AMARAH DESA JIN (Part 6)
SAHA SIA?!!!!
JEJAKMISTERI - Teriak seseorang dengan suara yang berat dan menggelegar, Lita terperanjat kaget memeluk Anto yang ada disebelahnya. Abi menejrit kaget dan menangis sejadi-jadinya, badannya meronta dengan sekuat tenaga. Anehnya badan Lita terasa tak kuat menahan kekuatan abi yang seorang anak kecil berusia 2 tahun itu, kain gendongannya lepas dan membuat Abi terjatuh terduduk. Anto terlihat panik dengan raut muka yang meringis ketakutan diambil lah abi yang masih terduduk yang menjerit-jerit lalu ia gendong. Lita terlihat lemas menyandar ke bahu anto.
Wanita itu hanya tersenyum melihat kejadian itu, dan berkata
“teu nanaon neng!” (gak apa-apa neng!)
“teu nanaon kumaha nyai, suara saha eta teh?” (gak apa-apa gimana nyai? Suara siapa itu?) Tanya Anto sedikit emosi
“mangkana, hayu ka leubet!” (makanya, ayo ke dalam) ajak wanita itu dengan ramahnya, tak lupa bibirnya memberi senyuman aneh, yang tidak disukai oleh Lita.
Lita memandang pasrah dengan tangan yang menggenggam erat tangan anto, sembari berjalan kedalam rumah wanita itu. Abi sejenak terdiam, ia lebih tenang dibandingkan tadi. ANto sedikit tenang dan mulai berjalan bersama lita.
Didalam terlihat ada satu orang laki-laki muda terduduk bersila dengan tatapan yang kosong, laki-laki itu hanya terduduk tanpa ekspresi apapun. Lita menatap ngeri sosok yang dilihatnya itu, ia mengeratkan lagi genggamannya ditangan anto.
Wanita itu kemudian mempersilahkan duduk Lita dan Anto, sementara abi masih ada pada gendongan anto. Merekapun duduk.
Temaram isi rumah wanita itu tidak berbeda dengan keadaan diluar rumahnya, benar-benar tidak biasanya lita nasuk kedalam rumah seperti ini. Tapi, dia merasa heran jika ia memang seorang dukun sesuai pemikiran lita kenapa tidak ada hal-hal yang berbau sesajen atau kemenyan yang lita pikirkan.
Lita memandang menyeluruh melihati isi ruangan itu, tak ada yang menarik hanya tembok biasa dan beberapa lampu tempel menghias rumah itu.
Sejenak, suasana hening.
Anto tak berani bercakap lebih dulu, ia ingin mendengar wanita yang sering disebut Nyai itu berbicara terlebih dahulu. Matanya menatap nanar laki-laki yang berada didepannya itu.
“Ieu anak nyai, jasadna doang. Eusina mah makhluk nu ngaganggu keluarga anjeun!” (ini anak nyai, jasadnya aja. Isinya mah makhluk yang mengganggu keluarga kamu!) jelas Nyai dengan suara lirih hampir berbisik.
Anto menatap kaget, dia merespon tidak biasa dengan apa yang dikatakan Nyai. Kenapa dia bisa tahu apa yang terjadi dengan keluargaku, tepatnya Abi.
“terus kumaha nyi?” (terus bagaimana nyi?) Tanya abi menyeloroh
Nyai hanya terdiam menatap anak laki-lakinya, entah apa yang dilakukannya. Nyai hanya terdiam sejenak, ia mengusap wajah anaknya itu dengan lembut hingga kemudian hal yang tak terduga terjadi dihadapan mereka semua.
Anak itu bereaksi mengerikan, matanya menatap tajam ke arah Anto dan Lita yang sedang terduduk. Anak itu menggertakkan giginya, membuat siapapun yang mendengarnya akan merasakan ngilu.
“Saha sia?” (siapa kamu?) ucap Nyai memulai pembicaraan.
Anto menepuk-nepuk punggung nyai yang duduk membelakanginya, anto berkata “Ieu keur naon nyai?” (ini sedang apa nyai?)
Nyai menjelaskan jika ini adalah tahap mediasi agar jin yang mengganggu keluargamu masuk kedalam raga anaknya. Nyai ingin menanyakan apa yang dia lakukan dan apa alasannya mengganggu manusia. ANto hanya mengangguk dengan badan yang terus bergetar, tangannya pun tak kuasa menggenggam tangan lita lagi. Terlihat Lita hanya diam memeluk abi anaknya dengan erat, abi hanya menatap kosong wajah ibunya.
Dibawah lampu tempel yang remang, wajah itu terpejam. Matanya menutup dan tiba-tiba terbuka dengan lebar. Tangannya menerkam erat lututnya yang masih bersila. Badannya terus bergetar, kepalanya godek, bergerak kekanan kekiri. Mulutnya komat kamit, seperti membaca mantra atau apalah namanya. Makhluk yang didalam tubuh anaknya Nyai itu perlahan mengangkat kepalanya dan berbicara dengan suara yang besar dan menggelegar,
“AING MURKA KA SARIA!” (saya marah kepada kalian!)
