ARWAH SEORANG PEMBANTU
JEJAKMISTERI - Perkenalkan nama saya andri, saya adalah seorang pengantin baru. Nama istri saya panggil saja mira. Kami adalah pasangan pengantin yang sangat bahagia layaknya orang baru menikah, setelah seminggu kami menikah kami memutuskan untuk tinggal di apartement di daerah cimbuleuit bandung. Karena selain akses ke tempat kerja saya sangat dekat, istri saya pun menyukai tempatnya. Tinggallah kami disitu selama kurang lebih 6 bulan.
Dan yang lebih menyenangkan lagi istri saya pun hamil menginjak umur 4 bulan.
Hari demi hari kami lewati dengan bahagia, dan pada suatu ketika istri saya meminta di belikan martabak pada tengah malam, mungkin efek hamil yaitu ngidam. Saya pun akhirnya pergi keluar untuk mencari yang jual martabak. Tapi untungnya tak jauh dari sini saya menemukan tukang martabak. Saya pun membelinya, ketika saya sedang menunggu pesanan saya. Tiba-tiba ada seorang ibu-ibu gendut, umurnya sekitaran 50an. tiba-tiba dia bertanya pada saya "tinggal dimana mas" saya pun menjawab "saya tinggal di Apartemen itu bu," Oohh begitu, jawab nya
Dan tiba-tiba ibu itu menawarkan kepada saya sebuah rumah kontrakan yang letaknya tak jauh dari apartement itu
"kenapa gak ngontrak rumah saja mas, saya ada rumah kontrakan, bukan punya saya sih, saya cuman di titipi saja, barang kali berminat besok saya antar, rumahnya lumayan besar, dan nyaman, sudah ada barang-barangnya juga"
Mendengar perkataan nya, jujur aku lumayan tertarik, karena saya fikir lebih enak tinggal d rumah kontrakan di banding di Apartement.
Apalagi istri saya sedang hamil, saya butuh tetangga.
Akhirnya saya pun meminta no telp si ibu. Baik bu nanti jika istri saya berminat saya akan telp ibu. Saya pun akhirnya pergi kembali ke apartement.
Setibanya di apartement ternyata istri saya sudah tidur. Hhhmm,, ya sudahlah akhirnya saya pun ikutan tidur.
Pagi pun tiba, ketika kami bangun saya pun langsung menceritakan tentang rumah kontrakan itu pada mira, entah kenapa mira sangat antusias sekali ingin segera melihatnya, dia sangat setuju sekali jika memang rumah itu cocok katanya.
Akhirnya kami pun sepakat akan melihat rumah itu nanti sepulang saya kerja. Sore pun tiba, saya pulang dan tiba di apartement pukul 5 sore. Dan mira dengan semangatnya langsung mengajak saya untuk melihat rumah kontrakan itu. Saya pun menelepon si ibu itu, dan si ibu itu memberikan alamatnya kepada kami. Pergilah kami, saat itu waktu menunjukkan pukul 6 sore. Kami bertemu kembali bersama si ibu itu d tempat martabak yang semalam. Dan masuklah si ibu itu ke dalam mobil, ibu itu menunjukan jalan menuju ke rumah kontrakan itu, sekitar 15 menit perjalanan, tibalah kami di depan rumah kontrakan itu, lokasinya di cimbuleuit atas. Dan yang bikin saya kaget ternyata rumah itu jauh dari tetangga, bisa di bilang rumah itu hanya satu-satunya disitu. Samping kiri dan kanan hanya kebun, dan dari tetangga lumayan jauh jaraknya. Kami pun akhirnya turun.
"nah ini mas rumahnya, silahkan masuk" kata s ibu. Ketika di depan rumahnya saya hanya berfikir, bagaimana tega saya meninggalkan istri saya yang sedang hamil tinggal di rumah sebesar ini sendirian. Tapi ya sudahlah toh kita hanya melihat saja dulu, dalam hatiku. Masuklah kita ke dalam rumahnya, rumahnya itu masih bangunan lama, catnya berwarna putih, interior di dalamnya pun serba putih. Barang barangnya masih banyak dan tertutup oleh kain hitam.
Rumah ini ada 2 lantai, 2 kamar di atas, dan 2 kamar di bawah. Berapa bu harga sewanya? Tanya ku.
10 juta mas per tahun. Haaaahh murah sekali bu, jawab ku. Kok bisa murah bu?
Gak tau mas yang punya cuman minta segitu, jawab si ibu itu.
Dalam hati saya lumayan sedikit tertarik sih karena harganya murah, tapi ada yang mengganjal. Karena rumah ini jauh dari warga, dan aku khawatir dengan mira. Ya udah bu nanti kita fikirkan dulu, jawab ku.
Akhirnya kami pun pulang, setibanya di apartement tiba-tiba mira merengek ingin segera pindah ke rumah itu, alasannya rumah itu sejuk sekali, jauh dari hingar bingar. Tapi aku belum menyetujuinya. Dengan alasan aku khawatir jika kamu tinggal sendiri, apalagi jika aku pergi keluar kota, jawab ku.
Tapi dia dengan enteng menjawab, santai aja aku bisa ajak sepupu atau temanku untuk tinggal disini. Mereka pasti mau kok.. Hhhmmm ya sudah kita pindah kesana jawab ku.
Hari itu hari minggu, karena saya libur kita pun akhirnya berkemas dan pindah ke rumah itu.
Kami pun mulai merapikan tempat itu dan membersihkan ruangan-ruangannya karena sepertinya rumah ini sudah lama tidak di huni, saya pun di bantu si ibu itu membereskan rumah itu.
Tapi ketika saya mau masuk dan membereskan kamar yang 1 lagi di lantai bawah, tiba-tiba si ibu itu melarang saya untuk membukanya. "jangan di buka, biarkan saja kamar itu, itu kamar bekas pembantu, dan jangan pernah membukanya. Kenapa bu tanya ku.. Tidak apa-apa pokoknya jangan di buka, sudah biarkan saja itu, toh kamarnya tidak akan di pakai semua kan? Tanyanya.. Hhhmm ya sudahlah, saya pun meng iyakanNya, walaupun sedikit tanda tanya, karena jujur saya orangnya sangat penasaran sakali terhadap sesuatu yang di sembunyikan. Setelah selesai akhirnya ibu itu pun pamit pulang.Dan saya pun memasang cctv di seluruh penjuru rumah, agar menjaga ke amanan rumah ini.
Saat itu pukul 8 malam saya dan mira akhirnya bisa istirahat di kamar kami. Kamar kami letaknya ada di lantai 1. Ketika kita sedang asik mengobrol tiba-tiba terdengar suara pintu di buka dari kamar yang satunya lagi, "kreeeeekkkkk" KAMI pun terdiam, dan saya keluar mencoba melihat, setelah di lihat ternyata tidak ada siapa-siapa. Jhhhmm bulu kuduk saya lumayan merinding,, tapi saya tidak boleh memperlihatkan ketakutan ini pada mira, khawatir dia menjadi ingin pindah lagi.
Apa yank? Tanyanya Bukan apa-apa hanya angin, jawabku. Ya udah tidur yuk, besok aku takut kesiangan.
Akhirnya kami pun tertidur. Pagi pun tiba, seperti biasa saya harus berangkat kerja. Saya pun pamit dan berpesan pada mira agar berhati-hati di dalam rumah, dan segera telp saya jikalau terjadi apa-apa.
Jujur saya sangat khawatir meninggalkannya sendirian, tapi ya sudahlah toh dianya juga terlihat senang tinggal d rumah itu. Akhirnya saya pun berpamitan.
