Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TAKDIR YANG TIDAK BISA KULAWAN (Part 2)


JIN DAN KHODAM

"Ini kamu kan?" tanyaku kepadanya, seolah tidak percaya bahwa kini ia ada di depanku, Hal yang sudah aku tunggu setelah bertahun-tahun, namun.. kenapa aku menangis, apakah karna aku akhirnya bertemu dengan-nya..

"Maaf ya" sautnya dengan tetesan air mata yang masih tetap mengalir dari matanya, dan memberikan senyuman kepadaku, walaupun aku tau, dia sekuat tenaga untuk membuat senyuman itu di wajahnya.

"Kenapa? kenapa baru sekarang? kemana saja kamu selama ini?" begitu banyak pertanyaan yang ada di kepalaku yang ingin aku tanya kepadanya.

"Maaf, aku tidak dapat menemuimu sebelumnya." Ucap sosok yuni.

"Ada apa sebenarnya, bukankah kau ingin meminta tolong padaku, kenapa kau malah menghilang?"

"Sekarang sepertinya aku sudah tidak bisa meminta tolong kepadamu, sepertinya sudah terlambat." Balas sosok yuni.

"Kenapa tidak? aku sekarang sudah siap untuk menolongmu, aku akan melakukan semua yang aku bisa." Ucapku pada sosok yuni yang berdiri di depanku.

"Maaf kevin, aku tidak mau melibatkanmu lagi sekarang, dan mulai sekarang tolong jangan fikirkan aku lagi" lalu dia melayang kebelakang memudar sampai aku tak bisa melihatnya lagi.

Dan tiba-tiba aku terbangun. Air Mata begitu deras mengalir dari mataku, dadaku begitu sesak, aku menekan dadaku lalu ku pukul berkali-kali, kenapa rasanya begitu sesak, ya.. aku rasa aku sekarang sedang merasa sangat marah pada diriku sendiri, kenapa tidak waktu itu, apakah aku bisa memutar waktu dan kembali ke waktu itu.. wajahnya., mengingat wajahnya membuatku begitu sangat menyesal, tidak hentinya aku memukul dadaku yang masih sangat sesak, kesedihanku tidak tertampung, dan tak terasa aku kembali tertidur setelah sekian lama aku menangis.

Apakah aku harus membiarkan-nya seperti ini? apakah aku akan tetap membiarkan dia menderita seperti itu? Tidak !. aku akan mencari cara, aku akan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi kepadanya, dan kenapa aku sangat begitu kesal, saat aku tau tidak bisa lagi menolongnya, bukankan ini yang ku inginkan, dan bukankah harusnya aku merasa senang, bahwa dia tidak akan lagi meminta tolong padaku, perasaan apa ini? mengapa aku begini? Siapakah "Yuni" sebenarnya.

Setelah aku tenang, aku mencoba berfikir apa yang harus aku lakukan, dan tiba-tiba terlintas di fikiranku "A'a Ibrahim", ya.. aku akan mencoba menanyakan-nya, lalu aku mengambil telefon genggamku di meja belajar, dan aku menelfon-nya. dan ia menyuruhku untuk datang ke rumahnya sehabis maghrib, walaupun tidak ada skejul mengaji di rumahnya, tak lama terdengar suara adzan maghrib berkumandang, aku langsung bergegas ke kamar mandi untuk mengambil Wudhu dan melakukan sholat Maghrib. selesai sholat, aku langsung menaiki sepeda yang berada di garasi dan meluncur ke rumah Guruku, aku mengayuh sepedaku sangat kencang, sampai beberapa kali aku hampir terjatuh karna batu-batu yang kulindas.

Sesampainya disana, aku langsung di suruh masuk ke ruangan-nya, ya.. ruangan yang biasa di buat untuk kegiatan Mengaji, tidak lupa aku mengucapkan salam dan mencium tangan-nya. setelah sampai di ruangan itu, beliau menyuruhku mengambil Wudhu dan mengisi sebuah wadah dengan Air, dan setelah aku selesai, aku kembali di suruh menunggu. hampir 1 Jam menunggu, akhirnya beliau keluar dari kamarnya. lalu beliau mengambil sebuah sajadah dari kamarnya dan menggelarnya, dan aku di suruh untuk duduk bersila di atasnya, tak lama beliau duduk di depanku.
"Kamu siap?" Tanya A'a Ibrahim padaku.
"Saya SIAP a'" balasku.

