Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

LUKISAN PAK BROTO


(Semua nama dalam cerita ini disamarkan, mohon maaf jika ada kesamaan).

JEJAKMISTERI - Pak Broto,
Jika mendengar nama tersebut, mungkin hampir semua warga kampungku mengenal dan mengetahui. Jika Pak Broto, adalah nama dari seorang pria tua yang setiap keluar dari rumahnya, beliau selalu memakai blankon yang terpasang rapi diatas dikepalanya.

Bahkan, bukan hanya terkenal sebagai seseorang yang suka memakai Blankon, pak Broto di kampungku juga dikenal sebagai orang yang sangat memegang teguh budaya dan adat istiadat setempat.

Dan tidak berhenti disitu saja, semua itu juga dikuatkan dengan bangunan rumah megahnya yang bercorak khas jawa yang didalamnya dipenuhi dengan ukiran-ukiran kayu.

Dan tidak lupa, tepat disalah satu sudut halaman rumahnya, ada sebuah pendopo besar yang juga terletak indah yang seolah semakin mempercantik bangunan rumahnya.

Benar sekali.
Waktu itu, pak Broto seolah menjadi ciri khas dari kampungku sendiri. Selain karena kekayaannya, beliau juga sering mengadakan pertunjukan-pertunjukan tradisional ketika bulan suro atau dibulan-bulan lainnya.

Hal itulah, yang akhirnya membuat nama pak Broto sangat tidak asing bagi warga kampungku dan warga kampung sekitarnya.

Lantas, apakah ada hubungan khusus antara pak Broto denganku ?.

Tentu saja ada, karena asal kalian tau, beliau tidak lain dan tidak bukan adalah orang tua kandungku.

Aku adalah anak terakhir dari 7 saudara yang dilahirkan oleh almarhum ibuku.

Semenjak aku berusia 26 tahun, kakak-kakakku sudah tidak lagi hidup serumah denganku.

Oleh bapak, mereka sudah didirikan rumah sendiri-sendiri yang terletak berpisah jauh dari rumahku.

Dan akhirnya, setelah bapak (Pak Broto) Meninggal, akulah yang akhirnya menempati rumah peninggalannya, dengan tidak lagi membangun rumah baru karena harta warisan yang sudah dibagi rata dan aku mendapatkan bagian terakhir yaitu rumah ini.

Dan singkat cerita, semua cerita ini berawal dari sini.

Sejak kematian bapak, rumahku yang sebelumnya selalu ramai dengan adanya rekan-rekan bapak yang kerap berkunjung, Kini perlahan berubah menjadi sangat sepi.

Setiap hari, rumah sebesar ini yang hanya kutempati seorang diri, tentu saja semakin hari semakin kotor karena aku yang belum juga mendapatkan seorang istri.

Hal itu dibilang wajar, karena pekerjaan yang menuntutku harus selalu pulang malam, ditambah dengan kesibukan kesibukan lainnya. Merawat rumah, rasanya menjadi hal yang sangat berat kecuali jika hari libur kerjaku telah tiba.

Dan anehnya, setiap kali aku mencoba mempekerjakan seorang pembantu rumah tangga, semuanya hanya bertahan sampai beberapa hari dan akhirnya pada berhenti entah kenapa.

Hal itulah, yang akhirnya membuatku memutuskan untuk tidak lagi mempekerjakan seorang pembantu dan memilih untuk merawat rumah ini semampuku sampai aku menemukan pasangan di hidupku.

Dan akhirnya, malam itupun tiba.

Malam itu seperti biasanya, aku pulang kerja sekitar pukul 22.00 malam.

Setelah mobil kuparkirkan, aku membuka pintu utama dan mulai masuk kedalam rumahku dan menyalakan semua lampu.

Ketika lampu menyala, tentu saja pandanganku biasa langsung mengarah ke arah lukisan besar yang ada didinding ruang tamu rumahku.

Benar sekali,
Lukisan tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah lukisan dari bapakku sendiri.