Hari itu saya mendapatkan banyak sekali pekerjaan dan di haruskan lembur untuk menyelesaikannya. Saya pun lembur sampai jam 10 malam. Dan yaa akhirnya saya pun pulang, saya tiba di rumah pukul setengah 11 malam. Karena saya membawa kunci cadangan jadi saya tidak perlu membangunkan mira untuk membukakan pintu, tapi ketika saya masuk ternyata mira belum tidur, dia sedang asik menonton tv di ruangan tengah.
Saya pun akhirnya menyuruh dia untuk segera masuk kamar dan tidur. Masuklah kami ke dalam kamar dan karena saya sangat capek, akhirnya saya pun dengan cepat tertidur. Ketika saya sedang nyandak tertidur. Tiba-tiba saya ingin membuang air kecil, akhirnya saya pun bangun dan keluar dari kamar, dan menuju kamar mandi.
Tapi ketika saya berjalan tiba-tiba langkah saya terhenti, mulut saya seperti di bungkam, karena saya melihat seorang wanita sedang berdiri di depan kamar mandi. Dengan cepat saya pun segera masuk ke dalam kamar kembali. Ketika saya siap di dalam kamar istri saya pun terbangunkan oleh gerakan saya yang sedikit rusuh. Sayang kamu kenapa, kok kaya ketakutan gitu? Tanya nya. Sayang aku melihat seorang wanita berdiri di depan kamar mandi, Jawab ku.
Tapi anehnya mira malah menertawakan ku. Hahahaha, kamu tuh yaa gak bisa bedain mana hantu mana orang, dia tuh asih pembantu kita, maaf aku lupa belum ngomong sama kamu, bahwa asih datang tadi maghrib, dan aku langsung suruh tidur karena aku lihat dia seperti kelelahan dari perjalanan.
Aku pun heran, dan bertanya. "emang kamu pesan pembantu? "tanyaku pada mira.
Lalu mira menjawab" enggak" Lah terus itu pembantu siapa? Tanya ku.
Mira pun menjawab. "jadi gini loh yank, katanya asih itu di kirim dari pemilik rumah ini untuk jadi pembantu kita, gitu loohh" Lah terus siapa yang mau gaji dia? Tanya ku.
Lalu mira menjawab "gak perlu di gaji yank, jadi kita bayar 10jt itu udah termasuk pembantu"
Aku pun terheran, dalam hati kok pemilik rumah ini baik sekali yaa, sudah rumahnya murah, di kasih pembantu lagi. Hhhmm ya udahlah kalo begitu jawabku.
Akhirnya aku pun melanjutkan kembali ke kamar mandi, ketika disana asih sudah tidak ada, mungkin dia sudah masuk kamar.
Pagi pun tiba. Seperti biasa saya berangkat kerja, tapi ketika berangkat kerja kok asih gak keliatan yaa, dalam hati mungkin dia masih tidur, ya sudahlah akhirnya aku pun pergi dan meninggalkan mira.
Selama di kantor aku hanya memikirkan keadaan mira, walaupun sekarang sudah ada yang menemaninya, yaitu asih si pembantu. Tapi saya masih ragu karena belum pernah bertemu dan berbicara dengannya, karena saya pun ingin tau latar belakangnya dia.
Setiap jam saya menelpon mira untuk menanyakan keadaannya, entah kenapa tiba-tiba saya ingin mengecek cctv dari hasil rekaman kemarin, akhirnya saya pun melihat hasil rekaman itu di laptop. Karena penasaran saya ingin melihat kapan asih datang ke rumah. Setelah saya akuratkan jam saat kedatangan asih ke rumah, ternyata di cctv saya hanya melihat mira sedang berbicara sendiri di depan pintu, tanpa ada seorang pun disana, saya mulai panik.
Saya pun akhirnya memutuskan untuk pulang lebih awal karena khawatir dengan mira. Saat itu jam 2 siang saya tiba di rumah. Tapi saya bersyukur ternyata tidak terjadi apa-apa pada mira. Jujur sebenarnya saya tidak menceritakan apa yang saya lihat di cctv pada mira, karena khawatir dia akan panik. Mira cuman bertanya "kamu kenapa kok pulang cepet" Aku pun menjawab "oohh iya kerjaan aku udah selesai jadi bisa pulang cepet" Asih mana? Tanya ku.
Hhhmmm tadi sih pas kamu pulang dia keluar, emang kamu gak ketemu? Jawab mira. Enggak, emang dia mau kemana? Tanya ku.
Katanya sih mau ke kebun belakang mencari seladah dan rawit. Oohh ya sudahlah biarkan, jawabku.
Aku pun masuk kamar dan merebahkan badanku, entah kenapa hari itu sangat capek, padahal saya hanya kerja sebentar. Tanpa terasa akhirnya aku pun Tertidur.
Dan ketika bangun saya pun kaget karena, saya bangun jam 9 malam. Saya pun keluar kamar dan melihat mira sedang asik nonton tv, Yank kok kamu gak bangunin aku sih, tanya ku.
Aku gak tega yank kamu kayanya lelah banget, jawab mira.
Hhhmmm ya sudah aku mau mandi dulu, kata ku.
Ketika saya berjalan ke kamar mandi, "hhhhhfffff" saya pun di kagetkan kembali melihat asih yang sedang berdiri di depan kamar mandi, Kenapa saya selalu kaget. Karena pakaian dia yang menyerupai hantu, dia berpakaian serba putih, dia hanya membelakangi saya. Saya pun memberanikan diri untuk bertanya, asih kamu mau ke kamar mandi? Tanya ku.
Tapi si asih itu tidak menjawab dia hanya berbalik badan dengan kepala menunduk seperti orang yang malu, sambil berjalan melewati ku.
Hhhmmm mungkin dia malu dalam hatiku, karena melihat saya bertelanjang dada.
Akhirnya saya pun mandi. Ketika saya sedang asik mandi, tiba-tiba saya melihat segumpal rambut yang menggulung di dalam bak mandi, saya pun mengambilnya. Setelah selesai mandi saya pun membawanya keluar dan memperlihatkannya pada mira, Sayang ini rambut kamu bukan? Tanya ku.
Coba lihat, jawabnya. Mana mungkin rambut aku seperti ini, lihat saja itu ada sedikit ubannya.
Setelah mira berbicara seperti itu kami pun saling tatap tatapan, kami merasa ada yang aneh, ketika dalam situasi tegang itu, saya pun celetuk berbicara "ohh mungkin punya asih" akhirnya kami pun lega, karena kami menyangka itu adalah punya asih.
Akhirnya kami pun masuk kamar. Ketika di kamar saya pun berbicara pada mira.
Yank bilangin asih jangan pake baju putih terus, aku suka horor liatnya, kalo emang dia gak punya, kamu kasih baju kamu aja yank.
Lalu mira pun menjawab, emang kamu kapan liat asih lagi?
Tadi pas mau masuk kamar mandi, Jawab ku.
Mira pun mengerutkan dahinya, dan berkata" emang asih kapan pulangnya yaa, perasaan dari tadi sore dia gak pulang-pulang, aku dari tadi gak tidur, harusnya aku ketemu dia kalo dia memang sudah pulang".
Saya mulai bingung dengan situasi seperti ini, ok kamu tenang dulu yaa, jawabku.
Enggak yank aku aneh aja, kapan dia masuknya, tanya mira.
Ya udah kita tidur dulu aja yuk, besok kita bahasnya, Jawab ku.