Lalu beliau memegang kedua tanganku seperti mengajak untuk bersalaman, tapi tangan kananku berada di kiri dan sebaliknya, aku melakukan salam silang. lalu beliau mengucapkan sebuah ayat yang cukup panjang, namun sangat pelan terdengar samar-samar di telingaku, beliau menyuruhku untuk memejamkan mata dan membaca ayat kursi terus menerus sampai dia bilang berhenti. tiba-tiba badanku menjadi begitu panas, badanku bergetar hebat, seperti ada energi yang memaksa masuk ke tubuhku, energinya sungguh dasyat sampai membuat kesadaranku terombang-ambing. Sekitar 10 menitan aku merasakan hal itu terus menerus, sampai beliau menyuruhku untuk membuka mata, namun aku lihat wajah beliau begitu pucat, begitu lelah, seperti seseorang yang habis lari marathon. Tak lama beliau mengumpulkan tenaga untuk berdiri dan mematikan lampu ruangan-nya, dan dia seperti mengeluarkan sesuatu yang panjang, dan berbentuk seperti keris, aku tidak bisa melihat benda apa itu secara pasti, karna ruangan saat itu gelap total, tidak ada cahaya sedikit pun.
"Kevin, sebelum aku memulai ini, aku akan memberitaumu sesuatu yang sangat penting. Suara apapun yang kau dengar, dan gangguan-gangguan lain, jangan pernah sekalipun berfikir untuk membuka matamu." Perintah A'a Ibrahim padaku meyakinkan.

Lalu seperti biasa aku hanya mengucapkan kata, "SIAP", karna kami di didik untuk selalu Siap dalam keadaan dan kondisi apapun.
Tak berselang lama beliau menyuruhku untuk menutup mata, dan benda itu dia celupkan kedalam wadah yang berisi air yang di dalamnya berisi bunga 7 rupa. Lalu beliau sedikit memukul-mukul keningku berkali-kali dengan benda itu. Dan benar saja aku mendengar suara wanita tertawa sangat kencang seperti suara itu tepat berada di sampingku, namun aku harus menahan untuk kabur dan membuka mata, dan lagi-lagi aku mendengar suara rintihan seorang wanita yang sedang kesakitan, dan hal itu terjadi hampir 15 menit lamanya. Lalu beliau menyuruhku untuk membuka mataku.

"Kevin, sekarang kamu memiliki Khodam yang akan selalu menjagamu, mendampingimu, dan mengikutimu kemanapun kamu pergi, tapi aneh sekali, ketika aku melakukan ritual pemanggilan Khodam ada 1 jin yang ikut masuk ke dalam badanmu" jelas A'a Ibrahim.

"Khodam? apakah 1 jin lagi yang masuk itu jahat?"

"Tidak kevin, dia memancarkan energi yang sangat positif, karna baru kali ini aku merasakan seperti mau pingsan ketika melakukan ritual tadi dan kamu mendapatkan khodam perempuan, jarang sekali murid perguruan ini mendapatkan khadam perempuan." Tutur A'a Ibrahim padaku.

"Lalu siapa jin yang memasuki tubuhku selain khodam itu a'?"

"Aku juga tidak tau, tapi sekarang kamu memiliki 2 jin pelindung dengan energi yang sangat besar, bahkan hampir sebanding dengan milik Abi, mungkin karna kamu memang spesial vin, nanti aku akan tanyakan kepada Abi, dan aku akan memberitaumu saat pengajian." Pungkas A'a Ibrahim.

Lalu aku membopong beliau yang terlihat begitu lelah, bahkan sampai mengeluarkan keringat dingin, sebenarnya aku ingin bertanya lebih lanjut, kenapa dia memberiku khodam? dan jin yang 1 lagi? siapa dia? namun melihat kondisi Guruku yang seperti ini aku akan menahan pertanyaanku untuk nanti, lalu aku membaringkan-nya di kasur dan membawakan-nya segelas air putih, tak lama beliau akhirnya tertidur dan aku meminta izin istri beliau untuk pulang.

Karna kondisi fisikku yang juga lelah, akhirnya kuputuskan untuk menitipkan sepeda di rumah beliau, lalu aku pulang dengan berjalan kaki, benar saja aku merasakan energi mengalir dari tubuhku, dan aku merasa, aku tidak sedang berjalan sendiri, aku merasa bisa melakukan apapun sekarang, aku merasa begitu segar walaupun kondisi fisikku sedang lelah, dan Jin-jin yang biasa menggangku di jalan seperti takut, ya mereka sangat ketakutan saat melihatku, dan aku melihat mereka menjauh dariku dan menjaga jarak dariku, batin dan fikiranku kini lebih tenang dari sebelumnya.

Ketika sampai ke rumah, aku langsung membaringkan badanku di kasur, saat aku memeriksa HP, ada 3 pesan yang belum ku baca dan 5 misscall.
"Kevinnnnnnn kenapa gal di bales-bales"
"ihhh baru juga aku tinggal 2 bulan, sekarang sombong banget"
"vinn.."

Semua sms itu berasal dari Hani, aku lupa membalas pesan-nya dari kemarin malam, karna aku bukan tipe orang yang suka berlama-lama memegang HP, aku akui semenjak hani meminta no. Telfonku waktu itu kami jadi sering saling mengirim pesan, lalu aku membalas dan meminta maaf kepadanya, dan yang membuatku sebal, anak ini sangat sulit di taklukan ketika dia sudah ngambek, lalu sekian lama aku saling menukar pesan, akhirnya dia memaafkanku.
Setelah itu aku memutuskan untuk langsung tidur karna memang aku sudah sangat lelah karna hal yang terjadi di rumah guruku di tambah aku harus menaklukan macan betina "Hani".