Sebuah lukisan yang dilukis oleh pelukis hebat yang mampu menampilkan wajah bapakku dengan sangat sempurna yang bisa terkadang mengobati rasa rinduku kepada bapakku ketika aku menatapnya.

Namun anehnya, malam itu, lukisan bapakku tersebut terlihat tidak seperti biasanya,

Lukisan yang biasanya terpampang kokoh, malam itu tiba-tiba miring kekanan dengan adanya bekas Cipratan cairan merah yang ketika kulihat dengan lebih teliti lagi, cipratan tersebut ternyata adalah cipratan Darah.

Mengetahui hal itu, akupun segera membersihkan lukisan tersebut dan kembali menata sebagai mana mestinya.

Tapi sayangnya, belum selesai aku menata lukisan tersebut kembali, aku tiba-tiba mendengar suara lantunan senandung yang sepertinya aku tidak asing dengan suaranya.

"Tak lelo. .. lelo..lelo..lidung"

Mendengar hal itu, tentu saja pandangaku seketika kuarahkan kesana kemari sembari jantungku berdetak kencang karena kutau, suara tersebut adalah suara dari almarhum bapakku.

"Ya allah, suara apa itu,... pak bapakk.. pak bapaakk" teriakku sambil memanggil-manggil nama bapakku.

Dan bukanya berhenti karena panggilanku, suara senandung tersebut semakin lama malah semakin terdengar tidak berhenti.

Karena fikiranku yang sudah kemana-mana, akhirnya akupun mencoba mencari sumber suara tersebut sembari melangkahkan kakiku perlahan kearah belakang rumah yang ternyata, sumber suara tersebut berasal dari kamar yang dulu ditempati oleh almarhum bapakku ketika beliau masih hidup.

Mengetahui hal itu, tentu saja kakiku terasa bergetar, keringatku bercucuran dengan jantung yang sudah tidak lagi berhenti berdetak tidak karuan.

"Ya allah.. ya allah.. ya..allah " ucapku.

Dan dengan sisa-sisa keberanianku, akhirnya akupun memberanikan diri untuk membuka perlahan pintu kamar tersebut dengan mengucap salam dan menyalakan lampu kamarnya.

"Assalamualaikum,. Pak" ucapku dengan membuka pintu kamar itu.

Setelah pintu kamar terbuka, malam itu dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat ada sesosok laki-laki tua yang menghadap kearah almari dengan mengenakkan pakaian hitam kusam.

Sosok laki-laki tersebut tidak berhenti bersenandung dengan sesekali mengangguk-anggukan kepalanya perlahan.

Dan anehnya, entah apa yang ada dikepalaku malam itu, aku benar-benar tetap mendekatinya dengan terus memanggilnya dengan panggilan bapak.

"Pak.. Bapak" ucapku pelan.

Setelah aku mendekati dan melihat kearah wajahnya yang sedikit menunduk, malam itu aku benar-benar sangat terkejut tidak karuan.

Nafasku seolah berhenti karena masih tidak percaya dengan apa yang sedang ku lihat.

Benar,
Malam itu aku benar-benar kembali melihat bapakku.

Beliau nampak kurus dengan seluruh kulit wajahnya yang mengelupas dan menghitam.

Dan tidak hanya itu, mata bapak malam itu juga terlihat membusuk ditambah tulang pipinya yang juga terlihat bergelombang, membuat pemandangan malam itu rasanya tidak akan pernah bisa aku lupakan.

Dan setelah melihat semua penampakan tersebut, akupun akhirnya seketika berlari sekuat tenaga keluar rumah sambil seluruh tubuhku yang sudah sedari tadi bergetar karena ketakutan.

Namun anehnya, disela-sela aku berlari keluar rumah, malam itu aku kembali melihat kearah lukisan bapak yang sebelumnya dalam posisi yang benar, malam itu tiba-tiba menjadi terbalik kearah bawah dengan cipratan cairan merah yang terlihat semakin banyak saja.

Mengetahui hal itu, akupun terus berlari kearah luar rumah dengan tidak lagi memperdulikan semuanya.