Tak lama akhirnya mira tidur, saya yang masih dalam keadaan segar karena sudah tertidur, hanya bermain handphone, ketika sedang asik bermain handphone tiba-tiba, saya mendengar suara orang sedang menyeret sesuatu, karena penasaran saya pun mendekatkan kuping saya pada pintu, ternyata benar saya mendengar suara orang sedang ngesot, seperti menangis tetapi sangat pelan suara tangisannya. Saya pun langsung teringat pada cctv, dengan cepat saya pun membuka laptop saya, dan ketika di buka cctvnya ternyata benar apa yang saya lihat, saya melihat seorang wanita sedang menyeret badannya sendiri sambil memegang perutnya, wajahnya samar, dalam hatiku tapi ini seperti asih, karena baju dan rambutnya itu hampir sama, saya bingung antara takut dan kasian. Jujur saya ingin menolongnya.
Karena saya takut itu memang benar asih, dan memang sedang butuh pertolongan, tapi di sisi lain saya juga takut, bahwa itu adalah makhluk halus yang menghuni rumah ini.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk keluar dan melihat siapa itu sebenarnya, saya pun berjalan menuju ruang tengah, ketika saya tiba di ruang tengah, "Cekrek saya menyalakan lampu di ruangan itu" ternyata benar dia asih, ketika lampu di ruangan itu menyala dengan cepat tiba-tiba asih yang merangkak itu tiba-tiba berdiri lalu berlari sambil sedikit meloncat masuk ke dalam kamar pembantu itu, saya shock hanya bengong tanpa bisa berkata. Dan ketika saya membalikan badan mau kembali ke dalam kamar tiba-tiba pas di depan muka saya telah berdiri seorang wanita, matanya hitam, mukanya sudah membiru, lidahnya menjulur keluar, jarak wajah kita hanya sejauh 10cm saja. Sontak saya pun langsung pingsan tak sadarkan diri. Ketika saya terbangun, mira terlihat sedang menangis sambil menepuk nepuk pipi saya. Setelah sadar saya pun memeluknya dan mengajak dia kembali ke kamar.
Saat itu waktu sudah menunjukan pukul 5 Pagi, di dalam kamar mira menanyakan apa yang terjadi padaku, tadinya aku mau memberitahunya, tapi karena takut di panik akhirnya aku pun berbohong padanya, aku hanya bilang bahwa aku sedikit pusing setelah keluar dari kamar mandi. Akhirnya di pagi hari mira pun mengajak saya untuk pergi ke dokter, tapi aku pun menolak dengan alasan aku sudah sehat.
Pagi itu aku mengajak mira untuk pulang dulu ke rumahnya. Dengan alasan aku kangen pada ibu dan bapaknya. Jadi sepulang kerja nanti aku bisa ke rumahnya. Tapi dia menolak dengan alasan capek. Hhhmm aku pun mulai bingung, ya sudah kamu ajak sepupu kamu kesini biar kamu ada temen, kataku. Tapi lagi-lagi dia menolak, tidak usah aku sendiri juga lebih nyaman, lagian kan ada asih, entah kenapa mendengar nama asih hati saya semakin tidak enak.. Yaa sudah aku pergi yaa, aku pun pamit.
Sepanjang jalan aku hanya melamun memikirkan mira, sesampainya di kantor aku meneleponnya, memastikan bahwa dia baik-baik saja. Setelah mengalami kejadian semalam akhirnya saya pun menyalakan cctv saya, agar saya tau keadaan di rumah. Saya terus memantau cctv selama bekerja. Ketika waktu menunjukan pukul setengah 5 sore, dimana saya sedang bersiap siap pulang. Tiba-tiba saya melihat mira sedang berbicara sendiri, seperti ada lawan bicaranya, tapi yang terlihat di cctv mira sedang berbicara sendiri, dan berjalan keluar rumah.
Saya yang panik langsung cepat-cepat untuk pulang, sialnya di jalan saya terjebak macet, aku yang berkali kali menelpon mira tapi tidak pernah di angkat, hatiku semakin tidak karuan, setelah 1 jam setengah melewati macet akhirnya aku pun tiba di rumah. Dan benar saja setelah aku masuk ke dalam rumah ternyata mira tidak ada di rumah, aku semakin panik dan takut. Saya pun berteriak teriak memanggil mira, tapi tak ada jawaban.
Akhirnya dengan berbekal senter saya pun keluar rumah menuju kebun-kebun itu, saya masuk ke dalam kebun-kebun itu sambil memanggil namanya. Setelah berjalan kurang lebih 45 menit akhirnya dari kejauhan aku melihat seseorang sedang tertidur di gundukan tanah, sontak saya pun berlari menghampirinya, dan benar saja ketika saya tiba ternyata dia adalah mira istriku, saya melihat dia sedang tertidur di atas tanah, saya dengan panik membangunkannya, "sayang kamu bangun, ngapain kamu tidur disini," tak lama dia pun bangun. Saya dengan cepat membangunkannya, karena jujur saya pun takut karena lokasinya adalah di tengah-tengah kebun pisang, mana hari sudah gelap. Akhirnya mira pun bangun, dia seperti belum sadar bahwa dia tidur dimana, aku pun berencana mau menggendongnya, karena dia terlihat lemas, ketika aku mebungkukan badan untuk menggendong mira, tiba-tiba senter saya menerangi sebuah tulisan, dan setelah saya perhatikan ternyata itu adalah Papan nisan kuburan. Setelah saya baca ternyata nama yang di makamkan disitu adalah asih. Sontak saya kaget sekali. Dan dengan cepat menggendong mira untuk pulang.
Di sepanjang jalan pulang, saya tidak menyangka bahwa mira tadi tertidur di atas makamnya asih. Ketika sampai di rumah, saya pun membuka baju nya mira lalu membuangnya, karena bajunya kotor dengan tanah makam. Mira yang masih terlihat lemas akhirnya sadar dan terbangun.
"yank aku pusing banget," ya udah kamu tidur dulu, jawabku.
Baru saja aku berkata itu. Tiba-tiba "blaaaakkkk" terdengar suara pintu seperti ada yang membanting. Yang lebih menyeramkan lagi tiba-tiba muncul suara wanita cekikikan tertawa, sangat keras.
Mira pun spontan memeluk saya dengan erat. Kami yang panik di dalam kamar hanya bisa menguatkan satu sama lain. Tiba-tiba setelah itu terdengar suara orang jatuh tepat di depan pintu kamar kami dengan keras. Lalu tiba-tiba pintu kami seperti di cakar-cakar oleh wanita itu sambil menggeram. Lalu pintu kamar kami pun di pukul-pukul dengan keras, saya spontan langsung menelepon teman-teman saya untuk datang kesini, dan untungnya beberapa teman saya dengan sigap akan datang kesini.
Kami yang masih ketakutan di dalam kamar hanya bisa berdoa dan berpasrah. Tak lama setelah itu lampu rumah kami mati dengan tiba-tiba, suasana semakin mencekam, tiba-tiba kami mendengar suara orang mandi dengan tergesa-gesa. Setelah itu semuanya hilang dan lampu pun nyala kembali.
Kami yang sudah di banjiri keringat dingin di dalam kamar, hanya bisa menunggu teman-teman kami untuk datang, waktu pun berlalu sudah 1 jam kami menunggu tapi teman kami tak kunjung datang. Saya pun mencoba untuk menghubunginya kembali, dan jawaban mereka sama, bahwa mereka tidak menemukan alamat yang aku kirim. Dalam hatiku bercampur aduk antara marah dan takut.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk mengajak mira keluar dari rumah ini. Tapi mira ketakutan untuk keluar dari kamar ini, aku mencoba Membujuknya, meyakinkan bahwa aku berani. Akhirnya mira pun setuju.
