Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BAJU DARI KAIN KAFAN (Part 2 END)


JEJAKMISTERI - Semua pemandangan tersebut, kulihat benar-benar seperti seorang majikan yang sedang memberikan makanananya kepada piharaannya.

Ayam tersebut dilemparkan begitu saja dengan Ilham yang seketika menangkapnya seolah-olah kegirangan melihat ada ayam yang masih baru.

Melihat semua itu, tentu saja mataku kembali terpana dengan apa yang aku lihat.

Aku seolah-olah tidak percaya jika ayahku ternyata juga tau dan mengerti dengan semua kejadian yang ada.

Dan tidak berhenti disitu saja, pagi itu aku mencoba mengendap-endap melalui ladang yang ada disamping rumah Ilham agar aku lebih jelas melihat dan bisa mendengar apa yang sedang mereka bicarakan.

Namun sayangnya, baru beberapa langkah aku berjalan.

Tiba-tiba langkahku berhenti di samping rumah Ilham yang ternyata disitu adalah sebuah tempat pembuangan sampah yang nyatanya, ditempat pembuangan tersebut, banyak sekali kulihat bangkai hewan yang sepertinya telah habis dimakan oleh Ilham.

Mulai dari bangkai ayam, kucing, anak kambing, anjing hingga monyet, di tempat pembuangan tersebut ada dan sepertinya sudah tidak ada lagi yang menghiraukannya.

Mengetahui hal itu, tentu saja akupun seketika pergi dari tempat tersebut karena aku mulai merasa jika apa yang aku lakukan adalah tindakan yang sangat membahayakan.

Dan sesampainya dirumah, aku seketika duduk dengan terus memikirkan kejadian yang ada hingga larut malam.

Saat itu, aku benar-benar masih tidak percaya jika ayahku ternyata juga terlibat dengan semua kejadian yang ada.

Dan ditengah-tengah aku masih duduk melamun diruang tamu.

Malam itu tiba-tiba pandanganku lagi-lagi teralihkan dengan adanya sosok perempuan yang terlihat sedang menangis tersedu-sedu yang duduk disalah satu pojok halamanku.

Sosok tersebut terlihat samar diantara daun-daun pohon sawo yang memang saat itu tertanam didepan rumahku.

Melihat hal itu, tentu saja akupun seketika berdiri dan berjalan pelan kearah wanita tersebut dengan perasaan yang semakin penasaran.

"Hay,, siapa itu" teriakku sambil berjalan kearah wanita tersebut,

Namun anehnya, sesampainya aku di samping wanita tersebut dan belum sampai melihat wajah wanita tersebut, tiba-tiba wanita tersebut terlihat berdiri dan berlari masuk kedalam rumahku dengan tetap menundukan kepalanya.

Mengetahui hal itu, tentu saja akupun seketika berteriak dan mengejarnya masuk kedalam rumah sambil ikut tergesa-gesa.

"Hei,, hei mau kemana kamu" teriakku mengikuti lari wanita tersebut

Dan sesampainya didalam rumah, bukannya wanita, malam itu aku malah melihat sesosok pocong yang kini terlihat lebih besar dari yang sudah kulihat sebelumnya.

Dia terlihat berdiri tegak dengan tidak sedikitpun mengeluarkan kata-kata.

Wajahnya hancur berwarna hitam kebiru biruan dan membusuk. 

Sudah cukup membuatku saat itu seketika lari tunggang langgang sambil berteriak ketakutan.

"Pocccooooooooonggggg" teriakku

Dan untungnya, ketika aku berlari malam itu, aku tiba-tiba langsung ditangkap oleh ayahku yang saat itu terlihat pulang dengan beberapa orang rekannya yang aku tau mereka adalah para perangkat desa yang ada didesaku.

"Kamu kenapa" teriak ayahku,

"Aku lihat pocong lagi yah, dia ada dirumah" teriakku sambil menangis tersedu-sedu.

Mendengar hal itu, tentu saja aku seketika melihat raut wajah ayahku seolah tidak percaya dengan apa yang aku katakan.

Saat itu ayahku seketika terlihat tegang dengan menoleh kearah rekan-rekannya seraya memberi tanda jika semuanya benar-benar nyata.

"Yaudah ayo kita masuk kedalam rumah, kita selesaikan ini semua" jawab ayahku sambil mengajakku dan beberapa orang yang ada untuk ikut masuk kedalam rumahku.

