LIDAH MAYAT
JEJAKMISTERI - Cerita ini diceritakan oleh umak. Kejadian setahun saat saya belum lahir. Jadi ada salah satu pemuda kampung namanya Samsudin. Nah Sam ini begajulan. Sering ketangkap nyolong ayam tetangga.
Nah kalau di kampung biasanya pakai hukum adat. Misal Sam harus bayar berapa kilo beras gitu. Nah orang tuanya deh yang repot. Udah seumur gitu Sam masih jadi beban orang tua.
Makanya waktu Sam bilang suka sama Hayati, ya Hayati tolak. Mana mau Hayati sama pemuda madesu kayak Sam. Gak ada masa depan.
Tapi Sam malah dendam.
Maka saat berkumpul bersama dua temannya Sam curhat. Iya, lelaki begajulan juga boleh dong curhat. Sebut aja dua temannya ini, Rudi dan Kuncit.
Terus kuncit bilang ke sam. "Udah kalau kata orang tua, cinta ditolak dukun beranak!"
"Dukun bertindak kali Cit" kata Rudi.
"Ya itu maksudku"
"Ndak perlu ke dukun. Pakai Minyak Dilah aja. Kata Ibuku, Minyak Dilah bisa bikin cewek jatuh hati. Nempel terus kayak perangko" kata Rudi.
"Minyak Dilah?" Sam penasaran.
"Iya minyak dari lidah mayat". Maka Rudi menjelaskan bagaimana cara membuat minyak Dilah.
Dijelaskanlah bahwa Minyak Dilah itu dibuat dari Lidah mayat yang harus digigit sampai putus. Lalu lidah itu digoreng dengan minyak, kuali, dan api hasil mencuri.
Sam bergidik ngeri. Apa yang dijelaskan Rudi terdengar mengerikan. Ah dia tak akan melakukan itu.
Tapi 3 bulan kemudian terdengar kabar Hayati akan menikah dengan pemuda kampung sebelah. Romlan namanya. Kerjanya hanya nelayan biasa, tapi rajin dan cekatan. Hayati jatuh cinta padanya.
Sam marah. Hancur hatinya. Pupus sudah harapannya mendapatkan Hayati. Ia menangis di tongkrongan. Rudi dan Kuncit malah tertawa.
"Udahlah Sam, kalau kamu mau bikin Minyak Dilah. Kita berdua siap bantu!" Kata Rudi.
Sam menghapus air matanya. Ia mulai tertarik.
Jadi besok malamnya. Pukul 12 malam. Ketika seluruh kampung sedang tertidur. Sam, Rudi, dan Kuncit pergi ke kuburan di ujung kampung.
Rudi dan Kuncit semangat sekali menggali. Sedangkan Sam mengumpulkan keberanian.
Membayangkan menggigit lidah mayat membuat Sam nyaris muntah.
Rudi dan Kuncit melompat dari kuburan. Mereka berdua muntah bersamaan.
Di dalam, sesosok mayat dengan kondisi busuk menyembul dari balik tanah. Aromanya membuat Sam gentar.
"Lompat!" Kata Rudi
"Ndak, tutup lagi!" Kata Sam.
"Enak aja, kita udah capek gali main tutup aja. Buruan turun" kata Kuncit kesal.
Sam melompat. Dipandanginya mayat yang tampak mengerikan itu. Ia menunduk dengan perasaan ngeri.
"Cepat. Tarik lidahnya, gigit!" Kata Rudi.
"Kau aja yang gigit!" Kata Sam.
"Kau yang mau sama Hayati, aku yang kau suruh gigit"
"Cepat atau kami kubur kau di dalam Sam" kata Kuncit.
Ditariknya lidah mayat tersebut. Sudah berlendir karena mulai membusuk.
Sam menjepit hidungnya. Didekatkannya mulutnya ke lidah mayat itu. Tak pernah dibayangkannya, ciuman pertamanya akan dilakukan dengan mayat.
Dibayangkannya bibir Hayati yang merah ranum. Sekali gigit, lidah tak putus. Lendir menetes membasahi bibirnya. Menjijikan.
Gigitan kedua, lidah yang mulai membusuk itu lepas. Lalu Sam muntah.
Lidah dimulutnya bercampur muntahannya.
Sam mengangkat lidah yang sudah putus.
Dimasukkan ke dalam plastik yang sudah disiapkan. Ia melompat keluar.
