Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TERSESAT DI PASAR BUBRAH GUNUNG MERAPI


PASAR BUBRAH GUNUNG BERAPI - PENDAKIAN HOROR - KISAH NYATA - PENGALAMAN PRIBADI

JEJAKMISTERI - Kisah ini terjadi saat pendakian digunung merapi jogjakarta. Waktu itu aku masih berumur 20 tahun dan kami mengalami kejadian mistis saat melakukan pendakian digunung merapi 19 tahun yang lalu…
Waktu itu kami sudah merencanakan untuk menyambut weekend dengan mendaki gunung dan tujuan kami adalah gunung merapi via jalur selo…Kami berangkat berempat dan kebetulan 3 temanku ini gatot, yudha dan ahmad satu jurusan denganku di salah satu universitas swasta terkenal dijogja.

Hari sabtu pun tiba… pagi-pagi kami sudah mempersiapkan semuanya termasuk tenda dan bekal. Dan kami pun melakukan undian untuk siapa yang akan kebagian membawa tenda. Mungkin karena nasib sedang sial jadinya aku yang kebagian membawa tenda… Lalu segera kami melakukan perjalanan via motor untuk menuju basecamp selo

Kami tiba pukul 10.00 am. Kami tidak langsung naik soalnya kami berencana untuk melakukan pendakian malam hari karena dirasa malam ini adalah bulan purnama jadi jalur pendakian akan lebih menarik… Gatot menyelesaikan pendaftaran administrasi…
Untuk menunggu sampai sore hari kami jalan-jalan ke sekitar desa sekalian untuk membeli sayur atau bahan-bahan tambahan yang diperlukan selama pendakian

Saat itu aku terlalu dalam masuk untuk mengeksplor desa tersebut… tak disangka aku salah masuk jalan dan itu ternyata pemakaman desa…
Kalau di daerah pedesaan itu pemakaman umum biasanya terletak diantara batas desa jadi kalau mau kedesa sebelah biasanya harus melewati makam tersebut

Dalam hatiku berkata… loh kok malah kuburan, langsung aku segera balik menuju basecamp..
Saat sedang balik itu aku berjalan sendirian… karena tatakrama disana masih kental aku harus menunduk bila bertemu atau bersimpangan jalan dengan orang yang lebih tua…

Dan kebetulan waktu itu aku melewati jalan pintas setapak kecil tidak jauh dari pemakaman umum desa itu, aku bersimpangan dengan seorang kakek tua memakai tongkat dengan jenggotnya yang panjang dan seluruh rambutnya sudah beruban semua…

Aku bilang "Amet ngeeh mbah…"

Kakek itu Cuma diam dan mempersilahkan aku lewat duluan..
Aku agak merasa aneh sih saat melewatinya… terasa dingin seperti es udaranya. Setelah beberapa langkah aku menoleh, tapi…

Kakek itu sudah tidak ada… aku langsung berjalan cepat pura-pura tidak takut… Padahal jangtungku itu sudah dagdigdug…

Bayangkan saja siang hari ini mau masuk jam 12an sudah melihat hal-hal yang begitu. Aku cepat-cepat balik menuju basecamp… ditengah jalan aku bertemu dengan yudha yang sedang membeli makan diwarung mie ayam dekat dengan basecamp…

Akupun ikut makan juga disitu akhirnya, dan aku menceritakan hal yang barusan aku alami… Yudha malah tertawa dikiranya aku bohong…

Sampai aku bilang "sumpah yud sumpah...!!!!"

Dia tertawa terbahak-bahak.. mendengar ceritaku itu.. Tukang mie ayam tersebut menyahut… sering kok mas kejadian seperti itu… warga sini juga tidak asing mendengar cerita itu… dan katanya kalau yang menampakkan diri itu kakek-kakek… biasanya akan ada hal yang menarik selama pendakian, tapi kalau yang menampakkan diri itu kakek-kakek mukanya merah dan marah-marah mending jangan naik gunung soalnya biasanya akan ada malapetaka yang terjadi…

Yudha berbisik kepadaku… "mitos bro mitos…"

Aku Cuma mengangguk saja… dengan perkataan tukang mie ayam tersebut… Dan berterimakasih atas infonya…

Setelah selesai makan kami menuju ke basecamp disana sudah ada gatot dan ahmad yang sedang tidur-tiduran...

Dia tanya aku, "kalian darimana saja bro... lama amat!!"

