BENTURAN ENERGI GAIB
JEJAKMISTERI - Entah sejak kapan sosok wanita muda berparas cantik jelita itu ikut menjaga seisi rumahku yang di Playen, Gunungkidul. Yang aku tahu beliau adalah salah satu abdi Kinasih dari Kerajaan Pantai Selatan. Mengemban tugas sebagai penghubung antara lautan dengan daratan sekaligus menjadi penyeimbang diantara keduanya. Sejak mimpi tentang batu mustika hijau itu, setiap kali aku memanggil atau menyebut namanya. Nyai akan hadir menghampiriku. Atau jika aku dalam keadaan terdesak dan membutuhkan bantuan secara energi gaib. Nyai dengan suka rela akan datang membantu. Kibasan selendangnya yang anggun mampu mematahkan niat jelek dari seseorang.
Pernah ada suatu kejadian. Waktu itu masih suasana syawalan setelah Idul Fitri di tahun 2020. Ada teman masa SD yang datang halal bihalal ke rumahku. Sebut saja namanya Ndaru. Satu bulan sebelumnya aku sudah main ke rumahnya yang berada di desa sebelah. Sudah 10 tahun tidak bertemu dan akhirnya bisa ketemu lagi gara-gara Corona. Berkat wabah yang satu ini akhirnya teman masa kecil dipertemukan lagi. Cerita panjang lebar dari A sampai Z. Kalau ditulis bisa sampai ratusan episode gak rampung-rampung.
Tiba saatnya Ndaru gantian main ke rumahku. Saking lamanya tidak ke kampungku. Dia sampai tanya-tanya ke warga sekitar. 11 tahun sudah berlalu. Banyak hal yang sudah berubah. Membuatnya pangling.
Aku pergi ke warung sebentar untuk membeli kopi. Sepulang dari warung, Ndaru sudah menunggu di depan rumahku. Aku persilahkan masuk. Aku seduh dua gelas kopi. Satu untuk Ndaru dan satunya lagi untuk ku. Ditemani camilan dan kue-kue sisa lebaran. Aku tahu Ndaru lumayan peka dengan dimensi lain. Meskipun aku tahu itu tidak murni bawaan dari lahir. Ada banyak rangkaian kejadian beruntun yang pernah Ndaru alami di masa lalu. Dan sisa-sisa energi itu masih melekat dalam tubuhnya. Membuatnya memancarkan aura yang mengundang kedatangan makhluk tak kasat mata.
Ndaru mulai gelisah. Aku melihat gerak gerik yang kurang nyaman. Saat itu Ndaru tidak mau jujur. Dan aku tidak mau berspekulasi. Dimataku Ndaru adalah teman yang baik. Selama kami berteman dari dulu tidak pernah ada masalah. Tapi kalau dia ada masalah dengan penghuni gaib di rumahku. Itu beda lagi ceritanya.
Ndaru mulai gelisah. Aku melihat gerak gerik yang kurang nyaman. Saat itu Ndaru tidak mau jujur. Aku juga tidak mau berspekulasi atau menduga-duga. Dimataku Ndaru adalah teman yang baik. Selama kami berteman dari dulu tidak pernah ada masalah. Tapi kalau dia ada masalah dengan salah satu penghuni gaib di rumahku. Itu beda lagi ceritanya.
Waktu menunjukkan pukul 17.15 WIB. Sebelumnya, saat aku main ke rumah Ndaru, aku cukup lama dan betah ngobrol disana. Tapi kenapa ketika Ndaru gantian main ke rumahku, dianya tidak krasan?
Ada apa sebenarnya?
Lalu Ndaru mengajakku main ke Rumah Rudi. Salah satu teman masa SD ku yang masih satu dusun denganku tapi lokasi rumahnya diujung sana. Arah mau ke wisata Air Terjun Sri Gethuk. Karena masih suasana Syawalan, jadi kami berniat untuk halal bihalal di rumah Rudi. Sudah lama sekali tidak berjumpa. Sekalian bisa nostalgia jaman bahola. Hehe...