Setelah diluar rumah, akupun bergegas masuk kedalam mobil dan pergi dari rumahku tersebut.

Bahkan, Aku juga masih ingat, malam itu ketika aku baru saja meninggalkan rumah, melalui kaca spion mobil, aku melihat adanya beberapa sosok laki-laki paruh baya yang sedang duduk dipendopo depan rumahku sambil menatapi kepergianku.

Dan singkat cerita, malam itu aku pergi kerumah kakakku dan menceritakan apa yang sudah aku lihat.

"Bapak moleh mas, raine ajur, sakken koyok wong susah mas,,, ono opo yo mas (ayah pulang mas, wajahnya hancur, kasian, beliau terlihat sedih, kenapa ya mas)" tuturku kepada kakakku dan istrinya yang malam itu duduk menyambutku.

"Hah mosok (hah, masak)" jawab kakakku kaget.

Dan setelah aku menceritakan semuanya, akhirnya malam itupun aku menginap dirumah kakakku.

Keesokan harinya, aku ditemani kakakku kembali pulang kerumahku untuk melihat kondisi rumahku.

Dan anehnya, ketika aku pulang siang itu, aku melihat lukisan bapakku yang biasanya menempel di ruang tamu, waktu itu tiba-tiba sudah berada didalam kamar bapak tempat dimana aku telah melihatnya malam lalu.

"Lukisan bapak kok disini," tanya kakakku,

"Loh, kok bisa pindah disini" sahutku heran.

"Sepertinya memang ada yang salah deh, sudah,,, lukisan ini biar kakak bawa pulang ya. Kamu disini saja. Gak papa santai saja, bagaimanapun juga dia adalah orang tua kita dan ini adalah rumahmu. Jangan tinggal pergi walau apapun yang terjadi" ucap kakak sambil duduk memandangi lukisan Bapak.

Dan singkat cerita, setelah seharian menemaniku dirumah, akhirnya sekitar pukul 20.00 malam, kakakkupun kembali pulang kerumahnya dengan membawa lukisan yang katanya akan dipajang dirumahnya tersebut.

Setelah kepulangan kakak, tentu saja akupun seketika menutup semua pintu rumahku dan aku segera masuk kedalam kamar tidurku agar aku bisa segera beristirahat.

Karena akupun tau, semalaman aku tidak bisa tidur karna memikirkan semua yang telah terjadi.

Namun sayangnya, ditengah-tengah aku sedang tertidur lelap, tiba-tiba aku terbangun sekitar pukul 02.00 dini hari karena aku dikagetkan dengan suara benda jatuh dengan sangat keras.

"Bruakkk"

Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika bangun dari tidurku namun aku tidak mau melihat kearah luar kamar untuk memastikannya, karena selain aku masih takut, malam itu niatku memang Acuh dan tidak mau memperdulikan apapun.

"Hallah biarin dah, yang penting aku gak ganggu" ucapku dalam hati.

Namun sayangnya, bukannya menghilang, malam itu gangguan yang kurasakan seolah semakin menjadi-jadi.

Dan belum lama setelah aku mendengar suara benda jatuh tersebut, Kali ini aku kembali mendengar suara tangisan yang kini terdengar semakin jelas lagi.

Bahkan, suara tangisan tersebut terdengar keras dengan diiringi bau melati yang tercium oleh hidungku ini.

"Hihihihihi.... hihihiks..." Suara tersebut terdengar tersedu sedu.

"Ya allah.... apa lagi ini" jawabku dengan kembali masuk kedalam selimutku.

Dan tidak berhenti disitu saja, ditengah-tengah aku masih bertahan didalam kamar.

Kali ini tiba-tiba pintu kamarkulah yang giliran digedor-gedor tidak karuan.

"Dok dok dok dok dok dok"

Mendengar hal itu, tentu saja tubuhku seketika bergetar dengan rasa takut yang sudah tidak lagi bisa kutahan.

"Siapa kamu,,, pergi. Ini rumahku" teriakku lantang.

Namun sayangnya, bukannya pergi, gedoran pintu kamarku tersebut semakin lama seolah semakin menjadi jadi.

