Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kisah Pendaki Tersesat Di Pasar Setan Gunung Arjuno

Sebuah kisah singkat tentang pendaki gunung, yang mana tiap gunung pasti menyimpan misteri yang berbeda beda, dan tiap orang yang ke gunung harus berhati-hari dalam bertindak tanduk atau berbicara.

Ini dia kisah tentang pendaki yang tersesat selama 3 hari di alam ghaib Gunung Arjuno

Cerita awal tahun 2010, Pendaki yang berjumlah 6 orang mengalami kejadian mistis selama pendakian di gunung Arjuno.

Kejadian ini dialami oleh tobyadam, dj dan 6 teman pendaki di tahun 2010 , sebelumnya kenalin dulu , namaku tobyadam ( bukan nama asli ) , aku kerja sebagai disk jokey disalah satu kota di Kalimantan. kita langsung menuju keceritanya.

Aku punya hobi naik gunung, mungkin dulu setahun bisa 2 kali naik gunung dikarenakan job full jadi schedule hiking terbatas.

Sekitar pertengahan 2010 aku dan 6 orang temen berencana buat naik ke salah satu puncak di jawa timur tepatnya di gunung Arjuno.

Berangkat sore dari Kalimantan dengan pesawat ke kota terdekat dari gunung Arjuno, kita nginap disalah satu hotel untuk istirahat dan rencananya bakal berangkat subuh dengan travel.

Di awal perjalanan dimulai tidak ada hal yang aneh, sekitar jam 8 kita sampai di desa dibawah kaki gunung Arjuno. Kita memang sengaja memilih jalur yang anti mainstream sebenernya , kita langsung datang ke rumah kepala desa buat minta ijin untuk melewati jalur itu.

Sebut saja Toby ,Dimas, Ardi, Eko, Wawan, dina dan Kiki. bukan nama asli semua.

Sebenernya kepala desa ngelarang untuk melewati jalur itu, istilahnya kita bukan orang asli sini karna dijalur itu banyak tempat buat masyarakat sekitar untuk bertapa .

Dan karena kita berfikir untuk lewat jalan pendakian normal tersebut butuh waktu yang agak lama, jadi kita berusaha meyakinkan kepala desa bahwa kita akan menjaga sikap ketika melewati jalur tersebut.

Dan kepala desa dengan berat hati mengijinkan dengan syarat jaga lisan dan paling penting jangan pernah untuk bermalam di pos 4, beliau tidak bilang alasannya, hanya melarang, dan kita setuju dengan syaratnya.

Jalur ini sebenarnya banyak yang belum  tau, karena emang untuk ke jalur ini kita harus masuk ke desa yang menurut ku cukup terpencil, ya istilahnya kalo mau masuk rumah lewat belakang. Mungkin pendaki yang sudah hafal jalur ini juga tau.

Kita berangkat sekitar jam 1 semua berjalan normal, suasana juga sejuk karena banyak pohon pinus diderah ini dan yang bikin agak merinding banyak banget teras-teras yang dibuat untuk orang sekitar buat bertapa atau pun berdoa. Magrib pun tiba tapi kami baru melewati pos 3.

Pendakian Gunung Arjuno ada 7 pos,  jadi butuh waktu lama untuk sampai puncak Gunung Arjuno.

Nah anak-anak cewek ini sudah capek banget kata mereka, terus aku bilang

"Yaudah kfnapa gak bikin camp di pos 4 aja, paling bentar juga sampe ".

"Jangan macam-macam kalo sudah di larang itu denger coba, hutan nih bukan rumahmu" kata Eko.

"Udah slow aja gak ada yang tau juga kita ngecamp disini, besok sebelum pagi subuh kita langsung beresin, jadi gak ada yang tau kalo kita habis ngecamp disini" ucap Ku.

Mungkin karena faktor capek, temenku yang lain diam saja seakan setuju untuk istirahat di pos 4.

Sekitar sejam kemudian kita sampe dipos 4, terdapat tulisan dikayu dipinggir jalan setapak yang bertuliskan angka 4 yang sudah di tumbuhi tumbuhan menjalar.

Pikirku karena disini jarang ada yang lewat makanya jadi gak terawat, dan di situ terdapat pos yang bentuknya seperti pos ronda untuk istirahat sementara.

Sedangkam di belakang pos itu ada lapangan yang cukup luas dan bersih.

"Nah mantapnya tempatnya luas begini masa gak boleh ngecamp sih" ucap ku.

Kita langsung bagi tugas agar segera ada tempat buat beristirahat sebelum sore.

