BERSAHABAT DENGAN PRABU AMUNKELING
KEHIDUPAN MAKHLUK HALUS
JEJAKMISTERI - Disamping kaya dengan liku perjalanan sejarah dan peradaban manusia, Bengawan Solo juga terkenal dengan kisah-kisah bernuansa mistisnya. Banyak cerita yang berhubungan dengan dunia makhluk halus bersumber dari sungai legendaris ini. Salah satu kisah tersebut seperti yang pernah dialami oleh Fahrullah, salah seorang sahabat penulis.
Fahrullah adalah sosok lelaki muda, berusia sekitar 30 tahun, bertubuh gemuk pendek, kepala sedikit botak. Namun yang paling menarik, lelaki ini sosok yang sangat pemberani, sekaligus pula ambisius.
Mungkin karena sifatnya yang ambisius itu, maka Fahrullah termasuk pula sebagai seorang yang sangat rajin wirid. Wirid utamanya adalah Surat Al-Fatihah. Menurut pengakuannya, dia sudah mewiridkan Surat Al-Fatihah sebanyak 100.000 kali. Prestasi yang menurut penulis sangat luar biasa. Hal ini bisa dimaklumi karena memang kalau dia wirid, maka bisa sampai lima atau enam jam.
Untuk urusan terawangan, Fahrullah termasuk jempolan. Hingga pada suatu malam, sewaktu terawangan di Bengawan Solo, sebuah peristiwa mistis yang teramat aneh dialaminya.
Menurut Fahrullah, kegiatan prosesi terawangan tersebut persisnya ia lakukan di aliran sungai Bengawan Solo yang melintas di Dukuh Gunungan, Nguter, Sukoharjo. Di lokasi ini beberapa waktu sebelumnya telah tenggelam tiga orang anak masing-masing bernama Erwin Adi Nugroho (9), Triyanto (9), dan Candra Setiawan(9). Ketiga anak yang tak bisa berenang tersebut kabarnya tiba-tiba tersedot di telan aliran sungai yang tenang.
Menurut keterangan, di posisi itu memang terdapat Kedung sepanjang 100 meter yang terkenal sangat angker.
Hampir tiap tahun Kedung sedalam tiga meter tersebut selalu meminta korban, entah itu anak-anak atau pun orang dewasa. Karena itulah Fahrullah sengaja melakukan terawangan di tempat ini.
Dikisahkan, lewat prosesi terawangan yang dilakukannya, Fahrullah bertemu dengan sosok bangsa halus yang mengaku bernama Dewi Inrus. Dia adalah penghuni alam gaib kawasan sungai itu yang wajahnya cantik jelita.
Melihat kecantikan Dewi Inrus, Fahrullah tergoda imannya. Apa yang terjadi selanjutnya? Tanpa sadar, dia melakukan hubungan biologis dengan makhluk halus tersebut. Anehnya, setelah hubungan perzinahan itu, Fahrullah didatangi orang tua Dewi Inrus, yang bermaksud meminta pertanggung jawaban darinya. Fahrullah mau bertanggung jawab, tapi harus di depan gurunya.
"Siapa gurumu itu?" Tanya Mbah Karmus, orang tua Dewi Inrus.
Fahrullah menyebutkan nama gurunya.
Setelah mendengar nama guru Fahrullah, Mbah Karmus yang sudah tentu juga makhluk halus itu akhirnya bingung. Sepertinya dia tidak berani meneruskan perkaranya lagi.
Pada malam berikutnya, di tempat yang sama, Fahrullah kembali melakukan terawangan. Waktu itu, Fahrullah bertemu dengan apa yang disebutnya sebagai Prabu Amunkeling, Raja demit di lokasi itu. Dia sangat ketakutan dan berniat mau lari, tetapi dicegah oleh Prabu Amunkeling.
"Jangan takut. Saya akan membantu kesulitanmu," kata Raja Demit.
Mendengar perkataan makhluk gaib tersebut mau membantu kesulitannya,Fahrullah tidak jadi lari. Bahkan, kemudian mereka berdialog.
Setelah dialog dengan makhluk itu, akhirnya Fahrullah bersedia bersekutu dengannya dengan syarat, apabila Fahrullah meminta sesuatu ada syaratnya dan syarat itu harus dipenuhi.
Menurut cerita Fahrullah, pernah pada suatu malam, dia pulang ke Sidoarjo menumpang bus, tetapi tidak mempunyai uang. Ditengah perjalanan, dia diturunkan oleh kondektur karena tidak punya tiket dan tidak punya uang buat bayar ongkos. Setelah itu, dia minta bantuan Prabu Amunkeling agar bisa mengantarkan pulang.
Apa yang terjadi? Oleh Raja Demit itu, Fahrullah diminta mencari tempat yang gelap dan tidak ada orang. Perintah tersebut diikuti oleh Fahrullah. Di tempat yang gelap dan sepi tersebut, Fahrullah disuruh memejamkan mata dan jangan sesekali membukanya, kecuali di perintahkan membuka oleh si Raja Demit. Suatu keajaiban memang terjadi.
Setelah diperintah membuka mata, dan Fahrullah pun membuka matanya, maka dia sudah ada di belakang rumahnya di Sidoarjo.
Kejadian yang penulis dan teman-teman lainnya yang sering disaksikan adalah, ketika Fahrullah membutuhkan uang, setelah dia berkomunikasi dengan prabu Amunkeling, dan menyanggupi syarat yang diajukan oleh si Raja Demit, maka dalam waktu kurang dari limat menit, uang lima puluh ribu atau seratus ribu sudah ada ditangan.