Kami pun akhirnya keluar dengan perlahan, baru saja kami sampai di ruang tamu tiba-tiba "cekreekk" lampu rumah kembali mati, yang membuat aku panik adalah mira saat itu juga pingsan.
Saya hanya bisa duduk di lantai sambil memangku mira yang sedang besar perutnya. Saya mencoba berbagai cara untuk membangunkannya, tapi tiba-tiba ketika saya sedang mencoba membangunkannya, di dalam kegelapan mira berdiri di depan saya, lalu dia berlari lari di dalam rumah sambil tertawa dan menggaruk garuk kepalanya, tapi anehnya walaupun gelap mira tidak menabrak satupun barang yang ada di rumah, awalnya aku tidak mengerti apa yang dia lakukan. Tapi akhirnya aku paham bahwa dia kerasukan, aku hanya bisa menangis sambil berdoa melihat istriku seperti itu.
Untungnya kejadian itu tak berlangsung lama, mirapun kembali pingsan dan dengan cepat aku memeluknya kembali.
Aku coba memangkunya kembali masuk ke dalam kamar, karena kebetulan dia tepat jatuh di depan pintu kamar. Dengan tergesa gesa aku masuk kembali ke dalam kamar dan cepat-cepat mengunci pintunya, tak lama mira pun bangun, dia hanya bisa menangis. Karena penasaran aku kembali membuka laptopku dan melihat cctv kembali. Ternyata benar asih itu adalah makhluk halus yang menempati rumah ini, entah bagaimana ceritanya asih bisa ada di rumah INI.
Dengan rasa takut aku mencoba memperhatikan asih yang ada di luar kamar kami, dia terlihat berjalan membungkuk dengan rambut keritingnya yabg sedikit basah, tapi kali ini dia memakai pakaian layaknya kuntilanak, putih dan panjang, wajahnya pucat dan sedikit memar.
Terlihat dia berjalan mengelilingi rumah ini dan terbang dari lantai 1 ke lantai 2.
Setelah lama aku memperhatikannya tiba-tiba asih menembus pintu kamar pembantu itu dan menghilang. Saya pun menutup laptop dan memutuskan untuk tidur malam itu, karena mira pun terlihat sudah terlihat pulas. Baru saja aku menutupkan mata tiba-tiba tanganku di pegang erat oleh mira. Spontan aku langsung melihat ke arahnya.
Tapi tiba-tiba aku melihat ke arahnya, astaga, bukan main antara kaget, marah dan takut. Saat itu aku melihat mira dengan mata yang melotot seperti menahan sakit, karena ternyata asih saat itu sedang duduk di atas perutnya mira yang sedang besar.
Asih dengan pakaiannya yang putih, rambut keriting, dan wajah memarnya, dia tertawa cekikikan sambil menduduki perut mira yang sedang besar.
Aku pun sontak langsung memukul asih yang ada di atas perut mira, tapi ketika saya pukul pukulan saya menembusnya dan asih pun menghilang, dan pintu kamar kami pun terbanting dengan sendirinya, dengan suara cekikikan yang semakin jauh lalu menghilang. Akhirnya kami memutuskan untuk tidak tidur sambil menunggu pagi, saya mencoba menguatkan mata ini walaupun sudah sangat ngantuk sekali.
Akhirnya pagi pun tiba. Hati saya sangat lega melihat matahari terbit dengan sangat terang. Kami pun segera berkemas untuk keluar dari rumah ini, kami hanya membawa beberapa pakaian saja, karena yang penting kami sudah keluar dari rumah ini.
Dengan cepat kami pun bergegas pergi ke rumahnya mira. Kami sepakat untuk tidur di rumah mira sementara waktu, sampai mendapatkan tempat tinggal yang baru. Dan kami pun sepakat tidak akan menceritakan kejadian ini kepada orang tua kami.
Setibanya di rumah mira kami pun di sambut dengan hangat oleh orang tuanya. Saya yang izin tidak masuk kerja karena merasa kelelahan, akhirnya kami pun tidur dengan lelah di rumahnya mira. Tanpa di sadari bahwa kami tidur sangat lama sekali sampai bangun pukul 4 sore.
Kami pun lekas mandi dan makan bersama keluarganya mira, tapi ketika melihat handphone saya kaget, ternyata bosku sudah menelepon ku berkali kali. Akhirnya aku pun menelepon balik dia, dan benar saja ada pekerjaan yang sangat penting yang harus di selesaikan besok pagi.
Akhirnya aku pun pergi ke kamar untuk mencari laptopku, karena semua filenya ada disitu. Tapi aneh jaya laptopku tidak aku temukan di dalam kamar, aku sudah mencarinya berkali kali, tapi tidak ada, aku pun mencoba mengingat nya, dengan perasaan yang lemas aku pun baru ingat bahwa laptopku tertinggal di rumah kontrakan.
Aku pun bingung untuk mengambilnya. Akhirnya aku pun menghubungi beberapa temanku untuk meminta menemaniku pergi ke rumah kontrakan itu.
Entah sial atau kebetulan semua teman-temanku mendadak tidak bisa. Dan tidak mungkin juga aku harus mengajak mira.
Setelah lama berfikir akhirnya aku putuskan aku harus berangkat sendiri, karena ini menyangkut Karirku.
Akhirnya aku pun pamit pergi pada istriku dan mertuaku dengan alasan mau pergi ke tempat teman, karena ada pekerjaan. Saat itu adalah jam 9 malam, hujan pun menemani perjalanan saya saat itu, suasana semakin dingin, belum sampai di rumah kontrakan saja perasaanku sudah merinding, sepanjang jalan aku hanya bisa berdoa, berharap tidak terjadi sesuatu yang tidak di inginkan.
Tak terasa setelah menempuh perjalanan selama 45 menit akhirnyanya aku pun sampai di depan rumah itu. Aku sempat berfikir untuk kembali, tapi aku berfikir lagi ini menyangkut pekerjaan yang sangat penting. Akhirnya dengan rasa takut yang sangat aku pun keluar dari mobil dengan perlahan, air hujan yang seiring membasahi kepalaku membuat nyali ini semakin menciut.
Perlahan aku mendekati pintu, setelah di depan pintu aku sempatkan untuk berdoa. "cekreeekk" ku buka pintu itu dengan perlahan, entah kenapa kaki saya rasanya lemas sekali, seperti tidak ada tenaga untuk melangkah. Perlahan aku langkahkan kakiku ke dalam, ketika aku baru melangkah di langkah ke 4.
Tiba-tiba gorden di dalam rumah seperti ada yang menggoyangkan dengan kencang, aku pun sempat terdiam, aku berfikir positif bahwa itu hanyalah angin, walaupun sebenarnya tidak ada angin masuk.
Langkah demi langkah aku lalui, perlahan aku masuk ke dalam rumah. Tiba-tiba setibanya di ruangan tangan ada suara "sssttt sssttt sssttt" seperti memanggil ku.
