TITISAN DEWI LANJAR
MISTERI DEWI LANJAR
JEJAKMISTERI - Dalam dunia mistik kita, setidaknya dikenal dua nama sosok ratu gaib yang keberadaannya diyakini menguasai perairan Pulau Jawa. Keduanya adalah Kanjeng Ratu Kidul yang berkuasa di kawasan Laut Selatan dan Dewi Lanjar yang berkuasa di bagian Laut Utara.
Untuk nama yang pertama, mungkin telah banyak orang yang mendengar dan meyakini kebenaran cerita-ceritanya. Sedangkan nama yang kedua, sepertinya hanya sedikit orang saja yang mengetahuinya.
Sebagaimana berita mistik yang beredar, bahwa konon asal muasal keberadaan Dewi Lanjar itu sendiri, setidaknya memiliki tiga versi cerita yang berbeda. Versi yang pertama menyebutkan, bahwa Dewi Lanjar itu asal mulanya adalah seorang putri bidadari berparas cantik dari kayangan. Ia turun ke bumi, dan akhirnya dinikahi oleh seorang putra raja dari Majapahit, yang bernama Jaka Tarub (Pangeran Lembu Peteng). Ia memiliki nama asli Dewi Nawangwulan.
Konon, pernikahan dua makhluk beda alam itu bisa terjadi, karena suatu ketika Pangeran Jaka Tarub sempat mencuri dan menyembunyikan kain selendang milik putri bidadari itu, pada saat ia tengah mandi di sebuah sumber air, bersama keenam saudaranya.
Namun, ketika akhirnya Dewi Nawangwulan mengetahui bahwa orang yang telah mencuri kain selendangnya itu adalah suaminya sendiri, maka dengan sangat marah dan rasa kecewanya ia pun memutuskan untuk pergi dan mencoba pulang kembali ke negeri asalnya.
Akan tetapi, karena oleh orang tuanya sendiri ia dianggap telah tidak suci lagi, lantaran telah ternoda nafsu manusia, maka ia pun diusir. Sehingga kembali turun ke bumi. Hanya, karena rasa kecewanya itu, maka ia pun lebih memilih untuk singgah dan mengabdi di kerajaan gaib milik Kanjeng Ratu Kidul. Dan oleh Kanjeng Ratu pada akhirnya ia pun diangkat saudara, serta kemudian diserahi tugas untuk menjadi ratu penguasa di Kerajaan Gaib Laut Utara. Dimana, Kerajaan Laut Utara itu dibentuk, tiada lain demi menyeimbangi kekuatan Kerajaan Laut Selatan.
Sementara itu, versi kedua mengisahkan, bahwa Dewi Lanjar asal mulanya adalah seorang perempuan cantik biasa yang tinggal di sebuah perkampungan dekat pesisir Laut Utara.
Ia memiliki nama asli Dewi Rara Kuning.
Dia pula memiliki seorang suami yang sangat mencintainya. Namun karena takdir, suaminya itu kemudian meninggal pada saat mereka belum dikaruniai seorang keturunan pun. Hingga karena begitu besar rasa cintanya itu, maka Dewi Lara Kuning pun memutuskan untuk tidak menikah lagi hingga sampai kapan pun. Sehingga karena keputusannya itu, oleh masyarakat setempat ia pun mendapat julukan "Dewi Lanjar". Yang artinya, seorang perempuan yang lebih memilih jalan hidupnya sendirian.
Dan atas keputusannya itulah, maka ia pun kemudian pergi mengembara.
Sehingga sampailah di kerajaan gaib milik Ratu Kidul. Yang pada akhirnya dia pun sempat diangkat menjadi saudara dan diserahi kekuasaan untuk menjadi ratu penguasa di kerajaan gaib Laut Utara.