Kami semua menatap kaget sekaligus heran, apa kesalahan Keluarga Lita hingga membuatnya begitu marah?
“ULAH SOK KITU, AI NGAMBEUK TEH ULAH SOK NGAGANGGU KA MURANGKALIH!” (Jangan seperti itu, jika marah jangan mengganggu anak kecil!)
“AING TEU PEDULI!” (Saya tidak peduli) balas makhluk itu melotot tajam. Makhluk itu berdiri membuat kuda-kuda seolah akan bertarung, Nyai sigap menahan tubuh anaknya itu.
“AING LAIN NGAJAK GELUT! CICING DIUK DEUI!” (Saya bukan mengajak berkelahi! Diam duduk lagi!) kata Nyai menendang lutut laki-laki itu hingga terduduk.
Lita bersembunyi dibalik badan Anto dengan Abi yang masih saja terdiam dengan mata yang ditutupi telapak tangan lita!
Makhluk itu terduduk dengan wajah yang sangat kesal!
Semilir angin menerobos masuk kedalam rumah itu, pintu yang sengaja tidak ditutup itu menyeringai sepi, perlahan beberapa orang datang dan berdiri melihat dari luar rumah. Mereka berdiri dengan tatapan serius dengan ekspresi hampir datar. Semakin lama semakin banyak orang datang, tapi entah kenapa tidak ada satupun orang yang berani masuk. Mereka tampak sangat penasaran dengan apa yang terjadi dirumah Nyai.
Lita hanya bingung melihat orang-orang yang berdiri diluar sana! Mungkin mereka tetangga si Nyai yang lain, tapi lita berpikir jika ia tidak melihat rumah lain tapi mungkin saja Karena gelap jadi lita tidak ngeuh dengan hal itu.
“Neng, ulah ditempokeun!” (Neng jangan diliatin!) Anto dengan sigap menolehkan kepala lita kehadapannya yang sedari tadi memandangi orang-orang yang berada diluar. Karena penasaran lita menoleh kembali kearah luar rumah itu, LENYAP! Tak ada satupun orang yang baru saja riuh diluar sana!
“Anto, kendalikeun pamajikan maneh!” (Anto kendalikan istri kamu!) seru Nyai marah, karena lita tidak menggubris larangan si Nyai.
Tiba-tiba makhluk itu menggeram dengan kencang.
“GGGRRMMM... GGGRRMMM...” Suara makhluk itu persis suara macan.
“SOK NGOMONG, ULAH LOBA SIKAP!” (silahkan bicara, jangan banyak sikap!) ketus Nyai
Makhluk itu masih saja menggeram dengan diakhiri tawanya yang keras dan menggelegar!
“AING REK MAWA BUDAK ETA!” (Saya akan membawa anak itu!) Jawab makhluk itu sembari menujuk kearah ABi.
Abi menjerit memeluk ibunya yang sedari tadi terkulai lemas. ANto terlihat sangat pucat, dia sangat ketakutan!
Tangan Nyai memukul jari makhluk itu “NGEUNAH BAE SIA!” (enak aja lu!) tegas nyai
“AI SIA SAHA? KU AING TANYA! JAWAB!” (Lu siapa? Saya Tanya! Jawab!) seru Nyai lagi.
Mata makhluk itu terpejam kembali dan menunduk dengan tangan yang berada diatas lututnya, seketika suasana hening.
Semua orang terdiam, Anto tak berani menggerakkan tangan kaki atau bahkan tubuhny, mereka membeku. Abi memeluk ibunya dengan wajah yang membenam dibalik baju ibunya. Lita memegang erat badan Abi dengan penuh ketakutan.
Perlahan mulut dari anak Nyai itu membuka, kemudian dia berkata “AING JENG RAKYAT AING TEU RESEP, TEMPAT HIRUP AING MAEN DIBERSIHKEUN KAWAS KITU!” (saya dan rakyat saya tidak suka, tempat tinggal saya dibersihkan seperti itu) Jawab makhluk dengan wajah yang murka.
“TEMPAT SIA NUMANA?” (tempat anda yang mana?) Tanya Nyai serius
“KEBON CAU! AING TE BOGA IMAH JENG RAKYAT AING”
(Kebun Pisang! Saya tidak punya rumah untuk rakyat saya!) jawab makhluk itu
Seperti jatuh dari jurang yang dalam, Anto dan Lita bertatap muka membuka mata mereka lebar-lebar. Mereka mulai teringat beberapa kejadian aneh yang terjadi entah penampakan yang banyak terjadi sekitar kebun pisang itu, hal aneh dengan keluarga mereka, yang dialami orang sekitar bahkan BU RW!
“MANTAKNA SIA URUS BANGSA SIA ULAH SOK NGAGANGGU BANGSA MANUSA!”
(Makanya anda urus bangsa anda, jangan mengganggu bangsa manusia!) ucap Nyai “PAN SIA PAMIMPINNA!” (kan anda pemimpinnya) lanjut Nyai.
Makhluk itu Menyeringai menunjukkan senyumnya!
[BERSAMBUNH]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya