Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KUBURAN DALAM RUMAH (Part 2 AND)

JEJAKMISTERI - Jam menunjukan pukul 11 malam, mereka bertiga baru pulang nonton konser band di Gor satria. Sesaat Ucil dan Fatur nonton Tv, sementara Andri langsung tidur.

Saat sedang asik nonton film, dari arah dapur mereka berdua melihat bayangan hitam sangat jelas melintas.

Sesaat mereka saling pandang setelah menyadari atas apa yang barusan dilihatnya.

Menit kemudian terdengar ada orang menagis. Kali ini tangisan itu bukan dari kamar atas, tapi terdengar dari arah kamar mandi dekat dapur.

"Bagunin Andri, Cil," ucap Fatur pada Ucil sambil gemeteran.

"Gak usah, mending kita langsung tidur aja." Ucil berkata sama gemetar ketakutan.

Malam itu sungguh terasa mencakam sekali ketika ada suara seorang wanita bernyanyi tembang sambil menangis.

Karena sudah merasa ketakutan, Malam itu mereka tidur bertiga di kamar Andri.

Paginya Andri menelepon bosnya di Magelang. lalu cerita atas apa yang mereka keluhkan di rumah ini.

Dan merekapun memutuskan untuk sementara nginep di unit team lainnya yang tempatnya masih berada di kota itu.

Saat bos mereka sedang berada di kota jogja untuk menghadiri seminar gapopin, beliau ketemu dengan beberapa relasi yang sudah lama dikenalnya.

Di sela-sela obrolan mereka, bos mereka cerita tentang rumahnya yang bayak gangguan mistis.

Dan kebetulan salah satu diantara rekan kerja pernah ketemu dengan seseorang yang pernah menolongnya beberapa tahun lalu.

"Ini pak coba hubungi saja nomor ini, insyallah ada jalan keluarnya untuk masalah yang sedang pak Arda keluhkan," ucap Pak Hendri.

Lalu nomer telepon itu pun ia save. Karena masih dua hari lagi baru bisa pulang ke Mlg. Lalu bos Arda menyuruh istrinya untuk menghubungi nomer tersebut.

***

Di tempat yang berbeda. Sore hari saat sedang santai di kamar. Jahwan teralihkan mendengar suara dering dari hapenya.

Setelah dilihat layar hape, tidak ada namanya alias nomer baru.

Tadinya Jahwan membiarkan saja, tapi setelah panggilan telepon itu berulang sampai dua kali, Jahwan pun akhirnya menekan tombol hijau untuk menerima panggilan.

"Halo... Apakah benar ini dengan mas Jahwan?"

Terdengar dari nada suaranya yang menelepon Jahwan adalah seorang wanita.

"Iya benar, saya Jahwan."

"Alhamdulilah kalau benar ini mas Jahwan, nama saya Arin dari daerah Jateng. Maaf sebelumnya kalau saya sudah mengganggu."

Jahwan masih heran dari mana wanita itu bisa tahu nomer teleponnya.

Di pembicaraan telepon, wanita yang bernama Arin, bermaksud meminta agar Jahwan bisa datang ke rumahnya.

Dari dulu Jahwan memang ingin sekali pergi ke daerah Jateng. Ya pengen tahu aja sekalin nambah-nambah pengalaman. Tapi tidak ada seseorang yang ia kenali di daerah itu.

Kalau kesana tanpa sebab, alias cuma main gak ada tujuan yang pasti. Rasanya masih sungkan untuk Jahwan pergi kesana ditambah jaraknya sangat jauh.

Mungkin sekarang lah saatnya momen untuk pergi berkunjung ke darah Jateng sekalian bertemu dengan seseorang.

Karena sudah dibackup ongkos perjalan untuk pergi kesana, jadi Jahwan tidak bisa menunda lagi. Harus segera berangkat.

***

Jahwan berangkat habis mahgrib, dari terminal Pakupatan serang Banten lalu turun di daerah cilenyi jam 10 malam.

