Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

NAGA EMAS


JEJAKMISTERI - Sempat dengar kabar dalam berita swasta tentang manusia yang menikah dengan jin peri di eranya pada saat itu di daerah Nga**.. jawa timur.
namun Aku tidak mengulik tentang hal tersebut, hanya saja ada yang menyuruh untuk mampir sejenak di daerah tersebut.

Aku datang sendiri tanpa di temani 2 sahabat ku, yang biasanya Kami selalu bertiga saat berpergian, dengan Fajar dan Abdul. mungkin di lain waktu Aku akan menceritakan kisah Kami bertiga.

Singkat cerita, karna Aku juga ngga terlalu ingat sepenuhnya soal kejadian tersebut.

Seperti biasanya Kami bertiga berbincang di teras Rumahnya Abdul.

"Liburan kita kemana nih?" Tanya Abdul.

"Dirumah aja lah Dul, Gua lagi males kemana-mana" jawab Fajar.

Aku hanya diam tanpa menjawab pertanyaan Abdul. lalu dalam pikiran dan hati menuju ketempat tersebut.

"Ada apa disana?" Ucap dalam hati.

"eh Jar, Dul." lalu terdiam sejenak. seperti ada yang memanggil dari kejauhan.

"ngga jadi deh, hehehe." Ucap ku.

"yeeh, taplak. kalo ngomong suka bener lu mah. jadi kita ngga kemana-mana nih?" ucap Abdul.

"ngga dulu deh, kapan-kapan aja lah." jawab Ku.

***

Haripun berganti, kemudian di siang harinya Aku memesan tiket bus cepat malam, di daerah jakarta barat, Handphone sengaja Ku matikan karna takut mereka berdua telepon terus. ribet urusannya kalo mereka tau Aku pergi sendiri.
Hingga sorepun tiba dan bus datang Aku pun dengan segara naik bus, takut mereka berdua datang.

Saat di perjalanan, hati terasa seperti ada yang terus memanggil. Tapi entah siapapun Dia Aku ngga tau, hanya mencoba pejamkan mata agar terlelap dalam perjalanan.

Tiba saatnya aku turun dari bus, menuju kerumah nenek di daerah jawa tengah.
kesanapun sekalian menjenguk nenek dan bertanya kepada saudara ku tentang tempat tersebut. Namun hasilnya nihil, karna saudara ku pun tidak tau daerah tersebut. Terpaksa nyoba googling di warnet terdekat.
cuma nulis di link seingat Ku tulisannya "Kolam renang di tengah-tengah bukit di daerah jawa timur"

Karna pada saat ku terlelap dalam perjalanan, Aku di beri gambaran seperti apa yang kutulis di komputer.

Tanpa berlama-lama aku bergegas kerumah nenek dan meminjam motor saudara untuk pergi ke jawa timur dengan bermodalkan bertanya-tanya ke orang sekitar. Pasti kalian bertanya dalam hati,

"kenapa ngga lihat google map aja?"

Kalo Handphone di nyalain, nanti bisa-bisa di ceramahin gentong.

***
Saat di perjalanan pun seperti sudah di sambut oleh makhluk misterius tersebut dari kejauhan. Namun setelah melewati jatirogo kalo ngga salah nama tempatnya agak jauh dari sana, ada yang menarik untuk ingin singgah disana.
Ada sebuah rumah yang di kelilingi oleh rimbunan pohon lebat di sekeliling rumahnya dan terlihat seperti ada peri yang singgah, bersama orang tua renta.
ingin sekali kesana untuk melihatnya sejenak, namun hati tetap harus ketempat tujuan.

Dan setelah sekian kali Aku bertanya kependuduk sekitar, akhirnya akupun sampai di tempat kolam renang, yang di himpit oleh bukit-bukit.

Terdapat saung di atas bukit, yang membuat ku pergi kesana, 

Kemudian saat tiba di saung aku duduk sejenak, karena lelah oleh perjalanan yang cukup jauh.
Sambil melihat-lihat sekitar lereng bukit yang di penuhi oleh pohon-pohon tinggi dan besar. Suasanapun jadi agak berbeda dari sebelumnya.