Baru aku memenjamkan mata, di dalam mimpi aku betemu seorang perempuan yang begitu cantik, ia memakai baju seperti adat jawa, dengan rambut yang di gerai panjang namun itu bukan "Yuni" dan seorang lelaki yang sudah sangat tua kira-kira berusia sekitar 70 tahunan memakai sorban putih dan pakaian serba putih. Dan ia berkata:
"Kevin mulai sekarang kami berdua akan selalu menjagamu, dan akan selalu mengikutimu, tapi jika sekali saja kamu melanggar apa yang di larang gusti allah, maka kami akan langsung menegurmu dengan cara kami, ingat kevin, kamu harus tetap meminta perlindungan dan berdoa kepada sang maha kuasa Gusti Allah, karna dialah yang mengirim kami untuk menjagamu."

Namun ketika aku ingin berbicara, bibirku seperti tidak mau terbuka, aku memaksakan bibirku untuk terbuka, namun percuma, aku tetap tidak bisa membuka mulutku.
"Tidak sekarang kevin, kamu harus mencari tau jati dirimu sebenarnya sebelum kamu dapat membantu dia."

"Kenapa ! kenapa dia tau, bahwa aku ingin menyelamatkan Yuni." Gumamku dalam hati.

Lalu akhirnya aku bangun dari mimpiku dan melihat sudah jam 6 pagi, karna hari ini hari minggu, aku tidak bersekolah dan berjanji untuk pergi bersama ibuku.

Aku dan Kak dina pergi menemani ibu, untuk berbelanja di sebuah mall di jakarta yang berada di kuningan. Kami jarang sekali dapat pergi bersama ayah, ya karna ayah kami adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang migas yang telah mengabdikan hidupnya lebih dari 10 tahun, beliau hanya dapat pulang 3-6 bulan sekali itupun hanya seminggu, ayahku juga memiliki beberapa usaha otomotif yang di bantu oleh pamanku, dan beliau mengatakan bahwa akan pesiun dari perusahaan-nya beberapa tahun kedepan dan akan fokus dengan usahanya dan juga untuk lebih dekat dengan keluarga.

Lalu sesampainya di mall kami berbelanja bulanan dan beberapa pakaian untuk kami bertiga, dan aku di belikan sebuah laptop baru, karna komputer desktop di rumahku sudah cukup tua dan sering error, dan Kak dina di belikan sebuah Handphone baru, Kakak-ku ini adalah seorang pecinta gadget, biasa ya dalam 1-2 bulan dia akan mengganti Handphone-nya dengan keluaran terbaru, namun biasanya dia membeli itu dengan uang jajan yang di kumpulan dan sisanya akan di tambahkan oleh ibuku, sedangkan aku? aku tidak terlalu mementingkan Handphone apa yang ku pegang, karna bagiku yang terpenting bisa untuk sekedar berkomunikasi.
Kami sekeluargapun memutuskan untuk makan di sebuah kedai makanan yang terdapat di mall tersebut, ketika kami sedang makan, HP ku mendapat sebuah panggilan.

"Vin, lagi apa nih?" Ucap hani dalam tlfn.
"Lagi makan di luar han sama kak dina trus nyokap, tumben nelfon?"
"Duh ganggu ya, maaf ya" balas Hani.
"Ah engga kok, tumben nelfon kenapa?" Tanyaku pada Hani.
"Niatnya tadi mau ngajak kamu Nonton, tapi ya udahlah kapan-kapan aja" jelas Hani.
"Sory ya han, kalo nextweek gimana?"
"Oh boleh, yaudah lanjutin gih makan ya.." 

Aku dan Hani makin sering melakukan komunikasi, ya walaupun kami belum pernah ketemu lagi semenjak hari perpisahan SMP, karna dia masuk di SMA berbeda denganku, dan sekarang pun sudah memasuki semester 2. Hani menjadi teman curhatku setelah kak dina, ya walaupun dia tidak mengetahui ke'anehan di diriku.

Hari pun sudah memasuki sore hari, dan kami bergegas keparkiran untuk memasukan barang belanjaan ke mobil, dan langsung pulang. Sesampainya di rumah kami langsung melaksanakan sholat maghrib berjamaah, setelah sholat aku meminta izin ibu untuk keluar hanya untuk sekedar mencari angin. Setelah di izinkan aku pun pergi menuju taman yang berada dekat dengan komplek rumahku, aku hanya berjalan-jalan memutari taman dengan sesekali menarik napas dalam-dalam untuk menikmati udara malam di taman yang masih banyak ditumbuhi pohon-pohon besar. Tak lama aku berjalan, aku memfokuskan mataku ke sebuah pohon besar di dekatku. "guling?" gumamku dalam hati, melayang-layang dari pohon ke pohon, ketika aku pastikan ternyata itu adalah Pocong. (Aku tidak dapat mendeskripsikan penampilan-nya lebih dekat, karna aku tidak melihatnya dari dekat waktu itu.) 
"Ternyata Guling terbang" gumamku. Ya aku sudah sangat terbiasa dengan pemandangan seperti ini bahkan aku pernah melihat sebuah bola api melayang di dekat sekolah SMA ku. Aku sudah lebih memantapkan mentalku pada hal-hal seperti ini, di tambah kini aku sudah mempunyai sebuah pendamping. 
Dan ketika aku mencoba mendekati hantu itu.
"Tolong jangan dekati aku, aku tidak pernah berbuat jahil disini, ini rumahku" tutur makhluk halus itu yang sedang bersembunyi di dalam pohon.