Setalah shalat isya, sejenak Jahwan duduk diwarung kopi sambil nunggu bus jurusan yang akan ia tuju. Di tempat itu Jahwan berkenalan dengan seseorang yang berasal dari daerah wonosobo. Orang itu berniat pergi ke jakarta mau bekerja sebgai supir bus.

Setelah ada kira-kira satu jam lebih Jahwan menunggu, akhirnya bus yang ia tunggu datang juga.

Rasa lelah menempuh perjalanan yag sangat jauh, Jahwan tertidur di bus yang sedang melaju menuju daerah Purwokerto.

Jam lima pagi Jahwan baru sampai diterminal Bulupitu pwt.

Diruang tunggu Jahwan duduk, lalu telepon Mbak Arin memberi tahu bahwa ia sudah sampai di daerah ini.

Sebenarnya mbak Arin tinggal dengan suaminya di daerah magelang. Tapi karena rumah yang satunya yang ada gangguan hal mistis bertempat di pwt. Jadi Jahwan ketemu langsung di kota itu.

Dua puluh menitan menunggu, akhirnya mbak Arin tiba terminal.

Orangnya masih muda dan usia kira-kira 30 tahunan. Mbak Arin melangkah ke arah Jahwan sambil tesenyum lalu menyapa.

Mobil melaju menuju pusat kota, kemudian berbelok ke arah perumahan. Di depan terlihat ada rumah cat berwarna putih yang dikelilingi pagar teralis. Lalu mobil pun berhenti.

Jahwan turun dari mobil, sesaat melihat-lihat area sekitaran. Detik kemudian melangkah menuju rumahnya mbak Arin.

"Silahkan duduk dulu mas," ucap mbak Arin. Kemudian dia pergi kebelakang sementara Jahwan duduk menunggu diruang depan.

Seketika di dalam rumah itu Jahwan tiba-tiba merasakan energi negatif yang sangat kuat. Tapi ia mencoba tetap untuk tenang.

Beberapa menit kemudian mbak Arin datang. Ia melagkah sambil membawa dua gelas air minum.

"Diminum dulu Mas," ucapnya sambil nyodorin gelas berisi air teh.

"Iya Mbak, terima kasih." sesaat Jahwan meminumya.

Mbak Arin bercerita, rumah ini ditempati oleh tiga orang yang bekerja pada perusahan milik suaminya. Dan mereka sering mengalami gangguan hal mistis.

Rumah itu memang angker, maka dari itu orang-orang yang bekerja pada suaminya di unit kota ini pada tidak mau tinggal dirumah angker ini.

Setelah menjelaskan dari semua permasalahan tentang rumahnya. Lalu mbak Arin menelepon orang yang kerja padanya agar segera datang ke sini.

Jeda setengah jaman, orang itu datang dan ikut duduk bersama. Namaya Andri.

Setelah mbak Arin pulang kembali ke Magelang, Jahwan pun istirahat dikamar Andri.

Sorenya datang dua lelaki ke rumah ini, Jahwan bekenalan dengan keduanya. Namanya Ucil dan Fathur.

"Pangil saja Jahwan biar kita tambah akrab, kitakan masih seumuran juga," ucap Jahwan pada mereka.

Malamnya jam 7 Jahwan diajak makan oleh mereka. Duduk daihamparan karpet menikmati suapan demi suapan sambil nonton Tv.

"Wan, sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah ini?" tanya Andri pada Jahwan.

"Entahlah. Aku belum tahu secara pasti, karena aku belum menyelidikinya," ucap Jahwan.

"Malam ini apa lagi ya yang akan terjadi dirumah ini." Fatur berucap.

"Emang malam sebelumnya ada apa?" Jahwan bertanya dengan rasa heran.

Fathur pun meceritaka kejadian mistis yang ia alami di rumah ini pada Jahwan. Begitu juga dengan Ucil dan Andri mereka bercerita hal mistis yang mereka alami.