"Dok dok dok dok dok dok"

Karena aku sudah tidak kuat lagi, akhirnya akupun memberanikan diri untuk membuka pintu kamarku dengan masih menahan semua rasa ketakutanku.

Ketika pintu kamar terbuka, semuanya nampak semakin aneh saja, lampu ruangan yang tiba-tiba mati dengan lukisan bapak yang juga terlihat kembali ada tergeletak di atas kursi, membuat keadaan malam itu sudah tidak lagi bisa kumengerti.

"Loh.... perasaan tadi aku gak matiin lampu rumah ini deh. Nah itu, lukisan bapak kok kembali ada disini,, ya allah... apa apan sih ini" ucapku kesal dengan mulai sedikit emosi.

Namun anehnya, ketika aku mulai kembali menyalakan lampu rumah ini, tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan adanya sesosok pocong berkain lusuh yang ada disalah satu sudut ruangan rumahku ini.

Sosok tersebut terlihat menatap kearahku dengan wajah yang terlihat hitam pekat tidak karuan.

Badannya tinggi dengan ukuran yang lebih besar daripada ukuran tubuh manusia, membuat detik-detik waktu itu, terkadang masih terasa hingga saat ini.

Aku yang waktu itu seketika kembali berlari keluar dengan teriakan yang rasanya sudah tidak lagi berarti, Seakan menandakan jika malam itu adalah malam yang paling menakutkan selama hidupku ini.

Bahkan, aku juga masih ingat, ketika aku kembali berlari keluar dari rumah waktu itu, aku masih sempat melihat lukisan bapakku yang tergeletak diatas kursi tersebut tiba-tiba terbalik dan jatuh kelantai.

Dan anehnya, mata dari lukisan bapak tersebut seolah terlihat memandangiku yang sedang berlari dari rumah tersebut.

Dan singkat cerita, sesampainya aku diluar rumahku, malam itu aku kembali melihat pemandangan yang sama sekali diluar akal sehat manusia.

Bagaimana tidak, pendopo yang biasanya kosong, malam itu benar-benar terlihat adanya orang yang sedang duduk-duduk.

Bukan hanya 1, waktu itu aku melihat sekitar ada 4 orang yang sedang duduk melingkar di pendopoku tersebut dengan tidak memakai baju sama sekali.

Mereka rata-rata botak dengan telanjang dari ujung kepala hingga ujung kaki.

tubuhnya yang terlihat kurus mengering dengan wajah yang juga terlihat sangat menakutkan, seolah memaksa aku untuk terus berlari dan tidak berhenti.

Dan puncaknya, ketika aku berhasil keluar dari rumahku, malam itu aku bertemu dengan warga kampung yang akhirnya akupun diantar untuk kembali pergi kerumah kakakku.

Sesampainya dirumah kakak sekitar pukul 05.00 pagi,. Aku kembali melihat pemandangan yang sangat mengejutkan.

Bagaimana tidak, pagi itu dirumah kakakku, aku melihat istri kakakku yang ternyata sedang dalam keadaan kerasukan tidak karuan.

Matanya melotot, mulutnya penuh bubuk kopi dengan bajunya pun juga sudah sangat terlihat acak-acakkan.

Mengetahui hal itu, tentu saja akupun bersama warga yang mengantarku tersebut, seketika menenangkan istri kakakku sembari menepuk-nepuk pipinya agar segera sadar dari tingkahnya..

"Mbak... mbak... sadar mbak,, ya allah..." ucapku.

Dan selang beberapa saat setelah itu, tiba-tiba dari arah belakang rumah, aku juga melihat kakakku merangkak sambil mengunyah daun yang ternyata kakakku juga sedang dalam keadaan kerasukan.

Dan puncaknya, setelah aku menganggap keadaan semakin membahayakan, kamipun meminta bantuan kepada warga sekitar agar kami segera mendapatkan bantuan.

Setelah beberapa saat kemudian, akhirnya warga pun datang dan kamipun membawa kakakku pergi ketempat ulama setempat untuk mengobati kakakku agar segera sadar dari keadaannya.