Aku inget banget pas lagi asik nyanyi-nyanyi di depan api tepat jam 9 malam, muncul seseorang paruh baya dari jalan setapak, orang itu berjenggot putih dengan baju batik dan celana hitam gantung dan bawa parang. Sontak kaget dong kita smua malam-malam gini ada yang nyusul bawa parang pula.

Bapakk itu tanpa basa-basi langsung ngomong dengan nada tinggi pake bahasa jawa, karena aku ada turunan jawa jadi agak paham.

"Wes tak kandani ojo nginep neng kene kok ngeyel to !! iso pindah ra !! "Ucap bapak tersebut.

(Sudah di kasih tau jangan bermalam disini kenapa pada ngeyel, bisa pindah sekarang)

Kita diam saling menatap sambil beresin barang-masing untuk naik ke pos berikutnya, sebut saja simbah biar enak. Simbah tadi masih berdiri disamping pos sambil merhatiin kita beresin barang, sampai kita udah siap buat naik ke pos 5, aku suruh temen-temenku buat duluan aja,

Karena aku masih beresin sisa-sisa api unggun tadi.

10 menit mereka jalan, akhirnya aku susul setelah yakin semuanya udah bersih, dan simbah masih berdiri disamping pos. Pas aku ngelewatin simbah itu aku mencium wangi melati, ya aku gak pikir macam-macam sambil kutegur terus pamit.

"Mari Mbah maaf atas kesalahan kami tadi" ucap ku.

Simbah itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata kata.

Tak lama setelah melewati Simbah tadi, buat mastiin aja, aku nengok kebelakang apakah Simbah itu masih ada atau udah pergi. Ternyata sudah gak ada.

"Kok cepet banget perginya" batin ku.

Dan disitu awal semua kejadian itu terjadi.

Sambil memikirkan simbah tadi aku terus berjalan berusaha menyusul anggotaku yang tadi jalan duluan.

Tapi ada yang aneh, kalian tau lah hutan saat malam itu gimana kan ? Berisik suara malam hutan, suara serangga dan yg lain.

Tapi kali ini berbeda, sunyi senyap bahkan nyamuk pun gak ada. Perasaanku saat itu.

Aku mulai merasa ada yang mengawasiku seperti ada yang mengikutiku dari belakang, Mungkin sekitar sejam aku jalan, kenapa belum sampai ke rombonganku tadi, aku ngerasa kalau aku lewat jalan ini lagi

Aku kmudian cari kayu yang agak besar kemudian aku tancapin dipinggir jalan setapak sebagai bukti bahwa aku tersesat atau gak. Setelah udah pasang tanda aku mulai jalan keatas. 10 menit jalan, aku melihat kayu yang aku tancapkan tadi.

"Kok disini lagi" batin ku

Mulai frustasi. Pikirku coba ah aku turun aja, hasilnya sudah jelas sama, aku kembali ke tanda kayuku. Aku coba kekanan berusaha masuk kehutan, tetap hasilnya sama. Begitupun sebaliknya aku selalu kembali ke tempat yg sama.

Muncul pikiran panik, aku yakin aku di "sembunyikan", tapi aku salah apa ? Apa karena ngecamp di pos 4 ?, kenapa cuma aku aja yang di sembunyikan ?. Banyak pertanyaan yang muncul dikepalaku.

Aku mulsi putus asa dan lelah karena bolak balik gak nemuin jalan. Aku duduk tepat disamping kayu tanda ku, nengok kanan kiri depan belakang, tiba-tiba dari pohon-pohon sekitar, aku merasa banyak mata yang memperhatikanku. Cuma aku tidak bisa nelihat sosoknya seperti apa,

Trus kemudian dari bawah gunung, muncul sekelompok orang yang menggunakan pakaian kerajaan sambil membawa tombak dan obor sekitar 10 sampai 15 orang. Lewat tepat dijalan setapak disampingku, aku memanggil mereka tanpa jawaban, mereka berhenti kemudian menoleh terus jalan lagi.

"Apa aku udah mati"

"Tapi siapa mereka ?"

"Kenapa masih ada orang-orang yang memakai seragam kerjaan seperti itu".

Aku cuma bisa berdoa agar segera ada pertolongan datang menghampiriku. Kemudian aku tertidur disamping jalan setapak itu karena gak tau lagi harus apa.

Tiba-tiba aku terbangun di tengah keramaian.

"Akhirnya aku selamat" batin ku

Aku terbangun dan mencoba berdiri ditengah pasar malam. Masih dalam keadaan bingung.

"Kenapa ada pasar disini dan kenapa mereka berpakaian seperti orang desa jaman dulu, muka mereka pucat semua tanpa ada expresi".

Kemudian aku di dorong dari belakang sangat keras sampai terjatuh.

