AKU INGIN PULANG (Part 1)
Sudah hampir 2 jam aku terjebak kemacetan, rasa lelah dan frustasi mulai menghampiriku.
Kemacetan ini disebabkan karena terjadi kecelakaan antara bis & truk kontainer, aku juga tidak tau apakah ada korban jiwa, semoga saja tidak.
.jpg)
JEJAKMISTERI - Perkenalkan namaku Banu, umurku 27 thn, pekerjaanku sales marketing di sebuah perusahaan X. Hari ini visite kolegaku di kota ******** sudah selesai saatnya aku kembali ke rumahku di kota *****.
Aku sudah terbiasa melewati jalan ini, karena jalan ini adalah rute terdekat dari kotaku menuju kota ********. Sebulan bisa 2x kadang lebih aku melewati jalur ini. Jadi aku hapal betul trek jalan ini.
Waktu menunjukkan pukul 21.00, cuaca mendung & sepertinya akan turun hujan.
Mobil hanya bisa bergerak perlahan, jika adu balap dengan kura-kura mungkin lebih cepat kura-kuranya..
Sepertinya macet ini semakin tidak terkendali, bisa sampe pagi nih aku disini? Aku berpikir gimana caranya aku bisa lepas dari penderitaan ini. Akhirnya aku ingat di depan ada jalur alternatif menuju kota ku. Setahun yang lalu aku pernah lewat jalan itu, jalannya agak rusak sih, soalnya itu jalur truk pengangkut pasir, tapi sepertinya lebih baik lewat jalan alternatif aja deh biar lekas sampai.
Setelah menunggu hampir 1 jam akhirnya sampai juga di jalan alternatif. Posisinya di sebelah kiri dari jalan utama, jalannya emang agak sepi. Tapi oke lah yang penting Ndak macet & lekas sampai.
Mobil aku pacu melewati jalan kampung yang sebagian aspalnya sudah hilang. Perkampungan ini sebenarnya cukup padat, tapi aku tidak melihat sama sekali adanya aktifitas warga, sepertinya semuanya sudah terlelap dalam mimpi.
Sampai lah aku di ujung kampung, aku sudah tidak melihat lagi adanya rumah penduduk, dihadapanku hanya ada jalan yang sepi, di kanan kiri jalan terhampar sawah yang sudah mulai menguning tanda sebentar lagi akan musim panen.
Jam menunjukkan pukul 22.00
Setelah 500 meteran berjalan, aku lihat di sebelah kanan jalan ada warung kecil. Sejak kapan ada warung kecil disini?? setahun yang lalu ketika aku lewat sini sepertinya belum ada?? Aku masih heran dengan warung ini.
Warung ini terlihat sangat sederhana, berdinding papan yang sudah usang & hanya di terangi lampu sentir. Sepertinya listrik belum sampai ke warung ini
Aku merasa ada yang aneh dengan warung ini, kenapa bikin warung jauh dari pemukiman??? Aku sempat ragu ingin mampir, Karena stok air minum sudah habis akhirnya aku putuskan untuk mampir.
Keluar dari mobil udara terasa dingin, di sebelah kiri warung banyak sekali pohon bambu yang cukup lebat, yang membuat suasana semakin merinding.
Sesampainya di warung aku panggil-panggil pemilik warung, ternyata yang punya warung nenek-nenek yang sudah cukup tua terlihat dari jalan-nya yang membungkuk & menggunakan tongkat, disampingnya-nya aku melihat seekor anjing hitam yang sepertinya sedang tertidur
Aku melihat isi warung-nya walupun kecil tapi menurutku isinya lumayan komplit.
"Kulonuwun'" sapaku
"Monggo" sahut neneknya
"Mbah Kulo Bade tumbas mimik kaleh roti" (nek saya mau beli minum sama roti)
"Ajeng tumbas pinten le" (mau beli berapa nak) kata si nenek
"Kaleh botol mawon mbah, rotine sekawan bungkus" (2 botol sja, roti nya 4 bungkus) jawabku.
Selesai nenek membungkus pesanan ku kemudian aku bayar.