Dan setelah melewati serangkaian pengobatan, akhirnya kakakku dan istrinya pun sadar dari keadaanya dan berangsur-angsur membaik seperti sedia kala.

Dan singkat cerita, setelah beberapa hari berlalu, akupun akhirnya memutuskan untuk mengadakan pertemuan keluarga yang akan kulakukan didalam rumahku sendiri.

Karena kurasa, semua ini ada hubungannya dengan almarhum bapak yang tiba-tiba datang menampakan diri.

Akhir cerita.
Setelah beberapa hari berlalu, akhirnya kami semua anak-anak bapakku berkumpul dirumahku untuk membicarakan tentang hal itu.

Waktu itu, kamipun tidak lupa juga mengundang praktisi supranatural untuk berjaga-jaga jika ketika pertemuan nanti terjadi sesuatu.

Dan sesuai dugaan, ketika seluruh saudaraku sudah berkumpul dirumahku, lukisan yang sebelumnya dibawa kakakku pun, malam itu juga kembali pulang dan tiba-tiba ada didalam kamar bapakku.

Dan tidak lama setelah itu, kakakku yang sebelumnya kerasukanpun, malam itu kembali kerasukan dengan tingkah yang lebih aneh dari sebelumnya.

Namun karena kami semua sudah siap dengan hal itu, akhirnya keadaanpun dapat dikendalikan dan kamipun mencoba berinteraksi agar kami semua tau, alasan kenapa semua kejadian ini bisa terjadi.

Dan ternyata, menurut ahli supranatural kami, bapak kembali pulang karena ada hutang yang memang belum diselesaikan.

Dan tidak hanya itu, lukisan bapak yang biasanya terpampang didinding ruang tamu tersebut, ternyata bukanlah lukisan biasa.

Lukisan tersebut adalah wadah dari jin prewangan bapakku ketika beliau masih hidup dahulu.

Oleh karena itu, lukisan tersebut harus dimandikan, dirawat serta diberi sesajen di malam-malam tertentu.

Dan uniknya, prewangan tersebut benar-benar memiliki wajah yang sangat mirip dengan bapakku.

Namun setelah bapak meninggal, lukisan yang biasanya selalu dimandikan dimalam-malam tertentu tersebut, kini sudah tidak lagi pernah dimandikan.

Oleh karena itu, jin penunggu lukisan tersebut akhirnya marah dan datang mengganggu.

Akhir cerita,
Setelah selesai bermediasi, akhirnya lukisan tersebut kini diamankan dan kuserahkan kepada bapak kepala desaku yang selanjutnya akan dirawat seperti seharusnya.

Kini, meskipun lukisan tersebut masih kerap kembali pulang kerumahku dengan sendirinya, aku tetap mempercayakan lukisan tersebut kepada bapak kepala desa agar semuanya tetap dalam keadaan baik-baik saja.

Dan hingga cerita ini ditulis, sudah menjadi hal biasa jika ketika aku pulang dari kerja, aku tiba-tiba melihat lukisan bapak tersebut kembali ketempatnya semula.

Yaitu didinding utama ruang tamuku.

Dan tidak berhenti disitu saja, terkadang lukisan tersebut juga kerap tiba-tiba menghilang entah kemana.

Padahal nyatanya, sejak kejadian kakakku kesurupan tersebut, aku sudah menyerahkan lukisan tersebut kepada bapak kepala desa dan juga disaksikan oleh seluruh saudaraku yang ada disaat itu.

...........

Terlepas dari itu semua, aku mencoba ikhlas dengan semua kejadian yang ada dengan terus mendoakan orang tuaku agar tenang disisi tuhan yang maha kuasa.

.......

Semoga, dengan dibagikannya cerita ini, dapat memberi pengalaman dan menambah pengetahuan kepada semua rekan-rekan yang ada, bahwa kejadian seperti ini memang benar-benar ada dan benar-benar nyata.
~S E K I A N~
Salam Rahayu

close