Ketika aku melihat ke atas ternyata benar saja aku melihat asih berada di lantai 2 posisi dia kali ini terbalik kepalanya di bawah. Aku melanjutkan langkahku dengan cepat menuju kamar dan menghiraukannya, dan tibalah aku di depan pintu kamar, tapi ketika aku buka pintunya, "siaaaallll" pintu kamarnya di kunci, dan kuncinya ada di tasnya mira. Perasaan ku bercampur aduk, marah, takut, bingung. Ketika aku sedang berfikir, tiba-tiba suara itu muncul lagi "sssttt sssttt sssttt" ketika aku melihat ke samping kiri ku haaaahh aku melihat asih sedang melihatku dengan tajam dia berada tepat di depanku, jarak kita kurang lebih 3 meter.
Saya pun langsung berjongkok dan menundukan kepala karena saya tidak kuat menatap wajahnya yang begitu menyeramkan. Seiring aku berdoa ketika aku melihatnya kembali, untungnya dia sudah tidak ada. Aku tidak berfikir lagi aku langsung mencoba mendobrak pintu kamarku, karena itu jalan satu-satunya. Untungnya tak butuh waktu lama aku untuk mendobraknya, aku pun masuk dan mulai mencari laptopku. Dan yaa akhirnya aku menemukan nya. Aku pun segera bergegas keluar.
Ketika aku keluar tiba-tiba aku melihat mira sedang berdiri di depan pintu kamar pembantu, aku pun heran kenapa dia disini, dia hanya membelakangiku dan menghadap ke pintu itu. Aku pun menghampirinya, tapi ketika aku menghampirinya. Mira pun melangkahkan kakinya dan membuka pintu kamar pembantu itu, aku memanggilnya berkali kali, tapi dia tidak menjawab dan menghiraukannya.
Karena khawatir aku pun mengikutinya, saat masuk ke kamarnya, yang pertama saya rasakan adalah, seluruh bulu kuduk saya berdiri. Aroma di dalam kamar itu sangat bau, dan apek, terasa lembab dan gelap tanpa lampu. Tapi mira kemana? Tiba-tiba dia menghilang, aku baru sadar itu adalah asih yang menyerupai mira.
Baru saja aku mau berbalik badan dan keluar dari pintu itu, tiba-tiba "blluugg" pintu itu tertutup dengan cepat, aku mencoba membukanya, tetapi di luar sana seperti ada yang menahannya. Aku hanya bisa berteriak di dalam kamar itu.
Karena rasa takut yang sangat tidak kuat, akhirnya aku pun tak sadarkan diri. Entah berapa lama aku pingsan, ketika aku bangun, aku sudah ada di atas ranjang pembantu itu, badan ku lemas. Aku melihat seutas tali pocong yang berada di atas meja dan gumpalan tanah merah, aku semakin tidak mengerti apa di balik semua ini.
Tiba-tiba di dalam kegelapan, muncul lah sosok asih di balik pintu itu, dia berada de depan pintu, dengan posisi berdiri dan membungkuk, dengan rambut keriting, dan pakaiannya yang putih layaknya kuntilanak, aku tak kuat melihatnya, tubuhku Serasa mau pingsan saja.
Dia menatapku dengan tajam, seperti ingin menyampaikan sesuatu. Aku hanya tertunduk takut, tanpa berani melihatnya, tiba-tiba dengan pesan asih pun berbicara. "aing hayang janin pamajikan maneh" (aku ingin janin istri mu).
Aku pun kaget dan marah mendengar asih berkata seperti itu. Aku langsung menatap wajahnya, dan aku langsung berkata "Indit sia tong ngaganggu keluarga aing" (pergi kamu jangan ganggu keluargaku) setelah aku berkata seperti itu tiba-tiba asih mambalikan badannya sambil tertawa cekikikan dan menghilang di balik pintu, aku pun cepat-cepat keluar dari kamar itu.
Ketika aku keluar kamar aku pun di kejutkan kembali karena aku mendengar dari lantai atas ada seperti seseorang sedang mengamuk, aku mendengar suara lemparan barang. Aku cepat-cepat saja berlari dari rumah itu dan masuk ke dalam mobil, lalu aku pun pergi menuju rumahnya mira.
Sesampainya di rumah mira, mira pun bertanya "sayang kenapa muka kamu pucat sekali, kamu sakit" Aku hanya menggelengkan kepalaku saja lalu masuk kamar.
Di kamar aku hanya terdiam, pekerjaan pun yang seharusnya aku kerjakan aku diamkan tidak aku kerjakan. Tak lama mira pun menyusulku ke dalam kamar dan bertanya kembali "kamu kenapa yank"
Akhirnya aku pun jujur sama dia "yank maafin aku yaa, sebenarnya aku tadi dari rumah kontrakan, aku abis ambil laptopku, karena ada pekerjaan yang harus selesaikan, aku gak jujur sama kamu, karena takut kamu khawatir." dia pun lalu memelukku.
"lalu apa yang terjadi yank?" tanya mira.
"aku kembali di ganggu oleh asih di rumah itu, dan asih berkata bahwa dia menginginkan janin kamu" mira pun langsung menangis mendengar aku berbicara seperti itu.
Sampai akhirnya orang tuanya pun masuk ke kamar kami karena khawatir mendengar tangisan mira. Kami pun akhirnya jujur dan menceritakan apa yang terjadi sebenarnya pada orang tua mira.
Entah apa yang ada di fikiran orang tua mira, mereka hanya menertawakan kami sambil berkata "kalian ini kaya anak kecil saja, mana ada hantu bisa mengambil janin" KAMI hanya bengong tanpa bicara apa-apa.
Akhirnya mira pun bercerita padaku bahwa orang tuanya itu tidak percaya dengan tahayul. Ya sudahlah jawabku. Lalu aku pun menyelesaikan pekerjaanku.
Tak terasa waktu pun sudah menunjukan pukul 3 pagi, dan akhirnya pekerjaanku selesai, mira yang sudah terlihat sangat pulas sekali, aku usap-usap perutnya sambil mengirimkannya doa.
Baru saja saya berbaring dan menutupkan mata, tiba-tiba di telinga saya ada yang berbisik "maneh moal bisa lumpat" (kamu tidak akan bisa lari) kaget saya pun langsung terbangun.
Untungnya hanya suara bisikan itu yang saya dengar, aku hanya berfikir itu halusinasiku saja.
Ke esokan hari akupun pergi bekerja seperti biasa, kali ini aku pun bisa bekerja dengan tenang karena mira tinggal bersama orang tuanya, seperti biasa di jam makan siang aku meneleponnya, tapi kali ini dia tidak mengangkat telponku, aku fikir dia sedang tidur, sorenya aku telpon lagi, tapi tak kunjung di angkat juga, sampai perjalanan pulang pun telponku tak kunjung di angkat, "apa mungkin dia tidur selama itu dalam hati ku" sesampainya di rumah mira kira-kira pukul 7 malam aku pun langsung mencari mira ke dalam kamar, dan mira pun ternyata tidak ada di kamar, aku memanggil namanya, tapi tak ada jawaban juga, tiba-tiba orang tuanya menghampiriku dan berkata
"mira keluar dari tadi siang, emang dia gak bilang sama kamu" aku pun heran
"enggak bu mira gk bilang sama aku, aku telpon juga gk di angkat" jawab ku.
"dia tadi bilang sama ibu mau pergi sudah di jemput temannya, tapi ibu tidak melihat temannya siapa, mira pun pergi masih memakai daster pakaian tidurnya, coba kamu hubungi teman-temannya " jawab ibu nya.
Akhirnya aku pun menghubungi teman-teman dekatnya, tapi ternyata teman-temannya tidak ada bersama mira, sempat aku berfikir apakah dia pergi bersama lelaki lain, dalam keadaan hamil besar. Aku mulai bingung harus mencari kemana.