"Tutup lagi!" Seri Sam. Ia masih merasa mual.
"Begitulah Cit kalau orang sudah jatuh cinta, jadi bodoh dia" kata Rudi berbisik.
"Hahahaha" kuncit tertawa.
Lalu sekian detik kemudian terdengar tawa lain. Rudi dan Kuncit bertatapan.
Kalau saya sih mending Jomblo daripada French Kiss sama mayat. Oh ya itu mayatnya cowok lagi. Jangan dibayangin!
Malam itu juga mereka kembali ke gubuk tempat mereka biasa nongkrong sambil minum arak. Kalau urusan kuali, api (kompor), dan Minyak hasil curian. Bukan masalah, mereka jagoannya.
Maka digorenglah lidah itu dengan sedikit minyak. Dari lidah mayat itu mengalir cairan. Cairan itulah yang disebut Minyak Dilah, minyak yang kemudian dikumpulkan Sam ke dalam sebuah botol kecil.
Sam tidur ketika pagi menjelang. Ah tak sabar ia ingin mengoleskan minyak pada Hayati
Sorenya ketika Hayati hendak pergi ke sungai untuk mandi Sam mendekati Hayati.
"Eh sam, sudah kubilang ya kamu jangan dekatin aku lagi. Kau tahu aku sudah bertunang?"
"Cuma bertunang Ti, belum menikah. Kau itu masih bisa kurebut" kata Sam sambil mencuil dagu Hayati.
Yang Hayati tak tahu, jari Sam telah diolesi minyak Dilah.
Hayati lalu termenung sebentar. Entah kenapa perasaannya tiba-tiba aneh. Ada sesuatu yang membuat Sam tampak menarik baginya. Ia mengusir perasaan itu jauh-jauh.
Ketika malam datang dan berkumpul bersama teman-temannya. Sam menceritakan reaksi Hayati.
"Sudah, kau tengok saja besok. Berlutut dia pada kau Sam" kata Rudi sambil menenggak arak. Mereka menghabiskan malam dengan mabuk bertiga di gubuk tua di hulu kampung.
Tapi malam itu adalah malam pertama teror terjadi. Ketika mereka sedang mabuk tiba-tiba pintu gubuk digedor. Rudi dan Kuncit sudah tak sadarkan diri. Sam masih setengah sadar.
Ia membuka pintu.
Tepat di depan pintu, sesosok mayat dengan kafan lusuh dan robek berdiri menghadap Sam.
Sam kenal wajah itu. Aroma busuk menyengat. Antara sadar dan tak sadar Sam menutup pintu keras. Keringat dingin keluar.
Dari balik pintu, sosok bayangan mayat itu seperti menerjang Sam. Udara terasa dingin. Bulu kuduk Sam merinding. Sosok itu lenyap seperti angin. Nafas Sam terengah-engah.
Ia tak dapat tidur malam itu.
Ini ada yang baca ngak sih?
Oke lanjut.
Besoknya Sam cerita Ke Rudi dan Kuncit. Ia ditertawakan karena dianggap sedang mabuk.
"Mungkin kau masih kebayang saja Sam. Nah bayangan wajah mayat itu bikin kau berhalusinasi" kata Rudi. "Iya juga" pikir Sam.
Tapi tingkah Hayati benar berubah. Ia tampak senang ketika Sam datang menemuinya.
"Dari mana saja Bang Sam? Sudah dari tadi Hayati menunggu abang. Abang mau temani Hayati mandi di sungai?" Tanya Hayati.
Bukan main senangnya Sam mendapat tawaran itu. Bagai mendapat durian roboh.
Senang sekali perasaan Sam menemani Hayati mandi di sungai. Walau ia hanya duduk di tepian, melihat Hayati berenang di antara batu-batu sudah membuat Sam mabuk kepayang.
Tapi siang yang menyenangkan itu disusul mimpi buruk Sam. Mayat itu hadir dalam mimpi Sam. Wajah busuk mengerikan penuh ulat itu membuat Sam terbangun gemetaran.
"Aku juga melihatnya semalam" kata Kuncit pada Sam ketika mereka bertemu siangnya. "Waktu aku terbangun, aku melihat dia di atasku" kata Kuncit.
"Terus?" Sam penasaran.
"Dia menggigit lidah aku" kata Kuncit.
"Kamu diam?"
"Aku bingung, terus aku pingsan" kata Kuncit.