Jam menujukan sudah pukul 8 malam. Lalu Jahwan tidur dikamar Andri, dan andri tidur dengan fatur dilantai atas, sedangkan Ucil tidur sendiri di kamar depan.

Malam beranjak semakin larut, Kamar yang Jahwan tempati saat ini agak berada di belakang dekat dengan dapur dan disebelah kiri ada kamar mandi.

Jam sudah menunjukan pukul 1:05 malam. Suasana rumah sangat sunyi Jahwan rasakan pada malam itu. Lalau jahwan melahkah berniat ingin pergi ke kamar mandi untuk buang air kecil.

Bebrapa menit kemudian suara pintu kamar mandi kembali terbuka. Jahwan melangkah menuju ruangan tengah, kemudian duduk di sofa.

Disana Jahwan terus memandangi area sekitaran dalam rumah. Ia masih belum tahu pasti apa sebenarnya sampai rumah ini bayak gangguan mistisnya.

Saat Jahwan masih terus mengamati ruangan demi ruangan di dalam rumah. Tiba-tiba Jahwan mendengar dari arah belakang dekat dapur ada sura seorang wanita.

Terdengar suara itu menyanyikan sebuah tembang sambil terhisak lirih membuat hati ini merasa iba saat mendengarnya.

Perlahan Jahwan melangkah menuju arah dapur. Disana ia mencari setiap sudut untuk memastikan suara itu berasal.

Bau harum kembang melati tiba-tiba saja menyeruk di sekitaran tempat itu. Dan saat pandangan jahwan mengarah kearah tangga, Jahwan melihat sosok ibu-ibu sedang menggandeng anak kecil.

Kemudian Jahwan pun mencoba menghampirinya, tapi sosok itu tiba-tiba saja menghilang.

Lalu Jahwan mencoba naik ke lantai atas menuju kamar yang ditempati oleh Fatur dan Andri. Tapi sesampainya di sana, Jahwan tidak mendapati sesuatu hal yang aneh.

Kembali Jahwan melangkah turun. Satu demi satu anak tangga ia lalui. Bau wangi bunga melati sudah tidak ada lagi saat itu.

Di depan pintu langkah Jahwan terhenti karena mendengar kembali suara wanita bernyayi tembang. Sesaat Jahwan cuma terdiam berdiri mematung di depan pintu kamar.

Setelah itu Jahwan memutuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar. Tapi baru di dua langkah, suara tangisan kembali terdengar.

Jahwan melangkah mendekat ke arah sumber suara. terdengar dari arah dapur percis bersumber dari lorong diantara dapur dan kamar mandi.

Saat lumpu yang berada di dapur dinyalakan. Jahwan melihat sosok sedang berdiri membelakanginya.

Sosok itu memakai pakaian sinden dengan rambut disanggul, tampilannya seperti khas wanita jaman dulu.

Sesaat Jahwan menghela nafas, kemudian menghembuskannya agar rasa degup jantung kembali normal.

"Apakah sampean yang suka ganggu orang-orang disini?" Jahwan mencoba bertanya.

Sosok itu hanya terdiam tidak menjawab, tapi masih terus bernyanyi tembang.

Sedetik dua detik sampai ke menit Jahwan putuskan untuk kembali masuk ke dalam kamar. Tapi di dua langkahya terhenti ketika tiba-tiba mendengar sosok itu berbicara.

***

Paginya Jahwan menyuruh Andri untuk menghubungi bosnya agar bisa datang ke rumah yang ada di pwt. Dan satu hari kemudian, pemilik rumah yang bernama pak Arda datang dengan istrinya yaitu yang bernama mbak Arin.

Jahwan pun menceritakan perihal kejadian waktu malam kemarin pada pemilik rumah. Awalnya mereka ragu, tapi kembali Jahwan meyakinkan padanya.