Dan sesampainya didalam rumah, anehnya aku sudah tidak lagi melihat adanya sosok pocong tersebut.

Semuanya nampak kembali normal dengan ayahku yang seketika duduk seolah tidak ada  niatan untuk mencari keberadaan pocong yang sudah aku lihat barusan.

Dan setelah semuanya sudah duduk tenang diruang tamu rumahku, saat itu tiba-tiba Ayahku mengeluarkan sebuah kotak yang entah dari mana dia dapatkan saat itu.

Didalam kotak itu, ternyata ada sebuah kumpulan jimat, pusaka, dan benda-benda yang katanya semua benda tersebut didapatkan dari rumah Juragan Jani.

Dan yang paling membuat aku terkejut adalah, malam itu didalam kotak tersebut, ada sebuah kain yang jika dilihat dengan lebih teliti, kain tersebut terlihat seperti sebuah baju yang berbahan dari kain berwarna putih yang terlihat sudah sangat kusam.

Dan tidak berhenti disitu saja, didalam kotak itu aku juga melihat ada seutas tali kecil yang jika dilihat lagi, tali tersebut mirip sekali dengan tali pocong.

Semua barang-barang tersebut dikeluarkan satu persatu dengan dan ditata rapi diatas meja ruang tamuku ini.

"Semua inilah yang menjadi awal dimana kejadian ini terjadi. Ini semua adalah perlengkapan pesugihan milik keluarga Juragan Jani" ucap ayah singkat.

"Hah, ayah dapat darimana" tanyaku,
"Kemarin setelah kita diganggu pocong, ayah langsung khawatir dan langsung menemui Ilham dirumahnya bersama rekan-rekan ayah. Disana, ayah mencoba menggali informasi seputar pesugihan keluarga Juragan Jani sebelum ayah bersedia menerima pemberian rumahnya. Dan akhirnya, Ilham memberikan semua informasinya begitu juga dengan semua bukti-buktinya. Dia mengatakan jika juragan Jani memang benar-benar melakukan pesugihan yang bisa dibilang cukup bar-bar. Dia mengenakkan baju dari kain kafan untuk mempermudah segala keperluannya, mulai dari penglaris usaha, pelet, santet hingga pemanggil perewanganya" ucap ayahku jelas.

"Terus kenapa tadi aku lihat Ayah memberi makan Ilham ayam Jawa" sahutku memotong penjelasan ayahku yang saat itu masih terlihat sangat serius.

"Iya, karena ayah ingin memastikan apakah Ilham menganut ilmu yang sama atau tidak" jawab ayah singkat.

"Ayah sepertinya tau banyak tentang pesugihan ini" imbuhku.

"Benar sekali, karena dulu juragan Jani mencari semua ini bersama ayah" jawab ayahku lesu.

Mendengar hal itu, tentu saja aku dan seluruh orang yang ada disitu seketika diam membisu seolah tidak percaya dengan apa yang ayahku katakan.

Semuanya nampak terkejut dengan tatapan yang sangat tidak mengenakkan.

"Apa benar pak kades" sahut salah satu orang yang ada dirumahku saat itu.

"Benar, dulu sebelum aku jadi kades, aku memang pernah berteman dengan juragan Jani, dia sering sekali menceritakan tentang hal ini kepadaku. Bahkan, tidak jarang pula dia pergi mengajakku ketika sedang berkunjung ketempat dimana pesugihan ini berasal. Aku sudah sering memperingatkannya, tapi dia tetap saja teguh dengan pendiriannya. Hingga akhirnya, setelah aku menjabat menjadi kepala desa, dia perlahan menjauhiku dan membenciku karena kurasa dia takut jika cerita ini sampai kuceritakan kepada orang-orang" tutur ayahku.

"Lantas bagaimana dengan Ilham yah" ucapku memotong pembicaraan,

"Dia sepertinya juga menganut ilmu yang sama. Tapi setelah semua barang-barang ini kita ambil paksa, sepertinya dia mulai sadar jika perbuatannya itu tidaklah benar. Besuk Ilham akan kita bawa ke jawa timur untuk berobat. Nanti kalau dia sudah sembuh biar rumah ayahnya ditempati lagi gak usah diserahkan kepada desa. Toh yang membuat rumah itu seram adalah ulah dari Ilham sendiri yang masih mengundang makhluk halus untuk datang kerumahnya" jawab ayahku sambil membolak balik barang-barang tersebut satu persatu.

