Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PETAKA MAHKUTOROMO (Part 1)

JEJAKMISTERI - Waktu itu Amir sedang pergi ke sebuah cafe yang ada di kota Malang untuk janjian bertemu dengan teman sependakiannya dan akan membahas rencana pendakian, sebut saja temannya itu Hasan. Sebelumnya mereka sudah sepakat akan mengantarkan teman kampusnya Hasan mendaki gunung.

Di cafe itu tanpa disengaja Amir melihat ada seseorang yang sepertinya dia kenal dengan orang itu, perlahan dia mendekatinya dan ternyata benar dia adalah teman lamanya atau teman sekolahnhya dulu. Sebut saja dia Roni, dia terlihat sedang bersama pacarnya atau mungkin istrinya.

Karena memang itu benar-benar Roni dia menyapa,

“Bro apa kabar? Inget aku nggak?”.

Terlihat Roni sedikit berfikir karena dia lupa-lupa ingat.

“Amir? Temen sekolah dulu?”, ucap Roni.
“Nah itu betul”, jawab Amir.

Berhubung Hasan belum sampai di cafe dia ikut nimbrung bersama Roni dan Roni memperkenalkan pacarnya itu ke Amir. Sebut saja pacarnya itu adalah Sari.

“Apa kabar bro, waduh udah lama banget nih gak ketemu, oh iya kenalin ini Sari pacarku”, ucap Roni.
“Alhamdulillah sehat bro, kirain istrinya tadi hehe”, jawab Amir sambil basa-basi.
“Masih rencana sih, doain ya”, ucap Roni.

Mereka membicarakan hal yang tidak penting semasa sekolah dulu, sering kali Sari menanyakan bagaimana Roni semasa sekolah dulu, pinter gak, nakal gak, dsb.
Sepertinya Sari ini orangnya asyik juga kalau sama orang yang baru kenal, bisa langsung akrab gitu.

Nah, ketika mereka sedang asyik-asyik ngobrol tiba-tiba hp-nya Amir mendapat pesan dari Hasan yang memberitahukan kalau dia sudah berada di depan cafe.

Amir meminta Hasan untuk langsung masuk saja, tidak lama kemudian terlihat Hasan sedang celingukan mencari keberada’an Amir dan Amir pun memanggilnya.
Amir memperkenalkan Hasan pada Roni dan Sari setelah itu dia pindah ke meja ke sebelah, karena gak enak juga kan sama mereka berdua ntar malah ganggu waktu pacaran mereka.

Amir memesan minuman ke kasir dan menikmatinya sambil membahas rencana pendakiannya bersama Hasan.

Ketika sedang membahas itu tiba-tiba dari meja sebelah Roni bertanya,

“Mau ndaki ya bro?”
“Iya nih, ikut yuk”, ajak Amir.
“Enggak ah, aku gampang capek ntar malah jadi beban hehe”, ucap Roni nada bercanda.
Amir dan Hasan lanjut membahas rencana itu.

Pendakian ini semata untuk mengantarkan teman-teman kampusnya Hasan dengan tujuan untuk melihat peninggalan-peninggalan sejarah dan Hasan berniat untuk mengajak Amir mendaki ke gunung Lawu, tapi kalau ke gunung Lawu Amir tidak bisa, karena dia tidak ada banyak waktu, disisi lain jarak ke gunung Lawu itu tidak dekat.

Setelah cukup lama berunding akhirnya mereka memutuskan untuk mendaki ke gunung Arjuno via jalur Purwosari karena menurut Amir disitu juga terdapat peninggalan-peninggalan Majapahit di masa lampau.

Mendengar Amir akan mendaki gunung Sari sedikit tertarik, dia bilang pada Roni,

“Yank, ikut mas Amir yuk naik gunung”
“Buat apa yank, naik gunung itu capek, dingin pula”, jawab Roni.
“Aku pengen yank, teman-temanku banyak yang pendaki”, ucap Sari.

Karena sepertinya Sari benar-benar ingin mendaki gunung Roni kembali bertanya tentang pendakian itu pada Amir,

“Bro, mau ndaki kemana emang?”
“Ke Arjuno, nganterin temen-temen kampusnya Hasan nih”, jawab Amir.
“Ada cewek lain nggak yang ikut?”, tanya Roni.
“Ada mas, ada 2 kayaknya, gak tau kalo nanti nambah lagi”, jelas Hasan.
“Yaudah deh aku ikut, Sari pengen mendaki katanya”, jawab Roni.

Amir pun tidak keberatan kalau Roni dan Sari mau ikut, makin rame makin seru.

Nah, akhirnya deal nih, Roni dan Sari ikut serta dalam acara pendakian ini, kemudian Amir memberitahu Roni untuk membawa perlengakapan yang dibutuhkan, seperti jaket tebal, tenda dll, kalau tidak punya bisa menyewa, di dekat sini banyak penyewa’an alat outdoor.

Setelah semuanya sudah fix Roni dan Sari pamit pulang terlebih dulu dan tidak lupa bertukar nomor dengan Amir, tidak lama setelah itu Amir dan Hasan pun juga beranjak pulang.