Versi cerita ketiga yang terakhir menyebutkan, bahwa konon Dewi Lanjar itu, asal mulanya adalah seorang perempuan biasa yang bernama Denok Kuning. Namun karena kecantikannya, maka ia pun terkenal dan menjadi bahan rebutan kaum laki-laki. Sehingga diceritakan, bahwa selam hidupnya ia tujuh kali menikah dengan tujuh orang laki-laki. Namun yang anehnya, dari keenam orang laki-laki yang menjadi suaminya itu,semuanya meninggal pada saat mereka tengah menikmati malam-malam pertamanya.
Namun, bersama suami terakhirnya yang bernama Bahu Rekso, barulah sang Dewi bisa menikmati masa-masa indah pernikahannya itu untuk tempo yang cukup lama. Meski pada akhirnya ia mesti mendapati kenyataan pahit yang sama. Sang suami pun tiba-tiba saja menghilang di telan gelombang lautan pada saat berlayar mencari ikan.
Karena saking kecewanya, akhirnya Denok Kuning pun berbuat nekat. Ia menceburkan dirinya ke tengah lautan, dengan dalih guna menyusul sang suami tercintanya itu. Ia tewas dan akhirnya menjelma menjadi ratu siluman yang berkuasa di Laut Utara itu, dengan panggilan Dewi Lanjar.
Demikianlah tiga versi kisah legenda tentang Dewi Lanjar. Terlepas dari perbedaan persepsi cerita diatas, nama Dewi Lanjar hingga kini dikenal sebagai sosok gaib yang keberadaannya diyakini menguasai perairan Utara Pulau Jawa.
Ia kerap menampakkan wujud sebagai seorang perempuan berparas cantik.
Sehingga akan selalu menarik perhatian setiap laki-laki yang memergokinya.
Di kalangan ahli supranatural sendiri, nama Dewi Lanjar kerap diidentikan sebagai simbol kekuatan atau daya tarik bagi ilmu kecantikan (ilmu pelet) yang sangat mumpuni, sehingga banyak dicari. Utamanya oleh para wanita penggoda pria. Namun, apa jadinya jika sosok gaib Dewi Lanjar itu, kemudian bisa menjelma atau menitis pada tubuh seorang perempuan biasa?
Ya, kisah yang tersaji ini merupakan sebuah rangkaian kejadian nyata yang dialami oleh seorang perempuan muda asal Bandung. Kisah ini memang terbilang langka. Dimana, sepanjang hidupnya ia mengaku senantiasa diikuti oleh bayang-bayang gaib sosok perempuan cantik penuh pesona asal Laut Utara tersebut. Berikut cerita pengakuan yang dituturkan langsung kepada penulis.
MEMPESONA KAUM PRIA
Entah sejak kapan dan bagaimana awal mulanya, hingga di tubuhku ini diikuti oleh sosok gaib yang mengaku bernama Dewi Lanjar. Terus terang, saat pertama sekali ada orang yang mengatakan bahwa di tubuhku ini ada sosok lain yang menjelma dan disebutkan namanya sebagai Dewi Lanjar, sama sekali aku pun tidak percaya dan kurang meyakininya.
Namun, setelah sederet peristiwa dan pengalaman-pengalaman yang aneh terjadi, serta pada suatu ketika aku pun sempat mengalami dialog secara langsung dengannya, barulah aku pun mulai sedikit percaya.
Untuk memperkenalkan diri, sebut saja namaku Arnis. Usiaku 32 tahunan dan kini telah berkeluarga dengan dua orang anak. Seorang perempuan yang telah duduk di bangku kelas empat SD, dan seorang laki-laki yang usianya masih lima tahunan. Selain sibuk mengurusi keluarga, aku pun juga aktif bekerja pada sebuah perusahaan swasta.
Usiaku saat ini memang sudah tidak terbilang muda lagi. Namun kata orang, baik itu dari yang sesama jenis denganku, ataupun sebaliknya, konon wajah dan penampilanku masih saja nampak bagaikan seorang gadis yang masih belia. Entahlah! Aku tak tahu apakah penilaian ini sejujurnya atau hanya sekedar basa-basi tanpa arti. Yang pasti, aku memiliki cerita pengalaman yang paling lucu. Ketika itu, ada seorang guru laki-laki yang mengajar di sekolah anakku sempat memanggilku selaku orang tua karena ada masalah yang dialami oleh anak perempuanku. Ketika aku datang menghadap ke kantornya, malah dengan sangat entengnya ia pun berkata, "Maaf, ini dengan kakaknya Sari, ya?"