"Aku tidak akan menyakitimu, aku hanya ingin melihatmu lebih dekat, ayolah keluar sebentar saja" sautku sambil terus mencari sumber suaranya.

"Tinggalkan aku, penjagamu sepertinya ingin menyerangku" sautnya yang masih bersembunyi.

"Penjagaku?" mungkin maksudnya pendampingku ini.

Ide jahilku pun muncul, dan aku terus pergi mencari sumber suara itu, dan sampailah di pohon yang menurutku itulah sumber suaranya.
Aku menggoyang-goyangkan pohon itu berkali-kali, namun tidak ada respon sedikitpun darinya. "Bosan" gumamku pelan.
Aku rasa aku harus menyudahi kejahilanku ini dan langsung kembali pulang.

Sesampainya di rumah aku langsung melaksanakan sholat isya, setelah selesai aku pergi ke kamar kakaku untuk sekedar bercerita, setelah sekian lama kami ngobrol tak terasa waktu menunjukan pukul 10 malam dan aku memutuskan untuk kembali ke kamarku untuk tidur. Sesampainya di kamarku aku langsung memutuskan untuk tidur. Dan kembali aku mendapatkan mimpi, tapi kali ini aku hanya bertemu dengan jin wanita yang menjagaku. Namun di tempat yang berbeda, aku seperti berada di ruang tamu dengan tatanan khas rumah jawa, dimana bangku dan mejanya masih menggunakan bambu. Dan terdapat sebuah kendi di meja yang ada di depanku, dan wanita itu duduk di bangku yang berbeda denganku dan berada si sampingku. 
(Karna pada saat itu aku belum mengetahui namanya, maka akan aku namai "...")
"Dimana ini?" Tanyaku.

"...Ini di rumahku, aku mengganggumu di dalam mimpi, karna aku ingin mengatakan sesuatu"

"Mengatakan apa?" Balasku.

"...Kejadian di taman tadi kevin, kamu telah menggangu jin yang seharusnya tidak kamu ganggu."

"Apa itu salah? aku tidak berniat mengganggu, aku hanya ingin melihatnya dia dari dekat." Jelasku.

"...Kamu tidak boleh melakukan itu, kamu di beri sebuah keistimewaan bukan untuk menjaihili makhluk lain, terkecuali jika makhluk itu menggangu manusia."
Aku hanya dapat menundukan kepala dan sedikit merenung, dan menyesali perbuatanku, mungkin ini maksud dari Jin tua yang sebelumnya datang menemuiku di mimpiku sebelumnya, bahwa ketika aku melakukan kesalahan maka aku akan langsung di tegur.

"...Kevin ingat, aku hanya akan membantu dan menolongmu jika niatmu itu baik dan tulus, namun ketika kesombongan dan ke'angkuhan mengendalikanmu, aku tidak akan mau menolongmu" tuturnya dengan tangan kanannya yang berada di kepalaku dan mengelus kepalaku dengan sangat lembut, dan sangat membuatku nyaman.

Setelah mimpi itu aku terbangun dari tidurku, dan melihat jam dan langsung bangun untuk mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah bersama kakak dan ibuku, selesai sholat aku lekas untuk sarapan dan pergi ke sekolah dengan kakak-ku, kami di antar oleh ibu, karna jarak sekolah SMA ku cukup jauh, tidak seperti SMP ku yang bisa di tempuh dengan berjalan kaki.

Setelah sampai di sekolah aku pun belajar seperti biasa, ketika jam istirahat teman sekelasku Irfan menghampiriku..

"Eh vin malam ini kamu ada acara ga? ikut kita yuk" ajak Irfan.

"Wahh sory fan kalo malem ini aku gak bisa, soal ya mau ngaji, emang mau kemana sih?" Timpalku pada Irfan.

"Yahh sanyang banget, Kita mau ke rumah angker, yang di deket sekolah, yang katanya sih sering ada penampakan hantu ceweknya gitu" ucap Irfan.

"Hadehh ngapain coba, janganlah nanti kalo ada apa-apa gimana?"

"Yaelah vin, masih percaya aja sama begituan, kita mah kesana cuma buat seneng-seneng aja nyari hiburan." Jelas Irfan.