Terdengar suara.

"Errrghhh.."

Geraman dari sosok misterius, terdengar di telinga ku dengan sangat jelas. Hingga beranjak dari tempat duduk dan mencari sumber suara tersebut.

Namun ketika melihat semak-semak, pundak ku seperti di pegang.

"astaghfirullahalazim" sambil menengok ke belakang. Jantung serasa senam SKJ.

Lalu
"kamu ngapain disini nak? disini tempat angker loh." ucap pak tua.

"oh, iya pak. Saya cuma iseng pak. Emang angker yang bagaimana pak? " jawab ku.

"akeh demite (banyak setanNya). Jangan lama-lama disini ya nak, karena bapak takut akan keselamatan mu" ujar nya. Sambil melihat-lihat diriku dengan tatapan seperti ada yang di inginkan sesuatu dari ku.

"oh iya pak, saya hanya sebentar kok disini." jawab ku. Lalu pak tua tersebut turun kebawah.

Beliau berbicara menggunakan bahasa jawa, tapi ku translate aja biar kalian ngerti.

"hmmm, bakal nginep kayanya, tapi dimana ya." ucap dalam hati.

Lalu.
"Siapa yang manggil gua, keluar lah!" ucapku dalam hati. Dengan rasa yang sangat penasaran.

Aku juga ngga mau waktu ku terbuang, karna hari pun sudah mulai sore. Entah aku salah sebut atau akunya sesumbar dengan kasar.

"Siapapun yang ada disini keluar lah! tunjukan diri kalian!" ucapku dengan nada agak tinggi.

Ya karna pada dasarnya jin memang seperti itu, malu-malu kucing. Tapi hanya beberapa yang seperti itu, beda hal nya genderuwo yang kaya preman pasar. Karna biasanya sifat wibawa dan sifat gagahnya selalu di tunjukan ke jin yang lain.

Lanjut kecerita,


Kemudian datang lah sosok seperti di foto yang ku unggah diatas.
badannya tidak seperti gundhi/genderuwo dengan perawakan sedang (umumnya jin). Dengan mata yang merah menyala. Giginya segede teralis pager yang tajam dengan rambut gimbal.

"Ini jenis apa lagi?" ucap dalam hati dengan rasa takut.

Karna memang biasanya ngga pernah liat jin yang lain pada umumnya.

"Jamu ini jenisnya apa?" tanya ku sambil melangkah mundur dong.

"hey manusia, sedang apa kau disini! merusak ketenangan ku saja!! " ucap jin tersebut.

"lah di tanya, malah balik nanya. kamu ini jenisnya apa?" tanya ku kembali. sambil terus melangkah mundur.

Sengaja aku berkata seperti itu agar, rasa takut ku hilang. Karna pada dasarnya jin suka dengan orang penakut, yang gampang di takuti-takuti.

"Bukan urusanmu! pergi darisini atau ku pakai kekuatan ku!" Jawab jin tersebut.

Tanpa pikir panjang, aku duduk untuk mengambil sebuah benda dan melemparnya dengan batu, kemudian lari menuju ke bawah/kolam renang.

"Awas nanti gua balik lagi, gua hajar" ucap dalam hati. padahal mah takut.

Haripun mulai gelap, dan saatnya untuk berfikir. Dimanakah aku harus menginap. Karna ngga mungkin nginap di hotel, bawa uangnya aja pas-pasan.

"nah gua ada ide" ucap dalam hati.

*****

Setelah gelap tiba, aku bertanya ke penjaga kolam renang untuk mencari warnet terdekat dan penjaga pun memberitahu tempat tersebut.
Aku bergegas pergi kewarnet terdekat, yang jaraknya ±3 kilometer dari tempat tersebut. Cukup jauh memang, karna wilayahnya daerah pelosok desa.

Coba untuk meminta salah satu teman di sosmed untuk menumpang inap hanya semalam di rumahnya. Dan kebetulan, amat sangat kebetulan mungkin.
Seorang teman menyodorkan untuk singgah di tempat saudaranya yang agak sedikit jauh dari warnet tersebut.

Setibanya disana tenyata ramai banyak orang bergerumun. Lalu aku bertanya kepada salah satu dari mereka, dengan menyebut nama teman di sosmed.
Dia menghampiriku dan kami pun mengobrol.
Ternyata saudara teman sosmed ku telah "berpulang" 
Turut berduka, dan selalu mendoakan yang terbaik bagi almarhum.

"Alamat begadang nih, mana laper pula" ucap dalam hati.

Waktupun hampir menjelang pagi. teman ku menawarkan untuk makan.
Namun pada saat makan, terlihat sosok Qorin entah darimana asalnya yang bikin ngga nafsu makan. Karna mereka selalu mewujudkan rupa yang hancur, tulang yang terlihat jelas, hingga darah segar yang mengalir di area tubuh maupun muka.

Kadang kasihan, kadang ngeselin, tapi ya gitulah. Hanya menghormati pendahulu kita, dan hanya bisa mendoakannya saja.

Lanjut kecerita,

***
Nasi di buang ngga enak sama tuan rumah, di makan tapi malah liat yang ngga enak di liat. makan merem pun takutnya di kira masakannya ngga enak.
Makanya kurang suka makan daging.
dan terpaksa harus makan sambil liat Qorin di samping teman. ingin rasanya segera lekas melihat mentari pagi dan beranjak darisana.

Mataharipun mulai terlihat angkuh akan sinarnya. tanda untuk Ku beranjak pergi dari tempat itu. setelah pamitan, aku pun bergegas ke kolam renang lagi. dan berharap bertemu dengan sosok yang membuat ku penasaran.

"Hmmm, ini hari terakhir. ketemu ataupun tidak. gua pulang." ucap dalam hati.

Akhirnya aku kembali ke kolam renang tersebut dan di sambut oleh pak tua yang memegang pundak ku kemarin.

"Kamu nyari apa nak disini?" tanya nya sambil menuangkan kopi dalam gelas.

"ngga ada pak, saya cuma penasaran sama tempat ini." jawab ku sambil tersenyum.

"hati-hati ya nak. Silahkan di minum kopinya" ujarnya sambil menatap mataku.

"iya pak." jawab ku, sambil menunduk kan kepala.

Entah apa yang dia pikirkan, aku hanya fokus dengan apa yang membuatku penasaran.

Kemudian kembali ke saung di atas bukit. Tanpa berlama-lama Aku kembali memanggil sosok yang kemarin ku lempar pakai batu.

"aku harus berani" ucap dalam hati.

Dalam angkuhnya mentari sosok itupun datang kembali.

"Mau apa kamu kesini? " tanya sosok tersebut.

"ngga tau, gua disuruh kesini entah sama siapa" jawab ku. Masih dengan rasa takut.

Tak lama kami berdebat, kemudian datang sosok maung (siluman macan).

"waduh dateng lagi yang kaya ginian" ucapku dalam hati, membuat nyali ku makin ciut.

Gerakin kaki terasa berat, seperti di pegang sesuatu. Niatnya untuk lari darisana dan pulang. Kepalang tanggung, dan hanya bisa berdoa sebisanya membacanya pun salah karna ngga bisa fokus.

"Siapapun yang menjaga ku, keluarlah bantu aku" ucap dalam hati. Berkata berulang-ulang. Karna rasa takut.

Sebelumnya aku pernah bertemu maung yang lain, sampai aku di banting kesana kemari. Makanya aku takut di banting lagi.

Berdoa memohon kepada sang pencipta untuk meminta perlindungan dari ciptaannya yang lain, hanya itu yang bisa ku lakukan, soalnya cuma modal nekat doang.

Kemudian tiba hembusan angin, seperti dahulu sosok itu yang menolong ku dari serangan sundel bolong di salah satu pantai di jakarta, cerbungnya pernah ku buat juga.

"Akhirnya sedikit lega." ucap dalam hati.

*****

Setelah hembusan angin tiba, kemudian muncul asap dan berbentuk seperti lelaki tua renta yang memegang tongkat di tangannya.
Entah itu siapa pun aku ngga tau, yang teringat pada saat itu hanya di selimuti rasa takut dalam diri. Kuping pun hanya terdengar seperti suara gemuruh angin yang kencang.

"ini di alam siapa?" ucap dalam hati, sambil berdoa untuk keselamatan diri.

Takutnya di bawa ke alam mereka, dan susah untuk kembali pulang seperti yang sudah-sudah yang pernah ku buat cerita bersambungnya.

Ya memang sebelumnya aku ngga pernah tau sosok "hembusan angin" tersebut. karna sebelumnya hanya melintas menolong ku lalu pergi begitu saja.

lanjut ke cerita.

***

Pada saat itu pandangan mata hanya bisa melihat di lingkaran hitam mata saja, seperti memandang menggunakan teropong, terlihat jauh tapi dekat.
hanya tertuju pada lelaki tua renta di depan ku.
Entah apa yang beliau bicarakan kepada kedua makhluk tersebut, aku hanya sibuk dengan keselamatan ku saja.

Seingat ku mereka bertarung dua lawan satu. cara bertarungnya pun unik kadang muncul kadang hilang. saat mereka bertarung Aku terus mengusap mata ku agar pandangan ku tidak kabur dan tetap fokus dengan apa yang mereka lakukan disana.

Lalu suasana hening seketika tanpa adanya tanda-tanda kehadiran mereka.

"pada kemana makhluknya, terus gua gimana ini." ucap dalam hati.

Dan benar saja, aku di bawa pergi ke alam mereka. Karna sebelumnya di belakang ku terdapat saung, sedangkan aku menoleh kebelakang hanya terlihat patok berupa batu yang tersusun rapi.

Mau jalan atau laripun aku ngga mau, karna takut akan ilusi pandangan dan nyemplung ke jurang seperti kejadian yang sudah sering terjadi oleh para pendaki gunung.

#Nb buat para pendaki, jika kalian di sesatkan pandangan oleh jin. Tetap tenang jangan pernah lari ataupun beranjak dari tempat asal mula kalian di pindahkan. Karna pada dasarnya jin gemar menyesatkan manusia. Jikapun muncul sosok menyeramkan, teriak sekencang mungkin, agar kalian tersadar oleh rasa halusinasinya.

***
Di keheningan tersebut muncul salah satu sosok dari mereka yang seperti gundhi.

"errghhh.." geramnya.

Dengan mata yang merah menyala, sambil membuka sedikit mulutnya hingga terlihat jelas giginya, dan sepertinya sosok itu marah terhadap ku.

"Mau ngapain lu? " ucap ku. Sambil memegang sebuah batang kayu di tangan yang ku ambil di sekitar ku.

"wahai manusia, kau telah merusak tempat ku, ku hancurkan kau hingga menjadi budak ku" ujar jin tersebut.

" gerusak apaan? kan emang gua ngga ngapa-ngapain di tempat elu, apanya yang di rusak? ngarang aja lu jin beg***" jawab ku dengan lantang. sambil membaca doa.

Hanya itu seingat ku percakapan kami saat berdebat.

*****
Kemudian terdengar suara seperti paus orca atau paus biru dari langit-langit.
yang membuat ku semakin takut akan sosok-sosok yang berada disana.

"waduh apalagi yang datang" ucap dalam hati.

Kami berduapun kebingungan akan sosok tersebut, sambil melihat langit-langit bersamaan.
Mungkin jin di hadapan ku sudah mengetahui sosok tersebut, namun hanya menunggu kehadirannya. Sedangkan aku sama sekali belum tau sosoknya seperti apa, harus lebih extra hati-hati dan tidak akan beranjak dari tempat ku berdiri.

Kemudian datang seekor (karna dia siluman) wanita yang berparas cantik, menggunakan mahkota di kepalanya menghampiri kami.