Entah kenapa tiba-tiba aku ingin membuka laptopku dan membuka cctv di kontrakan ku.
Ketika aku mulai membuka laptopku, aku pun kaget.
Ternyata aku melihat mira ada di rumah kontrakan itu, aku melihat mira ada di ruang tamu rumah, aku melihat dia sedang duduk sambil memainkan rambutnya yang panjang.
"Ya tuhan apa yang terjadi pada istriku" Tak lama mira terlihat berdiri sambil mengusap ngusap perutnya dia berjalan mondar mandir di ruang tamu, dan yang mengagetkan lagi aku melihat mira memukul mukul perutnya yang sedang hamil sambil tertawa.
Melihat seperti itu aku pun langsung segera pergi ke rumah kontrakan itu sendiri. Entah berapa kecepatan mobil ku saat itu, yang jelas aku pergi dengan keadaan ngebut sekali.
Setibanya di rumah kontrakan aku segera masuk ke dalam, tapi aku tidak melihat mira, aku sempat berfikir apakah itu asih yang menyerupai mira. Aku pun masuk ke ruang tamu dan memanggil namanya, tak lama aku panggil tiba-tiba mira keluar dari lorong kamar mandi dia berjalan dengan pelan sekali, langkahnya sangat terpatah patah, kepalanya menengadah menghadap ke atas, matanya kosong dan melotot, dia sambil bernyanyi nina bobo dengan sangat pelan, dan yang mengerikannya, tangannya sambil memukul mukul perutnya dengan kencang.
Aku terdiam sejenak melihat mira yang menjadi aneh, aku pun dengan cepat memeluknya dan menahan tangannya yang terus memukul perutnya. Sambil berkata "sayang kamu sadar, istighfar yang" aku cepat-cepat menggendongnya ke dalam mobil, mira yang tak henti bernyanyi cukup membuatku merinding ketika menggendongnya. Aku pun segera memasukannya ke dalam mobil, dan pergi membawanya Pulang.
Selama di perjalanan mira hanya pingsan dia terlihat lemas dan capek, aku hanya mengusap ngusap rambutnya, sambil menangis karena sedih melihat keadaan dia, ketika aku sedang asik mengusap rambutnya, tiba-tiba kepala dia bergerak dengan cepat dan menoleh ke arahku, mata dia melotot dan menyeringai, lalu dia kembali menyanyi nina dengan sangat pelan. Spontan aku pun langsung menghentikan mobilku, aku bingung dan berteriak meminta tolong, untungnya ada beberapa orang di jalan yang menolongku.
Anehnya ketika orang-orang berdatangan ke mobilku, mira tiba-tiba tergeletak pingsan lagi, aku yang menjadi bingung harus menjelaskan apa kepada orang-orang. Akhirnya aku bilang pada mereka bahwa istriku tadi mengalami kesurupan, tapi orang-orang itu seperti tidak percaya dan hanya menertawakanku. Ya sudah akhirnya aku melanjutkan perjalanan menuju rumahnya mira.
Tibalah kami di rumahnya mira. Ketika aku mematikan mesin mobilku, tiba-tiba mira tersadar, dia terlihat sehat kembali layaknya orang normal. Lalu dia berkata "yank ini dimana? Enak banget aku tidur" aku hanya bisa bengong melihat dia
"Ya udah yuk turun yuk" ajak ku. Kami pun turun, mira berjalan dengan cepat seperti orang sehat, aku yang ada di belakangnya hanya bisa bengong dan bingung.
Masuk lah kami ke dalam rumah, ibu dan bapak ada di ruang depan sedang menunggu kami dan bapak pun bertanya "dari mana saja kalian" aku pun menjelaskankan semuanya sama orang tuanya mira, tapi aku di buat kesal kembali, karena lagi-lagi orang tuanya tidak percaya dengan perkataanku, dan ibunya bilang "kamu tuh ngaco orang mira sehat begitu" mira pun hanya tersenyum dan pergi ke dalam kamar.
Aku menyesal tidak mengajak ibu dan bapaknya tadi ke rumah kontrakan. Ya sudahlah akhirnya aku menyusul mira ke kamar. Dan ketika aku masuk aku melihat mira sedang menyisir rambut panjangnya, dan memanggil kepadaku "yank tolong sisirin rambut ku" aku pun menjawab "yank gak boleh nyisir malem-malem, apa lagibkamu lagi hamil, pamali yank" baru saja aku bilang begitu tiba-tiba mira melihat ke arahku sambil melotot, saya pun kaget dan mencoba membiarkannya sampai menunggu apa lagi yang akan terjadi.
Tak lama mira berdiri dan melangkah ke arah kasur, tapi matanya tak lepas dan tak berkedip melotot ke arahku, seperti layaknya orang yang sedang marah, mira pun membaringkan badannya dengan terlentang.
Dalam hati "aku yakin bahwa mira sudah kerasukan hantunya asih, aku harus segera mengobatinya" lalu aku putuskan untuk mengambil cuti secara mendadak, karena aku mau fokus menjaga dan mengobati mira.
Akhirnya aku pun ikut tidur di sampingnya mira, mira pun akhirnya tertidur dengan lelap. Tak terasa aku pun tertidur dengan lelap, ketika aku sedang tidur, tiba-tiba aku mendengar suara kembali sampai aku terbangun, ketika aku melihat ke arahnya mira, ternyata mira sedang bernyanyi nina bobo lagi dengan pelan, dengan sesekali tersenyum misterius, matanya dia melotot ke arah atas, dan tangannya sambil mengelus ngelus perutnya.
Spontan aku langsung menepuk nepuk pipinya, sambil bilang "yank sadar yank" tapi mira hanya menghiraukan omonganku. Tiba-tiba tangan mira menunjuk ke arah pojok pintu, sontak aku langsung melihat ke arah pintu itu, ketika aku melihat ternyata asih ada di kamar kami.
Dia sedang memainkan rambutnya, saya kaget dan berteriak meminta tolong berharap ada orang rumah yang bangun. Tak lama aku berteriak datang lah ibu, bapak, dan bi sumi pembantu rumahnya mira ke dalam kamarku, mereka terlihat khawatir mendengar teriakan ku.
Lalu bapak pun menghampiriku ke atas kasur "kamu kenapa" tanya bapak.
"aku melihat hantu yang di rumah kontrakan itu pak, dan mira tadi kesurupan lagi" lagi-lagi orang tuanya tidak mempercayai omonganku bapaknya hanya bilang "kamu tuh jangan banyak nonton film hantu, jadi halusinasinya aneh, ganggu orang tidur saja. Liat tuh mira lagi tidur pulas begitu, sudah kamu tidur lagi sana, bapak gak mau dengar kamu bicara hantu atau kesurupan lagi"
Aku hanya bisa menahan kekesalanku, Kenapa tidak ada orang yang percaya pada omonganku. Akhirnya mereka keluar dari kamarku, tiba-tiba bi sumi menghampiriku dan menawarkan teh hangat, aku pun mengiyakan tawaran bi sumi.
Dan kembalilah bi sumi ke dalam kamar sambil membawa teh.
Bi sumi adalah wanita tua dia sudah lama bekerja bersama keluarga mira, umurnya sekitar 50 lebihan.