"Terserah kamu lah fan, tapi kalo ada apa-apa aku gak mau tau ya" balasku pada Irfan.

Misalkan malam ini aku tidak ada kegiatan mengaji pun, pasti aku akan tetap menolak ajakan-nya, karna aku baru saja mendapatkan teguran lewat mimpi untuk tidak bermain-main dalam hal itu. lonceng tanda pulang sekolahpun berakhir dan aku memutuskan untuk langsung pulang bersama kakak-ku.

Sesampainya di rumah, aku langsung bermain laptop untuk mengisi waktu sambil menunggu waktu sholat ashar. setelah shalat ashar aku kembali membuka laptop dan membuka YM ku untuk chat dengan Hani, seperti biasa kami pun berbagi cerita tentang keseharian kami.

Dan malamnya aku berangkat ke rumah A'a Ibrahim untuk mengaji, setelah pengajian selesai A'a Ibrahim mengajakku untuk pergi ke rumah Abi iwan untuk memberikan penjelasan tentang Jin yang ikut masuk ke dalam tubuhku bersama'an dengan khodam-ku. Dengan menaiki sepeda motor aku di bonceng oleh A'a Ibrahim untuk pergi kesana.

Sesampainya disana aku langsung di sambut oleh Abi dan istrinya, tak lupa aku mencium tangan mereka berdua, dan tak lama mengobrol, abi menyuruh istrinya untuk masuk ke kamar, seolah mengerti, istri beliau pun langsung menurut dan segera masuk ke kamarnya.
Abi pun langsung menyalakan Rokok-nya dan tiba-tiba suasana begitu hening.

"Mengerikan" kata pertama yang di keluarkan oleh Abi sekaligus memecahkan keheningan.

"Ada apa bi?" ketika aku bertanya tiba-tiba A'a ibrahim menyuruhku untuk diam dulu, dengan member isyarat "sstttt tunggu" dengan suara yang sangat pelan. Aku pun menurut dan tetap diam sampai Abi berbicara, namun aku begitu penasaran dengan kata yang barusan keluar dari mulut abi, setelah beberala menit menunggu akhirnya Abi pun mulai berbicara..

"Mengerikan, pantas saja ibrahim hampir pingsan setelah melakukan ritual penjemputan Khodam. Apa kamu tau kevin siapa Jin yang masuk ke tubuhmu selain Khodam-mu?" Tanya Abi padaku.

"Tidak bi, namun ia pernah datang kepimpiku dan bilang akan menjagaku."

"Barusan saya sempat berbicara dengan Jin itu melalui batin, Jin itu berasal dari Golongan RIJALUL GHAIB, Bahkan ini pertama kali saya melihat Rijalul Ghaib bersedia untuk menjaga seseorang." Jelas Abi.

"Memang apa itu bi? Rijalul Ghaib?"

"Rijalul Ghaib ialah Jin yang berasal dari orang-orang yang seumur hidupnya di abdikan dirinya kepada Allah SWT, Biasanya mereka dari golongan Wali atau Kyai, tadi saya sempat menanyakan dari mana ia berasal, namun ia menolak untuk menjawab. Kevin.. kamu memang anak yang spesial, bahkan.. Patigaman, kanuragan dan Ma'abah-ku tidak dapat di perhitungkan jika di bandingkan dengan-nya." Jelas Aki dengan merendah.

"Tapi bi, saya melakukan ini semua sebenarnya agar saya tau dimana hantu wanita yang pernah saya ceritakan kepada Abi, dan bagaimana caranya saya mengetahuinya? sampai saat inipun belum ada kemajuan sama sekali." Jelasku pada Abi.

"Bukankan pertanyaanmu sudah ia jawab di mimpimu? carilah jati dirimu kevin."

Setelah obrolan yang panjang ini berakhir, timbul satu pertanyaan baru, kenapa dia memilihku? hal tersebut sebenarnya sudah aku tanyakan ke Abi, dan beliau hanya bilang kalau aku ini ialah anak yang Spesial. Apa sebenarnya dari kata Spesial itu? aku belum puas dengan jawaban yang tanggung seperti itu. Mungkin memang waktu yang akan menjawabnya, sambil aku akan terus dan terus mengasah dan memperdalam ilmuku dan juga imanku kepada Gusti ALLAH SWT.
Lalu aku dan A'a ibrahim pulang ke rumahnya dan sesampainya aku di rumah beliau, aku langsung berpamitan kepada beliau karena memang sudah malam dan aku lekas mengambil sepedaku untuk pulang ke rumah. Seperti biasa sesampainya di rumah aku langsung tidur dan untuk malam ini aku tidak mendapatkan mimpi seperti 2 malam sebelumnya.