Abis cari makan bro jawabku… kemudian si yudha bercerita tetang kejadian yang abis aku alami…Belum puas mengejekku dan mencari teman untuk menjadikanku bahan lelucon

Kami bersantai sampai menjelang sore hari sekitar jam 5.15 Kami bersiap-siap… dan kami sepakat setelah sholat magrib kita langsung melakukan pendakian, Aku bilang sama teman-temanku seusai melakukan sholat magrib…

"Gimana bro siap, yuk otw"

Kami berpamitan dengan rekan-rekan penadki lainnya dibasecamp…

6.30 am kami start dari basecamp newselo.. Kami menikmati pendakian tersebut.. tanpa menggunakan alat penerangan karena malam itu cuacanya mendukung.. dan bulan menyinari langkah kami setapak demi setapak… Sering juga kami bertemu dengan pendaki lain yang turun gunung… kami menyapanya… Terlihat mereka agak lusuh tetapi muka mereka bahagia… mungkin kaena mempunyai pengalaman baru yang ingin diceritakan kepada teman-temannya yang lain saat sampi dibasecamp. Tidak terasa sudah 2 setengah jam kami berjalan… akhirnya tibalah dipos 1 jam 9an. Disini masih terkondisikan jalannya… dan kami mulai memakai penerangan karena sinar bulan tidak bisa masuk karena tertutup rimbunnya dedaunan…

Setelah sekitar 5 menitan kami beristirat kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju pos 2. Kami berjalan bergantian, gatot menjadi leader waktu itu dan aku kebetulan diurutan paling belakang. Saat mulai memasuki ketengah hutan aku merasa dibelakangku itu ada sesosok orang yang mengikutiku… Seperti ada sepasang mata yang menatapku dan terus menerus mengikutiku…

Kalian pasti tahu rasanya dan merasakan apa yang aku rasakan… bulu kudukku terasa berdiri semua… jantung agak deg-degan…

Tapi karena adrenalin yang terpacu… aku cuek saja akhirnya… untuk terus fokus pada pendakian Saat ditengah perjalanan menuju pos 2 yudha minta istirahat dulu untuk minum air… kami berhenti dulu nah disitulah aku melihat sepasang mata yang memantul akibat sinar senterku… Saat aku sorot lagi ternyata itu hanya monyet… tapi aku penasaran sorot mata yang terpantulkan sinar tadi bukan seperti mata monyet tadi… agak lebiH besar dan tinggi.

Gatot bertanya, "opo tur seng u delok.."

Aku Cuma bisa bilang "monyet tot… koyo rupamu…"

Kami tertawa terbahak-bahak waktu itu sampi terdengar suara pendaki lain yang sudah ada dipos 2, mereka mengasih kode dengan sorot lampu senternya… Aku bilang wah sudah mau smpe pos 2.. itu dikasih kode dari atas..

"Yuk lanjut lagi "

Kami pun bergegas dan lebih semangat karena sudah mau sampai pos 2. Dari pos 2 ini kami hanya lewat saja karena sudah terlalu lama istirahat ditengah perjalanan tadi…
Saat ini kami menuju lokasi yang dinamakan watu gajah. Seperti formasi awal gatot menjadi leader dan aku dipaling belakang….
Hal-hal yang kami bicarakan waktu pendakian adalah moment-moment yang paling menghibur… Kadang kami mengeluh dangan candaan, Mau cari tempat tidur ja kok samapi kaya gini, yoh balik daripada encok…

YudhA kakinya sudah keram… "lemah lemah lemah… turun beruk bro…"

Lalu ahmad menyahut, "bawa aja ke mak erot pasti sembuh",

Gatot menjawab… "kasih minum betadine pasti sembuh…"

Yudha hanya bisa tertawa… karena kami kompak mengejek dia

Itulah hiburan selama perjalan kami ini… dan tidak terasa kami sampi dilokasi watu gajah.. sekitar 40 menit dari pos 2… disini jalanan mulai menanjak… dan harus extra hati-hati. Jam sudah menunjukkan 12.00, setelah beristirahat sekitar 10 menitan kami melanjutkan perjalan kembali menuju pasar bubrah yang kono terkenal angker atau singit. Kami harus menjaga etika selama dalam pendakian… kata orang jawa haru menjaga etika ketika bertamu kerumah orang lain Butuh waktu 1 jam untuk menuju pasar bubrah… kabut mulai turun dan udara agak lembab…

Ramalan cuaca hari ini amsyong Agak meleset… karena mendung datang tiba-tiba dan angin agak begitu kencang walaupun tidak berbahaya…

Ini menambah beban kami saat mendaki. Mungkin karena faktor itu yang menyebabkan kami tersesat…
Tapi kami yakin waktu itu sudah sesuai dengan jalur dan tidak berbelok kemana-mana atau keluar dari jalur pendakian… Saat itu aku melihat jam sekitar 12.45 pm

Saat kami berusaha mengecek lokasi sambil berjalan menuju keatas… Kami mendengar suara ramai dibalik bukit kecil itu…

Kami lega ternyata kita tidak salah jalur, karena disana terdengar suara yang ramai. Kami pikir mereka pendaki yang sedang ngecamp untuk menunggu matahari pagi. Semangat kami kembali… lebih cepat lagi kami mendaki. Cepat-cepat ingin sampai ke pasar bubrah tersebut…

