Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HUTAN ANGKER DI LAMPUNG (Part 6)


HANTU KEPALA TANPA BADAN
JEJAKMISTERI - Waktu berjalan begitu cepat, tak terasa hari sudah pagi, dan sudah saatnya aku untuk pulang. Pak Regarpun kulihat sedang sibuk beres-beres.

“Ah, sudah mau pulang juga kau rupanya” kata Pak Regar

“Iya Pak,” kataku

Setelah selesai merapihkan semua sisa daganganku, akupun mulai mengendarai sepeda motorku. Suasana langit pagi ini kurang begitu bersahabat, awan hitam sudah terlihat di beberapa titik. Angin dinginpun merasuk hingga menembus jaket ku yang memang sudah agak lusuh.

“Mau hujan deras nih” fikiriku dalam hati

Akupun menambah kecepatan motorku, berharap bisa mendahului hujan. Namun ketika sampai di pertengahan jalan, hujanpun turun deras sekali. Jarak pandangpun berkurang. Karena kufikir jika dipaksakan akan berbahaya, akupun mencari tempat untuk berteduh.

Aku melihat sebuah gubuk kecil di pinggir jalan, seperti warung berukuran dua kali tiga meter. Dan ada juga seseorang disana yang sedang berteduh. Tanpa fikir panjang akupun berhenti untuk menunggu hujan reda.

Didepan gubuk ini aku lihat ada sebuah sepeda ontel yang pasrah diguyur hujan.

“Mungkin punya si bapak ini kali”

Aku terus memandangi jalan yang diguyur hujan didepanku. Jalan yang membelah hutan itu kini telah basah dan membuat genangan air di beberapa tempat. Aku lalu sadar akan bapak disebelahku yang juga sedang berteduh, dan berniat untuk menyapanya, sekedar mengobrol dan menghilangkan rasa jenuh saat itu. Namun ketika aku menoleh kearahnya tiba-tiba dia tidak ada. Karena penasaran akupun melihat kesamping gubuk barangkali dia sedang buang air kecil atau apa.

Namun aku tidak melihat siapa-siapa, dan kembali bulu kuduk ku berdiri. Aku langsung mengeluarkan garam pemberian Pak Regar, dan bersiap dengan semua kemungkinan yang ada.

“Gw garemin nih makhluk, NONGOL LUH SEKALIAN”

GUBRAKKK..!!!

Tiba-tiba motorku terjatuh. Aku lalu bergegas ketempat dimana motorku diparkir. Tidak ada sesuatu yang membuat motorku terjatuh, ulah siapa ini?

Ketika aku hendak mengangkat motorku keposisi semula, garam yang ku taruh di kantong jaketku terjatuh, dan karena tadi tidak sempat ku ikat lagi, akhirnya garam tadi tumpah dan terbawa aliran air hujan.

“Ahhh siallll”

Setelah posisi motor telah kembali ke semula, akupun berusaha mengambil sisa-sisa garam yang masih bisa kubawa. Dan pada saat itulah aku mendengar suara orang tertawa, suara itu terdengar agak berat dan sedikit serak.

HUAHAAAHAHAHAH…

Aku celingak-celinguk mencari sumber suara itu, dan terlihat satu sosok kepala tanpa badan memandangiku dari samping gubuk itu.

Walaupun rasa takut saat itu sangat menggangguku, aku berusaha menepisnya. Aku mencoba mengambil sisa-sisa garam yang berhasil aku ambil. Namun garam-garam itu seperti tidak berpengaruh apa-apa, makhluk itu terus menertawakanku.

Karena sudah kehabisan “peluru” akupun berusaha pergi meninggalkan tempat itu secepat mungkin.

Aku berlari sambil menuntun motorku, dan ketika agak jauh aku langsung menghidupkan motorku dan pulang dengan rasa takut yang masih menyelimutiku.

Sesampainya dirumah, pakaianku sudah basah kuyup. Aku langsung menuju kamar mandi dan mengganti pakaianku. Aku melihat seisi rumah namun semenjak aku datang aku tidak melihat istri dan anakku.

Akupun bergegas ke rumah orang tuaku. Barangkali istri dan anakku sedang disana fikirku saat itu. Setelah agak dekat dengan rumah orang tuaku, aku mendengar suara tangisan anakku, akupun mempercepat langkahku takut-takut ada sesuatu yang terjadi padanya.

Sesampainya dirumah itu, aku langsung masuk dan sudah banyak orang yang berkumpul diruang tamu. Ayah, Istriku, dan beberapa tetangga disana. Nampak wajah istriku lelah seperti habis begadang.

“Ada apa ini mah? Anak kita mana?” tanyaku

“Anakmu ada dikamar lagi dipegang Bu Yuni” kata ayahku

Bu Yuni adalah dukun beranak di desaku, dan kadang-kadang dipanggil untuk menyembuhkan anak kecil yang sakit karena ketempelan.

“Anak kita nangis terus dari kamu jalan mas, akupun belum tidur sampai sekarang. Karena bingung aku bawa anak kita kesini, ,lalu ayah memanggil Bu Yuni” kata istriku

Aku lalu mengecek keadaan anakku yang berada dikamar orang tuaku. Disana aku melihat anakku sedang dipangku oleh Bu Yuni, sementara Ibuku menemani sambil mengusap-usap kepala anakku. Ibu Yuni menoleh kearahku dan mengucapkan beberapa kata kepadaku

“Anakmu ini ketempelan, ada sesuatu yang mengganggu kamu ya Di belakangan ini?” kata Bu Yuni

Aku melihat Ayah dan Istriku masuk kekamar, lalu karena aku rasa keluargaku sudah berkumpul semua, akupun menceritakan semua pengalamanku yang terjadi belakangan ini kepada mereka.
[BERSAMBUNG]

*****
Selanjutnya
HUTAN ANGKER DI LAMPUNG (Part 7 AND)

*****
Sebelumnya

close