Aku tersenyum dan kukatakan dengan sejujurnya bahwa aku adalah Mama nya Sari. Guru itu terbelalak sambil tersipu malu. Ia pasti sangat surprise dengan pengakuanku ini.
Memang sulit dipungkiri, jika boleh sombong, mungkin aku ini memang bisa dikatakan sebagai seorang perempuan yang sangat mudah sekali menarik simpati para laki-laki. Sehingga, semenjak aku mulai dewasa dahulu, hingga akhirnya menikah, akupun sempat mengalami fase-fase panjang bergonta-ganti kekasih. Mereka pun berasal dari sejumlah kalangan. Seperti, pernah ada yang dikenal sebagai seorang guru agama (Ustadz), pegawai-pegawai biasa, seniman dan hingga seorang tentara yang tiba-tiba saja sengaja datang menguntitku ke rumah, tatkala pertama kalinya si tentara berpangkat perwira itu menjumpai ku dalam sebuah perjalanan pulang di sebuah angkutan umum.
Bahkan, aku pernah mendapatkan sebuah pengalaman yang unik sebab disangka masih berstatus sebagai gadis, dalam satu waktu yang bersamaan, terkadang aku pun sempat pula melayani dua orang tamu laki-laki yang menjadi kekasihku, pada saat mereka datang berkunjung ke rumah. Mereka aku layani dengan satu strategi lucu. Yakni, yang seorang sempat aku layani di rumah orang tuaku sendiri, dan yang satunya lagi di rumah nenekku.
Karena secara kebetulan, keberadaan rumahnya itu saling berdekatan.
Sehingga, bagai cerita-cerita humor di film televisi saja. Dimana, aku pun mesti berlari kesana kemari untuk melayani dua orang tamu laki-laki itu.
Bahkan terus terang, sebelum akhirnya aku memutuskan menikah dengan salah seorang laki-laki mantan kekasihku itu, kami pun sempat mengalami empat kali putus hubungan. Dimana selama itu, sempat pula ada laki-laki kekasih lain yang menggantikannya. Dan lucunya lagi, hingga bisa jadi aku menikah dengan sang suamiku sekarang, tidaklah lain karena sebelumnya ia sempat pula melakukan upaya-upaya "licik" melalui cara mistik.
Ya, kata orang, sebabnya aku bisa jadi berjodoh dengannya itu, karena konon sebelumnya ia menjeratku melalui jalan ilmu pelet. Tetapi hal itu pun, kini sudah tidak aku persoalkan lagi. Sebab meskipun memang benar adanya, kini aku telah rela menerimanya.
Dan mungkin hal itu pun sudah pula merupakan takdir yang ditetapkan oleh Tuhan.
Dan banyaknya laki-laki yang menyenangiku itu, ternyata tidaklah pula berhenti hingga aku menikah dan memiliki dua orang anak. Bahkan, hingga sekarang saja, ketika usiaku telah jauh bertambah dan anak-anakku pun telah mulai besar-besar, kenyataannya masih banyak saja laki-laki lain yang mencoba merayu dan mendekatiku. Diantaranya bahkan malah banyak yang nekat berterus terang ingin mengawiniku. Dan yang lebih uniknya lagi, mereka itu tidak hanya terbatas pada yang sudah berusia tua atau dewasa saja. Melainkan, ada pula yang usianya masih jauh dibawahku.
Kata orang, aku memang memiliki kecantikan dan daya tarik luar biasa.