Senja kini berganti malam. Ndaru lebih nyaman dirumahnya Rudi. Buktinya dia happy-happy saja. Bahkan Ndaru asik ngobrol dan cerita panjang lebar tentang kisahnya saat masih bekerja di Jakarta. Kalau aku sih cukup duduk manis sambil nyimak. Karena aku tidak pandai bercerita. Aku lebih suka menulis saja. Hehe...
Singkat cerita aku dan Ndaru pamit pulang. Sambil berboncengan naik motor, kami berdua bercakap-cakap. Mengulas spot angker di setiap ruas jalan yang kami lewati malam itu. Mulai dari tikungan angker, rumah kosong sampai jalan sepi perbatasan antara dua desa yang nanti akan dilewati Ndaru sendirian setelah mengantar aku pulang ke rumah. Kalau ingat itu langsung merinding...
Hari demi hari terus berganti. Libur dan cuti lebaran telah berakhir. Ndaru kembali bekerja dan ngekost di daerah Maguo, JL Solo. Sedangkan aku masih nganggur di rumah. Mengisi kegiatan dengan menulis cerita. Sesekali aku turun ke yogyakarta.
Pernah suatu malam setelah pulang dari jogja, aku mampir ke kostnya Ndaru. Dari situ akhirnya Ndaru mau cerita, kenapa pas terakhir main ke rumahku dia merasa gelisah.
"Bro, pas aku ke rumahmu kemarin. Aku melihat seorang wanita berpakaian seperti dayang dari pantai selatan."
"Mosok to? Lha dirimu diweruh i cewek ayu kok malah Wedi?"
"Iyo sih... Pancen ayu... Tapi dia gak suka aku duduk di rumahmu."
"Terus, awakmu Reti ora, ngopo kok dia benci sama kamu?"
"Ora...! Kiro-kiro ngopo Yo bro?
"Tak kasih tahu, tapi Ojo tersinggung Yo..."
"Iyo... Sante... Ndang critakno sak tenane..."
******
"Itu namanya Nyai Tirta. Salah satu Abdi Kinasih dari Pantai Selatan. Dari lahir sudah diberi amanah untuk menjaga batu mustika hijau. Dulu dia punya kekasih namanya Wira. Nyai Tirta jatuh ke sungai Progo waktu berusaha melarikan diri dari ambisi Wira yang ingin merebut Batu Mustika Hijau itu...
"Stop bro, jangan dilanjutkan. Itu si Nyai sudah datang. Aku merinding sumpah.. (Ndaru ketakutan saat Nyai datang ke kostnya)."
Lalu aku menghentikan ceritaku. Sejak saat itu aku baru tahu ternyata setiap kali aku menyebut nama Nyai dengan maksud tertentu. Beliau akan hadir. Meskipun tidak semua orang bisa merasakan atau melihat kehadirannya.
Lalu kenapa Nyai tidak suka dengan Ndaru?
Jawabannya adalah karena aura Ndaru mirip banget dengan aura Wira. Dimasa lalu Ndaru pernah melakukan suatu hal. Sesuatu hal yang meninggalkan jejak karma buruk. Karma buruk itu bisa hilang tetapi butuh waktu dan proses.
Tak perduli seberapa banyak karma buruk yang harus Ndaru jalani sekarang. Aku tetap berteman baik dengannya. Bukan dengan ikut campur ke dalam masalahnya. Tapi dengan berusaha membantu semampu dan sebisaku. Sejak saat itu Ndaru mikir-mikir kalau mau datang ke rumahku. Biasanya aku yang ngalahi main ke rumahnya atau main ke kostnya. Untuk menghindari Benturan Energi. Karena Nyai Tirta lebih suka menjaga rumahku yang di Playen, Gunungkidul. Nyai Tirta tidak ikut aku kemana-mana. Hanya akan hadir di moment-mement tertentu saja.
SEKIAN