan tindakan yang diluar nalar, dia berlari lari ke setiap sudut ruangan, hingga memakan irisan ayam yang masih mentah, yang diambil dari dalam kulkas.

Hal itu membuatku sangat khawatir dan akupun memutuskan untuk segera kembali ke Ranu Kumbolo, untuk memulangkan makhluk halus tersebut sesuai arahan dari Pak Teguh.
Singkat cerita, hari itu juga aku dan Pak Teguh memutuskan untuk berangkat kembali ke Ranu Kumbolo, setelah melakukan sedikit persiapan, kami pun langsung berangkat dengan mengendarai mobil.
Waktu itu aku memang mengajak salah satu rekan kerjaku untuk mendampingi perjalanan kami, karena kurasa dia sudah beberapa kali ke Gunung Semeru.

Perjalanan pun kuawali dengan harapan penuh anakku bisa selamat, sekitar pkl 14.00, kami sampai di pos pndaftaran Ranu Pani, petugas yang melihat kondisi anakku yang lemas sempat melarang untuk mendaki, setelah Pak Teguh mlakukan ngosiasi, akhirnya petugaspun mengijinkan kami untuk mendaki.

Ditengah perjalanan memasuki hutan, anakku yang sebelumnya terlihat lemas seketika itu langsung bisa berjalan dengan penuh semangat, seolah-olah sedang tidak terjadi apa-apa
akupun semakin khawatir dengan kondisinya, sebagai orang tua, aku hanya bisa pasrah dan menyesali kejadian ini, karena kurangnya pengawasanku hingga ini semua telah terjadi.

Di tengah-tengah perjalanan, saya kembali mencium aroma bunga sedap malam yang sangat menyengat, padahal waktu itu masih sore hari, biasanya kan bunga ini tercium baunya kalau malam hari, ini kok aneh ya, ucapku dalam hati.
Saat itu pak Teguh tiba-tiba menatapku dan seolah menberi tanda semua baik-baik saja, Pasti dia juga mencium aroma ini, fikirku. 

Sepanjang perjalanan, Adi tidak mengeluarkan sepatah katapun, dan berjalan sangat cepat tanpa istirahat, aku yang sudah lama tidak berjalan jauh, sesekali ngos-ngosan mengejar dia.
" Ayo jangan sampai dia lolos dari pengawasan kita, Nanti kalau sudah sampai Ranu Kumbolo, Adi langsung di pegangi saja jangan di lepas, Ucap Pak Teguh.

Kami pun memahaminya, karena gunung ini memang mendadak ramai setelah panayangan film di salah satu televisi, membuat saat itu kami banyak menjumpai pendaki yang berlalu lalang, hal itu membuat sebagian pendaki memandang kami dengan tatapan aneh, karena kami berjalan cepat dan beda penampilan dengan pendaki pendaki pada umumnya.

Sesampainya di Ranu Kumbolo, aku langsung memegang erat anakku dan kuajak duduk, biar temen ku yang mempersiapkan tendanya.
Waktu itu kami memang mendirikan tenda agak jauh dari yang lain, karena memang niat kami kesini untuk melakukan ritual pengusiran roh bukan berwisata.

Malam mulai tiba, sekitar pukul 22.00,
belum selesai saya menyuapi dia dengan mie instan, dia tiba-tiba menjerit, saat itu langsung kubungkam suaranya karena takut menganggu pendaki lain, Pak Teguh Pun memulai ritualnya, Dia mengajak ke salah satu sudut danau ini yang Pak Teguh yakini di situ adalah rumah makhluk halus tersebut.

Adi pun ku gendong berjalan mengikuti Pak Teguh, pendaki lain saat itu melihat kami dengan penuh tanda tanya, itu terlihat dari raut wajah mereka yang melihatku menggendong putraku yang sudah dewasa, dengan wajah yang penuh keheranan.
Sesampainya di salah satu sudut Danau, pak Teguh Tiba-tiba seolah ngobrol dengan orang lain dengan menggunakan bahasa jawa, yang terkadang saya tidak mengerti karena suaranya yang terlalu lirih.

Saat itu tiba-tiba Adi menjerit untuk kedua kalinya, dan saat itu pula aku mencium bau bunga sedap malam lagi yang sangat menyengat, jeritan Adi serta tubuhnya yang meronta-ronta membuat aktivitas kami di pandangi oleh para pendaki lain, itu terlihat dari cahaya senter dari pendaki lain yang sesekali diarahkan ke arah kami karena keadaan yang sudah malam dan gelap.
Pengembalian ini terjadi cukup lama karena menurut Pak Teguh, makhluk halus ini sudah terlanjur suka dengan anak ini, akhirnya hampir tengah malam interaksi mulai reda, anakku mulai sadar dan kebingungan.