Dari sinilah akhirnya diketahuinya sebab musababnya, bahwa di tubuhku ini ada sosok lain yang bercokol, sehingga berdampak menjadi biang pengaruh atau daya pesona yang membuatku selalu disenangi oleh laki-laki. Bahkan, pesona ini semakin memancar pada saat diriku ini telah berkeluarga. Beberapa tahunan ke belakang ini, godaanku bertambah-tambah dahsyat. Sehingga aku nyaris labil menghadapinya. Begitu banyak pria yang mengejar-ngejar aku dan mengharapkan cinta dariku.
Seteguh-teguh batu karang di lautan akhirnya lapuk pula dihantam gelombang. Itulah yang terjadi dengan diriku. Berawal dari perkenalanku dengan seorang laki-laki teman kerjaku, yang sebut saja bernama Yusuf. Selain menganggap ku sebagai teman, sebagaimana kebanyakan laki-laki kenalanku lainnya, Yusuf pun pada akhirnya malah menunjukkan sikap aslinya, yang juga ingin mencintaiku.
Namun, dalam tatacara penyampaian sikap cintanya itu, laki-laki yang aku kenal terakhir ini, memiliki cara yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.
Ya, karena selain menjabat sebagai kepala unit di bagian tempat kerjaku, Yusuf ini pun terkenal sebagai seorang yang memiliki kemampuan-kemampuan lebih, baik dalam hal ilmu-ilmu agama bahkan juga ilmu-ilmu mistik. Sehingga oleh karena itu dalam lingkungan kerjaku, ia mendapatkan gelaran Ustadz, sekaligus ia pun dikenal seorang yang cukup ahli dalam pemecahan masalah-masalahgaib.
Suatu hari sepulangnya bekerja, Yusuf yang awalnya hanya kukenal sebagai teman sekaligus atasan di bagian tempat kerjaku, tiba-tiba menghampiriku.
Sepertinya ada sesuatu hal yang ingin disampaikannya padaku.
"Mau pulang, Nis?" Sapanya ketika kami berjumpa di dekat pintu keluar.
"Iya, Pak!" Balasku dengan sedikit rasa hormat dengan memberinya senyum.
"Bareng yuk?" Ajaknya kemudian tanpa kuduga sebelumnya.
"Memang Bapak pulangnya kemana?" Balasku berbasa-basi.
"Ke Banjaran! Searah denganmu, kan?" Balasnya lagi seraya tersenyum serta dengan mimik yang nampak sekali sangat penuh pengharapan.
Sepertinya tak ada alasan bagiku untuk menolak tawaran sangat baik ini.
Akhirnya aku pun menerima tawarannya itu. Aku ikut pulang menumpang mobilnya, dengan alasan selain karena memang arahnya, juga karena sekedar ingin menghormatinya saja. Dan dalam perjalanan pulang itulah, dengan tanpa diduga-duga sebelumnya, Yusuf menyampaikan pengakuannya.
"Begini, Nis... sebenarnya sudah sejak lama sekali aku ingin sekali menyampaikan cerita pengakuanku ini kepada kamu, namun selalu belum sempat saja. Dan mungkin, baru sekarang inilah kesempatan itu adanya!" Ucapnya saat ia hendak mengawali cerita pengakuan yang akhirnya sempat mencengangkanku.
"Maksud, kamu? Eh, Pak Ustadz?!" Balasku sedikit gugup. Aku berani berkata demikian, karena memang selain telah cukup akrab mengenalnya, juga jika dilihat dari usianya, ia pun masih pula sepantaran dengan usia suamiku sendiri.
"Sudah jangan panggil aku Bapak disini. Panggil saja aku Ustadz atau namaku, Yusuf!" Pintanya, "Tapi, sebelumnya maaf, ya! Sebab pengakuan ini jujur bukan mengada-ada. Melainkan murni berasal dari dalam lubuk hatiku yang terdalam."
"Maksudnya apa, ya? Aku kurang mengerti?" Timpaku lagi, karena memang aku ini merasa sangat kurang mengerti akan semua yang hendak disampaikannya.