"Ahh, akhirnya, ngga di wujudkan yang serem-serem" ucap dalam hati, sedikit lega karna tidak bertemu yang menyeramkan.

"hai siluman, jangan kau ganggu anak manusia." Ujarnya. Dari perkataan tersebut rasa ini sedikit lega.

Aku lupa perbincangan pada saat itu, yang pada intinya sosok putri ini bertujuan untuk menolong ku pada saat itu.
Dan wujud asli dari sosok putri tersebut seperti yang di foto, namun hanya gambarannya saja, karna wujud aslinya lebih menyeramkan.

Setelah sosok putri tersebut tiba dan berkata seperti di part sebelumnya.
Kemudian sosok siluman yang berada di sampingku langsung menyerang sosok putri dengan garangnya.

"matilah kau di tangan ku, naga bedebah" Ujarnya. sambil melesat dengan cepat menghampiri sosok si putri.

Kaget, dengan perkataan sosok tersebut menyebut kata "Naga"

Hati berkata "apa ada naga di alam jin?"

Ku kira naga hanya dongeng belaka dari kisah-kisah perwayangan maupun kisah dari negeri sebrang saja. Meski terlihat di mata ku sebagai sosok wanita yang berparas cantik dengan bermahkotakan emas dan pernik-pernik di tubuhnya.
lanjut kecerita.

Dan lagi-lagi mereka hilang dan muncul di hadapan ku. Sedangkan aku hanya terdiam mengamati mereka sambil berfikir bagaimana cara keluar dari sini.
Ketika mereka berkelahi hanya terdengar suara hembusan angin dari kepakan seperti sayap.

"gua kaya nonton layar tancep jadinya" gumam dalam hati. Sambil menengok kiri dan kanan.

Karna pada saat itu diri ini seperti di awasi oleh banyak makhluk disana, yang sedang mengumpat dan mengintai. Aku berharap pak tua renta itu datang dan membawa ku kembali kealam manusia.
Mereka berempatpun sudah tak terlihat keberadaannya.

*****
Selang beberapa menit, datang hembusan angin. Dan muncul lah kakek tua renta yang terlihat lelah, entah mungkin karna berkelahi terlalu lama.
Dia hanya menatap ku, lalu pergi begitu saja. Mungkin tugasnya sudah selesai atau bagaimana aku ngga paham.

"terima kasih kek" ucap dalam hati, dan tertuju kepada beliau.

Sementara dari kejauhan terlihat kedua sosok siluman yang salah satu dari mereka berbaring di tanah. Dan satunya memegang tombak kecil di ujungnya seperti trisula yang sedang mengarah ke muka sosok satunya.
Kemudian aku berlari mendekati mereka dan menghiraukan keselamatan ku sendiri.

"Tungguuu!!!" teriak ku.

Saat ku dekati ternyata sosok yang seperti gundhi ini sedang lemah tak berdaya. Terlihat dari raut mukanya sudah tak sanggup lagi untuk melawan sosok putri. Sedangkan sosok putri berambisi untuk mengakhirinya.

"Jangan di bunuh, kasian mba" spontan ku sebut mba, karna ngga tau harus manggilnya seperti apa.

"biarkan dia hidup, karna seluruh tenaganya juga sudah terkuras" ujar ku.

"biarkan dia mati saja wahai anak manusia. Dia harus di bunuh agar tidak menyesatkan manusia yang lainnya." Tangkis nya.

"mba, dia juga makhluk ciptaan sang pencipta, seburuk apapun tindakannya biar sang kuasa yang memberi azabnya" spontan berkata seperti itu.

Karna aku orangnya iba sama orang, jadi terbawa ke alam jin juga.

"eeergghh.." geram sosok seperti gundhi.

Lalu dia bangkit dan menunduk kepada sosok putri.

"Jadikan aku murid mu guru." ucapnya dengan terengah-engah.

