Jiwa Yang Tersesat (Part 15)
JEJAKMISTERI - Kesal! Itu hal pertama yang aku rasakan, saat aku bertemu dengan makhluk perempuan yang dipanggil Mbak Ratih itu. Saat pertama kali aku datang, aku tau makhluk itu bisa menyadari kehadiranku, atau bahkan mungkin bisa melihatku, tapi makhluk perempuan, bukan hanya mengacuhkanku, tapi sepertinya juga mencurigaiku. Padahal niatku datang ke alam manusia ini adalah baik, mengemban titah dari Gusti Ratu untuk mengantar sukma manusia ini kembali ke raganya. Tapi sambutan yang kuterima justru seperti ini.
Ingin rasanya aku marah dan melabrak makhluk perempuan itu. Namun niat itu aku urungkan. Makhluk perempuan itu, aku merasakan dia memiliki kekuatan yang lumayan besar. Sedikit lebih besar dari kekuatanku, bahkan mungkin setara dengan kekuatan Gusti Ratu. Bisa runyam urusannya kalau aku sampai bentrok dengannya. Apalagi manusia yang kuantar kembali ke dunianya ini, yang belakangan kuketahui bernama Indra, selalu mencegahku untuk bertindak lebih jauh. Entah apa hubungannya antara si Indra ini dengan makhluk perempuan yang bernama Mbak Ratih itu. Yang kulihat, hubungan mereka sangat dekat, dan si Indra ini sangat menghormati Mbak Ratih.
Rasa kesalku semakin bertambah tambah, saat makhluk perempuan itu mengajak Indra ke istananya. Aku sama sekali tak digubrisnya. Hanya Indra yang diajak. Aku sama sekali tak diacuhkan. Beruntung Indra masih ingat untuk mengajakku. Akhirnya aku ikut juga ke istana makhluk perempuan itu.
Kecil saja ternyata istana perempuan itu, tak sebanding dengan kesombongan dan keangkuhannya yang diperlihatkan kepadaku. Meski begitu, harus kuakui bahwa istana kecil itu sangatlah indah. Banyak benda benda aneh dan unik yang baru kali ini kulihat, membuatku penasaran dan ingin melihatnya dari dekat. Namun makhluk perempuan itu justru menghardikku, dan menyuruh Indra untuk mengajakku duduk di sebelahnya.
Menyebalkan! Tapi lagi lagi aku harus bisa menahan diri. Beruntung kami tak lama di istana makhluk perempuan itu. Setelah berbincang sejenak, makhluk perempuan itu menyuruh Indra untuk menjemput laki laki malang yang bernama Prabowo itu, sedang ia sendiri berjanji untuk mempersiapkan diri, karena malam nanti katanya akan melakukan ritual untuk menjemput jiwa Prabowo.
Ini menarik! Aku ingin melihat seberapa besar kemampuan makhluk perempuan itu dalam memanggil dan menjemput jiwa Prabowo kembali ke raganya. Tapi itu masih lama, harus menunggu sampai malam tiba.
Untuk mengusir kebosanan, akhirnya aku memutuskan untuk ikut Indra menjemput Prabowo. Sepertinya tempatnya lumayan jauh, karena Indra harus meminjam tunggangan milik si makhluk perempuan itu. Sebuah tunggangan aneh yang baru kali ini kulihat. Bentuknya aneh, memiliki dua kaki berbentuk bulat yang bisa berputar dengan cepat, dan mengeluarkan suara bising serta gumpalan asap tipis yang keluar dari bagian belakangnya.
Tunggangan yang belakangan kuketahui bernama motor itu rupanya bisa melaju dengan sangat cepat, meski tak secepat kecepatan terbangku. Awalnya aku terbang mengiringi Indra yang menaiki tunggangan aneh itu. Tapi lama lama aku jadi penasaran, ingin merasakan seperti apa menaiki tunggangan aneh yang dikendarai Indra. Akhirnya, setelah aku melihat bagaimana cara menaiki tunggangan itu dari beberapa manusia yang menaiki tunggangan yang sama berdua, akupun segera hinggap di bagian belakang tunggangan itu.
Indra nampak kaget melihatku ikut naik di tunggangannya. Bahkan ia sepertinya tak suka saat aku berpegangan pada pinggangnya. Tapi apa peduliku. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya menaiki tunggangan aneh ini. Ternyata cukup menyenangkan. Dan aku tak perlu buang buang energi untuk terbang.
Singkat cerita, setelah kami berhasil menjemput Prabowo dan mengajaknya ke bawah sebuah air terjun kecil yang gelap dan sepi, makhluk perempuan itupun segera memulai ritualnya. Awalnya aku kesal, karena sebelum memulai ritual makhluk perempuan itu sempat memerintah Indra untuk menahanku agar tak ikut campur dengan ritual yang dilakukannya. Dan anehnya, Indra mau saja diperintah perintah. Ia justru meningatkanku bahwa kehadiranku disini hanya untuk membantu. Hanya boleh bertindak kalau bantuanku dibutuhkan. Sangat menyebalkan!