Dan singkat cerita setelah semua penjelasan ayah sudah dikatakan,

Malam itu akhirnya semua barang peninggalan Juragan Jani disimpan rapi didalam rumahku ini.

Hingga akhirnya, keesokan harinya, semua rencana dilakukan sebagaimana mestinya.

Ilham yang akhirnya dibawa berobat ke salah satu tempat yang ada di jawa timur dan rumah juragan Jani pun akhirnya ditempati oleh Ilham sendiri bersama keluarganya hingga saat ini.

Dan seiring berjalan waktu.

Kami sudah tidak lagi mendapatkan laporan tentang penampakan pocong juragan Jani.

Semuanya kembali tenang dan nyaman dengan tidak ada lagi yang perlu ditakuti.

Karena menurut ayahku, sosok pocong juragan Jani menampakan dirinya karena kecewa dengan rumah peninggalannya akan ditinggalkan oleh anakknya. Dan tidak berhenti disitu saja, sosok pocong juragan Jani juga telah mendatangi ayahku lewat mimpi dan meminta bantuan untuk memperingatkan Ilham, Agar Ilham tidak sampai menganut Ilmu yang sama.

Dan setelah menyelesaikan semua itulah, akhirnya waktu itu sosok pocong juragan Jani lama kelamaan sudah tidak menampakan dirinya lagi.

***

Namun sayangnya, akhir-akhir ini, dikala virus corona menyerbu negeri ini, ternyata terror pocong itupun kembali lagi.

Kami mendapatkan laporan dari berbagai warga tentang adanya penampakan pocong yang sepertinya kembali lagi menghantui.

Dan setelah kami menyampaikan keluhan warga dan membicarakannya kepada pak Ilham, akhirnya pak Ilham menduga jika kotak pusaka tersebut telah digunakan kembali.

Mendengar hal itu, tentu saja akupun seketika terkejut bukan main, karena sejak kematian ayahku, aku tidak lagi melihat adanya kotak tersebut didalam rumahku.

Awalnya, aku mengira jika kotak tersebut sudah dibuang entah kemana. Tapi setelah kejadian yang dilaporkan warga, akupun juga mulai curiga jika kotak tersebut memang ada yang kembali menggunakannya.

Aku sudah kemana-mana mencarinya, anakku, suamiku bahkan tetanggaku, semuanya sudah kupaksa jujur seandainya mereka memang mengambilnya. 

Tapi nyatanya, tidak ada satupun dari mereka yang mengakuinya bahkan mereka bilang jika tidak mengerti dengan apa yang aku katakan.

Dan hingga akhirnya, petunjuk pun mengarah ke kediaman pak Lukman.

Pak Lukman yang terlihat mendadak kaya raya dengan pesanan ayam jawa dirumahnya yang semakin tidak masuk kedalam logika. Membuatku saat itu langsung mencurigai jika pak Lukmanlah yang membawa kotak tersebut dan digunakan untuk kepentingan pribadinya.

Semua itu memang bukanlah tanpa alasan, karena selain ciri pemakai kotak tersebut adalah suka memakan ayam jawa mentah, pemakai kotak tersebut memang bisa tiba-tiba kaya mendadak diluar dari akal sehat manusia.

Dan singkat cerita, setelah mengantongi semua bukti yang ada, akhirnya pak Lukmanpun mengakui jika sudah mencuri kotak tersebut dari rumahku dihari ketika ayahku meninggal dunia.

Beliau memang tau tentang hal ini karena ketika pengungkapan kasus Ilham dulu, pak Lukman menjadi salah satu orang yang ada dirumahku ketika ayahku menjelaskan tentang semua kebenarannya.

Dan akhir cerita, ketika cerita ini kubagikan bersama "Jejak Misteri & Kisah Nyata" akupun mempercayakan kotak tersebut agar dibawa oleh rekan-rekan "Jejak Misteri & Kisah Nyata" agar nantinya kotak tersebut bisa dikembalikan ke tempat asalnya.

Karena menurut mereka, isi yang ada didalam kotak tersebut sepertinya diambil dari jasad orang yang sudah meninggal di hari-hari tertentu yang tentu saja dengan segala persyaratannya.

Dan karena kuanggap mereka lebih mengerti tentang hal ini, akhirnya akupun mempercayakan semuanya agar kejadian seperti ini tidak sampai terjadi lagi.

~SEKIAN~

*****
Sebelumnya
close