KUNTILANAK PEMBAWA KUTUKAN
JEJAKMISTERI - Masih terekam jelas di memory otakku karena kejadiannya beberapa tahun yang lalu. Bahkan aku masih ingat tanggal bulan dan tahunnya. 6 November 2019 aku berangkat ke NYIA (Bandara Baru Yogyakarta) lalu terbang ke Pontianak. Waktu itu virus corona belum masuk ke Indonesia jadi masih bebas bepergian kemana saja. Bersyukur sekali aku bisa pulang lagi ke rumah saudaraku di Kabupaten Sekadau, Kalimantan Barat.
Singkat cerita sampailah aku di rumah Pakdhe. Senang sekali rasanya setelah hampir 10 tahun akhirnya bisa memijakkan kaki lagi di tanah ini. Bagiku Sekadau adalah rumah kedua yang selalu kurindukan. Napak tilas kenangan masa-masa itu. Temu kangen dengan keluarga serta teman-teman yang ternyata masih mengingatku meski sudah lama sekali tidak bertemu tatap muka. Banyak sekali hal yang telah berubah. Semakin maju saja daerah tempat Pakdheku ini.
Niatnya sih ke kalimantan hanya untuk liburan semata. Berhubung waktu itu sedang ada seleksi CPNS, aku nyoba ikut daftar. Siapa tahu rejeki. Hehe... Sambil nunggu pengumuman hasil seleksi administrasi aku bantuin kakak sepupuku yang buka usaha warung kopi dan kue. Rame banget kalau pagi banyak warga sekitar beli jajan untuk sarapan.
"Al, tolong bantuin Budhe jaga warung ya... Kalau pagi gini biasanya ramai orang beli kue. Rambutnya Mbak gatal ini, kulit kepala aku garukin dari tadi..."
"Kenapa mbak? Alergi dingin kah? Sudah minum obat anti alergi belum?"
"Sudah ba... Dari kemarin ini gatelnya tapi ndak ilang-ilang. Kata orang sini, orang dayak biasa bilang kalau rambut gatal begini habis kena kencing kuntilanak."
😨😨😨
Aku kaget sambil bengong kebingungan. Mbak ku pergi masuk ke kamarnya.
Sebulan kemudian aku mulai merasa bosan bantuin jualan. Masak jauh-jauh ke kalimantan gak pergi ke tempat wisata. Seketika jiwa mbolangku meronta-ronta gaes. Haha.... Ok. Fix. besoknya aku refreshing ke kota Pontianak naik Bis.
Singkat cerita aku sudah sampai di Pontianak. Sepupuku cewek yang jemput di terminal. Namanya Detri. Dia bekerja di salah satu Rumah Sakit di Pontianak sebagai tenaga medis. Aku diajak ke mess yang lokasinya samping RS. Tadinya aku mau nginap di hotel tapi kata Detri :
"ndak usah nginep di hotel. Sayang duitnya... Tidur di messku saja. Kalau yang nginep itu masih saudara ndak apa-apa kok.... Serius...."
"Baiklah kalau begitu. Aku ngikut saja..."
Ini pertama kalinya aku datang ke mess. Dari pertama nyampe di halaman depan saja aku sudah merasakan aura mistisnya. Apalagi ini kan masih masuk kawasan Rumah Sakit. Jadi kebayang kan seremnya kayak apa... Aku diajak masuk ke dalam mess. Bagian paling depan ada garasi tempat parkir motor. Tidak ada ruang tamu, langsung deretan pintu-pintu kamar berjajar di sebelah kanan dan kiri. Tengahnya ada lorong yang lebarnya sekitar 3 meter sebagai jalur lalu lalang penghuni mess. Cat tembok dominan warna abu-abu dipadu dengan lampu lorong yang tidak terlalu terang. Asliii... Ini tempat horor banget gaes...
Malam itu Detri tidak ada jadwal jaga malam. Kamar Detri cukup luas, dia punya kasur dua buat jaga-jaga kalau ada keluarga yang nginep. Sebenarnya aku canggung tidur disitu. Secara itu kan mess khusus cewek. Meskipun aku saudara sepupu tapi gak enak aja gitu kalau nanti ada teman-temanNya kamar sebelah lihat aku nginep disini. Tapi yaudah lah... Nanti kalau ketua messnya negur, aku akan pindah tidur ditempat lain.
Malam semakin larut. Saat tidur aku bermimpi melihat dua orang yang tak ku kenal. Ada seorang wanita duduk bersama seorang lelaki. Sepertinya mereka pasangan suami istri. Wanita ini suka sekali dengan buah mangga. Di awal-awal pernikahan suami sering membelikan istrinya buah mangga. Tapi pernikahan mereka tidak bertahan lama. Terjadi pertengkaran hebat sampai puncaknya suami pergi meninggalkan rumah dan menghilang entah kemana. Sang istri menangis, kecewa, sakit hati. Depresi berat yang dialami istri membuatnya sakit parah dan akhirnya meninggal dunia...
Jeng.... jeng....
Ku menangis..... melepaskan
Kepergian dirimu dari sisi hidupku
Harus selalu kau tau.. Akulah hati yang telah kau sakiti
Lagu dari Rossa itu membuatku terbangun.
Hoaaahhmmm.... Sudah pagi ternyata. Setelah mengumpulkan kembali energi yang terkuras oleh mimpi tadi aku beranjak dari kasur lalu pergi mandi. Setelah mandi aku diajak Detri untuk keluar beli sarapan. Makan nasi kuning yang katanya itu adalah tempat langganan Detri. Eemmm... Enak juga nasi kuningnya. Sambil makan aku ngobrol santay...
"Det, itu yang tinggal di mess kok ibu-ibu semua? Gak ada po yang masih muda seumuran kamu gitu? Kemarin pas aku baru masuk mess sama tadi pas selesai mandi aku perhatikan yang tinggal disitu udah berumur semua, 35 ke atas gitu..."
"Iya... Kawanku disitu memang ibu-ibu semua. Yang muda cuma aku doang. Cieee..." (sambil kedua telunjuknya nunjuk ke pipi).
"hahaha.... Sok imut kamu Det....!"
"Tapi meski sudah tua, mereka itu belum ada yang menikah lho...."
"haaaah...? Serius...? Kirain mereka itu sudah menikah tapi aslinya orang jauh gitu. Jadi boleh tinggal di mess."
"Mana ada? Mereka itu masih single semua. Sampe-sampe mess ku itu dijuluki mess kutukan perawan tua. Karena yang tinggal disitu kebanyakan gak nikah-nikah sampai usia tua."
"lhaahh.... Kamu gak takut gitu tinggal disitu Det...?"
"selow aja keleus... Aku sudah terlanjur nyaman tinggal disitu. Hehehe... Sebelumnya kan aku kost sendiri. Bayar kost disini mahal Al. Kebetulan atasan nawarin aku buat tinggal di mess. Cuma bayar iuran buat listrik dan sampah kok. Lumayan kan? Bisa ngirit."
"ooo gitu... Iya juga sih...
Oiya, nanti siang aku mau pergi jalan-jalan sama Ihsan dan Juanda. Kamu mau ikut Det?"
"Ndak ah, aku nanti masuk kerja jam 2 Al."
"oke..."
Selesai sarapan aku dan Detri balik ke mess. Aku nyuci beberapa potong pakaian untuk stock baju ganti. Rencananya aku di pontianak selama seminggu kedepan. Selesai nyuci aku jemur pakaian di halaman paling belakang. Aku baru menyadari bahwa ada pohon mangga disana. Ada aura negatif yang bersumber dari pohon mangga itu.
Setelah selesai sarapan, aku dan Detri balik ke mess. Lanjut aku nyuci beberapa pakaian agar aku punya stock baju ganti. Rencana aku di pontianak selama seminggu kedepan. Cucian sudah beres. Langsung aku bawa ke tempat jemuran yaitu di halaman paling belakang. Ternyata di pojokan ada sebuah pohon mangga yang lumayan besar. Hmmm.... Ada yang tidak beres disini. Aku bisa merasakan ada energi negatif dari pohon mangga itu. Tapi aku belum bisa melihat sosok apa yang bersemayam disana. Aku fokus saja dengan jemuranku. Satu per satu jemuran aku gantung di tali. Pagi itu cuacanya cerah, cocok banget buat jemur baju. Lebih cocok lagi kalau buat jalan-jalan. Hehe...
Jam 2 siang aku di jemput temanku Ihsan dan Juanda di depan Rumah Sakit. Kita bertiga langsung gas menuju Tugu Khatulistiwa. Setelah itu lanjut nongkrong sore di Taman Alun-alun Kapuas Raya. Melihat indahnya sunset di tepian sungai kapuas. Malamnya juga sempat mampir di rumahnya Ihsan. Sudah puas untuk keliling kota hari ini. Besok lagi kita lanjutkan. Terimakasih sekali sudah nemeni aku mbolang hari ini. Waktunya balik ke mess.
Sekitar jam 9 malam aku sampe mess. Aku bisa masuk ke dalam mess karena kuncinya Detri aku yang bawa. Dia pulang dinas paling jam 10 malam. Sambil nunggu Detri pulang, aku mandi saja kali ya. Badan sudah lengket banget seharian habis jalan-jalan. Btw ini mess sepi banget sumpah... Kayak gak ada penghuninya. Padahal kalau aku hitung-hitung ada sekitar 9 kamar. Pintu kamar tertutup semua.