Keesokan harinya aku pun berangkat ke sekolah, dan sesampainya di kelas, ada hawa yang aneh di kelas ini, baru kali ini aku merasakan hawa negatif berada di kelas, ketika aku duduk. Benar saja aku melihat sesosok Wanita di pojok kelasku dekat dengan Meja Guru, tidak... dia bukan manusia, dia adalah setan dan berpenampilan seperti Kuntilanak, tapi energi negatif yang dia keluarkan berbeda dari kuntilanak lain-nya, energinya terlihat hitam pekat dan juga terasa hawa dendam yang begitu besar, penampilan-nya pun sungguh mengerikan. Salah satu bola matanya terkatung keluar namun tidak jatuh, seperi tergantung di dekat pipinya, dan wajahnya di penuhi dengan banyak belatung dan baju putih yang dia pakai terlihat banyak sekali noda darah, rambutnya sungguh berantakan, panjang sampai ke paha.

"Baru kali ini aku lihat Setan itu di sekolah ku" gumamku dalam hati, karena aku sudah menghafalkan jenis-jenis jin dan setan yang berada si sekitarku. mengapa dia ada di sini? dan ketika beberapa menit pelajaran di mulai benar saja, salah satu temanku langsung Kesurupan...

Seketika sekelas kaget dan heboh, bukan hanya 1 orang yang kesurupan tapi 3 orang. Indah, Tiwi dan Indra. mereka bertiga menggerang di kelas, Indra seperti kerasuka seekor macan yang terus mengaung dan 2 lainya bertingkah seperti perempuan, mereka tertawa kencang, beberapa teman kelasku mencoba memegangi mereka namun percuma kekuatan mereka tidak sebanding, lalu tak lama Guru-Guru berdatangan ke kelasku, ada yang hanya sekedar melihat karna takut, dan ada yang membantu memegangi badan mereka ber 3 yang sedang ke surupan, sedang aku? aku ikut pergi keluar kelas, tapi bukan karna aku takut, aku bisa saja pergi dan menolong mereka, namun jika aku melakukan itu mungkin aku akan menjadi anak yang di cap sebagai anak aneh. Lalu dari gerbang sekolah aku lihat ada 2 orang Ustad yang berlari memasuki gerbang sekolah dan menuju ke kelasku yang berada di lantai 2. Sesampainya mereka disana, mereka langsung mendekati teman kelasku yang sedang kesurupan dan langsung membaca-bacakan Do'a untuk menyembuhkan mereka, namun sulit. Karna ketiga jin yang merasuki tubuh mereka memiliki ilmu yang lumayan tinggi, bahkan salah satu temanku yang sedang kesurupun bernama Tiwi pada saat ustad memanjatkan ayat kursi, mulut tiwi seolah mengikuti Doa yang sedang di bacakan ustad itu. Ustad itu sontak kaget dan langsung berdiri, seperti mengumpulkan keberanian dia kembali mendekati tiwi yang sedang di pegangi para guru dan kembali membacakan ayat kursi, BUKKK !!.. Ustad itu terpental, begitu juga dengan guru yang memegangi tiwi, mereka semua terpental.

"Ini sudah keterlaluan" aku membatin, aku mengumpulkan semua keberanianku untuk menolong mereka, aku sudah tidak perduli bila nanti aku di cap sebagai anak yang aneh.

Ketika aku memasuki kelasku dan mendekati mereka, benar saja temanku indra yang seperti sedang di rasuki siluman macan, menggerang hebat kepadaku, dan perlahan-lahan mundur, dia seperti takut saat melihatku. 

"Mau apa kalian kemari?" tanyaku kepada 3 makhluk yang sedang merasuki temanku.

"Kauu.. jangan mendekat" jawab tiwi, seperti kaget melihat keberadaanku.

Sambil melafalkan beberapa amalan dalam hati, aku membuat pagar badan dan mengecangkan Patigamanku.

"Kami tidak akan melakukan semua ini, jika temanmu tidak datang ke rumah kami dan mengganggu kami" saut tiwi yang perlahan-lahan ikut mundur saat aku dekati.

"Ahhh.. ini pasti karna ajakan irfan kemarin" gumamku dalam hati, padahal sudah ku peringatkan untuk tidak melakukan hal bodoh seperti ini.

"Aku mewakili temanku meminta maaf, telah mengganggu rumah kalian, dan aku berjanji tidak akan membiarkan temanku mendekati rumah kalian, sekarang pergilah kalian, jika tidak, aku akan membakar kalian sampai hangus" ucapku dengan nada menantang dan mata tajam tertuju kepada tiwi, karna makhluk halus yang memasuki tiwi memiliki energi paling besar di antara indra dan indah, kemungkinan besar ialah pemimpin-nya.

"Baiklah kami akan pergi sekarang karna kami menghargaimu dan aku akan memegang janjimu" sautnya dengan mata tetutup.

(Nanti setelah ini saya akan memberikan sedikit tips membedakan orang yang berpura-pura kesurupan dan tidak)

Setelah itu benar saja mereka langsung pergi, lalu aku melihat sekeliling dan seperti apa yang aku bayangkan. Semua mata sedang tertuju padaku, termasuk para ustad dan para guru, aku hanya bisa menundukan dan membatin "aku hanya ingin menolong teman-temanku dan aku sudah tidak perduli tanggapan mereka padaku."

Lalu seorang wanita berlari kedalam kelas, ya.. itu kak dina, dan ia langsung menghampiriku.
"Kamu gapapa kan vin? yaudah kamu gak perlu jelasin sekarang nnti aja kalau kamu emang udah siap" ucap kakak-ku dengan wajah khawatirnya.

Lalu kedua ustad itu menghampiriku, dan mereka mengatakan "tak perlu khawatir nak, kamu tidak perlu malu atau takut, kamu hanya anak yang melebihi kelebihan" tutur salah satu ustad tersebut, guru lain juga menghampiriku tapi bukan dengan pandangan takut atau benci, bahkan beberapa dari mereka langsung mendekapku dan mengelus kepalaku.

Aku bersyukur mereka tidak membenciku, atau takut padaku, bahkan teman-teman sekelasku langsung menghampiriku dan mereka bertanya beberapa pertanyaan dan hanya ku tanggapi dengan candaan. lalu tiba-tiba irfan mengatakan,
"Kevin maafkan aku, kalau aku tau kejadian-nya akan seperti ini aku tidak akan pergi kesana dengan teman-teman" ucapnya yang masih sedikit gemetar dan ketakutan. Aku hanya menanggapi dengan senyuman.

Lalu ketiga temanku lain-nya langsung tersadar dan langsung di bawa ke ruang UKS, dengan keadaan kelas yang cukup berantakan, dan akhirnya untuk menjaga kondisi yang kondusif pihak sekolah memutuskan seluruh murid untuk pulang pada hari itu, padahal kegiatan belajar baru berlangsung beberapa menit.

Dan semenjak itu aku menjadi terkenal di sekolahku karna kejadian itu, ada beberapa teman sekolahku yang bertanya-tanya tentang hal mistis, dan aku selalu menanggapinya dengan candaan, dan beberapa guru juga kadang berkonsultasi tentang hal-hal yang tak kasat mata denganku.

Lalu kak dina, aku akhirnya menceritakan semua yang aku alami, sontak air mata keluar dari matanya, "Maafin kakak ya kevin, kakak kira kakak udah bisa jagain kevin, tapi ternyata kakak gatau apa-apa tentang kevin dan apa yang kevin alamin selama ini."

"Tidak kak, aku memutuskan untuk tidak menceritakan semua ini karna aku tidak ingin membuat kakak-ku yang super cantik dan manis ini sedih" sautku dengan nada bercanda sambil mengelap air matanya.

"Mulai sekarang, pokok kamu harus nyeritain semuanya ke kakak..."

Namun faktanya setelah itu, aku tidak dapat mengatakan semuanya, aku hanya mengatakan sedikit dari yang aku alami, bisa di bilang hanya happy mommentnya saja.

***

1. Faktor yang paling mudah membedakan orang yang sedang berpura-pura kesurupan dan tidak ialah dari matanya.
Jika orang yang benar sedang kesurupan, kalau dari awal matanya melek/melotot maka akan terus seperti itu sampai makhluk itu pergi dari tubuhnya, dan jika dari awal dia menutup mata maka akan terus seperti itu sampai makhluk itu pergi..

Tapi bila matanya kedap-kedip berarti dia sedang cari sensasi.

***

Lanjut ke cerita,

5 hari setelah kejadian kesurupan masal yang di alami oleh teman sekelasku, gosip dan kabar burung tentangku mulai mereda, aku bersyukur hal itu tidak menjadi trending topik lagi di sekolahku, ya walaupun masih ada 1 sampai 2 kakak kelas yang masih penasaran denganku, dan seperti biasa aku hanya menanggapinya dengan candaan.

Dan hari ini adalah hari minggu, aku telah berjanji kepada hani untuk pergi dengan-nya semenjak seminggu lalu, hani sudah menetapkan tempat dan waktu untuk bertemu, kami berjanji untuk bertemu di sebuah Mall yang berada di depok. Lalu aku langsung meminta izin kepada ibu untuk pergi. ketika di perjalanan sebenarnya agak deg-degan bertemu dengannya lagi, walaupun kami hampir setiap hari berkomunikasi di dunia maya, tetap saja membuat perasaanku agak aneh, pasal-nya kami belum bertemu lagi semenjak hari kelulusan SMP dan itu sudah sekitar 7 bulan.
Akhirnya aku tiba di tempat kami berjanji untuk bertemu, aku mencoba mencarinya dan memeriksa HP ku.

"Kevinnn.. !!" 
Sontak aku kaget mendengar suara itu, dan ketika aku menoleh ke samping, benar saja itu adalah hani, dia menggunakan celana jeans ketat berwarna putih dan sepatu sket putih, dengan di balut kaus berwarna merah yang di tutupi kardigan putih, dengan rambut yang di gerai panjang.

"Nunggunya lama gak vin?" Sapa Hani.

"Iya nih udah lama banget, udah hampir 5 jam nungguin." Balasku becanda.