"Pinten Mbah" (berapa nek)
"Tigang ndoso ewu le", (tiga puluh ribu nak) jawab nenek
Aku keluarkan uang 100 ribu kemudian aku berikan ke nenek tersebut
"Ora Ono duit sing pas ae le, Simbah Ra nduwe susuk" (apa tidak ada uang kecil saja nak, nenek tidak punya kembalian) kata si nenek
"Mboten enten Mbah," (tidak ada nek) jawabku
"Yo wis duit e tak tuker Sik Yo le" (ya sudah uang e tak tukarkan dulu ya nak)
Dari situ aku bingung malam-malam gini mau tuker uang kemana? Lagian warung ini juga jauh dari pemukiman.
"Mbah... Mbah, mpun mboten usah disusuki, ngge njenengan mawon" (nek... nek.. sudah Ndak usah dikembalikan uang nya, buat nenek saja) kataku
"Ojo le, ngko Kono Ra nduwe Sangu Ning ndalan", (jangan nak nanti kamu Ndak punya uang buat di jalan) kata si nenek
"Tenang Mbah, Kulo Teseh wonten kok, niku nggo njenengan mawon, kulo ikhlas" (tenang nek, saya masih ada uang, itu uang nya buat nenek saja, saya ikhlas nek) jawabku
"Yo wis lak ngono, maturnuwun Yo le" (ya sudah kalau begitu, terimakasih ya nak) jawab si nenek
"Arep lungo nengndi le" (mau pergi kemana nak) tanya si nenek
"Mau pulang ke ***** Mbah" (mau pulang ke ***** nek) jawabku
"Adoh le, luweh becik Kono lewat dalan gede ae, lak lewat kene sepi le, Iki Yo wis wengi ora apik le,,!! (Masih jauh nak, lebih baik kamu lewat jalan besar saja, kalau lewat sini sepi nak, ini juga sudah malam, Ndak bagus nak!!) Kata si nenek
"Lewat dalan gede macet total Mbah, makane Kulo lewat memiliki Ben cepet dugi omah Mbah" (lewat jalan besar macet total nek, makanya saya lewat sini, biar cepet sampai rumah") jawabku
"Yo wis lak ngono, pesenku: ati-ati Ning ndalan, ojo sembrono, le ngko lak kono ndelok ono wit gede Ning lor ro kidul dalan, mandek o sedelok yo le ndongo sik, Ben Kono selamet sampe omah" (ya sudah kalau begitu, pesenku: hati-hati dijalan, ojo sembarangan, nak nanti kalau kamu lihat ada pohon besar di Utara & selatan jalan kamu berhenti terus berdoa dulu, biar kamu selamat sampai tujuan) kata nenek
"Nggih mbah, maternuwun, Kulo pamit nggih mbah" (iya nek, terimakasih, saya pamit dulu nek) kataku
Habis berpamitan aku lansung menuju mobil, aku masih sempat melihat nenek & anjingnya menatapku, sepertinya ada yang mereka khawatirkan.
Sepanjang jalan aku teringat omongan nenek tadi tentang dua pohon besar. Sejauh ini aku belum melihat ada pohon besar di samping jalan. Mungkin nenek tadi sedang bercanda pikir ku.
15 menit berlalu tiba-tiba perut ku terasa sangat mules sekali, rasanya ingin buang air besar. Aku berjalan terus sambil mencari siapa tau ada rumah atau warung. Perut ku semakin mulas, di kanan dan kiri jalan yang aku lihat hanya hutan lebat, tidak ada tanda-tanda pemukiman disini.
Aku sudah tidak tahan lagi untuk buang air besar, akhirnya mobil aku berhentikan di pinggir jalan, kemudian aku keluar dari mobil sambil membawa tisu basah aku berlari menuju pohon besar di pinggir jalan. Lega rasanya setelah aku keluarkan semua isi perutku. Sewaktu aku buang air besar, tak sengaja aku melihat ada pohon besar di seberang jalan. Aku jadi teringat pesan nenek penjaga warung tadi. Aku langsung ketawa dalam hati "disuruh berdoa malah berak" kataku.
Selesai buang air besar & pipis, kemudian aku bersihkan dengan tisu basah. Kemudian aku buang tisu basah itu ke semak-semak Tiba-tiba..
dari balik semak-semak terdengar suara Auman yang cukup keras. Aku kaget sekali & langsung berlari menuju mobil & Langsung tancap gas.
Dari sini lah Teror yang sangat mengerikan yang tidak akan pernah aku lupakan seumur hidup ku dimulai !!!!
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya