PENGALAMAN MISTIS SEORANG MASINIS
**PENGALAMAN TAK TERLUPAKAN**
JEJAKMISTERI - Jika merunut pada tahun-tahun sebelumnya, sudah tentu data kecelakaan kereta api di Indonesia jauh lebih mengiris perasaan lagi. Namun, tulisan ini tidak akan mengungkap permasalahan tersebut secara lebih mendetail. Lewat cerita ini pembaca hanya ingin menyajikan sebuah peristiwa yang sangat aneh, yang terjadi dibalik maraknya berbagai peristiwa kecelakaan tersebut.
Peristiwa yang sulit dinalar dengan akal sehat ini dialami oleh Haryono, seorang pensiunan masinis kereta api, yang kini memilih tinggal di desa kelahirannya di wilayah Kabupaten Bantul.
Kerja di dunia perkeretaapian yang penuh hiruk-pikuk kini telah menjadi kenangan masa lalunya. Tiga puluh lima tahun lamanya dia menjadi masinis dengan berbagai suka dan duka.
Ini memang bukan waktu yang pendek. Dia termasuk salah seorang masinis yang menjadi saksi hidup ketika kereta api belum menggunakan loko diesel, tapi loko uap model kuno yang untuk bahan bakarnya masih menggunakan kayu jati.
"Persiapan untuk sebelum berangkat saja, membutuhkan waktu sekurang-kurangnya satu jam untuk pemanasan mesin, sambil mengecek air di dalam ketel loko apakah sudah penuh atau belum. Bahan baku kayu mencukupi atau tidak, dan berbagai pengecekan lainnya.
Baru setelah semuanya dirasa siap, kereta bisa diberangkatkan," kenangnya.
Semua hal memang telah dialaminya.
Termasuk sejumlah pengalaman yang sangat pahit. Salah satunya adalah ketika dirinya menghitung enam kali sudah kereta yang dia kemudikan menabrak orang, bahkan empat diantaranya adalah orang yang sengaja bunuh diri dengan menabrakan dirinya pada kereta yang sedang lewat. Sedangkan dua peristiwa yang lain adalah karena kecelakaan murni.
Meski sudah terbilang sepuh, namun Pak Haryono masih sangat hafal sekali dengan berbagai kejadian yang dialaminya sebagai masinis. "Biasanya, setiap kali kereta yang saya awali menabrak orang, maka kereta akan berhenti. Semua kru kereta api harus turut bahu membahu mengumpulkan semua bagian badan dari korban tabrakan, kemudian dimasukkan dalam kantong mayat. Ini memang prosedur tetap yang harus kami jalani. Entahlah apakah peraturan ini sekarang masih berlaku atau tidak," terang Haryono sambil menghisap rokok kretek kesukaannya.
Meski enam kali mengalami kecelakaan yang merenggut korban nyawa manusia, sebagai masinis Haryono mengaku merasa beruntung, sebab dia belum pernah mengalami musibah kecelakaan yang dahsyat semacam Tragedi Bintaro.
Hal ini juga menjadi catatan yang sangat berarti bagi dirinya. Karena itulah ia tidak pernah tersangkut masalah hukum. Ibarat kata, karirnya berjalan mulus.
Tak hanya peristiwa kecelakaan yang masih melekat dalam ingatannya, berbagai pengalaman mistis juga masih diingatnya. Salah satunya adalah yang pernah dialaminya saat mengemudikan kereta jarak jauh jurusan Surabaya - Jakarta.
Saat itu, kereta yang dikemudikannya tengah transit sebentar di Cirebon.
Waktu itu sudah sangat larut, tengah malam. Haryono yang tengah beristirahat tiba-tiba seperti mendengar suara tangis seorang wanita.
Dengan perasaan gundah dia segera meninggalkan tempat istirahatnya dan mencari darimana gerangan sumber suara tangis itu.
Beberapa saat lamanya Haryono memeriksa suasana di peron stasiun yang lengang itu.
Tak seorang pun dia temukan dalam keadaan menangis. Tapi anehnya, suara tangis perempuan itu sepertinya sangat dekat di telinganya.
Setelah mencari beberapa lama, yang ada dalam pandangannya hanya rel memanjang yang nantinya akan dilewati keretanya menuju Jakarta, dengan beberapa pedagang yang tertidur lelap. Karena bingung, dia sempat bertanya kepada salah seorang sejawatnya, apakah sang kawan mendengar suara tangisan seorang wanita?
Kawan sejawatnya itu hanya menggeleng. Bahkan, sang kawan kemudian mengajak untuk berdoa. Setelah itu, memang tak didengarnya lagi suara tangisan yang aneh dan menegakkan bulu kuduk itu.
"Alhamdulillah, sampai di Stasiun Gambir, kami selamat tak terjadi apa-apa. Malahan yang mendapat kecelakaan justru adalah kereta yang ada di belakang saya. Kereta nahas itu menabrak mobil yang nyelonong dan menimbulkan korban jiwa," kenang Pak Haryono.
DIDATANGI SEPASANG ARWAH
Memang begitu banyak kenangan dalam kariernya di dunia perkeretaapian. Ada yang manis dan ada yang pahit. Dan kini dia ingin menikmati masa pensiunnya di desa yang sunyi.