"Apaaannn?? mall-nya aja baru buka 2 jam, ngaco ah..."

"Hahaha, aku baru sampe kok, emang mau nonton apa sih?" Tanyaku pada Hani.

"Ada dehhh, tapi nanti masih 2 jam lagi, aku udah beli tiketnya kok" tutur Hani.

"Lama banget, terus kita ngapain dulu?"

"Hmm, kita makan aja yuk aku laper nih belum makan." Ajak Hani.

Lalu kami pergi ke salah satu restourant yang berada di mall, dan kita memesan makanan.

"Kamu makin tinggi ya vin." Ucap Hani membuka percakapan.
"Kamu aja yang ga tinggi-tinggi.."
"Ihhhh, segini tuh udah lumayan 
tinggi tau" balas Hani dengan wajah cemberut.

Kami pun berbincang-bincang sambil makan makanan yang sudah kami pesan, dan tak terasa sudah hampir waktunya film yang mau kami tonton di mulai. Kami pun bergegas menuju bioskop, dan kami pun mencari tempat duduk kami.
Setelah selesai menonton kami memutuskan untuk menghabiskan waktu di McD.

"Han, di sekolah kamu gak punya cowo? kamu kan cukup populer pas SMP"

"Gak punya, ada sih beberapa yang nyoba PDKT sama aku, tapi gak ada yang buat aku nyaman selain dia."

"Siapa han?"

"Ada dehhh mau tau aja" sambil jari telunjuknya menyentuh hidungku.

Tiba-tiba aku merasakan keanehan, perasaan apa ini?, membuat dadaku begitu hangat, mungkin aku..... terlepas dari itu semua aku senang bisa menghabiskan waktu bersama teman lamaku, hingga tidak sadar waktu sudah menunjukan pukul 5 sore, dan kami memutuskan untuk pulang, lalu aku memesan 2 taksi untuk menjemput kami.
Setibanya kami di lobi, sudah ada 2 taksi yang menunggu kami.

"Kevinn, palanya nundukan deh"
"Hah? buat apa?"
"Udah nurut aja.."
Lalu aku menuruti ke inginan-nya dengan menundukan kepalaku, dan dia seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari tasnya.
"Nih buat kamu, awas loh kalo sampe rusak apalagi ilang" sambil memasangkan syal di leherku.
Dia memberiku sebuah syal berwarna putih, ya.. warna putih adalah warna favoritnya. Aneh rasanya, aku begitu senang ia memberiku sebuah syal, bukan karna aku membutuhkan-nya, tapi karna benda ini berasal darinya.
"Thanks ya han, nanti aku pasti bales" balasku

Lalu kami langsung pulang dengan taksi yang berbeda, dan ketika sesampainya di rumah, seperti biasa aku langsung mengambil wudhu dan mengaji sambil menunggu waktu maghrib, selesai mengaji dan shalat.

Secara tiba-tiba aku mengingat bahwa ada hal penting yang aku lupakan, tapi apa? aku berfikir sejenak mencoba menggali memory lamaku, lalu muncul 1 nama yaitu "YUNI" ya yuni gumamku, aku melupakan-nya, betapa bodohnya aku sampai aku melupakan dia, tapi aku tidak tau dimana dia berada aku mencoba berfikir lagi apa yang bisa aku lakukan untuk mencarinya, terbesit di fikiran untuk melakukan pemanggilan Roh/Jin, "ya... aku akan melakukan ritual pemanggilan" gumamku, mungkin ini terdengar gila, anak seusiaku melakukan ritual seperti ini sendirian dan tanpa pendamping, namun hanya ini yang terlintas di fikiranku, otak-ku sudah buntu, karna aku sudah tidak sabar, aku ingin segera menemuinya sekarang juga, lalu aku meyakinkan diriku dan memasrahkan diri kepada Gusti Allah SWT, tapi aku harus menunggu sampai jam 12 malam, karna di haruskan untuk melakukan shalat tahajud terlebih dahulu, agar memantapkan mental dan batinku. Sambil menunggu waktu tengah malam aku memutuskan untuk berzikir berkali-kali hingga tak terasa jam sudah menunjukan pukul 11 malam. 
Lalu aku menyudahi zikirku, dan berdiri untuk mengambil beberapa perlengkapan yang di butuhkan.

(mohon maaf di sini saya tidak akan memberitau perlengkapan apa yang aku persiapkan).

Setelah peralatan yang di butuhkan sudah aku persiapkan semua, aku kembali mengambil wudhu untuk melaksanakn sholat tahajud dengan di lanjutkan berzikir, setelah selesai aku langsung memulai ritual, dengan memejamkan mataku dan duduk bersila kunci, aku memfokuskan fikiranku dan mulai membaca amalan pemanggil Roh/jin. Sekian lama aku membaca tiba-tiba ada yang menepuk pundak-ku dari depan, dan setelah aku membuka mataku, ternyata dia...

BERSAMBUNG

*****
Selanjutnya

close