Tiba-tiba sambil menyimpan teh untukku bi sumi bertanya, "den sebenarnya apa yang terjadi coba ceritakan pada bibi, jujur dari kemarin setiap malam ketika bibi mau menutup dan mengunci seluruh ruangan bibi selalu melihat wanita berbaju putih ada di depan rumah sedang berdiri, wajahnya pucat dan memar, dia sepertinya sedang marah, bibi tidak bilang sama bapak dan ibu karena aden tau sendiri mereka tidak percaya takhayul"
Lalu aku pun menceritakan semuanya pada bibi, bibipun tiba-tiba keluar dari kamar dan kembali membawa bawang merah, bawang putih, dan entah apa itu rempah-rempah lainnya, yang telah di tusuk seperti sate, dan gunting. "untuk apa ini bi? "tanya ku
"Ini untuk menangkal makhluk halus" jawab bibi.
Lalu bawang itu di simpan di atas sela-sela pintu dan guntingnya di simpan di atas kasur, lalu bibi pun berdoa di setiap pojokan kamar kami, dan dia pun pamit untuk tidur lagi.
Entah sugest atau emang benar, yang jelas setelah bibi menyimpan sesuatu dan berdoa hati saya menjadi lebih nyaman, dan kamar ini pun terasa lebih hangat. Dan aku pun melanjutkan tidur kembali.
Di pagi harinya seperti biasa kami sarapan bersama, dan ibu bertanya "kamu kok gak siap-siap kerja ndri?"
"oohh aku ngambil cuti bu, aku mau nemenin mira dulu" jawab ku
Tiba-tiba ibu bertanya lagi. "kalian gak ada niat buat kembali ke rumah kontrakan, Sayang loh itu kan udah di bayar, sudahlah kalian jangan percaya dengan takhayul "mendengar omongan itu aku sedikit kesal, akhirnya keluarlah egoku. Dan aku menjawab dengan nada sedikit marah
"Besok kami pulang bu ke rumah kontrakan, bukannya aku tidak percaya takhayul, tapi ini memang benar terjadi, aku tidak mengkhawatirkan diriku, tapi aku mengkhawatirkan mira, anak ibu. Andai saja rumah orang tua saya dekat, sudah saya bawa mira ke rumah saya."
Aku pun pergi meninggalkan meja makan dan masuk ke dalam kamar, tak lama mira pun menyusul aku ke dalam kamar, dia mencoba menenangkan aku yang sedang emosi, akhirnya kita putuskan besok untuk kembali ke rumah kontrakan.
Keesokan harinya kami pun berkemas untuk siap-siap kembali ke rumah kontrakan itu. Ketika kami sedang membereskan pakaian kami, tiba-tiba bi sumi datang menghampiri kami dan berkata. "kalian hati-hati disana, karena disana adalah tempatnya dia, bibi sarankan agar kalian segera mencari tempat baru atau berobat kepada orang pintar, karena ini masalah serius menyangkut kehamilan istri mu, sebenarnya semalam bibi melihat lagi makhluk itu sedang berdiri di depan kamar kalian, bibi melihat dia membawa kain putih, entah apa itu maksud nya"
Dan bibi pun berpesan agar rempah-rempah dan gunting itu di bawa ke rumah kontrakan, sebagai penangkal makhluk itu. Kami pun menurutinya, dan kami bergegas pamit lalu berangkat.
Sepanjang jalan aku tak henti-hentinya menasehati mira agar dia tidak banyak melamun, dan agar lebih banyak berdoa, tibalah kami di rumah kontrakan itu. Kami berdua sempat terdiam di dalam mobil, memandangi rumah itu, lalu mira pun berkata, setelah kamu gajian kita cari tempat baru yaa, aku takut.
Aku melihat wajah mira yang sangat sedih dan hampir menangis, aku pun memeluknya untuk menguatkan dia. Dan kami pun keluar dari mobil dengan membawa barang-barang kami, ketika di depan pintu rumah, aku sempatkan dulu berdoa untuk meminta perlindungan.
Kami pun masuk dengan langkah yang perlahan dan takut. Entah kenapa setibanya di dalam rumah, aku sangat penasaran sekali dengan kamar pembantu itu, aku seperti ingin masuk kembali, dan mencari tau apa yang ada di dalam sana. Aku pun bilang pada mira, tapi mira melarang ku.
Tapi karena aku memaksanya dan meyakinkan bawah akan baik-baik saja, akhirnya mira pun mengiyakan permintaanku.
Setelah aku membereskan barang-barang tibalah aku di depan kamar itu untuk masuk, aku berani karena waktu itu masih siang. Sekitar pukul 11 siang. Mulailah aku mencoba membuka pintunya "cekreekk".
Aneh ternyata pintunya di kunci, tidak bisa dibuka, aku pun bingung entah siapa yang mengunci kamar ini.
Aku paksa tapi pintu ini terkunci rapat, akhirnya aku mengurungkan niatku untuk masuk ke kamar itu. Aku pun kembali ke kamarku dan berbicara pada mira.
Sekitar sore jam 3 mira mengajakku untuk pergi keluar, katanya dia ingin jalan-jalan. Kami pun pergi jalan jalan dan makan, tak terasa waktu pun menunjukan pukul 8 malam dan aku pun mengajak mira untuk pulang, mira terlihat bahagia sekali waktu itu, sepanjang jalan kami tertawa sambil bercerita.
Tibalah kami di rumah, ketika di depan rumah entah kenapa hatiku enggan masuk ke dalamnya, seperti ada yang menahan. Dengan di iringi doa kami pun melangkah masuk ke dalam rumah, dan cepat-cepat masuk ke dalam kamar dan menguncinya. Kami bersyukur karena tidak melihat atau mendengar apapun ketika masuk ke dalam rumah.
Kami pun bercerita banyak di dalam kamar, dengan sesekali aku mengecek cctv rumahku, untungnya aku tidak melihat makhluk halus itu, sepertinya gunting dan rempah itu sangat berpengaruh. Tak terasa kami ngobrol ternyata waktu sudah menunjukan pukul 1 malam, dan sialnya aku mendadak pengen kencing.
Akhirnya aku pun keluar kamar untuk menuju kamar mandi, walaupun takut, tapi aku merasa lega karena sepanjang hari tidak menemukan hal yang aneh.
Ketika berjalan ke kamar mandi tiba-tiba ada yang menyita pandanganku, aku seperti melihat yang aneh, ternyata betul aku melihat pintu kamar pembantu itu terbuka dengan lebar.
Langkahku terhenti dan berfikir siapa yang membuka pintu ini, walaupun takut entah kenapa rasa penasaranku lebih tinggi, rasanya aku ingin masuk ke kamar itu.
Akhirnya aku kembali ke kamarku untuk mengambil handphone, karena senter yang aku punya satu-satunya, karena memang kamar itu tidak ada lampunya.
Aku pun langsung bilang sama mira bahwa aku mau masuk ke kamar itu, karena kamar itu sudah terbuka. Mira melarangku sambil marah. Tapi aku kekeh tetap ingin masuk, akhirnya mira pun hanya cemberut dan membalikan badannya.
Aku pun segera bergegas menuju kamar itu, ketika di depan kamarnya, aku sempat terdiam kembali, tapi lagi-lagi rasa penasaranku mengalahkan segalanya. Akhirnya akupun masuk dengan di temani senter di handphone ku. Aku melihat seluruh isi kamar itu, terlihat lemari yang sudah rapuh yang sangat menarik perhatian ku.
Aku pun mulai mendekati lemari itu dan membuka nya.
Ketika aku buka "uhuukk uhuukk" aku pun terbatuk karena bau lemari itu yang sangat apek dan bau.