"Begini, Nis. Seperti yang telah banyak diketahui orang selama ini, bahwa selain mempelajari ilmu-ilmu agama, aku ini kan juga sempat banyak belajar dan mendalami ilmu-ilmu hikmah. Ataupun yang biasa disebut orang sebagai ilmu gaib itu. Nah, selama aku mengamalkan ilmu-ilmu tersebut, terus terang saja bahwa sebenarnya akupun ini sempat pula mendapati bantuan-bantuan dari kekuatan sosok-sosok gaib yang mengawali, atau yang biasa disebut khodam," urainya panjang lebar.
"Oya? Lantas, apa hubungannya dengan diriku?" Balasku yang masih pula belum mengerti akan semua ceritanya itu.
"Nah, ini jujur saja, ya! Karena hal ini benar-benar datangnya dari pengakuan khodam pendamping yang ada di dalam tubuhku itu. Bukan sekedar bualanku saja. Bahwa setelah dilihat-lihat, ternyata dibalik tubuh kamu ini sebenarnya ada kekuatan lain yang bercokol. Yang dari pengakuannya, ia ternyata memiliki nama Dewi Lanjar. Dimana, dia itu tidaklah lain masih merupakan pasangan atau istri dari sosok gaib yang ada di tubuhku ini. Sebab, sosok yang ada di tubuhku, tiada lain adalah sosok gaib yang bernama Bahu Rekso. Dia dulunya adalah merupakan suami dari Dewi Lanjar," tandasnya dengan tenang sekali.
Mendengar pengakuan yang demikian itu, maka tentu saja, selain sempat tercengang kaget, aku pun heran dan kebingungan sendiri. Maklum saja, aku sama sekali tidak mengerti ataupun menduga akan mendapatkan cerita pengakuan aneh seperti itu.
"Ta... tapi, ba.. bagaimanakah mungkin hal itu bisa terjadi? Sebab, terus terang saja sama sekali, aku ini tidak pernah merasa dan tidak pula memahami akan adanya hal-hal yang muskil seperti apa yang Ustadz katakan?" Berondongku karena saking merasa herannya.
"Ya memang, pada awalnya aku sendiri kurang merasa percaya. Tapi, begitulah kenyataannya! Coba saja kamu pikirkan, semua pengalaman aneh yang mungkin sempat kamu alami selama ini. Bukankah telah banyak sekali laki-laki yang tergoda atau merasa tergila-gila padamu, Nis? Hal itu semua terjadi tidaklah lain, sebenarnya karena akibat daya tarik aura pesona sosok Dewi Lanjar yang berada dibalik tubuhmu itu," jelasnya lagi. Aneh sekali, jika disimak dari penuturannya, sepertinya dia pun sudah mengetahui akan semua hal yang telah aku rasakan dan aku alami selama ini.
Singkat cerita, dari maksud disampaikannya pengakuan oleh temanku yang bernama Yusuf itu, menurut yang kutangkap adalah selain memang ia pun hendak memberitahukan bahwa di tubuhku ini sebenarnya ada sosok lain yang bercokol dengan nama Dewi Lanjar tersebut, namun juga ia pun sempat memiliki maksud hendak menyampaikan isi hatinya ingin mencintaiku. Hanya, hal yang menjadi anehnya, nyatanya ia pun malah sempat menguraikan alasan yang sungguh aneh dan diluar kemampuan pikiranku, yakni mengakui bahwa di dalam dirinya bersemayam sosok gaib Bahu Rekso suami dari Dewi Lanjar.
Sejak pertemuan itu, selain pikiranku ini terhanyut oleh cerita akan benar tidaknya di diriku ini ada sosok lain yang mengikutiku yang namanya cukup aneh, Dewi Lanjar itu, juga tentang cerita benar tidaknya akan semua yang dituturkan oleh laki-laki teman kerjaku itu. Karena, jika benar cerita pengakuannya, maka lantas tindakan apakah yang selanjutnya mesti aku lakukan. Sebab, jika memang aku ini sampai harus menikah dengan dirinya, manalah mungkin? Sebab, selain aku ini kan sudah memiliki suami, juga ia pun telah beristri.