Namun rasa kesalku berubah menjadi rasa takjub, setelah melihat ritual yang dilakukan oleh makhluk perempuan itu. Ternyata benar dugaanku. Makhluk perempuan itu memiliki kekuatan yang sangat besar, setara dengan kekuatan Gusti Ratu. Kulihat ia menyalurkan sebagian energi yang dimilikinya ke tubuh Prabowo dan istrinya, sementara sebagian energinya yang lain ia gunakan untuk membuka mata batinnya, yang lalu ia gunakan untuk menembus ruang dan dimensi.
Luar biasa! Hanya dalam waktu lima helaan nafas, mata batin perempuan itu sudah mampu menembus portal menuju ke duniaku. Mata batinnya berkelana menembus alam astral dengan cepat, sambil sesekali mengintimidasi makhluk makhluk penghuni alam itu yang mencoba mengganggunya. Bahkan ilusi yang dibuat oleh makhluk makhluk astral itu sama sekali tak berpengaruh pada mata batin makhluk perempuan itu.
Aku terus mengikuti pandangan mata batin makhluk perempuan itu, yang berkelana semakin jauh, hingga akhirnya sampai juga di depan istana tempat tinggalku. Benteng kabut yang dibuat oleh Gusti Ratu untuk melindungi istana kami, sepertinya membuat makhluk perempuan itu sedikit ragu. Ia berhenti sejenak. Hanya sejenak, karena sekejap kemudian ia semakin menambah energinya untuk menembus benteng kabut itu.
Aku tersenyum puas, saat melihat makhluk perempuan itu sedikit kesulitan. Kena batunya kau sekarang! Kau pikir bisa semudah itu menembus benteng pertahanan kami?!
Senyumku tak bertahan lama, karena makhluk perempuan itu semakin menambah dan menambah energi di mata batinnya, hingga akhirnya ia nyaris saja menembus benteng kabut buatan Gusti Ratu. Dari balik kabut kulihat teman temanku sesama Dayang mulai bersiaga. Namun Gusti Ratu nampak tenang tenang saja. Beliau hanya sedikit menambah pertahanan benteng kabut yang dibuatnya, yang memaksa si makhluk perempuan itu menarik kembali kekuatannya.
Bukan! Bukan karena takut! Aku bisa merasakan itu. Makhluk perempuan itu hanya tak mau sampai terjadi benturan kekuatan antara dirinya dan Gusti Ratu. Rupanya dia sadar kalau posisinya saat itu adalah sebagai tamu, yang tak bisa seenaknya nyelonong masuk tanpa seizin si tuan rumah.
Makhluk perempuan itu lalu memutuskan untuk memilih jalan lain. Ia berusaha mengajak Gusti Ratu untuk berkomunikasi. Heran, Gusti Ratu mau saja menanggapi makhluk perempuan itu. Padahal biasanya ia tak sembarangan mau berkomunikasi dengan makhluk dari dunia lain.
Cukup singkat perundingan diantara mereka. Dengan bantuan istri Prabowo yang telah mendapatkan saluran energi dari makhluk perempuan itu, jiwa Prabowo akhirnya bisa dibawa keluar dari istana. Dan...
Ini yang menarik. Begitu jiwa Prabowo keluar dari istana, berbagai makhluk astral yang mulai mengendus keberadaan jiwa manusia itu mulai merangsek, berusaha untuk mendapatkannya. Sementara Gusti Ratu, begitu jiwa Prabowo sudah keluar dari istana, maka beliau tak mau ikut campur lagi.
Praktis, keselamatan jiwa Prabowo kini sepenuhnya berada di tangan perempuan itu. Kulihat makhluk perempuan itu kembali memancarkan energinya untuk mengintimidasi makhluk makhluk jahat itu. Tapi jumlah mereka terlalu banyak. Sebagian dari mereka adalah sisa sisa pasukan Nyai Weling yang sepertinya masih menaruh dendam kepada Gusti Ratu, dan berusaha melampiaskan dendam mereka kepada jiwa Prabowo.
Aku merasakan makhluk perempuan itu mulai bimbang. Sempat terbersit di hati perempuan itu untuk melepas sukmanya, agar bisa mengusir makhluk makhluk jahat itu. Namun niat itu ia urungkan, karena kalau ia melepas sukmanya dari raga, maka energi yang ia salurkan ke tubuh Prabowo dan istrinya juga akan terputus, yang berarti jiwa Prabowo juga akan kehilangan arah dan tak bisa kembali kedalam raganya.
Senang rasanya melihat perempuan yang sempat membuatku kesal itu kebingungan. Namun lama lama aku tak tega juga. Apalagi disini aku ditugaskan untuk membantu ritual itu hingga berhasil. Maka tanpa pikir panjang lagi, begitu melihat makhluk makhluk jahat itu semakin banyak dan mendekat ke arah jiwa Prabowo, sementara si perempuan mulai kewalahan untuk mengusirnya, segera kuhunus pedang cahaya biru andalanku, lalu tanpa persetujuan dari perempuan itu, aku segera melesat dan membantai makhluk makhluk itu satu persatu.
Pertempuran dahsyatpun tak terelakkan lagi! Rasa kecewa karena tak diizinkan untuk ikut berperang melawan pasukan Nyai Weling kemarin, akhirnya bisa kulampiaskan disini!
[BERSAMBUNG]
*****
Selanjutnya
*****
Sebelumnya