Aku mulai melihat sisi demi sisi bagian lemari itu dengan senter. Aku melihat laci yang masih tergantung kuncinya, aku mulai membukanya dan melihat isinya, aku melihat album foto, dan gunting yang seperti berkarat, dan aku melihat segumpal rambut yang sudah sedikit beruban.
Entah apa yang ada di fikiranku rasanya aku ingin membawa album foto itu, lalu aku pun mengeluarkan album foto itu. Dan aku mulai melihat-lihat lagi isi lemari itu. Aku melihat dasar lemari yang dari papan itu yang bertuliskan mila binti asih. Sontak aku pun kaget melihat itu, entah apa yang ada di balik dasar lemari itu. Aku pun penasaran dan ingin membuka Papan lemari itu.
Akhirnya dengan perlahan aku pun memberanikan diri untuk membuka Papan itu. Ketika aku menyentuh Papan itu, tiba-tiba seperti ada hembusan angin kecil di leherku, aku pun langsung merinding,
Aku kembali melanjutkan membuka Papan itu dan ketika terbuka, tiba-tiba di bawah Papan itu bukanlah kramik melainkan tanah, aku pun semakin penasaran, dan ingin menggalinya. Aku pun melanjutkannya dengan menggali memakai tanganku sendiri, sampai akhirnya tangan ku menyentuh sesuatu, tanganku seperti menyentuh kain, aku pun langsung menariknya, dan "astaga ternyata yang aku tarik adalah kain kafan yang masih berlumuran darah." jantungku berdebar sangat kencang, pikiranku gak karuan. Aku pun meneranginya dengan cahaya senterku.
Aku sangat kaget karena yang aku lihat ternyata itu adalah sebuah mayat jabang bayi, yang sudah di balut kain kafan. "dalam hati aku yakin bayi ini baru saja di kuburkan. Karena kain kafannya masih utuh, dan bentuk si bayi masih terlihat.
Ya tuhan aku di posisi yang sangat bingung sekali kali ini, aku merasa berdosa telah menggali kembali makam jabang bayi, tapi disisi lain bahwa aku melakukan hal yang benar, fikiranku campur aduk, apa lagi yang harus aku lakukan.
Akhirnya aku berteriak memanggil mira. Dan mira pun menghampiriku sambil berlari, setibanya mira ke dalam kamar pembantu itu, tiba-tiba mira mau pingsan karena melihat jabang bayi yang masih terbungkus kain kafan.
Aku dengan cepat memeluknya, karena mira hampir jatuh ke lantai. Aku pun semakin bingung, dan panik. Tapi aku mencoba berfikir jernih untuk tidak panik dan tenang.
Aku pun memangku mira ke dalam kamar dan merebahkannya di atas kasur. Aku mencoba membangunkannya, dan tak lama akhirnya mira pun bangun, dan cepat-cepat memelukku, dia bertanya "apa yg sudah kamu lakukan"
Aku pun mencoba menenangkan mira yang masih shock. Perlahan aku menjelaskan semua nya kepada mira, dan akhirnya mira pun mengerti apa yang aku jelas kan.
Aku pun kembali ke kamar itu untuk membawa album foto, dan cepat-cepat aku menutup pintu itu kembali. Ketika aku kembali ke dalam kamar, aku dan mira cepat-cepat membuka isi album itu. Aku melihat satu demi satu isi foto itu, aku memperhatikan wajah wajahnya, ternyata ini adalah album keluarga, tiba-tiba mira menunjuk salah seorang di foto itu dan berkata "yang ini kan si ibu yang mengantar kita kesini"
"oh iya dia yang membawa kita ke rumah kontrakan ini "jawab ku.
Aku pun semakin bingung apa yang terjadi sebenarnya, ketika kami sedang serius melihat isi album itu tiba-tiba" tok tok tok " suara pintu kamar kami di ketuk.
Kami berdua spontan kaget dan saling menatap. Karena tidak ada siapa-siapa lagi disini selain kami.
Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara wanita menangis, tangisannya sangat tersedu sedu, seakan wanita itu sangat sedih sekali, aku yakin dia adalah asih. Dan aku yakin ini akibat aku menggali si jabang bayi itu.
Aku bingung apa yang harus aku lakukan, sempat terbenak aku ingin kembali menguburnya. Tapi hati kecil ku seperti menolaknya. Sempat juga aku berfikir melaporkan ini kepada warga terdekat, tapi aku takut di tuduh yang tidak tidak.
Aku sangat bingung sekali. Akhirnya aku pun berunding dengan mira untuk mencari solusinya.
Setelah lama berunding akhirnya kami putuskan untuk melaporkan kejadian ini kepada rt dan rw setempat.
Semalam itu kami tidak tidur, karena kami sangat panik. Sampai tak terasa pagi pun tiba.
Waktu pun menunjukan pukul 8 pagi. Kami segera bergegas keluar untuk mencari rumah pak rt. Dan ya tak butuh waktu lama akhirnya kami pun tiba di rumah pak rt.
Kami pun menceritakan seluruh kejadian yang kami alami di rumah itu. Pak rt pun kaget mendengar cerita yang kami alami, akhirnya pak rt mengajak saya ke rumah salah seorang warga ya itu ibu ratna, setibanya di rumah ibu ratna, pak rt pun menceritakan apa yang telah kami ceritakan kepada nya.
Dan pak rt menanyakan apa yang sesungguhnya terjadi pada ibu ratna, karena ternyata ibu ratna itu adalah teman dekat dari ibu pemilik rumah itu yang ternyata dia adalah pemilik rumah itu sendiri.
"baiklah saya akan menceritakan yang sesungguhnya terjadi" kata ibu ratna.
"sekitar kurang lebih 1 tahun yang lalu suami dari pemilik rumah itu kepergok sedang bercinta dengan asih oleh istrinya, yaitu ibu yang mengantarkan kalian ke rumah itu. Entah mereka suka sama suka atau asih di perkosa oleh suaminya itu. Yang jelas istrinya memergoki mereka dengan keadaan telanjang di kamar pembantu. Istri dan anak-anaknya marah besar, asih pun di siksa oleh keluarga itu, padahal setau aku asih itu orangnya baik dan ramah, dia gadis dari kampung, dan dia sudah tidak mempunyai orang tua.
Hari-hari berlalu, dengan berbagai kesepakatan suami istri itu, akhirnya mereka pun tidak bercerai. Dan memutuskan untuk tetap memperkerjakan asih, dalam hati saya ibu itu sangat baik sekali masih memperkerjakan wanita yang telah berhubungan badan dengan suaminya. Hari-hari pun berlalu, setiap saya bertemu asih, wajah asih selalu terlihat ada lukanya, entah itu di wajah atau pun di tangan dan kakinya.
Saya sempat menanyakannya, tapi asih tidak menjawab apa-apa. Sampai suatu ketika ibu itu mampir ke rumah saya, awalnya dia mengajakku ngobrol biasa, dan sampai akhirnya aku memberanikan diri bertanya, Kenapa asih masih di pekerjakan
"ibu itu pun memberikan jawaban yang membuat saya kaget." sengaja saya masih pekerjakan dia, karena aku belum puas menyiksa dan membuatnya menderita, saya akan membuat dia sesusah mungkin" mendengar jawaban si ibu itu membuat hati saya sakit.
(ibu ratna masih bercerita) Walaupun ibu itu melihat asih sedang bercinta dengan suaminya, tapi kebenarannya belum terkuak, apakah mereka suka sama suka, atau asih adalah korban perkosaan. Saya pun menyarankan agar si ibu itu melepaskan asih.
SEKIAN
BACA JUGA : TITIK BALIK ILMU LELUHUR