Tapi kalian tahu ga setelah sampai disana apa yang kami alami… Tempat itu berbeda dengan apa yang kami pikirkan… Memang benar disana ramai tapi keramaian ini bukan dari para pendaki…

Disini seperti pasar… dan kalian tahu orang yang berjualan disini bentuknya agak aneh, tinggi mereka melebihi ukuran manusia biasa… si gatot saja yang menurutku sudah lumayan tingginya hanya sebahu mereka…

Dan anehnya saat kami melintas mereka seperti acuh tak acuh… hal-hal yang dijual tersebut adalah hal yang wajar… mirip seperti pasar tradisional…

Kami coba bertanya kepada sesorang yang melintas didepan kami… bertanya apakah jalur yang kami ambil itu sudah benar. Tapi… tidak ada yang mau menjawab pertanyaan kami.. mereka tampak sibuk dengan keperluannya masing-masing… Kami berempat bertatap muka..

"Tot piye tot", tanyaku kepada gatot…

"Mbuh DAB… koyoe kene kesasar kie…" jawab gatot

Dalam hatiku jadi was-was… kemi berjalan melewati tengah-tengah pasar tersebut… Si yudah dan ahmad terdengar sedang membaca ayat kursi sambil berjalan. Aku hanya bisa bisa bismilah saja semoga tidak terjadi apa-apa… Aku merasakan tatapan sepasang mata lagi… lalu didepan kami ada sesosok kakek-kakek memakai tongkat dan kagetnya.. itu adalah kakek-kakek yang aku lihat saat didesa selo tadi..

Persis...!!! kakek itu hanya menunjukkan arah dan tidak berkata sepatah katapun… Kami hanya bisa berterimakasih kepadanya.. saat menuju lokasi yang dibilang oleh kakek itu ternyata adalah lahan kosong dengan lokasi yang terbuaka dan cocok sekali untuk membangun tenda, karena stamina kami yang terkuras akibat shock akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda… Aku masih menahan ceritaku tentang kakek yang tadi, mungkin besok aja aku ceritakan…
Kami segera mendirikan tenda dan tidur, suara keramaian tadi masih sayup-sayup terdengar Bikin merinding… kami kelelahan dan akhirnya terlelap dengan perasaan ketir dan takut Tidak terasa pagi hari ahmad sudah bangun, dan membangunkan kami semua…

"Dab tangi dab, cepet tangi dab….!!!!"

Itulah yang ahmad bilang.. memaksa kami untuk segera bangun dan melihat apa yang terjadi... Kami kaget bukan kepalang karena lokasi tempat kami mendirikan tenda ada ditepi jurang… tepaut 1 meter sudah jurang Dan kalian tahu… pasar bubrah itu terpaut 30 meter diatas kami…

Dan yang menjadi anehnya.. semalam itu kita melewati lahan landai.. Dan banyak orang yang berjualan, tapi kok kita bisa bikin tenda disini… itulah yang membuat kita bingung semuanya…

Akhirnya setelah membereskan tenda kami bergegas menuju pasar bubrah, disana banyak tenda dari para pendaki yang sedang menuju puncak

Kita langsung menuju puncak akhirnya dengan meninggalkan tenda dan perlengkapan yang tidak perlu dipasar bubrah Setelah sampai diatas puncak kami kaget…
Ternyata ada yang tahu dan ketemu kami dijalan semalam.. katanya kami dipanggil tidak mendengar, padahal sudah disorot pake lampu senter… dan diteriaki jalurnya disini bukan di situ
Merek pikir kita sedang mncari kayubakar untuk membuat perapian, jadi mereka membiarkan kita. Kita pun menceritaka pengalaman yang kita alami… mereka terdiam dan serius mendengar cerita kita..

Mereka Cuma bilang "hati-hati bro…"

Akhirnya kamipun turun gunung dengan kelompok mereka… Kami masih ngeri dengan kejadian yang semalam… untung ada kakek-kakek itu yang menunjukkan arah dan kita bisa menemukan tempat kosong untuk mendirikan tenda karena kita sudah kelelahan Dalam perjalanan turun gunung tidak terjadi hal-hal yang aneh…

Basecamp menjadi heboh karena cerita kita yang masuk ke pasar setan… kami seperti artis ditanyain sana dan sini… sampai berulang-ulang… Setelah bersih-bersih badan dan membuang sampah selama pendakian, akhirnya aku da waktu buat bercerita kalau kakek yang kita ketemu dipasar tersebut adalah kakek yang aku maksud, gatot malah menyalahkanku

"Kenapa gak bilang dari tadi malam bro…. kampret koe!!!"
Aku hanya bisa bilang… "sempak koe ki malah ngece pas dikandani wngi"
"kui salahke yudha ae.." jawabku sambil tertwa…

Dan itulah pengalamanku saat melakukan pendakian digunung merapi jogjakarta via jalur selo.

close