Ya di alam jin kodratnya seperti itu, siapa yang kalah telak akan mengaku kalah dan meminta kepada yang terkuat untuk menjadi muridnya. Namun ada juga yang memilih kabur, seperti siluman macan. Dan ternyata siluman tersebut adalah ketua dari wilayah tersebut. Sedang sosok yang sedang tak berdaya hanya sebagai pengawalnya saja.

"wahai anak manusia, saya meminta maaf atas perlakuan saya" ujarnya.

Hati agak sedikit lega atas ucapannya.

"iya ngga apa-apa santai aja." jawab ku. Karna terbiasa berbicara seperti itu dengan fajar dan abdul.

Pikir ku, aku tidak mendapatkan apa yang ku inginkan, hanya terjebak disini. dan bingung harus apa.

"wahai anak manusia, Aku lah yang memanggil mu dari kejauhan. Akulah yang datang dalam mimpimu." Ujar sosok putri tersebut.

"Lalu apa tujuannya? untuk apa memanggil gua?" jawab ku.

"Saya ingin kamu menerima pemberian ku" balasnya.

"pemberian? yang kaya gimana? duit? apa emas?" jawab ku dengan lugu.

"bukan wahai anak manusia, tapi sebuah keris" balasnya.

"gua ngga suka pegang barang seperti itu" tangkis ku.

"terima lah" balasnya kembali.

"gua ngga suka mba, jangan maksa. Gua hanya minta tolong kembalikan saya ketempat semula, udah itu aja" ujar ku, karna sudah sangat lelah pada saat itu.

Sosok putri pun mendekatiku sambil memegang dan menundukan kepala ku. Gelap terasa saat itu.
Kemudian terlihat jelas sosok Naga yang sangat menyeramkan dalam mimpi, tidak luput juga sosok seperti gundhi pun di sampingnya. Seingat ku mimpi nya kaya berada di tengah-tengah rumput luas dan melihat besarnya dan seram sosok naga tersebut.

Tak lama kemudian aku terbangun dari mimpi tersebut, di temani pak tua penjaga kolam renang.

"eh nak sudah bangun" Ujar pak tua.

Lalu aku bersender di tembok, dan pak tua menceritakan bagaimana dia menemukan ku dan membawanya ke post jaga.

"apa kamu lihat sesuatu nak ?" tanya pak tua.

"tidak pak. Saya hanya ketiduran disana, karna capek dan lapar" jawab ku.

Dan ternyata pak tua tersebut sedang mengincar sesuatu disana, ya mungkin mencari (inti) dari siluman naga untuk bisa memlikinya, namun aku berbohong soal itu, lagi pula ngga suka barang kaya gitu.

Setelah hari mulai gelap, aku ijin pamit pulang. Saat di perjalanan aku coba pegang saku, karna takut uang ku hilang. Saat ku rogoh kantong terdapat 1 keris dan 1 batu akik.

"Lah ini apaan" ujar Ku, sambil menepi di pinggir jalan.

Kemudian aku bergegas cepat balik ke kebun di dekat kolam renang, tanpa sepengetahuan pak tua dan membuang benda tersebut,
kemudian pulang menuju rumah nenek.

Setelah tiba di rumah nenek akupun istirahat, dan terbangun di malam hari.
Aku tau ada hal yang ganjil, dan benar saja keris dan akik tersebut berada dalam saku sweeter ku.

"Ini jin mau nya apa coba" ucapku dengan rasa kesal.

"udah kalian disini aja, jagain nenek gua disini. Jangan sampe ngikut ke jakarta." ucap ku. Sambil memendam keris dan akik tersebut.

Keesokan harinya akupun berangkat kejakarta, dan bertemu kedua sahabat ku.

"nah si taplak meja kalo kemana-mana ngga ngajak-ngajak." ujar abdul, setibanya aku di jakarta.

Aku hanya tersenyum dan sambil bersenda gurau bersama kedua sahabat ku.

"yaudah dul, besok kita berpetualang lagi deh, hehehe " jawab ku.

Lalu bagaimana soal keris dan akiknya? apa masih ada?

Maaf privasi hehehe.
SEKIAN
close