Singkat cerita Pak Teguh akhirnya mengajakku untuk Takziyah dan mendoakan arwah didanau ini, lalu kucuci muka anakku dengan air danau yang sudah kami beri doa, serta kuminumkan airnya agar dia tidak di ikuti kembali, semua juga atas arahan Pak Teguh. Akhirnya kami kembali ke tenda untuk istirahat.

"Besuk kalau Adi masih belum sembuh, kamu tunggu disini, biar saya turun mencari orang lokal yang lebih faham tentang Danau ini' kata Pak Teguh.
Akupun mengangguk dan menurutinya, serta berharap besuk anakku sudah sembuh seperti sediakala,
sepanjang malam kuhabiskan dengan mengaji dan tidak tidur tepat disamping anak ku, karena waktu itu suasana danau sangat ramai, jadi aku tidak merasa kesepian.
Keesokan harinya, Adi mulai terlihat membaik, setelah Pak Teguh yakin bahwa Adi sudah tidak Diikuti, kami pun berkemas untuk pergi dari danau tersebut.

Disela-sela aku berkemas hingga berjalan meninggalkan danau, aku melihat sosok perempuan di sudut danau tempat kami melakukan ritual semalam, dia berdiri sendiri dan menatap aktivitas kami, Sosok perempuan muda yang mengenakan baju tidak seperti seorang pendaki gunung, saya duga dia adalah sosok makhluk halus yang merasuki anakku.
Dalam perjalanan turun, perasaan ku sudah mulai tenang karena anakku berhasil di sembuhkan, dan sesampainya di kota, akupun lansung membawa anakku ke salah satu tempat di kota ini untuk melakukan Ruqiah agar ia lebih bersih lagi.
Akhir cerita kini Adi sudah membaik dan dia sudah tidak mau mendaki gunung lagi hingga sekarang.

Semua cerita ini nyata, berdasarkan pengalaman pribadi salah satu sumber dari jejak misteri,
berharap agar cerita ini bisa dibagi dan dijadikan pelajaran agar lebih berhati-hati dalam setiap melakukan kunjungan ke tempat ini.
Usahakan fikiran jangan kosong dan jaga sopan santun, agar terhindar dari hal-hal yang tidak di inginkan. Terlepas dari itu semua, danau ini memang indah sekali, ketika pagi dan malam hari, kita disuguhkan dengan pemandangan alam yang sangat luar biasa, tidak heran jika hal ini membuat semua orang pasti ingin mengunjunginya.

Saran saya jangan sampai fikiran kita kosong saat kesini, karena menurut tokoh Yang menjadi Pak Teguh dalam cerita, Adi saat itu memang kondisi sedang melamun, meski memang bayground Adi ini adalah seorang anak yang pendiam dan suka menyendiri, hal itu tidak dianjurkan dilakukan di tempat ini. Jika kita terlalu banyak melamun akan menarik perhatian makhluk halus.
Waktu itu, Adi ini pergi lumayan jauh dari tenda, ke sudut danau yang saya duga dia melihat sesosok makhluk halus yang memanggilnya,
dan dia menurutinya.

Cerita ini saya sampaikan dari sudut pandang Pak Lukman. Ada banyak hal yang tidak bisa saya sampaikan di tulisan, karena memang saya sebenarnya bukan penulis, jadi untuk cerita apa saja yang sebenarnya terjadi dengan Adi sepanjang perjalanan, hingga sampai di lokasi dan akhirnya di ikuti oleh penunggu danau ini.

Selanjutnya saya pribadi berharap, cerita ini bisa di jadikan pelajaran, karena pengalaman ini benar adanya.
Agar kita sebagai penikmat alam, selain bisa menjaga sopan santun, kita diharuskan untuk selalu berfikiran positif ketika berada di hutan.
Karena dalam mendaki, nyali dan fisik aja gak cukup, kita juga harus selalu berdoa dan berfikir positif agar kita selalu dilindungi oleh sang pencipta, serta dijauhkan dari hal-hal yang tidak kita inginkan.

Semoga cerita ini menemani hari hari kalian. Hargai pengalaman-pengalaman kami. Jika ingin membagi pengalaman horror kalian dimanapun kalian berada, asalkan itu pengalaman Nyata.
Siapa tau pengalaman kalian bisa menjadi pelajaran buat teman-teman semua.
Terimakasih.


close