Dalam hati Jahwan sebenernya merasa was-was juga. Takut aja yang di omingin oleh sosok itu tidak benar. Tapi apa salahnya dibuktikan.

Sorenya datang dua orang laki-laki sudah tua usia kira-kira 50 tahunan. Mereka disiruh untuk menggali tempat yang sudah Jahwan tunjukkan.

Kedua orang itu awalnya merasa heran, mau buat apa tempat ini digali sudah rapih begini. Tapi karena disuruh dan dibayar, lalu mereka tanpa pikir panjang lagi mulai menggali.

Lantai keramik yang berada di sudut dekat dapur mulai digali oleh mereka berdua. Dan tak lama kemudian datang seorang polisi yang sengaja dipanggil oleh pak Arda untuk jadi saksi jika nati ada hal-hal yang tidak diinginkan.

Satu jam lebih sudah berlalu, ketika Jahwan dan pemilik rumah beserta polisi yang sedang ngobrol diruangan tamu, tiba-tiba dikagetkan oleh teriakan orang yang sedang menggali. Lalu merekapun segera bergegas untuk menghampiri ke arah dapur.

Sesampainya di lokasi, terlihat salah satu dari mereka seperti ketakutan. Entah apa yang terjadi padanya.

"Pak Arda ini gimana sih, kenapa gak bilang dari awal kalau kami disuruh menggali mayat yang terkubur disini?" Ucap salah satu dari mereka.

"Memagnya bapak lihat apa?" Tanya pak Arda heran.

"Lihat sendri aja pak, ada tulang manusia disana," jawabnya.

Lalu setelah periksa, Dan ternyata benar saja ada satu kepala manusia dan beberapa potongan tulang lainnya dilobang galian itu.

Lalu penggalian pun diteruskan karana dikhawatirkan masih ada tulang yang lainnya.

Setelah menggali sudah ada sekitar setengah jam, tidak ada lagi tulang manusia diarea itu.

Akhirnya penggalian dihentikan. Lalu tulang-tulang manusia itu di bawa kerumah sakit untuk di otopsi.

Kemudian Jahwan dan pak Arda beserta istrinya duduk di sofa diruangan tengah.

"Sekarang apakah rumah ini audah aman dari gangguan hal mistis, dan selanjutnya harus bagaimana lagi, Mas?" tanya Pak Arga pada Jahwan.

"Insya Allah pak rumah ini tidak ada teror lagi yang mengganggu, cuma saya minta tulang manusia yang ditemukan dirumah ini dikuburkan dengan layak," jelas Jahwan.

Setelah mengobrol berapa saat, Jahwan menyuruh pak Arda untuk pulang saja kembali ke magelang karena kasihan mbak Arin terlihat ketakutan disini.

Sorenya Andri, Fatur, dan Ucil baru pulang kerja, mereka kaget bukan main setelah Jahwan ceritakan soal penemuan tulang manusia pernah dikubur di rumah ini.

Menurut cerita dari sosok yang menyerupai wanita yang jasadnya dikubur di rumah itu. Katanya dulu dia adalah seorang sinden jaipong. Lalu ada seorang Belanda yang suka terhadapnya.

Beberapa kali orang Belanda itu mencoba mendekati dan menggoda dengan harta kalau mau nikah dengannya. Tapi seorang sinden itu tetap menolak. Sampai suatu hari ia diculik oleh tiga suruhan orang Belanda.

Sinden itu disekap dan sering dipaksa melayani nafsu birahi orang Belanda. Entah sudah berapa lama penyiksaan dan pelecehan itu terjadi. Sampai pada akhirnya sinden itu meninggal dunia.

Kemudian jasadnya dikuburkan di belakang rumah, dan lambat laun puluhan tahun kemudian area tempat itu dijadikan perumahan.

Salah satu rumah itu yang dibeli mbak Arin, dan jasad sinden itu terkubur tepat didapur dekat tangga.
[SEKIAN]

*****
Sebelumnya
close