Anehnya, ketika Pak Haryono tengah damai menikmati masa pensiunnya, sebuah kejadian mistis justru dialaminya, dan ini masih ada hubungannya dengan profesi lamanya sebagai seorang masinis.
Ceritanya, saat itu dia sedang sendiri di rumah. Maklum, Halimah bersama suami dan anaknya sedang pergi ke rumah mertuanya, yang kebetulan sedang mengadakan rapat persiapan untuk pernikahan anaknya, yakni adik suami Halimah.
Saat itu, jam menunjukkan pukul 01.00 dinihari. Tak seperti biasanya mata tua Haryono sulit untuk tidur. Dia mencoba mengundang rasa kantuk dengan cara menonton siaran televisi.
Sekian lama duduk di depan TV, rasa kantuk tak juga datang. Sampai suatu ketika, didengarnya ada suara ketukan pada pintu bagian depan.
Pikirnya, mungkin anaknya bersama suaminya telah pulang. Karena itulah tak disangka apapun Pak Haryono bergegas melangkah untuk membukakan pintu.
Namun, dia terkejut ketika melihat sang pengetuk pintu ternyata bukanlah anak menantunya. Saat pintu dibuka, yang ada sepasang muda-mudi berpakaian putih-putih.
"Siapa kalian?" Tanya Pak Haryono dengan penuh selidik.
"Izinkanlah kami masuk, Pak!" Pinta si pemuda.
Pak Haryono merasa ragu. Namun, dengan sopan keduanya kembali minta diizinkan masuk. Karena tatapan muda-mudi itu sangat memohon dan nampaknya jujur, maka Haryono merasa kasihan. Dia kemudian mempersilahkan kedua tamu misterius itu masuk.
"Siapakah sebenarnya anak berdua ini, dan ada maksud apa datang kemari?" Tanyanya setelah mempersilahkan tamunya itu duduk.
Kedua remaja saling berpandangan. Setelah itu yang pemuda bertutur, "Begini Pak! Apakah Bapak masih ingat satu kejadian di tahun 1993 silam? Saat kereta yang Bapak kemudikan menabrak mobil yang nyelonong tak mempedulikan palang kereta. Kami berdua adalah penumpang mobil itu. Waktu itu, kami memang lagi terburu-buru ke KUA untuk ikrar ijab qobul pernikahan kami.
Namun nahas sekali! Gara-gara nyelonong menyerobot palang pintu kereta api, membuat mobil kami tertabrak, dan akhirnya membuat kami berdua tewas, sehingga ijab qobul yang kami harapkan gagal."
Haryono, sang pensiunan masinis itu jadi gemetar. Aliran darahnya seketika bagai akan berhenti mengalir. Ya, dia masih dapat mengingat peristiwa kecelakaan yang terjadi puluhan tahun silam itu.
Persisnya terjadi di sebuah pintu perlintasan kereta api yang ada di daerah Jati Barang, Cirebon. Ketika itu keretanya memang menabrak sebuah minibus dan menewaskan sepasang muda-mudi yang mengendarainya.
Haryono juga ingat tentang cerita arwah yang datang untuk menuntut balas kepada orang yang dianggap telah membunuhnya. Dia menganggap ini hanya cerita bohong saja. Namun kini dia sendiri yang mengalaminya.
Apakah kedua sosok arwah tersebut akan menuntut balas darinya? Bukankah peristiwa itu sudah lama sekali kejadiannya?
"Ta...ta...tapi itu bu...bukan kesalahan....sa...saya...!" Katanya dengan suara terbata-bata karena takut.
"Maaf...kami juga tidak menyalahkan Bapak. Kedatangan kami berdua, takkan untuk menuntut balas atas peristiwa itu.
Kami datang untuk meminta kesudihan Bapak agar berkenan untuk menikahkan kami berdua.
Ya, agar di alam sana kami bisa jadi sah sebagai pasangan suami istri," papar lelaki muda itu, yang tampak diiyakan oleh teman perempuannya.
"Namun, saya ini pensiunan masinis bukan pegawai Departemen Agama, dan juga bukan tokoh agama," sanggah pak Haryono.
"Tolonglah kami, Pak. Nikahkan kami berdua. Kami tak tahu lagi harus kepada siapa meminta pertolongan!" Tandas pemuda itu.
"Iya, Pak. Kalau Bapak tak mau kami akan tinggal disini," tambah yang perempuan mendesak.
Haryono akhirnya menyerah. Untungnya, walau hanya pensiunan masinis namun juga banyak tahu tentang agama.
"Kalau begitu saya akan melakukannya, Nak!" Katanya walau dengan nada gemetar. Singkat cerita, ijab qobul telah bisa dilaksanakan dengan lancar. Dan setelah selesai, sepasang muda-mudi korban kecelakaan kereta api itu segera pamit pergi.
Sekian waktu lamanya Haryono merahasiakan pengalaman ini, sampai kemudian dia membukanya pada penulis.
Dia berharap, peristiwa musykil ini dapat melahirkan suatu hikmah. Ya, semoga saja!
[SEKIAN]
BACA JUGA : PETAKA MAHKUTOROMO GUNUNG ARJUNO