"Bruuukkk"

"Aduuhhh !! siapa sih yang ndorong? Kira-kira dong". Ucap ku.

Ketika bangun, seketika yang tadi ramai menjadi sepi. Pasar yang tadinya ramai orang menjadi sepi tak ada satu orangpun kecuali aku.

Aku perhatikan sekeliling, nampak aku kenal lokasinya. Ya ini adalah pos 4 tempat kami ngecamp tadi, tapi kok jadi pasar.

Kemudian banyak suara wanita ketawa lirih melengking yang bikin merinding. tapi yang ketawa ini rame banget, seperti berada di tengah-tengah orang yang lagi ketawa.

Dengan gerak cepat aku lari karena udah ketakutan. Gak tau lari kemana yang penting menjauh dari suara tersebut.

Trus aku melihat seperti pondokan di tengah hutan, aku berhenti disitu karena merasa aman.

Kemudian......

Ada suara besar dan berat yang membuat aku gemetaran.

"KOE RAISO MULIH"

(Kamu gak bisa pulang)

Terdengar suara dinding pondok dari belakang seperti ada yang mendorongnya.

Rame banget yang dorong sampe berasa mau roboh, mereka berusaha mendorong dinding pondok sambil ketawa ckikikan .

Sontak aku lari keluar pondok, bodonya kenapa harus noleh, disamping pondok itu banyak makhluk yang diluar logika manusia, bukan setan seperti yang kita tau.

Lebih ke persilangan manusia sama binatang pokoknya, makin gemetaran semua badan sambil lari sampe akhirnya kembali ke jalan setapak tempat tanda kayu tadi, aku duduk sambil nangis putus asa banget asli.

Tiba-tiba muncul sosok Simbah-Simbah berbadan ular besar banget turun dari pohon. Ternyata itu adalah Simbah yang menegur waktu ngecamp di pos 4 tadi. Aku mematung tanpa bisa berkata ataupun lari. lemes semua badanku.

Dia perlahan melilit badanku sampai aku tak bisa nafas, aku pasrah. Aku gak punya ilmu agama sedikitpun cuma bisa pasrah. Yang kuingat aku kehabisan nafas dan pingsan.

Tiba-tiba Aku terbangun masih di tanda kayu tadi. Ada nenek-nenek yang menghampiriku dan berkata seperti ini.

"Nek dikandani wong tuwo ki manut le ojo ngeyel, panggonmu ngedekne kemah Karo kancamu mau kui pasar goib. Wes dikandani malah ngomong ra sopan".

(Kalo di kasih tau orang tua itu nurut jangan ngebantah, tempatmu mendirikan kemah sama temanmu tadi itu pasar gaib. Sudah di kasih tau malah berkata tidak sopan)

"Simbah ndelok awakmu mirip Karo putuku, tak ewangi metu seko kene tapi eling, kene Dudu omahmu, di jogo omongane Karo perilakune "ucap nenek tersebut.

(Simbah liat kamu seperti mirip cucuku, aku bakal bantu kamu kluar dari sini, ingat ini bukan rumahmu jaga lisan dan sikapmu)

"Lungo goleko sumber banyu terus wudhu, njuk turuo"

(Pergilah kamu cari sumber air kemudian kamu berwudhu, lalu pergi tidur disini)

Aku hanya mengangguk kemudian ada suara dari kiriku, aku menoleh ke kiri tiba-tiba nenek itu udah gak ada.

Gak tau kenapa tiba-tiba aku mendengar suara percikan air, ada sungai kecil mirip parit di belakang pohon besar, aku langsung wudhu disana kemudian balik ke jalan setapak dan berusaha memejamkan mata. Akhirnya aku tidur.

Belum lama aku tidur, aku merasa ada yang membangunkan. Benar saja saat aku bangun sudah banyak warga dan 6 teman-temenku yang ternyata sudah 3 hari mencariku.

Malam yang kurasa singkat ternyata sudah 3 hari, mereka menemukan ku tidur disamping jalan setapak , padahal mereka naik turun gunung lewat situ tanpa ada liat aku, baru sore ini ketika mereka mau turun baru ngeliat aku tidur di samping jalan.

Alhamdulillah aku selamat, saran buat temen-temen khususnya bagi pendaki untuk selalu jaga lisan dan sikap kalian. Percaya atau tidak tetap saling menghormati karena kita hidup berdampingan. Mohon maaf jika bahasanya kacau.


BACA JUGA : Memutus Perjanjian Dengan Penghuni Bukit Terlarang

KISAH MISTERI BERDASARKAN KISAH NYATA
-------------------------------------------------------
~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~
close