Ke’esokan harinya Amir memberitahu Roni via chat untuk keberangkatannya akan dilakukan nanti hari Kamis. 2 hari kedepan dan Amir mengingatkan lagi pada Roni untuk menyiapkan alat-alat yang sudah diberitahukan semalam.

Singkat cerita, tibalah hari kamis. Pagi itu sekitar jam 9 mereka berkumpul di kampusnya Hasan yang berada di kota Malang. Terlihat Roni dan Sari datang dengan membawa perlengakpan lengkap dan membawa tenda sendiri.

Setelah semua sudah berkumpul mereka saling berkenalan dengan teman-teman kampusnya Hasan yang berjumlah empat orang, dua cewek dan dua cowok.

Jadi totalnya mereka ada delapan orang termasuk Amir, Hasan, Roni dan Sari.
Setelah semua sudah siap mereka berbondong-bondong berangkat ke tempat tujuan dengan mengendarai motor.

Sesampainya di basecamp jalur via Purwosari Amir meminta pada yang lain untuk cek perlengakapan yang akan di bawa sedangkan dia mengurus ijin ke basecamp.

Setelah mendapat ijin Amir memberi arahan ke yang lain tentang jalur yang akan dilewati nanti, setelah semua dirasa paham perjalanan pun dimulai dan tidak lupa berdoa.

Selangkah demi selangkah jalur setapak diwelati hingga tidak terasa sampailah mereka di pos 1 yang dinamakan Guo Onto Boego. Sesampai disitu mereka berhenti cukup lama untuk melihat-lihat bangunan yang ada di pos 1.

(Jadi disitu ada beberapa bangunan yang digunakan orang-orang tertentu untuk tujuan spiritual)

Setelah puas dengan itu perjalanan dilanjutkan menuju ke pos 2.

Perjalanan menuju ke pos 2 cukup menguras tenaga karena kontur jalannya berupa batu dan cukup menanjak hingga beberapa kali mereka berhenti di pinggir jalur untuk istirahat.

Terus berjalan... hingga akhirnya mereka sampai di pos 2 sekitar pukul 12 siang. Pos 2 ini dinamakan Tampuono. Disitu terlihat ada beberapa bangunan dan cukup ramai oleh pengunjung.

Di pos 2 itu mereka memutuskan untuk istirahat lagi, beberapa dari mereka meng-eksplore suasana sekitar sedangkan Roni dan Sari pergi ke sebuah sendang yang dinamakan sendang Dewi Kunthi.

Di area sendang Dewi Kunthi tanpa disengaja Sari melihat ada sebuah kain yang berwarna kuning menggelantung di dahan pohon, tepat di atas sendang tersebut.

Ada rasa merinding yang dirasakan Sari ketika melihat kain itu yang berbentuk seperti selendang, tapi Sari tidak begitu memperdulikan soal itu karena mungkin itu adalah kain yang sengaja di taruh seseorang untuk tujuan tertentu.

Setelah kembali dari sendang Dewi Kunthi Sari bilang ke Roni,

“Yank tadi liat kain kuning di sendang gak?”
“Kain? Enggak tuh, eh gak tau juga sih aku gak begitu perhatiin, emang kenapa?”, tanya Roni.
“Aku ngerasa ada yang aneh aja, kainnya kayak selendang”, jelas Sari.
“Oalah paling itu sengaja ditaruh situ sama warga buat tanda”, jawab Roni.

(Nah, kain kuning ini sebagai pertanda yang nantinya akan membawa petaka bagi mereka)

Di pos 2 mereka tidak istirahat terlalu lama, setelah dirasa cukup melihat-lihat suasana sekitar perjalanan kembali di lanjutkan.

Setelah beberapa menit berjalan sampailah mereka di pos 3 yang dinamakan Eyang sakri, di situ terdapat satu bangunan yang bercat hijau.

Di pos 3 ini mereka memutuskan untuk istirahat lagi cukup lama, sempat membuat kopi juga dan ketika yang cowok sibuk membuat kopi, Sari mendatangi anak-anak yang cewek biar lebih akrab, sebut saja dua cewek tadi adalah Linda dan Iis.

Sambil menikmati kopi mereka bercanda-bercanda dengan tujuan biar semakin akrab satu sama lain.
Setelah kopi sudah habis dan hari juga semakin sore mereka bergegas melanjutkan perjalanan hingga sampai di pos 5 Mahkutoromo tepat masuk waktu maghrib.

Sesampai disini terlihat mereka semua tampak kelelahan, lalu Amir bertanya,

“Gimana, masih kuat gak lanjut jalan ke pos 7, kalo kuat kita camp disana aja ntar?”
“Masih jauh gak ke pos 7 mas?”, tanya Sari.
“Lumayan sih, palingan 2 jam an lagi, kalo udah capek kita camp disini juga gpp”.

Karena memang sudah sangat kelelahan mereka memutuskan untuk bermalam di sini aja.

Tiga tenda berkapasitas empat orang mereka dirikan secara berhadapan, termasuk tenda yang dibawa Roni sendiri, setelah tenda sudah berdiri mereka lanjut masak makanan di samping tenda.