Setelah mandi aku tiduran di kamarnya Detri. Ooiyyaaaa... Hampir saja lupa, aku belum ngangkat jemuran. Tadi diluar mendung, sepertinya mau turun hujan. Aku bergegas melangkah ke halaman belakang sambil aku tengok kanan dan kiri. Sepi banget gaes...
Hening tanpa ada suara manusia.
Ini penghuni mess pada kemana ya?
Apa mungkin pada dinas malam. Entahlah...
Ini halaman belakang juga gak ada lampunya pula. Hanya ada bantuan cahaya sedikit dari lampu di ujung lorong dekat pintu keluar...
Pas aku lagi ngangkat jemuran tiba-tiba aku denger suara cewek nangis.
Nangis tersedu-sedu....
Jeng.... Jeng....!
Ku menangiiiiissss.....
(Stop...!!! Teh Ocha, please... Jangan nyanyi sekarang. Gak lucu lho.., sumpah....)😒
Gerakanku mengambil jemuran melambat karena aku sambil mendengarkan itu suara tangisan sumbernya dari mana?
Ternyata dari pojokan.
Mataku otomatis melihat ke arah pohon mangga. Dan benar saja, ada wanita berbaju putih dengan rambut panjang terurai sedang bertengger di dahan pohon mangga sambil di ayun-ayunkan kedua kakinya.
Tangisan yang awalnya sendu seketika berubah menjadi ketawa cekikikan...
Cekakakakakakak......!
iiii..... Hihihihiiiiiiiihh.....!
Aku langsung lari masuk ke kamarnya Detri. Aku baca-baca doa agar hatiku lebih tenang. Beberapa menit kemudian Detri pulang kerja membawa minuman dingin. Pas banget, kejadian tadi membuatku sangat haus. Enak banget ini minumannya. Perpaduan susu, coklat terus ada jelly dan kacang almondnya. Aku tidak cerita ke Detri soal apa yang aku lihat barusan. Bersikap biasa saja seolah tidak terjadi apa-apa. Segelas soft drink yang seger ini lumayan bisa memulihkan kembali energiku.
Semenjak kejadian itu, malam berikutnya aku pindah tidur di rumah Ihsan. Selain karena bayang-bayang kuntilanak itu masih menghantui. Aku juga gak enak sama Detri kalau lama-lama numpang di messnya. Sampai aku balik ke jogja pun aku tidak cerita ke Detri tentang sosok penunggu pohon mangga itu. Cepat atau lambat Detri akan membaca tulisan ini. Lengkap dengan penjelasan mengapa mess itu kena kutukan dan berkembang jadi mitos yang sampe sekarang menjadi misteri.
Mimpi yang aku alami waktu itu ada kaitannya dengan kuntilanak, pohon mangga dan kutukan di area mess. Gambaran visual yang aku tangkap adalah : Dulu banget pas awal-awal Rumah Sakit ini beroperasi ada seorang wanita yang meninggal di RS tersebut. Wanita yang awalnya mengalami depresi berat menimbulkan penyakit parah dan berujung kematian. Jin qorin wanita ini merekam dengan jelas kepedihan, kekecewaan bahkan kebencian mendalam yang dialami wanita ini.
Mengapa dia tinggal di pohon mangga? Karena semasa hidupnya suka dengan buah mangga. Mengapa penghuni mess susah untuk menikah? Itu karena sosok kuntilanak ini sangat membenci lelaki yang dulu pernah mencampakan dirinya. Selama ini dia menebar energi negatif. Apabila ada penghuni mess yang sedang menjalin asmara dengan lelaki maka akan diusik, diganggu dengan berbagai macam cara agar hubungannya tidak harmonis. Tentu saja gangguan dari sosok jahat ini tidak disadari secara langsung oleh penghuni mess.
Sebenarnya ada beberapa hantu lain yang ikut tinggal di mess ini. Tapi tetap saja, Kuntilanak yang satu ini adalah yang paling dominan. Sementara hantu yang lain cuma nebeng saja tinggal disitu. Bisa dibilang Kuntilanak ini adalah Ratunya. Bahkan di moment-moment tertentu saat amarah dan dendamnya sedang memuncak, kuntilanak ini berubah wujud menjadi Kuntilanak Merah. Jin yang akan selalu mengganggu jiwa-jiwa yang lemah. Jiwa-jiwa yang rapuh, mengincar manusia yang mudah goyah keimanannya.
SEKIAN