Orang Tua hayati marah besar ketika Hayati ingin membatalkan pertunangannya.
Ia lari ke Sam dan bercerita. Sam mendengar cerita Hayati dengan saksama. Dipeluknya Hayati. Ah itulah pelukan pertama Sam.
Perasaan Sam campur aduk.
Antara takut didatangi si Mayat lagi, atau bahagia karena Hayati kini ada dalam pelukannya.
Malam ketiga adalah malam paling buruk untuk Sam. Ia, Rudi, dan kuncit tidur di gubuk kosong tempat mereka sering berkumpul. Rudi masih saja menertawakan Sam dan Kuncit.
Ketika waktu menunjukkan pukul 12 malam angin bertiup kencang. Udara dingin menembus dinding-dinding kayu.
Mereka bertiga menggigil.
"Apalagi ini?" Keluh Sam.
"Bukan apa-apa" kata Rudi. Kuncit menggigil di pojok dan merasa takut.
Lalu pintu terdengar digedor dengan keras. Sam panik.
"Buka! Kalau kau tidak takut" kata Sam.
Rudi berjalan ke arah pintu. Ketika pintu dibuka, jeger!, puluhan mayat dengan kafan lusuh berkerumun di depan pintu. Rudi menutup kembali pintu dengan gemetaran.
"Mereka di sini"
Lalu sekian detik kemudian terdengar penjuru dinding digedor dengan keras.
"Kita harus balikin lidahnya Sam" kata Rudi.
"Tapi Hayati?"
"Kau sudah dapat minyaknya.
Kembalikan saja lidahnya" kata Rudi.
Benar juga, mereka tak butuh lidah itu.
Maka mereka bertiga bergegas ke pintu belakang. Namun saat dibuka. Puluhan mayat itu juga ada di sana. Menatap mereka dengan pandangan mengerikan.
Pintu langsung ditutup.
"Bagaimana ini? Kita tidak bisa kabur"
"Besok saja, kita tunggu matahari terbit" kata kuncit.
Lalu mereka bertiga berkumpul di tengah saling berpegangan tangan dan membaca doa. Ah, sekalinya gini aja baru ingat Tuhan.
"Gedebrak" pintu-pintu terbuka. Mayat-mayat itu masuk. Aroma busuk memenuhi udara. Rudi, kuncit, dan Sam tak kuasa menahan mual. Mereka bertiga muntah. Mayat-mayat semakin mendekat.
Lalu ketika tubuh mereka lemas dan gemetaran, mayat-mayat itu sudah dekat. Cairan-cairan meleleh dari kulit mereka menetes ke Sam, Rudi, dan Kuncit. Mereka muntah lagi.
Tak kuat lagi, mereka pingsan di atas muntahan sendiri.
Ketika ayam berkokok, mereka terbangun di atas makam yang pernah mereka gali.
Mereka bepandangan. Tapi Rudi tak mau mengulur waktu walau itu terasa ngeri.
"Ayo kita gali, kita kembalikan" kata Rudi. Maka shubuh itu mereka gali kuburan itu lagi.
Sialnya mereka malah ketahuan warga. Belum selesai menggali, mereka digiring ke kapala kampung. Disidang. Maka Sam mau tak mau bercerita soal apa yang mereka lakukan.
Semua warga yang hadir nyaris muntah ketika Sam menunjukkan lidah di dalam kantong yang ia bawa. Ayah Hayati marah besar, anaknya jadi korban ilmu pengasihan.
Maka mereka bertiga kembali mendapat denda. Kali ini jauh lebih besar. Warga membantu mereka memgembalikan lidah itu.
Hayati diobati oleh ayahnya. Ia mulai pulih perlahan. Sam harus patah hati ketika Hayati menikah dengan tunangnya.
Sejak itu kelakuan Sam sedikit berubah. Ia mulai mencoba kerja dan jarang berulah.
Namun Sam akhirnya menjomblo seumur hidup. Tak ada gadis di desa itu sudi menikahinya karena urusan Minyak Dilah ini.
Ketika mereka suka ke Sam pun, mereka langsung antipti karena merasa dipelet.
Padahal Sam sudah membuang minyak itu.
Kasian Sam. Satu-satunya bibir yang pernah ia cium dalam hidupnya adalah bibir mayat.
Nah demikian cerita "Lidah Mayat"
Mohon maaf atas kekurangannya