Sambil masak mereka bertukar cerita tentang pengalaman hidupnya masing-masing, Amir, Roni dan Sari membagikan pengalaman kerjanya pada mereka yang kuliah.

Tidak terasa masakan sudah matang dan mereka pun makan dengan lahap, setelah makan sebagian dari mereka memutuskan untuk masuk tenda dan tidur.

Sari, Linda dan iis tidur di satu tenda, sedangkan yang lain bebas mau tidur di tenda mana saja, lagipula kapasitas tendanya masih sisa banyak.

Ketika yang lain sudah pada tidur Amir dan Roni duduk-duduk di samping tanda untuk menghabiskan ngopi dan membahas masa-masa sekolah dulu dan Roni juga bilang ke Amir kalau rencananya tahun depan dia akan nikah sama Sari.

Setelah cukup lama ngobrol dan malam juga semakin dingin mereka berdua masuk kedalam tenda untuk tidur, waktu itu mereka tidur di satu tenda yang masih kosong.

Keesokan harinya mereka semua bangun dan lekas memasak makanan untuk sarapan sebelum nanti berjalan summit ke puncak. Terlihat pagi ini cuacanya sangat cerah sehingga menambah semangat mereka untuk cepat-cepat menuju ke puncak.

Setelah selesai sarapan perjalanan summit dimulai pada pukul 08.00 pagi.
Perjalanan menuju ke puncak ini terbilang sangat jauh karena mereka mulai dari pos 5, tapi tidak terasa berat karena barang bawa’an seperti tenda dan yang lain ditinggal di pos 5.

Selama perjalanan mereka tidak ada kendala sama sekali hingga sampailah mereka di puncak Ogal-Agil gunung Arjuno pada pukul 4 sore, meskipun tidak bisa melihat sunrise tapi mereka sangat senang karena bisa melihat keindahan sunset yang tidak kalah keren.

Di puncak Sari sempat meminjam topi milik Linda untuk digunakan berfoto.
Setelah puas di puncak mereka kembali turun dan sampai kembali di tempat camp pada pukul 9 malam.

Sesampai di camp mereka langsung mengeluarkan alat masak untuk masak buat makan malam dan meskipun lelah terlihat malam ini mereka sangat senang.

Masakan pun sudah matang dan mereka bareng-bareng makan di samping tenda, setelah makan sebagian dari mereka ada yang jalan-jalan ke altar dan menyapa pendaki lain yang baru datang.

Disa’at yang lain sedang jalan-jalan Sari masuk kedalam tenda cewek dan tidak lama kemudian dia memanggil Roni yang waktu itu duduk bersama Amir untuk minta tolong mengambilkan jaketnya yang ada di tasnya Roni.
Roni pun segera mengambilkan jaket dan diberikannya kepada Sari masuk kedalam tenda.

Disisi lain Amir yang waktu itu berada di luar tenda didatangi oleh Linda,

“Mas, mbak Sari dimana?”
“Itu di tenda, kenapa?”, tanya Amir.
“Mau ambil topi tadi kebawa mbak Sari”, jawab Linda.

Linda segera mendatangi tenda tersebut dan sesampai di depan tenda dia benar-benar kaget karena melihat Roni dan Sari sedang berpelukan sambil berciuman.

Melihat kedatangan Linda secara tiba-tiba Roni dan Sari juga kaget, lalu Linda segera pergi meninggalkan tenda tersebut dengan terburu-buru.

Melihat Linda yang tampak seperti itu Amir bertanya,

“Kenapa Linda?”
“Gpp kok mas”, ucapnya sambil terus berjalan.

Amir mengira mungkin Linda memang sedang buru-buru untuk kembali ke teman-temannya, tidak lama kemudian Roni keluar dari tenda dan bergabung lagi dengan Amir.

“Linda kenapa Ron?”, tanya Amir.
“Kenapa emangnya?”, tanya balik Roni.
“Tadi habis dari situ kayak orang ketakutan”, jelas Amir.
“Gak tau aku, buru-buru kali”, jawab Roni, berharap Linda tidak bilang ke siapa-siapa.

Tidak lama kemudian Sari keluar dari tenda dan menanyakan Linda pada Amir,

“Mas, Linda tadi kemana?”
“Oooh itu kembali ke anak-anak, oh iya tadi dicariin katanya mau ambil topi”, jawab Amir.

Sepertinya Linda tidak bilang tentang tadi kepada Amir dan Sari juga berharap semoga Linda tidak bilang juga pada yang lain.

Sari pamit pada Amir dan Roni untuk tidur lebih awal sedangkan di depan tenda Roni lanjut ngopi sama Amir dan berusaha memasang wajah tenang, sedangkan di dalam tenda Sari berusaha untuk tidur lebih awal sebelum Linda kembali.

Tidak lama kemudian Hasan dan teman-temannya kembali, mereka ikut nimbrung sama Roni dan Amir, terlihat Linda sangat canggung di depan Roni mungkin karena kejadian tadi.
Karena malam semakin larut mereka memutuskan untuk tidur agar besok kembali fit.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
close