Namun jujur saja, semenjak aku mendapati penjelasan-penjelasan aneh yang seperti itu, di hari-hari selanjutnya waktu dan pikiranku pun terkadang malah selalu jadi ikut terbawa lamunan. Sepertinya, seakan memang ada suatu perasaan lain yang membuatku selalu menjadi teringat akan kehadiran sosok Dewi Lanjar yang misterius itu.
Sejak pertemuan hari itu, di hari-hari selanjutnya Yusuf pun kerap menghampiri atau malah mengajakku untuk jalan bersama. Tentu dengan mencuri-curi waktu dari suami, aku pun malah suka pula menemaninya. Aneh, memang.
"Bagaimana, Nis... apakah sekarang kamu percaya pada semua cerita yang sudah aku sampaikan itu?" Tanyanya pada suatu ketika setelah sekian lamanya aku sempat melayani tawaran-tawarannya untuk bisa jalan dan ketemuan secara sembunyi-sembunyi.
"Ya mungkin! Tapi, terus terang saja sebenarnya aku sendiri masih kurang faham dan meyakininya. Maafkan saja ya, sebab aku memang kurang mengerti dengan masalah gaib," balasku, berterus terang.
"Oh, begitu ya? Tapi baiklah, bagaimana kalau sekarang buktikan saja kebenarannya! Sekarang, kamu punya waktu, kan?" Ajaknya.
"Maksudnya?" Balasku lagi.
"Ya, nanti akan aku coba saja, supaya sosok yang ada di dalam tubuhmu itu bisa keluar dan berbicara dengan diri kamu sendiri, Nis. Tapi, tenang saja hal ini tidak akan apa-apa. Asalkan kamunya mau saja! Ucapnya dengan serius.
Mendengar tawaran yang aneh seperti itu, pada awalnya aku sempat merinding ketakutan sehingga berupaya menolaknya. Tapi, setelah berulang kali Yusuf membujuk dan menjelaskan sedikit tentang maksud dan tata caranya, maka pada akhirnya aku pun menyetujuinya.
Apa yang terjadi selanjutnya?
Kebetulan waktu itu istri Yusuf dan anak-anaknya sedang tidak ada di rumah. Dengan memilih tempat di ruangan yang biasa dipergunakan sebagai tempat pelayanan bagi para tamu khusus yang biasa datang ke rumahnya, aku pun mencoba memberanikan diri untuk menjalani ritual pemanggilan sosok gaib tersebut.
Setelah sesaat ia pu mempersiapkan segalanya, maka tiba-tiba saja dari tubuhku ini memang seperti ada sesuatu yang melesat keluar, yang terasa laksana empasan angin yang berhembus sangat halus sekali. Dan dalam perasaanku yang nyaris terasa setengah tidak sadar itu, di hadapanku sendiri tiba-tiba saja nampak telah menjelma sesosok tubuh yang wujud dan keadaannya sama persis dengan diriku sendiri. Menurut Yusuf, dialah yang dimaksudkan sebagai Dewi Lanjar itu.
Dan, dari hasil dialog singkat yang sempat aku lakukan dengannya, memang pada intinya sosok perempuan yang wujudnya sangat sama persis denganku itu, mengakui kebenaran-kebenarannya bahwa dia memang bernama Dewi Lanjar. Dan dia mengaku telah lama berada di dalam tubuhku, yaitu semenjak aku masih kanak-kanak dulu. Hanya saja, dia tidak mau keluar dari tubuhku ini, karena konon sudah merasa betah dan sangat cocok sekali.
"Keberadaan ku disini, tidak akan mengganggumu. Aku hanya sekedar ingin menolongmu saja!"
Demikian ucap sosok gaib tersebut, seraya dia pun kembali raib, seiring dengan mulai pulihnya kesadaranku.
