PERBURUAN PUSAKA JATI INGSUN
JEJAKMISTERI - Sesungguhnya KI GENDENG SEKARAT (bukan nama sebenarnya) mempunyai suatu impian yang entah kapan bisa terlaksana. Impiannya yaitu hanya sebatas ingin mempelajari ilmu GHOIB dan mempunyai kelebihan-kelebihan dibanding dengan manusia lain, bisa menolong orang tanpa pamrih dengan ilmu kesaktiannya. Bukan ilmu matematika, ilmu biologi ataupun ilmu kedokteran yang kebanyakan dicari orang di jaman sekarang, melainkan KI GENDENG SEKARAT ingin mempelajari suatu ilmu ghoib yang bisa untuk menolong sesama, berinteraksi dengan makhluk ghoib dan lain-lain di jalan kebenaran yang di ridhoi oleh Allah Swt.
Dari satu guru-keguru yang lain telah di jalaninya, tapi belum tercapai keinginanya, entah mau kapan waktu itu tiba KI GENDENG SEKARAT pun tidak tau. Setiap ada informasi guru yang handal, guru sakti, guru kejawen, ataupun kyai… entah itu berada di puncak gunung, ataupun di curamnya lembah pasti dia datangi… dari puasa yang biasa sampai dengan puasa tidak makan dan minum itu pun ia jalani, sungguh bulat tekad KI GENDENG SEKARAT.
Di saat sepinya malam ia selalu termenung sendiri dan berkata-kata dengan sendirinya bak orang gila tapi belum ketahuan (alias gila tidak, waraspun bukan) hemmmmmmm.... gumaman KI GENDENG SEKARAT terucap… "badan kurus karena banyak tirakat/puasa, mengapa ilmu yang saya cari belum juga saya dapat dan bisa saya buktikan keampuhannya????? jimat atau pusaka dari batu krikil sampai batu COR saya miliki, dari keris combong, keris semar mesem sampai pedang panjang saya punya, dan kitab stambul juga saya punya, mengapa semua barang-barang itu tidak bisa saya buktikan keampuhanya?? desis KI GENDENG SEKARAT dalam hati"
Beberapa tahun kemudian KI GENDENG SEKARAT belajar ilmu ghoib di puncak gunung cendana kepada seorang kyai atau ustad, selain mengajarkan ilmu ghoib beliau juga mengajarkan ilmu agama sebagai dasar pencapaian suatu ilmu dan sebagai dasar keimanan sang murid agar kelak segala ilmu yang diajarkan dapat berguna dan tidak menyimpang dari ajaran-ajaran islam.
Setelah beberapa bulan menimba ilmu dari sang guru KI GENDENG SEKARAT pulang ke kampung halaman dan siap mempraktekkan ilmu yang telah ia pelajari.
Pada malam jumat kliwon KI GENDENG SEKARAT berniat mengadakan ritual penarikan benda pusaka tanpa di temani siapapun di sebuah pohon beringin yang terkenal angker dikampungnya. Waktu menunjukan jam 00.00 wib ritual penarikan benda pusaka pun dimulai. Dengan wirid dan bacaan-bacaan yang telah di pelajarinya di gunung cendana…
Selang beberapa jam kemudian datanglah sesosok hitam legam tinggi besar mendekati. KI GENDENG SEKARAT dengan perasaan ngeri yang teramat sangat ia hanya pasrah apa yang akan dilakukan oleh sesosok hitam legam tinggi besar tadi, eeehhhhhh laaaaaaaah dalaaaaaah sosok hitam legam tinggi besar tadi rupanya hanya numpang lewat tidak berbuat apa-apa.. sehingga legalah perasaan KI GENDENG SEKARAT. Untuk selanjutnya datanglah sosok wanita memakai pakaian putih berambut panjang menari-nari sambil melontarkan senyuman seperti wanita nakal dan melepaskan pakaian satu persatu sehingga Nampaklah dengan jelas segala apa yang menjadi rahasia wanita terbuka semua.. dengan keringat yang mengucur deras dan badan yang gemeteran KI GENDENG SEKARAT bertanya “kalau anda siluman atau jin mohon pergi jangan goda aku yang masih normal.. Kalau memang anda manusia silahkan keluarkan tanda pengenal anda KTP atau SIM anda?? dalam keadaan seperti itu aja KI GENDENG SEKARAT masih sempat bercanda… DASAR GENDENG !!