Pada mulanya, syarat yang diminta oleh Raja Demit itu hanya hal-hal biasa saja, seperti harus mandi di WC, tidak boleh mandi di kamar mandi. Namun, lama-kelamaan syarat yang diajukan oleh si Raja Demit mulai menyalahi aturan-aturan agama. Misalkan saja, Fahrullah harus kencing di depan teman-teman yang sedang santai di lapangan olah raga, atau tindakan lain yang cenderung melanggar adat dan etika kesopanan.
Menurut pengamatan penulis, uang yang dibuat oleh Fahrullah lewat bantuan Raja Demit adalah sihir makhluk gaib. Karena uang tersebut tidak bisa bertahan lama. Setelah Fahrullah membelanjakannya, tidak berapa lama kemudian, uang tersebut kembali ke wujud semula. Ya, kalau semula Fahrullah memegang kertas atau daun, kemudian berubah menjadi uang, maka setelah uang tersebut dibelanjakan maka beberapa menit kemudian, uang tersebut berubah lagi menjadi kertas atau daun.
Salah seorang teman penulis dari Lampung, pernah diajak oleh Fahrullah nonton bioskop dengan memakai uang yang disulap dari bungkus permen. Susai pertunjukan, Fahrullah membeli satu bungkus rokok dengan menggunakan sobekan karcis bioskop.
Terus langsung naik taksi dengan uang yang juga hasil sihir si Raja Demit.
Ketika di tengah perjalanan, ada warung sate kambing, tiba-tiba Fahrullah minta berhenti. Mereka masuk warung itu, namun anehnya, Fahrullah memesan buat dia sate kambing mentah.
Sedangkan untuk teman penulis sate kambing bakar.
Pada mulanya tukang sate menganggap pesanan Fahrullah hanya bercanda, namun Fahrullah meyakinkan bahwa memang dia memesan sate kambing mentah. Tentu saja tukang sate kambing menjadi terheran-heran setelah sate kambing mentah disediakan, Fahrullah dengan lahap menyantapnya.
Anehnya lagi, setelah sampai di rumah kontrakan, Fahrullah langsung menuju dapur kemudian makan nasi sama lauk pauk seadanya. Teman penulis dari Lampung ini karuan heran melihat Fahrullah makan lagi. Namun Fahrullah bilang, yang makan sate kambing mentah tadi bukan dirinya, tapi si Raja Demit sahabatnya, sedangkan yang sekarang makan nasi dan sayur, adalah Fahrullah sendiri.
Kisah unik lainnya seperti ini...
Kalau biasanya uang bikinan Fahrullah hanya bertahan beberapa menit setelah dibelanjakan, maka lain halnya jika Fahrullah butuh uang banyak dan agar tahan lama. Caranya yaitu dengan memakai satu uang asli ditambah beberapa lembar kertas atau daun sesuai kebutuhannya.
Waktu itu, Fahrullah tertarik dengan iklan di salah satu koran yang menyatakan bahwa ada satu cara agar uang di ATM bertambah dengan sendirinya. Kemudian Fahrullah meminjam uang lima puluh ribu pada salah seorang teman penulis.
Setelah itu, uang tersebut digabung dengan sobekan-sobekan koran. Aneh, tidak lama kemudian ditangannya sudah tergenggam sejumlah uang lima puluh ribuan, sama persis dengan uang lima puluh ribuan yang asli.
Uang yang asli dikembalikan sedangkan uang sihir Raja Demit dibawa ke bank untuk ditransfer ke rekening orang yang pasang iklan. Menurut Fahrullah, uang tersebut bisa bertahan sampai tiga hari, setelah itu baru berubah seperti semula.
Kisah lain yang aneh bin ajaib seperti ini...
Fahrullah bukan hanya bisa bikin uang dari kertas atau daun untuk dirinya saja, tetapi dia juga bisa menurunkan ilmunya pada orang lain. Hal ini pernah dia lakukan pada teman-teman penulis. Sebut saja seperti kepada Fahri dari Sintang dan Fahran dari Pontianak, Kalimantan Barat, Ferdi dari Bandung, Jawa Barat, dan Gunawan dari Negara Ratu, Lampung.
Caranya, tiap orang teman penulis itu diberi 7 biji Gotri kecil yang sudah dimanterai oleh si Fahrullah. Gotri tersebut harus ditelan dengan air putih yang sudah dicampur dengan setetes darah Fahrullah.
Siapa yang ingin mendapatkan kekuatan dari Fahrullah harus mau meminumnya. Namun, waktu itu, hanya Fery yang bersedia meminum air bercampur setetes darah Fahrullah itu, sedangkan Fahran, Ferdi dan Gunawan tidak mau meminum air yang bercampur darah, mereka hanya minta dengan air biasa.
Akhirnya, hanya Fery yang berhasil. Katanya, yang ikut Fery bukan Raja Demit, tetapi anak bajang, yang permintaannya juga tidak aneh-aneh seperti permintaan Raja Demit jika dia memberikan sesuatu sebagai imbalan.
Memang persekutuan antara Fahrullah dengan Prabu Amunkeling, Raja Demit Bengawan Solo itu berlangsung cukup lama dan tidak terkontrol lagi. Fahrullah kini menjadi orang yang hidup dengan berlimpah harta.
Dia tidak hanya bisa menyulap apa saja menjadi uang, namun juga kini dikenal sebagai seorang dukun yang sangat andal. Semuanya ini terjadi karena hubungan persahabatannya dengan Prabu Amunkeling.
Demikianlah salah satu contoh orang yang memiliki ilmu gaib tetapi tidak mempunyai iman yang kuat. Oleh sebab itu, pesan kami kepada semua pembaca, kalau ingin belajar ilmu gaib terlebih dahulu harus belajar ilmu-ilmu Fiqih, Tauhid, Akhlaq dan lain-lainnya agar jangan sampai tersesat di jalan yang tidak dibenarkan oleh agama.
---===SEKIAN===---