KEBENARAN TERKUAK
Hari demi hari, sejuta rasa kebimbangan pun kemudian kian berkecamuk dalam batinku ini. Terutama sekali pasca diketahuinya kebenaran akan adanya sosok gaib yang bercokol di dalam tubuhku itu. Karena itulah, selain akupun akhirnya sempat mengetahui akar sebab banyaknya laki-laki yang begitu selalu tertarik pada diriku ini. Juga, di pihak lainnya, aku pun merasa tidak tahu pasti akan apa yang mesti kuperbuat dengan adanya desakan pengakuan lain yang sempat disampaikan oleh Yusuf itu. Sebab, terus terang, selain aku pun sempat merasakan kepuasan lain manakala bisa mendapat perhatian atau perlakuan baik dari laki-laki lain diluar suamiku itu, disaat lainnya aku pun malah sering pula merasakan adanya perasaan-perasaan telah berdosa, karena berulah mengkhianati suami dan keluargaku sendiri itu.
Hingga pada akhirnya, karena terdorong oleh adanya dua sisi perbedaan perilaku yang setidaknya menggoyahkan kehidupan rumah tanggaku itu, maka secara diam-diam aku pun berupaya mencari jalan keluar guna pemecahan permasalahan ini.
Atas saran dan bantuan seorang teman sesama perempuan, aku pun mendatangi seorang sepuh kenalannya, yang bernama Abah Wira.
Nah, hasil telaah batin yang sempat dilakukan Abah Wira, akhirnya didapati sebuah keterangan lain yang isinya pun terbilang cukup mencengangkan namun juga memuaskanku.
"Benar, di tubuhmu ini ada sosok lain yang mengikutiku, Nak. Wujudnya berupa seorang perempuan yang teramat cantik sekali, yang sepertinya sangat mirip sekali denganmu, namun bagian tubuh yang sebenarnya berwujud seekor ular. Dialah perempuan asal Laut Utara, yang orang-orang menyebutnya sebagai Dewi Lanjar itu. Dan dia bisa berada di tubuhmu, tidaklah lain karena memang telah menjadi keinginan dari nenekmu sendiri. Sepertinya ini sudah terjadi dari semenjak kamu kecil dahulu. Dan nenekmu melakukan hal itu, hanya semata karena sangat menyayangimu saja!" Jelas Abah Wira.
"Lantas, bagaimana dengan pengakuan seorang temanku itu, yang katanya aku ini merupakan sebagai bagian istrinya gaibnya?" Tanyaku antusias dan semakin penuh kepenasaran.
"Oh begini, jika Abah tidak salah melihat, sepertinya hal itu sama sekali tidak ada kaitannya dengan dirimu ini. Mungkin itu hanya akal-akalan dia saja, supaya kamu mau tertarik kepadanya! Sebab, memang betul dia itu seorang yang cukup pintar dalam hal mengotak-atik masalah gaib. Tapi yang jelas, keberadaan sosok gaib yang ada di tubuhmu itu, sebenarnya lebih merupakan sebagai sebuah daya pesona yang semestinya bisa kamu kendalikan sendiri. Yakni, dengan jalan dimanfaatkan pada hal-hal yang lebih baik saja. Janganlah, kamu ini menjadikannya sebagai budak yang akan mencelakakan mu!" Urainya lagi, sarat dengan pesan-pesan bijak, sehingga semestinya ini bisa aku lakoni.
Akhirnya, setelah mendapatkan penjelasan konkrit yang seperti itu, perasaanku pun mulai kembali sedikit tenang. Hanya, karena memang aku ini pun termasuk seorang yang selalu merasa senang manakala memiliki banyak teman,baik itu yang sesama ataupun lawan jenis sekalipun, guna sekedar terusj menjalin persaudaraan, maka hubungan pertemanan ku dengan Yusuf pun, masih pula terus aku jalani hingga sekarang. Aku masih saja tetap berupaya menghormati semua pendapatnya. Namun tetap, aku selalu saja berpegang pada kewajaran dan kebenaran, tentunya. Dan yang terpenting, aku selalu berusaha setia pada suami dan anak-anakku.
SEKIAN