Mungkin karena tidak ingin identitas wanita tadi terbongkar.. tanpa pamit wanita itu menghilang bak disapu angin putting mbah biyung… weleh-weleh ada-ada saja demit jaman sekarang. Bersamaan menghilangnya wanita tadi muncullah seberkas cahaya kemerah-merahan di dalam pohon beringin dan munculah sebuah keris warna kuning dengan luk 7 dan dengan cepat KI GENDENG SEKARAT berniat mengambilnya tapi dilarang oleh suatu sosok yang tiba-tiba muncul tanpa di undang “nakmas jangan kamu ambil pusaka itu karena belum waktunya untuk keluar dan di miliki oleh manusia, maka bersabarlah nakmas..." Sekarang pulanglah dengan membawa daun pohon beringin ini dan buntal lah dengan kain putih, selang 3 hari daun itu akan berubah menjadi pusaka yang nakmas minta". Sesuai petunjuk yang di berikan penunggu ghaib tadi KI GENDENG SEKARAT pulang dengan gembira sambil senyum-senyum sendiri sebagai tanda kepuasan bahwa ilmu yang di dapatnya di gunung cendana telah terbukti dan ampuh. Walau perasaannya tidak enak dan bertanya-Tanya apa mungkin daun bisa berubah menjadi sebuah keris ????
Tiga hari telah berlalu KI GENDENG SEKARAT membuka kain putih yang berisi daun pohon beringin dan apa yang terjadi ternyata daun tetap daun dan bukan sebuah keris… aduh !!!!! aku tertipu oleh jin penunggu pohon beringin.. kata KI GENDENG SEKARAT dalam hati.
Tidak puas dengan kejadian yang lalu KI GENDENG SEKARAT mulai mengadakan terawangan tentang benda pusaka yang berada di dalam masjid, tergambarlah sebuah pusaka berbentuk tasbih di tengah-tengah peng-imaman masjid.. pada malam selasa kliwon mulailah KI GENDENG SEKARAT melaksanakan sholat hajat dan membaca wirid sampai beribu-ribu kali dan terdengarlah seseorang mengatakan...
"Nakmas apa yang kamu cari ???"
"Benda pusaka yang berbentuk tasbih di tempat ini eyang"
"Untuk apa ngger ???"
"Untuk kesaktian bila tasbih itu mempunyai kesaktian dan keampuhan"
"Kamu tahu tidak ngger ?? pusaka yang ampuh dan sakti itu bagaimana ??"
"Tidak tahu eyang???"
"Pusaka yang ampuh dan sakti adalah hatimu sendiri maka angger harus percaya dengan kata hatimu, bahwa Allah akan memberikan apapun kepada kita apabila kita meminta dengan sungguh-sungguh dengan keikhlasan semata bukan karena pamrih… dan berbaktilah pada kedua orang tuamu ngger, sayangi dan rawat mereka. Niscaya akan bertambah digdaya, linuwih, dan sempurna aji kesaktianmu. Kamu akan weruh sakdurunge winarah, lan digurui wong akeh. Pusakamu telah menunggu di rumah, anak dan isterimu yang selama ini telah kamu tinggalkan, merekalah pusakamu yang sesungguhnya, pusaka yang akan kamu bawa sampai akhirat nanti, bahkan dikehidupanmu yang kedua"
Eyang ini bukan siapa-siapa, hanya manusia biasa yang mempunyai banyak kekurangan. Bahkan sampai akhir hidup eyang pun, eyang belum bisa mengkhatamkan ajaran gusti Allah yang tersurat dan tersirat di muka bumi ini. Percayalah... eyang bukan jelma'an bangsa jin yang ingin mengusik ketenangan do'a dan wiridmu ngger.. Semasa hidup eyang berusaha menjaga diri ini agar selalu bisa berbuat baik, hati dan fikiran kita harus bersih, di zaman eyang pun banyak godaan dan cobaan seperti zamanmu sekarang ini. Eyang mempunyai istri dan anak-anak yang harus eyang jaga, eyang cukupi kebutuhan hidup mereka, eyang ajarkan budi pekerti dan ajaran kanjeng rosul. Eyang juga sehari-hari bekerja mengurus sawah dan menanam palawija. Tidak hanya diam saja dan berzikir terus menerus tiada henti. Hingga saat eyang harus menghadap Sang maha kuasa, ruh eyang diperkenankan bertemu dengan para nabi, para wali, para syuhada, orang-orang sholeh, dan bisa menemui orang tua eyang, sanak kerabat dan leluhur-leluhur eyang, yang eyang sendiripun tidak semua mengenal mereka. Gusti Allah memperkenankan Qorin ini untuk melakukan amar makruf nahi mungkar, eyang mengajarkan budi pekerti kepada bangsa Jin & bangsa manusia dimuka bumi ini. Tingkatan manusia yang bisa bertemu dengan eyang adalah para wali, ahli puasa, ahli sunah, dan orang-orang yang dikehendaki Allah untuk bertemu dengan eyang. Tak terkecuali engkau ngger... engkau adalah wali untuk dirimu sendiri dan untuk keluargamu. Maka jagalah amanah itu dengan sebaik-baiknya... sekarang angger pulang dan renungkan apa yang eyang ucapkan.
~S E K I A N~