Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PEREMPUAN BERKEBAYA MERAH


JEJAKMISTERI - Cerita kali ini di angkat dari pengalaman pribadi penulis, namun sudah banyak di tambahkan biji wijen. Jadi 75% fiktif dan sisanya di ambil dari kisah nyata

Waktu itu saya yang bekerja di bali, sedang melakukan bisnis membeli sarung bali. Untuk mengambil sampel nya saya harus memacu skuter matic dari nusa dua ke salah satu banjar yang berada di kawasan tegalalang. Sialnya di sore hari hujan turun lebat dan terpaksa saya berteduh di sebuah bangunan di pinggir jalan bersama orang-orang,

Namun para pengendara lain menepi cuma untuk memakai jas hujan yang sudah tersedia di bawah jok nya sehingga mereka lanjut menerobos derasnya hujan.

Lalu tersisa lah aku sendiri yang tak memiliki jas hujan.

Beberapa kali kilat dan guntur menyambar membuat ku rada-rada khawatir di tambah hujan yang di sertai angin bertiup cukup kencang

Samar-samar dari sebrang jalan aku melihat sosok perempuan memakai kebaya kain jarik berdiri di tengah hujan. Aku sempat berfikir kenapa dia berdiri hujan-hujanan

Lama semakin lama aku perhatikan perempuan itu masih berdiri di sebrang jalan dan setelah aku sadar kalau dia menatap juga ke arah ku, baru aku mulai merasakan keanehan.

Saat guntur kembali menggelegar aku sempat menundukan kepala reflek tapi si wanita di sebrang tidak bergerak sama sekali. Dia masih menatap ke arah ku

Lalu tak lama lewat lah beberapa kendaraan di depan ku, dan setelah jalanan kembali lenggang perempuan itu sudah tidak ada di sana.

Aku pun heran mana dia perginya, masa sih ngilang? Pikirku,

Tapi aku tak mau memikirkan terlalu lama apalagi sebentarlagi waktu magrib. Aku pun jongkok sambil menunggu hujan reda aku menghabiskan sisa-sisa kuaci yang aku beli sebelumnya.

Ketika sedang asik makan kuaci tiba-tiba telinga sebelah kanan ku berdengung kencang dan itu sangat cukup menggangu hingga saat aku menoleh ke kanan. Kaget nya aku sampai kuaci yang masih banyak berhamburan ke tanah

Ternyata si wanita itu ada tepat di samping ku sedang jongkok juga.

"Hah" Teriak ku kaget,

Si wanita menoleh ke arah ku sambil tersenyum.

Entah lah aku pun kembali fokus membersihkan sampah cangkang kuaci di tanah.

Sesekali aku menoleh pada wanita itu, dia masih ber jongkok melihat ke jalan dan sesekali memberikan senyuman padaku.

Aku tak berani membuka percakapan karena takut kalau orang ini bukan manusia, apalagi tercium wangi bunga melati dari tubuh nya

Sekitar jam 7 malam hujan mulai agak turun rintik-rintik.

Aku pun bergegas kembali pada motor matic ku dan siap tancap gas.

Sebelum pergi aku menoleh pada perempuan tadi dan dia masih memperhatikan ku.

Tanpa pamit aku meninggalkannya dan langsung tancap gas.

Mungkin sekitar 15 menit aku sudah sampai di tempat pengepul sarung. Aku pun meminta beberapa sampel untuk di lihat pada bos ku di nusadua.

Setelah selesai berbisnis dan bicara ngalor ngidul si bapak lupa memberikan ku minum. Dia lalu menyuruh seseorang entah itu anak atau cucunya untuk membawakan air mineral padaku. Bersamaan dengan minuman datang aku menelan ludah di iringi gemetar berdiri bulu kuduk karena orang yang mengantarkan air itu adalah perempuan yang tadi ikut berteduh bersamaku

Dalam pikirku bagai mana dia bisa sampai di sini? 
Atau kah itu adalah orang yang berbeda?
SELESAI

close